Anda di halaman 1dari 8

ILMU DAN TEKNILOGI INDUSTRI PAKAN

KETERSEDIAAN BAHAN PEMBUATAN PAKAN TERNAK DI


DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

OLEH:
ANDI NURDIANSYAH
I2D 222 005

MANAJEMEN SUMBERDAYA PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PETERNAKAN
MATARAM
2023
PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, sektor


industri pakan ternak menjadi salah satu sektor yang penting dan strategis dalam
memenuhi kebutuhan pangan yang berkualitas bagi populasi yang terus
meningkat. Pabrik pakan memiliki peran vital dalam menyediakan pakan yang
berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hewan ternak yang sehat dan
produktif.
Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki potensi besar dalam pengembangan industri pakan ternak. Wilayah ini
memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk lahan pertanian yang subur,
iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman, serta sumber daya manusia yang
terampil di sektor pertanian. Namun, sebelum mendirikan pabrik pakan di Nusa
Tenggara Barat, penting untuk memahami ketersediaan bahan baku pakan yang
ada dalam wilayah ini.
Ketersediaan bahan baku pakan yang mencukupi adalah faktor penting
dalam keberhasilan operasional pabrik pakan. Bahan baku pakan yang berkualitas
tinggi dan beragam memastikan bahwa pakan yang dihasilkan memenuhi
kebutuhan nutrisi hewan ternak dengan baik. Selain itu, mempertimbangkan aspek
keberlanjutan dan keberagaman sumber daya bahan baku pakan juga menjadi
perhatian utama dalam menjaga lingkungan dan menjaga ketahanan pangan di
masa depan (Rudianto dan Haetono, 2020).
Dalam makalah ini, akan mengeksplorasi ketersediaan bahan baku pakan
di Nusa Tenggara Barat serta implikasinya terhadap pendirian pabrik pakan. Kami
akan menyajikan tinjauan komprehensif tentang potensi sumber daya alam,
termasuk hasil pertanian, limbah pertanian, dan potensi bahan baku pakan lainnya
yang dapat dimanfaatkan di wilayah ini. Selain itu, kami akan membahas
tantangan dan peluang yang dihadapi dalam memanfaatkan bahan baku pakan
yang ada, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk menjaga
ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan.
PEMBAHASAN

A. Populasi Ternak Unggas di Nusa Tenggara Barat


Unggas adalah kelompok hewan yang terdiri dari burung dan jenis hewan
yang berkaitan dengan burung. Unggas meliputi berbagai spesies, termasuk
ayam, bebek, itik, burung puyuh, kalkun, dan lain sebagainya. Unggas sering
dipelihara oleh manusia untuk berbagai tujuan, seperti produksi telur, daging,
atau sebagai hewan peliharaan. Beberapa jenis unggas, seperti ayam, adalah
sumber utama produksi telur dan daging. Beberapa jenis unggas air, seperti
bebek dan itik, juga dipelihara untuk tujuan yang sama.
Unggas juga memiliki peran penting dalam ekosistem. Mereka
membantu dalam penyerbukan tumbuhan, memakan serangga dan hama, dan
menjaga keseimbangan ekosistem alam. Beberapa spesies unggas juga terlibat
dalam migrasi, mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari
sumber pakan atau mencari habitat yang lebih baik. Pemeliharaan dan
budidaya unggas membutuhkan perhatian khusus terhadap manajemen
kesehatan, nutrisi, kebersihan kandang, dan kesejahteraan hewan. Tujuan
utama dari pemeliharaan unggas adalah untuk memperoleh produk yang
berkualitas dan memastikan kesejahteraan hewan yang dipelihara.
Tabel 1. Populasi ras petelur di NTB tahun 2014-2022
Kabupaten/
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kota
Kota Mataram 6,171 9,191 10,632 14,593 15,332 11,634 1,521,049 14,870 13,498
237,71 298,49
Lombok Barat 204,491 251,200 294,006 350,853 360,091 897,534 814,700
0 1
Lombok 101,79
50,139 59,064 71,728 135,721 352,548 322,466 860,540 781,121
Tengah 9
Lombok 245,14
24,042 23,845 117,124 247,608 431,142 478,241 1,219,652 1,107,090
Timur 6
Lombok Utara 3,903 4,264 29,539 26,667 28,000 47,861 50,750 126,827 115,122
Sumbawa
6,711 5,790 2,077 7,855 15,740 22,271 39,759 148,680 134,958
Barat
Sumbawa 700 1,700 1,380 7,415 14,365 14,530 40,658 71,629 65,018
Dompu 0 5,556 530 32,206 24,070 6,086 30,183 79,396 72,069
Bima 300 1,905 800 2,223 2,000 4,300 2,301 5,861 5,320
Kota Bima 984 1,000 3,853 3,800 4,570 4,870 4,482 19,234 17,459
350,02 740,19 1,246,09
NTB
297,441 5 488,863 5 781,412 5 2,849,980 3,444,223 3,126,355
Sumber: NTB Satu Data

