Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen perkandanagan


Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu
keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler.Hal ini dikarenakan kandang
adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitas selama hidupnya (makan,
minum dan tumbuh).Kandang berperan penting dalam memberikan kenyamanan pada
ayam broiler yang dipelihara agar dapat tumbuh dengan baik dan mampu berproduksi
secara optimal.Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang dapat
memberikan kenyamanan bagi ayam broiler, mudah dalam tata laksana, dapat
memberikan produksi yang optimal serta memenuhi persyaratan kesehatan.
Kandang merupakan investasi (modal tetap) yang cukup besar nilainya dalam
usaha pemeliharaan ayam broiler.Maka sebisa mungkin sejak awal, kesalahan-
kesalahan dalam pembangunan kandang dihindarkan agar tidak terjadi masalah seperti
pengeluaran biaya perbaikan kandang yang seharusnya dapat diantisipasi dari awal.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat akan membangun kandang
ayam broiler termasuk perlengkapannya. Perhitungan ekonomi selalu lebih dulu
menjadi bahan pertimbangan, misalnya bahan-bahan yang tersedia, biaya perawatan
setelah dibangun, dan umur bangunan juga menjadi pertimbangan yang penting. Selain
factor ekonomi, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kandang
adalah pemilihan tempat atau lokasi untuk mendirikan kandang, ketersedian air dan
udara segar serta konstruksi atau bentuk kandang itu sendiri.

4.1.1 lokasi kandang


lokasi kandang budidaya unggas kelompok kmi kmarin berada di
laboratorium terpadu kampus unitri.
4.1.2 Ukuran Dan Bahan Pembuatan Kandang
Ukuran kandang yang ada di laboratorium terpadu unitri adalah
panjang 9 m dan lebarnya 5 m.
Bahan pembuatan kandngnya adalah 80 % dari bambu.

4.1.3 Pralatan kandang


13
Peralatan kandang ayam broiler harus dilengkapi peternak agar dapat
memperlancar proses peternakan ayam broiler. Ayam broiler yang dibesarkan
dapat dipanen dalam waktu 5-6 pekan. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi
apabila peralatan kandang ayam broiler yang dibutuhkan tidak terpenuhi.
Kandang tidak harus memiliki perabot atau peralatan yang banyak namun
fungsinya kurang efektif. Yang terpenting adalah peralatan kandang tersebut
benar-benar dibutuhkan untuk memperlancar proses ternak ayam broiler.
Banyaknya pralatan yang kurang efektif yang berada didalam kandang
sebenarnya hanya akan membuat kandang bertambah sempit karena peralatan
tersebut hanya memadati area kandang saja. Sehingga, kandang sudah
seharusnya ditata dan diisi dengan peralatan yang efektif dan dibutuhkan
untuk proses peternakan saja.

1. Litter
Litter adalah sebutan yang disematkan pada alas kandang ayam
broiler. Alas kandang ayam broiler ini memiliki ketentuan tersendiri
untuk dapat memperlancar proses budidaya ayam broiler, tentu untuk
kandang yang dibangun dengan sistem postal. Litter dapat dibuat
dengan ketebalan 10-15 cm. Selain itu, bahan untuk membuat litter
juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yaitu harus kering, memiliki
daya serap yang tinggi, tidak berbau, serta tidak berdebu. Dengan
ketentuan tersebut, sering kali litter dibuat dengan bahan-bahan
seperti sekam padi, serutan kayu, potongan jerami, dan juga rumput
kering. Litter ini bisa diterapkan pada kandang dengan penggunaan
sekali pakai atau juga bisa untuk waktu yang lama. Namun, yang
jelas peternak harus selalu mengontrol keadaan litter ini agar tidak
menyebabkan penyakit pada ayam jika terlalu banyak terdapat
kotoran ayam.

2, Pemanas
Secara umum, pemanas ini berbentuk bundar atau segi empat
dengan jangkauan 1-3 meter, dan diletakkan di tengah kandang.
Pemanas ini memiliki fungsi unutk menghangatkan ayam broiler
ketika dibutuhkan, terutama ketika ayam broiler masih kecil.
14
Sehingga, pemanas ini memiliki nama lain yaitu brooder. Pemanas
ini bisa menggunakan bahan apa saja yang penting dapat memberi
kehangatan untuk ayam yang dipelihara. Sebagian peternaka ada
yang masih menggunakan tong yang didalamnya diisi dengan kayu
bakar.

