Anda di halaman 1dari 15

II .

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Ayam Pedaging ( Broiler )

Ayam broiler adalah jenis ayam dari ras pedaging yang merupakan

jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki

daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam broiler

baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana saat pemegang

kekuasaan mencanangkan penggalakan konsumsi daging, hingga kini ayam

broiler telah dikenal dimasyarakat (Anita S & Wage Widagdo 2011).

Ayam broiler memiliki daya produktivitas yang tinggi, terutama dalam

produksi daging karena mampu membentuk satu kilogram daging atau lebih

dalam tempo yang relatif singkat 30-45 hari. Sehingga ayam broiler

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein yang bersumber dari hewani

yang saat ini permintaan konsumen terus meningkat seiring dengan kesadaran

masyarakat terus meningkat akan pemenuhan kebutuhan protein bagi

kelangsungan hidupnya (Bagas Kumorojati 2011).

Agar dapat memenuhi kebutuhan produksi daging terutama yang

bersumber dari ternak ayam broiler perlu dilakukan budidaya secara kintinyu.

Namun untuk melaksanakannya perlu mengetahui dan dilakukan kajian atau

pembelajaran tentang budidayanya agar dapat menghasilkan pendapatan bukan

sebaliknya kegagalan bahkan kerugian, untuk itu sebelum usaha beternak

dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi (Anita S &

Wage Widagdo 2011) yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan),

7
8

breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan) untuk itu perlu

diperhatikan hal-hal berikut :

2.1.1 Penyiapan Sarana Kandang

Menurut (Anita & Wage Widagdo, 2011) ada beberapa sarana

atau tipe kandang yang digunakan dalam budidaya ternak ayam

pedaging (broiler) antara lain:

a. Kandang

Ada beberapa tipe dan bentuk kandang yaitu : kandang Bok ini

digunakan untuk fase starter umur 1-4 minggu agar dapat dilakukan

pemanasan atau pengaturan suhu berkisar 30-32 °C. Kandang

sistem lantai dan kandang sistem panggung.

1) Lantai Tanah / semen (deep litter)

Lantai tanah/semen adalah kandang yang lantainya dari tanah

dipadatkan atau disemen dan diatasnya ditaburi bahan alas lantai

seperti sekam.

2) Lantai berbilah/ berlubang (all –slat)

Lantai berbilah adalah kandang dibuat model panggung yang

lantainya dibuat jajaran kayu atau bambu dengan celah 1-2 cm

sehingga kotoran dapat jatuh ketanah.

3) Lantai Kombinasi (slat and litter)

Lantai kombinasi yaitu kandang sebagaian lantai tanah dan

sebagian panggung biasanya digunakan dipembibitan ayam

(breeding farm)
9

Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras

meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 °C,

kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan

kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar

mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin

kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam.

Untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai

kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan

memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa

bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk

kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang

penting kuat, bersih dan tahan lama.

b. Peralatan

Menurut (Bagas Kumorojati, 2011) ada beberapa peralatan

yang digunakan dalam beternak ayam pedaging (broiler) anatara

lain:

1) Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap

yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin

kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai

campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir

secuku pnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5

cm untuk pengganti kulit padi/sekam.


10

2) Brooder (Indukan)

Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal

jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya

seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika

baru menetas.

3) Tempat bertengger (bila perlu)

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat

dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah

dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin

dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

4) Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya

dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor

juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.

5) Alat-alat rutin

Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti suntikan,

gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

2.1.2 Pembibitan ( Broding )

Menurut (Bagas Kumorojati, 2011) ternak yang dipelihara

haruslah memenuhi persyaratan antara lain syarat tersebut adalah

ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya, pertumbuhan dan

perkembangannya normal, ternak berasal dari pembibitan yang dikenal

keunggulannya, tidak ada lekatan tinja di duburnya.


11

a. Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit atau DOC

(Day Old Chicken) ayam umur sehari :

1) Anak ayam ( DOC ) berasal dari induk yang sehat.

2) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .

3) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.

4) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.

5) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 g.

