Di Susun Oleh:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Makalah ini disusun untuk para pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang juga
untuk memenuhi sebagian tugas.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
nutrisi ternak juga diperlukan harga pakan yang murah. Hal ini dapat
memengaruhi minat dan jumlah peternak yang mau membuka ataupun
melanjutkan usahanya. Konsumsi daging dan telur ayam ras nasional dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan. Konsumsi karkas national tahun 2010 adalah
5kg/kapita 6,2 kg/kapita pada tahun 2011 dan 7,4 kg/kapita pada tahun 2012.
Sementara konsumsi telur 63 kg/kapita tahun 2010, 72 kg/kapita tahun 2011, 74
kg/ kapita tahun 2012. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah ternak
untuk menyuplai karkas dan telur. Keadaan ini mengindikasikan bahwa
permintaan akan pakan semakin meningkat sehingga industri pakan semakin
berkembang. Jumlah pabrik pakan di Indonesia dari tahun ke tahun juga
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 jumlah pabrik pakan 65 pabrik
dengan kapasitas produksi 16 juta ton/tahun, produksi riil 11,5 juta ton/tahun,
sedangkan tahun 2013 jumlah pabrik pakan menjadi 68 pabrik pakan dengan
kapasitas produksi 18,5 juta ton/tahun dan produksi riil 15.46 juta ton/tahun.
Sebaran industri pakan ternak masih di dominasi dengan pakan unggas hampir
89%, peternakan babi 4%, akuakultur 6%, ruminsia 0,7%, dan ternak lainnya
sekitar 0,3%.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah dalam
pendirian industri pakan ternak kecil sudah layak atau tidak. Dimana kelayakan
industri tersebut dapat dinilai dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi dan aspek ekonomi atau finansial.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Berbagai macam minyak dan lemak
4
gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur
sebagai suplemen (pelengkap) atau pakan pelengkap. Konsetrat marupakan
pakan yang termasuk mudah untuk dicerna karena terbuat dari campuran
beberapa bahan pakan yang terkandung sumber energi. Berdasarkan
kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai
sumber energi (carbonaseous concentrate) dan konsentrat sumber protein
(proteinaseous concentrate). Carbonaseous concentrate merupakan konsentrat
yang mengandung energi tinggi, protein rendah dengan protein kasar kurang
dari 20 persen dan serat kasar 18 persen, sedangkan proteinaseous concentrate
adalah konsentrat yang mengandung protein tinggi dengan protein kasar lebih
dari 2 persen (Prawirokusumo, 1994).
5
bahan baku (perolehan, distribusi, dan penyimpanan), manajemen produksi, dan
manajemen pemasaran, sehingga semua operasi dapat dilakukan secara efektif
dan efisien.
Sebelum memulai industry/usaha baru perlu dilakukan analisis
kelayakan industri. Analisis kelayakan industri adalah suatu kegiatan
menganalisa untuk menilai atau mengukur sejauh mana manfat yang dapat
diperoleh dalam menjalankan suatu kegiatan industri apakah industri tersbut
layak atau tidak. Fungsi melakukan analisis kelayakan industri yaitu untuk
membantu menghindari resiko kerugian dan membantu dalam memudahkan
persencanaan (Augovany 2022). Analisis kelayakan industry memiliki
beberapa aspek-aspek diantaranya yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis-teknologi, aspek manajemen-sumber daya manusia, aspek bahan baku
dan aspek social,ekonomi atau finansial dan lingkungan.
6
hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, hargapokok barang, mutu
lingkungan fisik, dan mutu lingkungan kultur). e. Meningkatkan
penjualan barang dan jasa. f. Ingin menguasai pasar dan menghadapi
pesaing. g. Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa. h.
Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa
(Aliefah and Eka 2022).