3. Tempat Pakan dan Minum

Tempat Pakan akan kita bahas terlebih dahulu. Tempat pakan


adalah alat yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk memberi
pakan terhadap ayam broiler yang dipelihara. Peternak dapat
membeli tempat pakan tersebut, atau juga bisa membuat sendiri.
Syarat tempat pakan ini adalah terbuat dari bahan yang tidak mudah
berkarat serta tidak mudah terkena feses. Tempat minum adalah
pasangan dari tempat pakan diatas, sehingga juga harus dipersiapkan
oleh peternak. Tempat ini akan lebih baik jika ditempatkan di tempat
yang mudah dijangkau oleh ayam broiler yang dipelihara. Selain itu,
peternak harus selalu siaga untuk mengontrol kebersihan tempat
minum sehingga air yang diebrikan untuk ayam broiler selalu dalam
keadaan bersih. Oleh sebab itu, membersihkan tempat minum setiap
pengisian air terkadang diperlukan.

Gambar 3. Tempat pakan dan tempat minum

15
4.2 Manajemen pakan

Nutrisi atau bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disukai,
dan tidak membahayakan ternak (Tillman et.al., 1984). Selanjutnya dikatakan bahwa
bahan makanan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan makanan yang berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Harga pakan untuk ayam broiler adalah 65 – 85% dari biaya produksi. Pakan
yang diberikan pada ayam broiler merupakan pakan ternak dengan rasio yang lengkap.
Pakan broiler pada umumnya diberikan dalam bentuk crumble untuk fase starter dan
pellet untuk periode pertumbuhan (grower) (Parkhurst, et al., 1987).
Pada pemeliharaan ayam broiler, Anggorodi (1985), mengemukakan bahwa
sumber energi pakan dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang
dikonsumsi dari ransum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja, mampu
diubah menjadi energi panas, dan dapat disimpan sebagi lemak tubuh. Semakin tinggi
energi ransum, semakin rendah konsumsi pakannya, karena ayam makan untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler untuk keperluan hidupnya memerlukan
zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, dan air.
Menurut North (1984), metode pemberian pakan yang dibatasi disesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan setiap harinya. Metode ini tidak cocok untu ayam broiler
karena akan mengurangi pertambahan berat badan dan efisiensi pakan.
Menurut Sidadolog (1999), pembatasan pakan secara kualitatif, pada ayam tetap
diberi pakan secara adlibitum, tetapi kualitas pakan yang diberikan dibatasi sesuai
dengan kebutuhannya yaitu dengan beberapa metode pemberian pakan yang kaya
dengan serat kasar, penambahan tepung daun, dan bekatul sehingga pakan tersebut
menjadi bulk
4.2.1 Jenis Pakan Yang Diberikan
Pakan yang di berikan ke ayam dari DOC sampai dengan massa panen
berupa pakan olahan pabrik dengan bahan dasar pembuatan pakan antara lain :
jagung, bungkil kacang, kedelai, tepung daging, dedak padi, polard, vitamin,
dan anti oksida.

16
Jenis pakan yang di berikan ke ayam pada masa pemeliharaaan berupa
BRD 1 dengan harga pakan Rp. 322.500.000 dengan total pakan slama
1 periode adalah 8 karung dengan jumlah 1 karung pakan yaitu : 50 kg

4.2.2 Frekfensi Pemberian Pakan


Pemberian pakan pada periode starter pada minggu pertama dilakukan
secara adlibitum yaitu pemberian pakan secara terus-
menerus. Pemberian pakan ini
dilakukan sesering mungkin dengan jumlah sedikit demi sedikit.
Anak ayam padaperiode ini masih dalam tahap belajar dan adapti
dengan lingkungan sehingga pemberian pakan dalam jumlah sedikit
demisedikit dimaksudkan agar tidak banyak terbuang dan tidak tercampur
dengan kotoran ayam (Fadilah et al., 2007).

Tabel 1. Frekuensi Pemberian Pakan Ayam Broiler

UMUR FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN

Minggu I (1 - 7 hari) 9 kali tiap 2 jam (mulai 06.00 - 23.00)


Minggu II (8 - 14 hari) 5 kali tiap 3 jam (mulai 07.00 - 19.00)
Minggu III (15 - 21 hari) 4 kali tiap 4 jam (mulai 07.00 - 19.00)
Minggu IV (22 - 28 hari) 3 kali tiap 4 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Minggu V (29 - 35 hari) 2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Minggu VI (36 - 42 hari) 2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Minggu VII (> 43 hari) 2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00)
.

