Anda di halaman 1dari 21

Pengenceran dan Penyimpanan Semen

Cair

Nama : Yuni Safitri


Nim 1403055036
Pengenceran semen cair
Pengenceran semen adalah satu upaya untuk
memperbesar volume semen serta menurunkan
kandungan sperma dalam volume tertentu
sehingga akan lebih banyak dosis inseminasi
dapat dibuat. Dengan demikian akan lebih
banyak jumlah ternak betina yang dapat
dikawini oleh seekor pejantan karena setiap
ejakulatnya mampu menginseminasi banyak
betina.
Pengenceran semen cair
Semen yang tidak diencerkan, sukar
mempertahankan hidupnya lebih dari 24 jam,
walaupun disimpan dalam suhu rendah. Karena
spermatozoa yang senantiasa bergerak aktif,
maka cadangan energi di dalam semen yang
tidak diencerkan akan cepat habis digunakan.
Selain itu semakin meningkatnya kadar asam
laktat yang terbentuk makin meningkat derajat
keasaman semen yang bersifat racun terhadap
spermatozoa.
Pemanfaatan pengawet semen mulai berkembang
setelah ditemukannya gliserol oleh Polge pada
tahun 1949 dengan kemasan yang digunakan
pertama kali berbentuk pellet. Kemasan semen lain
yang berkembang selanjutnya adalah ampul, mini
(0,25 ml) dan medium (0,5 ml) straw, minitub (0,25
dan 0,3 ml), macrotub (5 ml) serta kemasan plitplat
(5ml) yang digunakan pada semen beku babi.
Kemasan yang sekarang populer dan digunakan
secara universal adalah kemasan straw 0,25 dan 0,5
ml Cassou (IMV, Prancis) dan minitub 0,25; 0,3 dan
0,5 ml (Minitub, Jerman).
Indonesia saat ini memiliki dua balai inseminasi
buatan (BIB) nasional dan beberapa balai inseminasi
buatan daerah (BIBD), yang menggunakan dua kemasan
straw, yaitu ministraw dan minitub.Untuk menghasilkan
semen beku yang berkualitas tinggi dibutuhkan bahan
pengencer semen yang mampu mempertahankan
kualitas spermatozoa selama proses pendinginan,
pembekuan, maupun pada saat thawing dan oleh sebab
itu bahan pengencer semen beku harus mengandung
sumber nutrisi, buffer, bahan anti cold shock, antibiotik,
dan krioprotektan yang dapat melindungi spermatozoa
selama proses pembekuan dan thawing.
Keberhasilan inseminasi buatan memerlukan
semen yang berkualitas baik dengan daya hidup
semen yang tinggi, sehingga proses pengolahan
semen perlu sangat diperhatikan. Semen segar
terbukti menghasilkan fertilitas lebih tinggi,
biaya lebih murah dan tingkat keberhasilannya
yaitu semen beku 1 juta semen cair sebanding
dengan 15 juta semen beku.
Semen Cair atau segar
Semen adalah cairan suspensi seluler yang
mengandung gamet jantan atau spermatozoa
dan merupakan sekresi kelenjar asesoris pada
saluran reproduksi jantan. Fertilitas semen segar
pada proses inseminasi buatan sangat
berpengaruh pada tingkat keberhasilan IB, hal
ini karena semen cair segar terbukti
menghasilkan fertilitas lebih tinggi dan biaya
lebih murah daripada semen beku.
Seminal plasma merupakan sekresi epididimis
dan kelenjar kelamin asesori yaitu vesica
seminalis, prostata dan bulbourethralis. Sekresi
tersebut berfungsi sebagai buffer dan medium
bagi spermatozoa agar daya hidupnya dapat
dipertahankan secara normal setelah ejakulasi.
Konsentrasi sperma yang dihasilkan berbeda
pada tiap individu ternak dan dapat mencapai
lebih dari 2000 juta, sedangkan penggunaannya
pada 50 juta/ml sudah cukup baik
Keuntungan penggunaan sperma cair adalah satu
juta spermatozoa cair sebanding dengan