7
mengakibatkan industri gagal banyak. Banyaknya industry yang
beroperasi tetapi aspek ini masih sebagai kasus yang perlu dipecahkan
lantaran perhitungan dalam aspek teknis yang benar waktu memulai
usaha industri misalnya lokasi industri tidak akurat terbatasnya bahan
baku besarnya ongkos angkut tidak cocoknya teknologi yang dipakai
mahalnya biaya tenaga kerja dan lainnya sebagainya.
8
manusia pada pekerja jasa konstruksi sangat diperlukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh sumber daya manusia terhadap
kinerja pekerja. Dari penjelasan diatas, dilakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana pengaruh aspek sumber daya manusia terhadap
kinerja pada proyek konstruksi (Dewi, Setyowati, and Sudipta 2016).
9
lingkungan. Aspek ekonomi tidak sesederhana melaporkan
keuangan/neraca industri saja, tetapi juga meliputi dampak ekonomi
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional
industri di komunitas lokal dan di pihak-pihak yang berpengaruh
terhadap industri lainnya. Kunci sukses dari aspek ekonomi adalah
economic performance/kinerja keuangan industri. Keberadaan industri
yang ditujukan untuk meningkatkan nilai bagi shareholders, seperti
meningkatkan keuntungan, harga saham, pembayaran deviden, dan
lainnya.
Mendefinisikan aspek lingkungan merupakan kewajiban
industri terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi dan
produk, menghilangkan emisi dan limbah, mencapai efisiensi
maksimum dan produktivitas tergantung pada sumber daya yang
tersedia, dan penurunan praktik yang dapat berdampak negatif terhadap
negara dan ketersediaan sumberdaya generasi berikutnya. industri
harus menyadari semua aspek lingkungan langsung dan tidak langsung
yang berhubungan dengan kinerja industrinya, penyerahan jasa, dan
manufaktur produk. Aspek lingkungan atau environment dimension ini
mencerminkan dimana industri memiliki kewajiban terhadap dampak
yang dihasilkan pada lingkungan dari operasional industri.
Menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah
dengan baik dan menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan
merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh industry (Aryawan,
Rahyuda, and Ekawati 2017).
10
Ketersediaan bahan baku pakan dan lokasi produksinya sangat
menentukan harga pakan. Sumber bahan baku pakan yang lokasinya
jauh dari pabrik pakan akan menyebabkan harga per satuan unit pakan
menjadi mahal, karena adanya biaya transportasi untuk mengangkut ke
pabrik pakan. Makin jauh jarak sumber bahan baku pakan dengan
pabrik pakan, makin tinggi biaya transportansinya.
Teknologi dalam industri pakan, haruslah mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku pakan, kontinuitas ketersediaan bahan baku,
jumlah kebutuhan pakan untuk ternak, pangsa pasar, dan jarak pabrik
pakan dengan bahan baku, serta jarak pabrik pakan dengan konsumen.
Keberhasilan pembangunan peternakan memang tidak saja tergantung
pada perkembangan industri pakan, karena sesungguhnya terdapat
beragam integrasi yang masih perlu di satukan. Industri pakan ternak
merupakan komponen terpenting dari sekian banyak komponen penting
lainnya dalam pengembangan subsektor peternakan. Sehingga,
investasi untuk pengembangan bisnis industri pakan dapat menjadi
salah satu faktor pendorong bagi tumbuh kembangnya ragam usaha
peternakan dan tentunya dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi
nasional (Bidura 2017).
11
dalam pergerakan industri yang ada agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan target hasil yang di inginkan masyarakat maupun pemerintah. Untuk
industri pakan skala kecil sangat layak dikembangkan di NTB, alasannya
karena ketersediaan bahan baku dan pangsa pasar yang berkaitandengan
jumlah penduduk namun sebelum adanya pembangunan pabrik pakan ternak
di NTB, ada beberapa alasan mengapa industri pakan skala kecil itu dianggap
layak berada di NTB yaitu karena bahan baku yang tidak cukup memadai dan
masih harus didatangkan dari luar serta daya serap pasar di NTB masih jauh
dari daya serap pasar di jawa,sangat kecil dibandingkan dengan volume
produksi yang dapat dihasilkan pabrik pakan seperti yang ada di jawa.