4.3 Manajemen Pemeliharaan


4.3.1 Pemeliharaan Minggu Pertama
1. hari pertama
Siapkanlah kandang boks yang dilengkapi dengan pemanas.
Pindahkanlah satu persatu DOC yang baru anda beli ke dalamnya. Biarkan
DOC selama 25 menit agar ia mengenal lingkungan yang baru.

17
Jangan anda beri minum dan makanan terlebihdahulu.Selanjutnya
berikanlah air putih yang dicampur gula pasir. Perbandingannya adalah 20
gram gula dicampur 4 liter air untuk 100 ekor DOC. Gula sangat penting
untuk mengembalikan kondisi DOC selama perjalanan.Gunakanlah tempat
minum tabung ukuran satu liter atau empat tabung kecil untuk 100 ekor.
Sebaliknya tabung air minum digantung sebatas kemampuan DOC
menjangkaunya. Bila tempat minum diletakkan dilantai boks maka DOC bisa
mengalami kecelakaan, misalnya tercebur atau air minum tercampur tinja
sehingga kurang higienis lagi.
Setelah DOC meminum campuran air putih dan gula, berikanlah
makanan yang anda letakkan di lantai boks. Jatah pemberian makanan hari
pertama sampai ketujuh adalah 13 gram per ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor
per hari. sebaiknya anda memberikan makanan berupa pakan berbentuk remah
(crumbles).
Tempat makan sebaiknya berbahan plastik dan mempunyai empat
kaki. Siapkanlah tempat makan ini untuk 100 ekor DOC. Berikanlah makanan
secara bertahap agar tidak dikorek-korek oleh DOC atau tertumpah.
2. HariKedua
Pemeliharaan pada hari kedua masih sama seperti yang dilakukan pada
hari pertama. Bedanya, air minum diganti dengan campuran air putih dan
antibiotik.

3. Hari Ketiga
Pemeliharaan pada hari ketiga sama dengan hari ke dua.
4. Hari Keempat
Pemeliharaan pada hari keempat sama dengan hari ketiga ditambah
vaksinasi tetelo yang pertama sebagai imunisasi terhadap penyakit tetelo.
Vaksinasi hanya dapat dilakukan terhadap ayam yang sehat. Oleh karena itu
tiga hari sebelum dan sesudah vaksinasi, air minum sebaiknya dicampur
antibiotik agar ayam broiler bebas dari stres, baik maupunsetelah divaksin.
Vaksinasi ayam broiler usia 4 hari, menggunakan vaksin ND strain BL,
bisa dilakukan melalui tetes mata, tetes hidung, dan air minum maupun cara
semprotan(Spray).
18
5. HariKelima
Pemeliharaan ayam broiler pada hari kelima sama dengan hari ketiga.
6. Hari Keenam
Pemeliharaan pada hari keenam sama dengan hari kelima.
7. Hari Ketujuh
Pemeliharaan pada hari ketujuh sama dengan hari keenam.

4.3.2 Pemeliharaan Minggu Ke Dua (2)


Pemeliharaan minggu kedua, meskipun masih memerlukan
pengawasan, namun lebih ringan dibandingkan pada minggu pertama.
Pemanas masih diperlukan. Tirai plastik salah satu kandang bisa dibuka untuk
memperlancar sirkulasi udara. Pemanas bisa diturunkan hingga suhu 320C
dengan cra meninggikan lampu pemanas. Penambahan jatah pakan dan air
minum.

4.3.3 Pemeliharaan Minggu Ke Tiga (3)


Pemeliharaan minggu ketiga masih memerlukan pemanas. Ayam sudah
lincah dan nafsu makan tinggi. Selain itu pertumbuhan bulu sudah cukup baik
sehingga tirai plastik penutup sisi boks dapat dibuka. Temperatur diturunkan
sehingga 290C. penambahan jatah makan dan minum. Pakan dibutuhkan
sebanyak 48 gram/ekor. Air minum dicampur antibiotik dan pada minggu
dilakukan vaksinasi ND II (Murtidjo, 1987).

4.3.4 Pemeliharaan Minggu Ke empat (4)


Pada minggu keempat, bulu sudah lebat sehingga sudah tidak
membutuhkan pemanas lagi. Dilakukan penambahan jatah makan dan minum,
yaitu jatah makan sebesar 65 gram/ekor. Nafsu makan baik, jatah yang
diberikan tidak tersisa. Pada malam hari tidak usah diberi penerang, tetapi jika
pakan yang diberikan tidak habis, dianjurkan untuk diberi penerangan.
Penerangan dihentikan jika jatah ransum sudah habis (Murtidjo, 1987).

