Anda di halaman 1dari 8

Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

TATALAKSANA PEMELIHARAAN AYAM BROILER

Pokok Bahasan : Tatalaksana Pemeliharaan


Sub Pokok Bahasan : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler
Alokasi Waktu : 6 x 2 jam

8.1. Maksud dan Tujuan Praktikum


Mahasiswa diharapkan :
1. Mampu mengerjakan penyiapan kandang untuk pemeliharaaan
ayam broiler dari DOC sampai dipasarkan.
2. Menghitung kebutuhan luas kandang sesuai dengan jumlah ayam
broiler yang akan dipelihara.
3. Mengatur pemanas untuk pemeliharaan ayam broiler periode
starter.
4. Menangani tatalaksana pemeliharaan dari ayam broiler dari DOC
sampai dipasarkan.

8.2. Landasan Teori


Broiler adalah ayam-ayam muda jantan atau betina yang
umumnya bisa dipanen pada umur sekitar 5-6 minggu dengan berat
badan sekitar 1,3 sampapai 2 kg untuk tujuan sebagai penghasil
daging. Sehubungan dengan waktu panen yang relatif singkat maka
jenis ayam broiler ini mempersyaratkan adanya pertumbuhan yang
cepat, dada lebar yang disertai timbunan daging dan yang baik dan
warna bulu yang disenangi biasanya warna putih.
Periode pemeliharaan broiler yang umum di Indonesia terdiri dari
dua fase yaitu fase starter dan fase finisher. Fase starter dipelihara
pada umur 1 hari sampai dengan 3 atau 4 minggu, sedangkan fase
finisher dipelihara dari umur 4 tau 5 minggu sampai dipasarkan.
Ayam broiler yang dipasarkan di Indonesia umunya berkisar antar
berat badan 1 – 1,7 kg dan itu dicapai antara umur 3 sampai 5
minggu.
Periode starter memerlukan protein ransum lebih tinggi (21 – 23
%) dibandingkan periode finisher (19 – 21 %), karena pada periode

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 79


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

starter terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan


periode finisher.
Sebelum pemeliharaan ayam broiler perlu persiapan kandang
selama satu sampai dua minggu sebelum anak ayam (DOC) masuk
kandang. Persiapan kandang meliputi pembersihan lantai kandang
dari litter bekas, membersihkan lantai kandang dengan cara disikat
menggunakan air, pengapuran dan penyemprotan dengan formalin.
Setelah persiapan kandang selesai, satu hari sebelum DOC
datang pembatas anak ayam (chick guard) dan alat pemanas
disiapkan. Bentuk chick guard ada yang berbentuk bulat dan ada
juga yang membentuk persegi empat. Tinggi chick guard 45 – 55 cm.
Kegunaan dari chick guard agar anak ayam terkonsentrasi pada
tempat makan dan minum, serta suhu tubuh dapat dipertahankan
sesuai dengan suhu pemanas. Untuk mencegah kemungkinan anak
ayam memakan bahan dasar dari litter yang dapat menyebabkan
kematian, maka di sekitar daerah yang dibatasi oleh chick guard
pada hari-hari dalam minggu pertama ini, perlu ditutup dengan kertas
koran.
Setelah DOC datang perlu diistirahatkan kurang lebih ½ sampai
satu jam, agar DOC dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
mengurangi stress selam perjalanan. Selanjutnya berikan campuran
gula pada air minumnya secukupnya selama 3 jam agar energi tubuh
anak ayam yang hilang dapat digantikan.
Pemberian makan dilakukan setelah 3 jam dengan cara ditabur
pada feed tray atau tutup boks anak ayam sampai umur seminggu.
Pemberian makan tersebut dilakukan sedikit demi sedikit.
Pemberian makan pada ayam broiler dari umur seminggu
sampoai dipasarkan dilakukan minimal 2 kali, tetapi sebaiknya
dilakukan sesering mungkin sampai 7 kali per hari dengan pemberian
ransum sedikit-demi sedikit. Pemberian minum tidak ada aturannya,
namun dikontrol agar air jangan sampai kosong pada tempat minum.
Pencatatan perlu dilakukan pada pemeliharaan ayam broiler,
meliputi bobot badan, konsumsi, konversi dan mortalitas. Pencatatan
bobot badan, konsumsi dan konversi dilakukan setiap minggu,
sedangkan pencatatan mortalitas dilakukan setiap hari.

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 80


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

Catatan mortalitas perlu dilakukan agar ayam dapat terkontrol


apa penyebab kematian dan berhubungan pula dengan keuntungan
usaha. Angka mortalitas sebaiknya tidak melebihi 5 % sampai ayam
broiler dipasarkan.
Untuk mengetahui efisien atau tidaknya ransum yang diberikan
kepada ayam yang dipelihara, diantaranya bisa dilihat dari angka
konversi ransum. Konversi ransum didefinisikan sebagai banyaknya
ransum yang dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram
pertambahan berat badan. Dengan angka konversi ransum yang
rendah (kecil), artinya banyaknya ransum yang digunakan untuk
menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit atau sebaliknya.
Semakin kecil angka konversi biasanya semakin baik.