Namun pada intinya Konsep industrialisasi bukan dalam konteks
pembangunan pabrik-pabrik besar. Tetapi disederhanakan sebagai upaya
melakukan hilirisasi atau pengolahan seluruh bahan baku yang tersedia di NTB
menjadi produk jadi.Misalnya, dedak atau jagung diolah jadi pakan atau olahan
lain. Sederhananya, tidak lagi menjual bahan mentah ke pabrikan di luar NTB.
Dari proses pengolahan bahan baku ini, banyak jasa yang terlibat. Satu
dengan yang lainnya saling terkait dan saling bergerak. Saling menghidupkan
dan mendapat nilai tambah yang lebih besar. “Itulah industrialisasi yang
dimaksudkan. Mendorong sektor ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat,”
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Aliefah, Nurul Aniesatun, and Arilia Nandasari Eka. 2022. “Analisis Kelayakan
Bisnis Ditinjau Dari Aspek Pemasaran Dan Keuangan Pada Kedai Olan’Z
Food Kebumen.” LABATILA: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam 6(1):40–56.
Aryawan, Made, I. Ketut Rahyuda, and Ni Wayan Ekawati. 2017. “Pengaruh Faktor
CSR (Aspek Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan) Terhadap Citra Perusahaan.”
E-Jurnal Manajemen Unud 6(2):604–33.
Augovany, Vialdo Kahfi. 2022. Analisis Kelayakan Usaha Pendirian Pabrik Pakan
Ternak Di Kaliboto Green Institute, Karanganyar.
Bidura, I. Gusti Nyoman GDE. 2017. Teknologi Dalam Industri Pakan. Denpasar.
Dewi, Diah Parami, Dewi Suci Setyowati, and I. Gusti Ketut Sudipta. 2016.
“ANALISIS ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA
PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG.” Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil 20(2):103–9.
Fradinata, Edy, Aman Yaman, and Darsul. 2022. “INTRODUKSI PROSES
PEMBUATAN PAKAN AYAM SKALA INDUSTRI MENENGAH Di
BLANG BINTANG ACEH BESAR.” Jurnal Pengabdian Mandiri 1(7):1283–
90.
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. “Tabel Komposisi Bahan
Makanan Ternak Untuk Indonesia”. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hidayat, Muhammad Royyan. 2017. “STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN
PABRIK PAKAN TERNAK AYAM RAS PETELUR DI KOTA
PAYAKUMBUH Oleh : Muhammad Royyan Hidayatullah.” JOM Fekon
4(1):913–26.
Israeni. 2021. Analisis Aspek Pasar Dan Pemasaran. Makasar.
Jems. A. Momot, K.p. 201). Pengaruh penggunaan konsetrat dalam pakan rumput
benggala (panicummaximum) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan
organik pada kambing lokal. Jurnal zootek.
Mukhlisin, Anwarul. 2018. STUDI KELAYAKAN FINANSIAL INDSUTRI PAKAN
TERNAK BERBASIS JERAMI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN
14
LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT PUBLIKASI. Mataram.
Pagala, Muhammad Amrullah. 2010. “Studi Kelayakan Ekonomi Pengembangan
Pabrik Pakan Ternak Di Sulawesi Tenggara.” Buletin Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian (23):146–66.
Ramadhani, Ulfa, Mirnawati, Khelvin.k, and Ikran Kurniawan. 2021. Aspek Teknis
Dan Teknologi. Makasar.
Taufiq, C.D. 2017. Optimasi komposisi pakan untuk penggemukan sapi potong
menggunakan algoritma genetika.jurnal pengembangan teknologi dan
informasi.
Udin. 2015. Menjadi kaya dengan usaha ternak sapi potong. Available
at:http://jualansapi.com/ternaksapi-menjadi-kaya-dengan-beternak-sapi-
potong/. Diakses pada 18 Februari 2023.
15