6)  Tidak ada letakan tinja diduburnya.

b. Perawatan Bibit dan Calon Induk

Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak

supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan

pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter

hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

2.1.3 Pemeliharaan Ternak

Menurut (Muhammad Rasyaf, 2008) ada beberapa cara maupun

perlakuan yang dilakukan untuk memelihara ayam pedaging (broiler)

yaitu:

a. Pemberian Pakan dan Minuman (feeding)

Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada dua fase yaitu

fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu)

ada terbagi beberapa fase yaitu :


12

1) Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai

berikut:kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari

protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%,

Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. Kuantitas pakan

terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu

pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua

(umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21

hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91

gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor

sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

2) Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai

berikut:

a) Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dapat protein

18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%,

Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

b) Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan

umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111

gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129

gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146

gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161

gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur

30-57 hari adalah 3.829 gram. Pemberian minum disesuaikan


13

dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase

yaitu:

(1) Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum

terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu

ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14

hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5

liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7

liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan

sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100

ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya

diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air

minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50

gram/liter air.

(2) Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam

masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari)

9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9

liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7

liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1

liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak

333,4 liter/hari/ekor.

2.1.4 Pemeliharaan Kandang

Menurut (Muhammad Rasyaf, 2008) Kebersihan lingkungan

kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan

penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet dan
14

terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada

ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari

poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif,

maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang

selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak

supaya segera disulam atau diperbaiki kembali. Dengan demikian daya

guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang

bagi ternak yang dipelihara.

2.2. Hama dan Penyakit

Menurut (Anita & Wage Widagdo, 2011) ada beberapa hama dan

penyakit yang pada umumnya sering menyerang ternak ayam pedaging

(broiler) antara lain:

2.2.1 Hama

Jenis hama yang sering adalah Tungau (kutuan) gejala: ayam

gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena

gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendalian:

a. Sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang

sakit dengan yang sehat;

b. Dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15%

yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan

menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang

encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien


15

c. Dengan fumigasi atau pengasapan menggunakan insektisida yang

mudah menuap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

2.2.2 Penyakit

Menurut (Anita & Wage Widagdo, 2011) ada beberapa penyakit

yang sering menyerang ternak ayam pedaging (broiler) antara lain :

a. Berak darah (Coccidiosis)

Gejala : tinja berdarah dan mencret, nafsu makan berkurang, sayap

terkulasi, bulu kusam menggigil kedingin, adapun cara

pengendaliannya yang perlu dilakukan adalah :

1) Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;

2) Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut;

Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau

sulfaqui moxaline, amprolium dan cxaldayoco.

b. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)

Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi

ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja

encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu

kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh pengendalian:


16

1) Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar

virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera

dibakar/dibuang;

2) Pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal

peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta

melakukan vaksinasi NCD.

c. Gumboro

Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang

disebabkan virus golongan Reovirus. Adapun gejala nya antara lain:

Diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak

teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar.

Penyakit ini dapat dilakukan pengendalian:

1) Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung

melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum

ada obat yang menyembuhkan, yang dilakukan adalah

pencegahan dengan vaksin Gumboro.

2) Menjaga kebersihan lingkungan dan peraatan yang tercemar

virus, ayam yang mati segera dibakar atau dibuang.

d. Penyakit Ngorok ( Chronoc Respiratory Disease )

Penyakit ngorok merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebab

kan oleh bakteri Mycoplasma galilisepticum, yang merupakan

gabungan penyakit dengan 2 ( dua ) komponen yaitu Mycoplasma

galisepticum dan bakteri Escherichia coli, adapun gejalanya : ayam


17

sering bersin, ingus keluar lewat hidung, ngorok saat bernapas, pada

ayam muda menyebabkan tubuh lemas, sayap terkulai, ngantuk dan

diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-putihan.

Pengendaliannya :

1) Menekan kadar amonia dan debu yang ada dikandang, dengan

melakukan perbaikan pada kondisi kandang, mengurangi

kepadatan kandang, perhatian tatalaksana litter, ventilasi

kandang dan pengaruh lingkungan;

2) Pemelihaan ayam harus dilakukan secara benar;

3) Melakukan pemeliharaan obat yang tepat dan kita harus

memperhatikan faktor resistensi dari kuman;

4) Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar

virus, ayam yang mati segera dibakar atau dibuang.

5) Berak Kapur (Pullorium) Disebabkan oleh bakteri Salmonella

pullorum penularannya melalui kotoran, gejalanya ayam diare

mengeluarkan kotoran berwarna putih dan kering menjadi

seperti serbuk kapur, kematian dapat terjadi pada hari ke-4

setelah infeksi. Penengendalianya belum dapat memberikan

hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah

pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.