4.3.5 Pemeliharaan Minggu Ke lima (5)


19
Minggu Kelima (hari ke-29 sampai ke-35). Pada minggu ini, yang
perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran
yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan
alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gram
per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan
sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik
mencapai 1,8 sampai 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pakan hingga berumur 5 minggu
adalah 24,7 kg untuk 100 ekor ayam.

4.3.6 Pemeliharaan Minggu Ke Enam (6)


Pada pemeliharaan minggu keenam, pengawasan yang berkaitan
dengan performan ayam broiler mulai dilakukan khususnya bagi ayam yang
akan dipasarkan pada akhir minggu keenam, sehingga dengan pengawasan
rutin dan program yang baik bisa dicapi berat badan optimal. Selain itu perlu
dilaksanakan program penerangan tambahan pada malam hari. Dilakukan
penambahan jatah makan dan minum yaitu jatah makan 117 gram/ekor.
Program penambahan penerangan pada malam hari dilakukan mulai pukul
02.00 – 06.00 dengan intensitas cahaya 30 watt/20m2 luas kandang. Sebelum
ayam dikeluarkan, alat-alat kandang dikeluarkan terlebih dahulu.
Penanggkapan ayam hendaknya dilakukan pada malam hari. Penangkapan
dilakukan dengan bantuan penerangan lampu pijar warna biru/hijau.
Hindarkan perlakuakn kasar, ambil satu-persatu, dan pegang kakinya. Tempat
untuk ayam hasil penangkapan dianjutkan keranjang yang bertepi bulat. Isilah
keranjang sesuai kapasitas dan jangan terlalu padat (Murtidjo, 1987).

4.4 Vaksinasi Dan Pencegahan Penyakit

4.4.1 Jenis Vaksin Dan Jadwal Pemberian Vaksin


jadwal pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan tergantung pada
umur ayam. Adapun waktu pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

20
Tabel 2. Jadwal Penanganan Kesehatan Dengan Cara Pemberian Vaksinasi
dan Waktu Vaksinasi
No Umur ayam Jenis vaksin Cara pemberian
1 3-4 hari ND I Tetes/Spray
2 12-16 hari Gumboro Minum
3 18-20 hari ND II Minum

Keterangan :

1. Pada umur empat hari, ayam divaksinasi ND dengan jenis vaksin aktif.
Vaksinasi dilakukan dengan cara tetes mata dan sebelum vaksinasi ayam
tidak dipuasakan terlebih dahulu. Vaksinasi dilaksanakan mulai pukul 7
pagi sampai pukul 13 siang. Vaksin yang digunakan sebanyak 6000 dosis
untuk 5500 ekor ayam (1,09 cc atau ekor). Vaksin yang digunakan
disimpan dalam termos es supaya vaksin selalu dalam keadaan dingin,
dengan tujuan agar vaksin tidak cepat rusak. Cara kerja dalam pemberian
vaksin ini yaitu, pertama-tama giring seluruh ayam ke suatu sudut kandang,
lalu beri sekat. Kemudian teteskan vaksin pada ayam satu persatu. Simpan
ayam yang sudah diberi vaksin di bagian sekat yang kosong. Usahakan
vaksin yang digunakan selalu dalam keadaan dingin sampai vaksinasi
selesai.
2. Pada umur 13 hari, ayam divaksinasi Gumboro dengan jenis vaksin aktif.
Vaksinasi dilakukan dengan cara oral (dicampurkan dengan air minum).
Sebelum vaksinasi dilaksanakan, ayam dipuasakan terlebih dahulu selama ±
2 jam. Vaksinasi dilaksanakan pada pukul 7 pagi. Vaksin yang digunakan
sebanyak 6000 dosis untuk 5500 ekor ayam. Vaksin tersebut kemudian
dicampur dengan 200 liter air, kemudian diisikan ke dalam galon tempat air
minum masing-masing sebanyak 2 liter. Setelah vaksin habis diminum oleh
ayam, kemudian galon tersebut diisi dengan air putih biasa.
3. Pada umur 19 hari, ayam divaksinasi ND 2 dengan jenis vaksin aktif. Dosis
dan cara pemberian vaksin sama dengan saat vaksinasi Gumboro.

