1. Litter
Litter adalah sebutan yang disematkan pada alas kandang ayam
broiler. Alas kandang ayam broiler ini memiliki ketentuan tersendiri
untuk dapat memperlancar proses budidaya ayam broiler, tentu untuk
kandang yang dibangun dengan sistem postal. Litter dapat dibuat
dengan ketebalan 10-15 cm. Selain itu, bahan untuk membuat litter
juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yaitu harus kering, memiliki
daya serap yang tinggi, tidak berbau, serta tidak berdebu. Dengan
ketentuan tersebut, sering kali litter dibuat dengan bahan-bahan
seperti sekam padi, serutan kayu, potongan jerami, dan juga rumput
kering. Litter ini bisa diterapkan pada kandang dengan penggunaan
sekali pakai atau juga bisa untuk waktu yang lama. Namun, yang
jelas peternak harus selalu mengontrol keadaan litter ini agar tidak
menyebabkan penyakit pada ayam jika terlalu banyak terdapat
kotoran ayam.
2, Pemanas
Secara umum, pemanas ini berbentuk bundar atau segi empat
dengan jangkauan 1-3 meter, dan diletakkan di tengah kandang.
Pemanas ini memiliki fungsi unutk menghangatkan ayam broiler
ketika dibutuhkan, terutama ketika ayam broiler masih kecil.
14
Sehingga, pemanas ini memiliki nama lain yaitu brooder. Pemanas
ini bisa menggunakan bahan apa saja yang penting dapat memberi
kehangatan untuk ayam yang dipelihara. Sebagian peternaka ada
yang masih menggunakan tong yang didalamnya diisi dengan kayu
bakar.
15
4.2 Manajemen pakan
Nutrisi atau bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disukai,
dan tidak membahayakan ternak (Tillman et.al., 1984). Selanjutnya dikatakan bahwa
bahan makanan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan makanan yang berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Harga pakan untuk ayam broiler adalah 65 – 85% dari biaya produksi. Pakan
yang diberikan pada ayam broiler merupakan pakan ternak dengan rasio yang lengkap.
Pakan broiler pada umumnya diberikan dalam bentuk crumble untuk fase starter dan
pellet untuk periode pertumbuhan (grower) (Parkhurst, et al., 1987).
Pada pemeliharaan ayam broiler, Anggorodi (1985), mengemukakan bahwa
sumber energi pakan dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang
dikonsumsi dari ransum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja, mampu
diubah menjadi energi panas, dan dapat disimpan sebagi lemak tubuh. Semakin tinggi
energi ransum, semakin rendah konsumsi pakannya, karena ayam makan untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler untuk keperluan hidupnya memerlukan
zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, dan air.
Menurut North (1984), metode pemberian pakan yang dibatasi disesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan setiap harinya. Metode ini tidak cocok untu ayam broiler
karena akan mengurangi pertambahan berat badan dan efisiensi pakan.
Menurut Sidadolog (1999), pembatasan pakan secara kualitatif, pada ayam tetap
diberi pakan secara adlibitum, tetapi kualitas pakan yang diberikan dibatasi sesuai
dengan kebutuhannya yaitu dengan beberapa metode pemberian pakan yang kaya
dengan serat kasar, penambahan tepung daun, dan bekatul sehingga pakan tersebut
menjadi bulk
4.2.1 Jenis Pakan Yang Diberikan
Pakan yang di berikan ke ayam dari DOC sampai dengan massa panen
berupa pakan olahan pabrik dengan bahan dasar pembuatan pakan antara lain :
jagung, bungkil kacang, kedelai, tepung daging, dedak padi, polard, vitamin,
dan anti oksida.
16
Jenis pakan yang di berikan ke ayam pada masa pemeliharaaan berupa
BRD 1 dengan harga pakan Rp. 322.500.000 dengan total pakan slama
1 periode adalah 8 karung dengan jumlah 1 karung pakan yaitu : 50 kg
17
Jangan anda beri minum dan makanan terlebihdahulu.Selanjutnya
berikanlah air putih yang dicampur gula pasir. Perbandingannya adalah 20
gram gula dicampur 4 liter air untuk 100 ekor DOC. Gula sangat penting
untuk mengembalikan kondisi DOC selama perjalanan.Gunakanlah tempat
minum tabung ukuran satu liter atau empat tabung kecil untuk 100 ekor.
Sebaliknya tabung air minum digantung sebatas kemampuan DOC
menjangkaunya. Bila tempat minum diletakkan dilantai boks maka DOC bisa
mengalami kecelakaan, misalnya tercebur atau air minum tercampur tinja
sehingga kurang higienis lagi.
Setelah DOC meminum campuran air putih dan gula, berikanlah
makanan yang anda letakkan di lantai boks. Jatah pemberian makanan hari
pertama sampai ketujuh adalah 13 gram per ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor
per hari. sebaiknya anda memberikan makanan berupa pakan berbentuk remah
(crumbles).
Tempat makan sebaiknya berbahan plastik dan mempunyai empat
kaki. Siapkanlah tempat makan ini untuk 100 ekor DOC. Berikanlah makanan
secara bertahap agar tidak dikorek-korek oleh DOC atau tertumpah.