6) Flu Burung (Avian Influenza) yaitu penyakit menular yang

disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung,

unggas, dan bisa pula terhadap manusia. Gejala –gejala Flu


18

burung pada ternak ayam antara lain : terjadi pembekakan pada

jengger, pial, dan kelopak mata, warna kebiruan ( sianosis) pada

jengger dan pial, pendarahan dibawah kulit pada daerah kaki (

tungkai, telapak kaki) dan bagian badan yang tidak berbulu

sehingga tampak kemerah-merahan, Keluar cairan (eksudat)

dari hidung yang jernih dan kadang bercampur darah,

pendarahan titi ( petechie ) pada daerah kaki dan telapak kaki,

batuk bersin dan ada suara ngorok, mati mendadak, penurunan

nafsu makan, kadang kala unggas mengalami diare.

2.3. Panen

Menurut (Anita & Wage Widagdo, 2011) panen dilakukan setelah

ayam sudah memasuki berat 1,5- 2,5 Kg atau 30-45 hari. Untuk usaha ternak

ayam pedaging hasil utamanya adalah berupa daging ayam, hasil tambahan

usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran

sebagai bahan pupuk kandang dan bulu ayam digunakan sebagai bahan baku

kerajinan.

2.4. Produksi dan Biaya Produksi

Menurut (Partadiredja, 1998), produksi adalah segala kegiatan

menciptakan atau menambah guna sesuatu benda yang ditujukan untuk

memuaskan orang lain. Sedangkan menurut (Beattie dan Taylor, 1996),

mengatakan produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-

material dan kekuatan-kekuatan input (faktor produksi, sumber daya atau


19

jasa-jasa produksi) dalam pembuatn suatu barang atau jasa (output atau

produk).

Menurut (Mahmud, 1990), Produksi adalah penambahan nilai suatu

barang sehingga barang tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dari definisi diatas maka produksi mempunyai dua arti yaitu : Produksi

dalam arti ekonomi yaitu segala sesuatu kegiatan untuk menambah atau

mempertinggi guna atau manfaat suatu barang atau dengan kata lain adalah

usaha untuk memperoleh suatu benda sehingga berguna atau lebih berguna

bagi manusia, sedangkan produksi dalam arti sehari-hari adalah jumlah

barang yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu

Biaya Produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para

pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh para

petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai ( Daniel,

2002). Sedangkan menurut (Sudarman, 2001) biaya produksi adalah biaya

yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk menghasilkan barang (output).

Menurut (Sudarman, 2001) biaya terbagi menjadi dua yaiu biaya tetap

(Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost).

2.4.1. Biaya Tetap (Fixed Cost) biaya yang jumlahnya sebagai keseluruhan

tetap tidak berubah jika ada perubahan dalam besar kecilnya jumlah

produksi (sampai batas tertentu), misalnya sewa tanah dan bangunan,

penyusutan bangunan atau lain-lain.

2.4.2. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang jumlahnya

berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya produk, misalnya biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja.


20

2.5. Pendapatan dan Penerimaan

Menurut (Mubaryanto, 1994) pendapatan adalah hasil bersih dari suatu

usaha tani diperoleh dari hasil bruto (kotor), dikurangi dengan biaya yang

dipergunakan dalam proses produksi dan biaya pemasaran. Sedangkan

menurut (Daniel, 2002) Pendapatan adalah hasil broto dikurangi dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani seperti : bibit, pupuk, biaya

pengolahan tanah, upah pemeliharaan dan biaya panen. sedangkan

Pendapatan menurut (Budiono, 2002) adalah hasil pengurangan antara

penerimaan total dan biaya total.

Menurut ( Budiono, 2002 ) Pendapatan dirumuskan sebagai berikut :

I = TR-TC

Keterangan :

I = Income (pendapatan)
TR = Total Revenue (total penerimaan)
TC = Total Cost (total biaya)
Menurut (Soekartawi, 2003) penerimaan adalah banyaknya produksi

total dikalikan harga atau biaya produksi (banyaknya input dikalikan harga),

Sedangkan menurut (Samuelson dan Nordhaus, 1993) Penerimaan adalah

jumlah barang tertentu yang diperoleh dari jumlah barang yang terjual

dikalikan harga penjualan setiap satuan barang, yang dirumuskan dengan :

TR = P X Q

Keterangan :

TR = Total Revenue (total penerimaan)

P = Price (harga)
21

Q = Quantity (total produksi)

Anda mungkin juga menyukai