Berdasarkan data tabel 1. Populasi ayam ras petelur di daerah Nusa


tenggara barat terus mengalami penambahan jumlah di setiap tahunnya dari
tahun 2014 sampai 2021, serta betapa bertambah pula kebutuhan pakan yang
dibutuhkan dalam pemeliharaan ternak tersebut.
Tabel 2. Populasi Ternak Unggas Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat.
Jumlah dan Jenis Populasi Unggas
Kabupaten/Kota Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
2016 2018 2019 2016 2018 2019 2016 2018 2019 2016 2018 2019
Kabupaten Lombok Barat 251200.00 1242689.00 1242689.00 767707.00 350853.00 350853.00 1081866.00 824150.00 824150.00 143078.00 161686.00 161686.00
Kabupaten Lombok Tengah 71728.00 3074683.00 3074683.00 3423669.00 352548.00 352548.00 2879459.00 4103956.00 4103956.00 712772.00 752145.00 752145.00
Kabupaten Lombok Timur 117124.00 1488996.00 1488996.00 1406627.00 431142.00 431142.00 1574330.00 6949714.00 6949714.00 146760.00 140339.00 140339.00
Kabupaten Sumbawa 29539.00 900436.00 900436.00 63875.00 14530.00 14530.00 141202.00 335725.00 335725.00 7129.00 12122.00 12122.00
Kabupaten Dompu 1380.00 159138.00 555062.00 446370.00 6996.00 40866.00 1490450.00 217323.00 174036.00 14218.00 16639.00 27325.00
Kabupaten Bima 530.00 569531.00 569531.00 148732.00 4300.00 4300.00 192875.00 2213800.00 2213800.00 31692.00 30497.00 30497.00
Kabupaten Sumbawa Barat 800.00 93820.00 93820.00 1015550.00 22271.00 22271.00 526150.00 8100.00 8100.00 28755.00 9083.00 9083.00
Kabupaten Lombok Utara 2077.00 132368.00 132368.00 1600.00 47861.00 47861.00 91385.00 98514.00 98514.00 5045.00 10569.00 10569.00
Kota Mataram 10632.00 63078.00 63078.00 17621.00 11328.00 11328.00 68510.00 123346.00 123346.00 12499.00 10431.00 10431.00
Kota Bima 3853.00 145737.00 145737.00 244373.00 4870.00 4870.00 84544.00 313022.00 313022.00 17703.00 25523.00 25523.00
Nusa Tenggara Barat 488863.00 7870476.00 8266400.00 7536124.00 1246699.001280569.008130771.0015187650.0015144363.001119651.00 1169034.00 1179720.00
Sumber: NTB Dalam Angka