8.3. Alat dan Bahan Praktikum


8.3.1. Alat :
 Kandang ayam broiler
 Tempat ransum
 Tempat minum
 Sekat kandang (seng)
 Pemanas (lampu pijar atau sumber pemanas minyak tanah
[semawar])
 Sprayer
 Timbangan
 Sapu lidi
 Thermometer ruang
 Hygrometer ruang

8.3.2. Bahan :
 Anak ayam broiler (DOC)
 Ransum starter
 Guila merah
 Obat-obatan dan vitamin
 Desinfektan
 Sekam
 Kertas koran

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 81


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

8.4. Cara Kerja


1. Membersihkan kandang dari bekas kotoran atau litter dengan
menggunakan sekop.
2. Setelah bersih kandang dicuci dengan air sabun sampai bersih,
lalu keringkan satu sampai dengan dua hari.
3. Kandang yang telah kering dikapur sampai merata.
4. Peralatan kandang seperti tempat rasum dan tempat minum dicuci
dengan larutan desinfektan yang telah disediakan.
5. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah
broiler yang kan dipelihara.
6. Memasang sekam sebagai litter pada lantai kandang, dan
kemudian dipasang sekat pembatas (chick guard). Di atas sekam
dilapisi kertas koran.
7. Sehari sebelum ayam datang semua peralatan kandang dan
perlengkapannya seperti tempat ransum, tempat minum, kertas
koran, sekam dan brooder disemprot dengan desinfektan.
8. Setelah penyemprotan selesai dan kering, nyalakan pemanas dan
atur suhu sesuai dengan yang dibutuhkan DOC.
9. Menyiapkan air minum yang dicampur dengan gula merah.
10. Mengeluarkan DOC dari boks dan memasukkan ke dalam
kandang sambil ditimbang beratnya, dihitung jumlahnya serta
diseleksi penampilan dan kondisi fisiknya.
11. Biarkan DOC 30 menit di dalam kandang, jangan diberi makan
atau minum, agar anak ayam dapat mengurangi stress dalam
perjalanan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
12. Setelah 30 menit, anak ayam (DOC) diberi air minum yang telah
dicampur gula merah. Kegunaan air gula untuk menggantikan
energi yang hilang selama perjalanan.
13. Setelah 3 jam barulah DOC diberi ransum yang ditabur pada feed
tray atau bekas tutup boks anak ayam sebagai tempat ransum.
14. Pemeliharaan pada minggu pertama, ransum yang diberikan
adlibitum dan sehari diberikan 3 kali yaitu pagi, siang dan sore,
sedangkan air minum perlu dikontrol agar tidak kehabisan.

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 82


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

15. Ransum yang diberikan ditabur pada feed tray atau tutup boks
selama minggu pertama, serta kertas koran yang menutupi sekam
diganti setiap hari selama minggu pertama.
16. Pada minggu pertama dilakukan vaksin ND dan vaksin gumboro
yang diberikan berbeda harinya, jangan dilakukan secara
bersamaan.
17. Catat konsumsi ransum, bobot badan, konversi dan kematian
(mortalitas) setiap minggunya
18. Pemeliharaan pada minggu kedua, pada minggu kedua setiap
harinya sama yang dilakukan pada minggu pertama yaitu
pemberian ransum sehari tiga kali, air minum secukupnya dan
pencatatan, namun tidak dikakukan vaksinasi.
19. Pemeliharaan pada minggu ketiga, pada minggu ketiga kegiatan
setiap harinya sama dengan minggu kedua.
20. Pemeliharaan pada minggu keempat, pada minggu keempat
kegiatan setiap harinya sama dengan minggu ketiga, namun pada
awal minggu keempat dilakukan vaksinasi ND melalui air minum.
21. Pemeliharaan pada minggu kelima, pada minggu kelima
kegiatan setiap harinya sama dengan minggu ketiga. Bila bobot
badan ayam telah mencapai berat untuk dipasarkan maka
timbang berat badan masing-masing.
22. Buat format tabel yang didalamnya terdapat kolom bobot badan
per minggu, pertambahan bobot badan per minggu, konsumsi
ransum per minggu dan komulatif, konversi per minggu dan
komulatif. Buat pula format tabel tersendiri mengenai data
mortalitas, biaya produksi, hasil penjualan, sehingga dapat
mengetahui keuntungan yang diperoleh.

8.5. Pertanyaan
1. Terdiri dari berapa periode ayam broiler ?
2. Apa kegunaan dari chick guard ?
3. Mengapa anak ayam yang baru datang perlu diistirahatkan ?
4. Mengapa anak ayam perlu diberikan air gula, setelah anak ayam
datang ?

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 83


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

5. Mengapa protein yang diberikan pada saat periode starter lebih


tinggi dibandingkan periode selanjutnya ?
6. Jelaskan kegunaan dari angka konversi ?
7. Berapa nilai maksimal dari mortalitas ayam broiler sampai
dipasarkan ?
8. Mengapa ayam broiler perlu diberikan kertas koran selam umur
minggu pertama ?
9. Jelaskan bagaimana persiapan kandang untuk pemeliharaan
ayam broiler sebelum anak ayam tiba ?
10. Kapan pemanenan ayam broiler dilaksanakan ?

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 84


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

Lembar Kerja Praktikum

Sub Pokok Bahasan : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler


Tanggal Praktikum :
Nama Mahasiswa :
NPM Mahasiswa :
Kelomp[ok :
Asisten :

Tabel Pengamatan Performan Ayam Broiler

Umur Konsumsi Ransum Konversi


Bobot
(minggu PBB minggu Kum. minggu Kum.
Badan
)
1
2
3
4
5

INDEKS PERFORMANS (IP)

Rata-rata berat panen x (100-persentase kematian )


IP = x 100
Rata-rata umur panen x konversi ransum

Sumedang,

Dosen/Asisten Mahasiswa

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 85


Praktek -8 : Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler

Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2014) Prak 8 - Hal 86

Anda mungkin juga menyukai