21
4.4.2 Persyaratan Vaksinasi
hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemberian vaksin adalah :

1. Vaksin hanya dilaksanakan pada hewan yang sehat


2. Selalu cek tanggal kadaluarsa (Expire Date) pada vaksin
3. Gunakan selalu diluent (pelarut) yang tepat
4. Gunakan selalu dosis yang tepat
5. Syringe dan needle yang digunakan harus dalam keadaan yang steril.
6. Alat dan bahan harus seluruhnya dalam keadaan yang steril.
7. Bakar semua bekas box DOC.
8. Disenfeksi alat dan bahan bekas vaksin.
9. Alat yang terbuat dari plastik harus selalu didesinfeksi.
10. Lepaskan seluruh pakaian kandang dan cuci terpisah.
11. Catat setiap pelaksanaan vaksinasi terutama nomor batch vaksi

DAFTAR PUSTAKA

Anggoridi. 1985. Ilmu makanan ternnak umum penerbit PT Gramedia Jakarta

Cahyono. 2002. Wortel teknik budidaya analisis usaha tani. Kanisius Yogyakarta

Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging(broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

Chavalchini, Ceroline, dan Mariani. 1980. Sistem perkandangan ayam broiler. Gaja Mada
University press Yogyakarta

Darmawan. 2009. Ruang public dalam arsitektur kota. UNPID semarang

Fadilah et al., 2007)Berternak Unggas Bebas Flu Burung. Agro Media Pustaka: Jakarta.
22
Halaman 1-9

Fuller et al., 1993 The chicken Gut Microflora and Probiotic Supplements. J of Poultry Sci.
38 : 189 -196.

Ginsono. 1986. Fisiologis Pertumbuhan Ternak Universitas Andalas. Padang

James, 2004Mempelajari Ekstraksi Antosianin dari Kulit Buah Manggis (Garcinia


mangostana Linn) Menggunakan Pelarut Metanol Yang Diasamkan, Skripsi, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institute Pertanian Bogor.

Martono. 1996. Analisis Pengaruh Profitabilitas Industri,Rasio Leverage Keuangan


Tertimbang DanIntensitas Modal Tertimbang SertaPangsa Pasar Terhadap “ROA”
Dan “ROE”Perusahaan Manufaktur Yang Go- Public di IndonesiaSurabaya :
Universitas Katolik Widya Mandala

North. 1984. Dietary Contraints on Nitrogen Retention Dalam : P. J. Buttery dan D. B.


Lindsay (Editor). Protein Deposition in Animals. 1st Ed. Butterworths, London

Parkhrust.1987. Metode Fitokimia Tumbuhan.Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan


Penuntun Cara Modern Menganalisis Iwan Sudiro, 69-75, Penerbit ITB, Bandung.

Priatno. Martono.A,.2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:. Jakarta

Sidadolog, J. H. P. 1999. Manajemen Ternak Unggas. Yogyakarta: Gadjah Madah University


Press.
Susilorini.T.E., et al. 2008.Budidaya Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-Periode Starter -


Finisher. PT. Janu Putro Sentosa: Bogor.

Murtidjo, 1987 Pengendalian dan Hama Penyakit Ayam. Kanisius: Yogyakarta. Halaman
24-26

23
Sudaro dan Siriwa, 2007 Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University: Yogyakarta.
Halaman 1-8

Suci et al., 2005Effect of Garcinia cambogia leaf meal supplementation level at finisher
stage on productivity and juiceness of male Ross 308 broiler chickens.Asian J. Anim.
Vet. Adv. 6: 723-730.

Sidadolog Components of feed efficiency in broiler breeding stock: energetics, performance,


carcass composition, metabolism, and body temperature. Poult. Sci. 82: 1080-1090.

Santoso, 2003Jumlah Bakteri Asam Laktat Di Usus, Lemak Daging Dan Kolestrol Daging
Yang Diberi Probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) Lactococcus plantarum Dan
Pediococcus pediococcus.Skripsi Universitas Andalas, Padang.

Tillman et.al., 1984 Identifikasi Molekuler Dan Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Asam
Laktat (BAL) Asal Dadih Dari Kabupaten Sijunjung Terhadap Kadar Kolestrol
Daging Pada Itik Pitalah Sumber Daya Genetik Sumatera Barat. http://
pasca.unand.ac.id. Diakses 3 Mei 2014.

24

Anda mungkin juga menyukai