Anda di halaman 1dari 7

NAMA : HERA SILVIA

NIM : I2D222004

USAHA BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING


Pendahuluan
Ayam broiler pedaging adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat
menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan
yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.

Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk
tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta
lubang kotoran (anus) bersih.

Penyiapan Sarana dan Prasarana dan Kondisi Teknis yang Ideal


1. Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara
60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2
minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2
atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa
dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus
dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
2. Peralatan
a. Litter (alas lantai) Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap
yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter
setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit
kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm
untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Indukan atau brooder Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal
jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam
yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
c. Tempat bertengger (bila perlu) Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur,
dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah
dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih
rendah dari tempat bertelur. d. Tempat makan, minum dan tempat grit Tempat
makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa
saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak
khusus.
d. Alat-alat rutin Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan,
gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
1) Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman
penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya
membujur dari timur ke barat.
2) Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu
terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3) Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya
dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
4) Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari) Suhu ( 0C )


01 - 07 34 - 32
08 - 14 29 - 27
15 - 21 26 - 25
21 - 28 24 - 23
29 - 35 23 - 21

Tata Laksana Pemeliharaan


1. Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung
(litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke
tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya
pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih
mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan,
sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk
produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti
Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat
meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan
menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah
terserang penyakit.

2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus
memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily
Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak
dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama
disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar
protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang
memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum
memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan
dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai
suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai
kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).
Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot
ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan:
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama
pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen = 1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan
pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau
VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam
untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo.
Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1
dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4. Teknis Pemeliharaan
a. Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau
pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan
dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air
minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.
Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100
ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya
pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan
berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
b. Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin
dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau
VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian
air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
c. Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan
pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa
dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor
atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
d. Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada
siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk
100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua
menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika
menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa
saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum
air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga
tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
e. Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada
siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling
berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang
normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr
per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus
ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
f. Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan
adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah
tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga
lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100
ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam.
Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot
tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
g. Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan
bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap
harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah
mencapai bobot 2,25 kg.

5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
a. Tetelo (Newcastle Disease/ND). Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat
menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan
turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari
muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar
yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah
menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat
yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih
sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
b. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD). Merupakan penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus.
Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur,
peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang
pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak
langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat
yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan
vaksin Gumboro.
c. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease). Merupakan infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang
nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat
bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai,
mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan.
Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
d. Berak Kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang
mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan
setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella
pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran.
Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya
dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan
lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang
yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan
stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis.
Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. 
Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik.
Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk
pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein
dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam,
mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih
optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC
NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur
dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang
merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam,
pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine,
Methionine, Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai
penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan
dan ketahanan tubuh.
4. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
5. Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah
budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai
kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan
dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal
selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan
bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b. pertumbuhan dan perkembangannya normal
c. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
d. tidak ada lekatan tinja di duburnya.
e. Pemilihan Bibit dan Calon Induk Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih
bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:
 Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat.
 Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
 Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
 Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
 Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
 Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Anda mungkin juga menyukai