B. Potensi Sumber Daya Bahan Baku Pakan di Nusa Tenggara Barat


Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan
industri pakan ternak karena adanya beragam sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan (Suandi., 2018). Beberapa potensi
sumber daya bahan baku pakan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut (Rudianto dan Haetono, 2020).:
1. Hasil Pertanian. Provinsi NTB memiliki lahan pertanian yang subur dan
kondisi iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman pakan. Tanaman
seperti jagung, kedelai, singkong, dan kelapa sawit dapat menjadi sumber
bahan baku pakan yang melimpah.
2. Limbah Pertanian, seperti sekam padi, ampas kelapa, dan jerami, dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan setelah melalui proses
pengolahan. Pemanfaatan limbah pertanian ini juga akan membantu
mengurangi limbah pertanian dan dampak negatifnya terhadap lingkungan.
3. Sumber Daya Ikan. Nusa Tenggara Barat memiliki potensi perikanan yang
cukup besar. Limbah ikan, seperti tulang ikan dan sisa produksi ikan, dapat
dijadikan bahan baku pakan berprotein tinggi untuk hewan ternak.
4. Tumbuhan Hijauan: Di wilayah ini, terdapat beragam tumbuhan hijauan,
seperti rumput gajah, rumput lapangan, dan legum. Tumbuhan ini
memiliki nilai nutrisi tinggi dan dapat dijadikan bahan baku pakan hijauan
untuk hewan ternak.

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di


Nusa Tenggara Barat Tahun 2016-2019.
Total
Luas Lahan Produktivitas
Tahun Produksi
(Ha) (Ton/Ha)
(ton)
2016 206.885 1.278.271 6,179
2017 310.990 2.127.324 6,840
2018 326.377 2.084.928 6,388
2019 362.092 2.494.931 6,890
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB

Dari tabel 1. Dapat diluhat bahwa luas panen, total produksi, dan
produktivitas jagung di Nusa tenggara Barat mengalamin peningkatan di setiap
tahunnya. Denga demikian, jumlah jagung di Nusa Tenggara barat tentunnya
melimpah.

Tabel 4. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi


Berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2018-2019
Luas Panen, Produktivitas, padi Provinsi NTB
Produktivitas
Luas Panen (ha) Produksi (ton)
(ton/ha)
2018 2019 2018 2019 2018 2019
289.242,59 281.666,04 1.402.182,3
1.460.338,81 50,49 49,78
9
Sumber: BPS, 2019

C. Tantangan dalam Memanfaatkan Bahan Baku Pakan di Nusa Tenggara


Barat
Meskipun Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar dalam
pengembangan industri pakan ternak, terdapat beberapa tantangan yang perlu
diatasi dalam memanfaatkan bahan baku pakan (Rudianto dan Haetono, 2020):
1. Infrastruktur dan Aksesibilitas. Infrastruktur yang terbatas, terutama
jaringan transportasi, dapat menjadi hambatan dalam pengumpulan dan
distribusi bahan baku pakan di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat.
2. Teknologi Pengolahan. Dalam memanfaatkan limbah pertanian dan sumber
daya alam lainnya sebagai bahan baku pakan, diperlukan teknologi
pengolahan yang tepat agar kualitas pakan yang dihasilkan dapat memenuhi
standar nutrisi dan keamanan pakan.
3. Keberlanjutan Sumber Daya Alam. Pemanfaatan bahan baku pakan harus
dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekologi dan
keberlanjutan sumber daya alam di Nusa Tenggara Barat. Perencanaan yang
matang dan pengelolaan yang baik perlu dilakukan untuk mencegah
degradasi lingkungan.