2. HariKedua
Pemeliharaan pada hari kedua masih sama seperti yang dilakukan pada
hari pertama. Bedanya, air minum diganti dengan campuran air putih dan
antibiotik.
3. Hari Ketiga
Pemeliharaan pada hari ketiga sama dengan hari ke dua.
4. Hari Keempat
Pemeliharaan pada hari keempat sama dengan hari ketiga ditambah
vaksinasi tetelo yang pertama sebagai imunisasi terhadap penyakit tetelo.
Vaksinasi hanya dapat dilakukan terhadap ayam yang sehat. Oleh karena itu
tiga hari sebelum dan sesudah vaksinasi, air minum sebaiknya dicampur
antibiotik agar ayam broiler bebas dari stres, baik maupunsetelah divaksin.
Vaksinasi ayam broiler usia 4 hari, menggunakan vaksin ND strain BL,
bisa dilakukan melalui tetes mata, tetes hidung, dan air minum maupun cara
semprotan(Spray).
18
5. HariKelima
Pemeliharaan ayam broiler pada hari kelima sama dengan hari ketiga.
6. Hari Keenam
Pemeliharaan pada hari keenam sama dengan hari kelima.
7. Hari Ketujuh
Pemeliharaan pada hari ketujuh sama dengan hari keenam.
20
Tabel 2. Jadwal Penanganan Kesehatan Dengan Cara Pemberian Vaksinasi
dan Waktu Vaksinasi
No Umur ayam Jenis vaksin Cara pemberian
1 3-4 hari ND I Tetes/Spray
2 12-16 hari Gumboro Minum
3 18-20 hari ND II Minum
Keterangan :
1. Pada umur empat hari, ayam divaksinasi ND dengan jenis vaksin aktif.
Vaksinasi dilakukan dengan cara tetes mata dan sebelum vaksinasi ayam
tidak dipuasakan terlebih dahulu. Vaksinasi dilaksanakan mulai pukul 7
pagi sampai pukul 13 siang. Vaksin yang digunakan sebanyak 6000 dosis
untuk 5500 ekor ayam (1,09 cc atau ekor). Vaksin yang digunakan
disimpan dalam termos es supaya vaksin selalu dalam keadaan dingin,
dengan tujuan agar vaksin tidak cepat rusak. Cara kerja dalam pemberian
vaksin ini yaitu, pertama-tama giring seluruh ayam ke suatu sudut kandang,
lalu beri sekat. Kemudian teteskan vaksin pada ayam satu persatu. Simpan
ayam yang sudah diberi vaksin di bagian sekat yang kosong. Usahakan
vaksin yang digunakan selalu dalam keadaan dingin sampai vaksinasi
selesai.
2. Pada umur 13 hari, ayam divaksinasi Gumboro dengan jenis vaksin aktif.
Vaksinasi dilakukan dengan cara oral (dicampurkan dengan air minum).
Sebelum vaksinasi dilaksanakan, ayam dipuasakan terlebih dahulu selama ±
2 jam. Vaksinasi dilaksanakan pada pukul 7 pagi. Vaksin yang digunakan
sebanyak 6000 dosis untuk 5500 ekor ayam. Vaksin tersebut kemudian
dicampur dengan 200 liter air, kemudian diisikan ke dalam galon tempat air
minum masing-masing sebanyak 2 liter. Setelah vaksin habis diminum oleh
ayam, kemudian galon tersebut diisi dengan air putih biasa.
3. Pada umur 19 hari, ayam divaksinasi ND 2 dengan jenis vaksin aktif. Dosis
dan cara pemberian vaksin sama dengan saat vaksinasi Gumboro.
21
4.4.2 Persyaratan Vaksinasi
hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemberian vaksin adalah :
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono. 2002. Wortel teknik budidaya analisis usaha tani. Kanisius Yogyakarta
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging(broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.
Chavalchini, Ceroline, dan Mariani. 1980. Sistem perkandangan ayam broiler. Gaja Mada
University press Yogyakarta
Fadilah et al., 2007)Berternak Unggas Bebas Flu Burung. Agro Media Pustaka: Jakarta.
22
Halaman 1-9
Fuller et al., 1993 The chicken Gut Microflora and Probiotic Supplements. J of Poultry Sci.
38 : 189 -196.
Murtidjo, 1987 Pengendalian dan Hama Penyakit Ayam. Kanisius: Yogyakarta. Halaman
24-26
23
Sudaro dan Siriwa, 2007 Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University: Yogyakarta.
Halaman 1-8
Suci et al., 2005Effect of Garcinia cambogia leaf meal supplementation level at finisher
stage on productivity and juiceness of male Ross 308 broiler chickens.Asian J. Anim.
Vet. Adv. 6: 723-730.
Santoso, 2003Jumlah Bakteri Asam Laktat Di Usus, Lemak Daging Dan Kolestrol Daging
Yang Diberi Probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) Lactococcus plantarum Dan
Pediococcus pediococcus.Skripsi Universitas Andalas, Padang.
Tillman et.al., 1984 Identifikasi Molekuler Dan Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Asam
Laktat (BAL) Asal Dadih Dari Kabupaten Sijunjung Terhadap Kadar Kolestrol
Daging Pada Itik Pitalah Sumber Daya Genetik Sumatera Barat. http://
pasca.unand.ac.id. Diakses 3 Mei 2014.
24