D. Langkah Strategis dalam Menjaga Ketersediaan Bahan Baku Pakan yang


Berkelanjutan
Untuk menjaga ketersediaan bahan baku pakan yang berkelanjutan di
Nusa Tenggara Barat, beberapa langkah strategis dapat dilakukan:
1. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Meningkatkan efisiensi produksi
pertanian dengan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, seperti
penggunaan pupuk organik, irigasi yang efisien, dan pengendalian hama dan
penyakit yang ramah lingkungan.
2. Pengolahan Limbah Pertanian: Mengembangkan teknologi pengolahan
limbah pertanian yang efektif dan efisien untuk mengubah limbah menjadi
bahan baku pakan yang bernilai.
3. Diversifikasi Sumber Daya Bahan Baku Pakan: Mendorong diversifikasi
sumber daya bahan baku pakan dengan mengidentifikasi tanaman pakan
baru yang cocok untuk tumbuh di Nusa Tenggara Barat serta memanfaatkan
limbah pertanian dan sumber daya alam lainnya dengan potensi pakan yang
tinggi.
4. Peningkatan Infrastruktur dan Aksesibilitas: Meningkatkan infrastruktur dan
aksesibilitas melalui pembangunan jaringan transportasi yang baik untuk
memudahkan pengumpulan dan distribusi bahan baku pakan.
5. Kerjasama dan Kemitraan: Membangun kerjasama antara peternak, pabrik
pakan, dan pemerintah dalam hal pengelolaan bahan baku pakan serta
mengembangkan kemitraan dengan petani dan nelayan untuk memastikan
pasokan bahan baku pakan yang stabil.

KESIMPULAN

Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa Nusa Tenggara Barat


memiliki potensi besar dalam pengembangan industri pakan ternak dengan
memanfaatkan ketersediaan bahan baku pakan yang melimpah di wilayah ini.
Berbagai sumber daya alam, seperti hasil pertanian, limbah pertanian, sumber
daya ikan, dan tumbuhan hijauan, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan
yang berkualitas tinggi.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti
infrastruktur dan aksesibilitas yang terbatas, teknologi pengolahan yang perlu
ditingkatkan, serta perlunya menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Untuk
mengatasi tantangan tersebut, langkah-langkah strategis dapat dilakukan, antara
lain pengembangan pertanian berkelanjutan, pengolahan limbah pertanian,
diversifikasi sumber daya bahan baku pakan, peningkatan infrastruktur dan
aksesibilitas, serta kerjasama dan kemitraan yang baik. Dengan implementasi
langkah-langkah tersebut, diharapkan pendirian pabrik pakan di Nusa Tenggara
Barat dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak yang
berkualitas tinggi secara berkelanjutan. Pendirian pabrik pakan ini akan
berkontribusi dalam pengembangan sektor peternakan, pertumbuhan ekonomi,
dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Namun, perlu diingat bahwa pemantauan dan evaluasi terus-menerus
terhadap ketersediaan bahan baku pakan dan keberlanjutan pengelolaan sumber
daya alam di Nusa Tenggara Barat perlu dilakukan agar industri pakan ternak
dapat terus beroperasi secara berkelanjutan dan berkontribusi positif terhadap
lingkungan dan masyarakat. Dengan demikian, pengembangan industri pakan
ternak di Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar dan memberikan peluang
yang menjanjikan. Melalui pendirian pabrik pakan yang didukung oleh
ketersediaan bahan baku pakan yang berkelanjutan, diharapkan dapat
meningkatkan kemandirian pakan ternak, mengurangi impor pakan, serta
mendorong pertumbuhan sektor peternakan yang berkelanjutan dan berkontribusi
terhadap perekonomian wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. (2019). Statistik


Peternakan dan Kesehatan Hewan 2018. Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2017). Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2020). Outlook Komoditas Pertanian
Subsektor Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2020.
Rudianto, H., & Hartono, S. (2020). Potensi dan Tantangan Pengembangan
Industri Pakan Ternak Berbasis Sumber Daya Lokal di Indonesia. Jurnal
Litbang Pertanian, 39(2), 72-82.
Suandi, E. (2018). Analisis Ketersediaan Pakan Ternak Ruminansia di Nusa
Tenggara Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 28(1), 12-22.
Suranindyah, Y. I. (2021). Pengaruh Pemberian Pakan Berbasis Bahan Lokal
terhadap Produktivitas Ayam Kampung. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner, 11(1), 132-139.
Syarief, R., & Alamsyah, A. (2020). Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Pakan
Ternak Berbasis Industri Rumah Tangga di Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Pengembangan Kota, 8(1), 57-70.

Anda mungkin juga menyukai