menggunakan 15 juta spermatozoa beku pada
proses inseminasi untuk mendapatkan fertilitas
yang sama pada ternak sapi. Fertilitas sperma cair
dapat dipertahankan hingga 3-5 hari apabila
disimpan pada temperatur 10oC-15oC, sesudah itu
mengalami penurunan fertilitas 3%-6% setiap
harinya. Viabilitas atau daya hidup spermatozoa
dapat diperpanjang apabila dalam bahan pengencer
ditambahkan antioksidan.
Bahan Pengencer semen cair
Saat ini secara meluas telah dan digunakan bahan
pengencer yang mengandung buffer seperti tris
(hydroxymethyl) aminomethan yang secara
universal digunakan untuk semen beku sapi , semen
kambing, semen domba, semen anjing dan semen
ayam. Selain pengencer semen yang dapat dibuat
berdasarkan resep, terdapat berbagai pengencer
kemasan yang telah beredar dan dapat diperoleh di
pasaran seperti Biochiphos dan Bioexcel (IMV,
Perancis) juga triladyl, biladyl dan pengencer
AndroMed (Minitub Jerman) yang menggunakan
lesitin dari kacang kedelai (KK).
Beberapa bahan pengencer yang umum
digunakan dalam pengencer semen adalah
kuning telur, susu, air kelapa. Bahan pengencer
lain yang berpotensi dimanfaatkan untuk dapat
mempertahankan kualitas spermatozoa adalah
pengencer NaCl Fisiologis, Ringer Laktat dan
Ringer Dextrose. Ketiga larutan tersebut dapat
digunakan sebagai pengencer semen sebab
komposisi kimianya relatif isotonis dengan
cairan tubuh dan plasma semen.
Larutan pengencer semen yang memiliki
komposisi kimia lebih lengkap akan memberikan
fungsi yang baik bagi spermatozoa yang
diencerkan, subtrat-subtrat nutrisi diperlukan
spermatozoa untuk mempertahankan hidupnya,
terutama bagi spermatozoa yang disimpan
terlebih dahulu sebelum diinseminasikan.
Penyimpanan Semen Cair
Dalam proses penampungan semen harus selalu
diperhatikan kebersihan untuk mencegah
kontaminasi semen. Penanganan dan perlakuan
terhadap pejantan harus tepat dan teliti. Hal ini
penting untuk memberikan stimulasi yang cukup
sebelum penampungan, yang akan meninggikan
kuantitas dan kualitas semen yang diperoleh.
Agar kualitas dan fertilitas sperma tetap tinggi,
maka dalam proses penyimpanan perlu
ditambahkan suatu larutan atau bahan
pengencer (extender) dan bahan pengawet
(cryoprotectant) ke dalam
sperma. Penambahan bahan-bahan tersebut
bertujuan untuk memperpanjang daya tahan
hidup spermatozoa, sehingga dapat digunakan
dalam waktu yang relatif lama.
Penyimpanan jangka pendek biasanya cukup
menggunakan extender. Extender adalah suatu
bahan yang digunakan untuk melarutkan
sperma ikan. Extender sering kali disebut
sebagai artificial seminal plasma, karena
pembuatan extender harus mempertimbangkan
bahan-bahan yang ada di dalam seminal plasma.
Komposisi extender harus sama dengan
komposisi yang ada di dalam seminal plasma
sperma ikan yang diawetkan.
Fungsi dari bahan pengencer (extender) yang
merupakan sumber energi, melindungi sperma
terhadap kerusakan akibat pendinginan yang cepat,
mencegah pengaruh yang merugikan seperti
perubahan pH akibat terbentuknya asam laktat,
mempertahankan tekanan osmotik dan
keseimbangan elektrolit, menghambat
pertumbuhan bakteri, mempertahankan fertilitas
sperma yang disimpan, sehingga dapat digunakan
untuk inseminasi dan memproduksi sel
spermatozoa selama pembekuan.
 Penyimpanan jangka pendek tidak membutuhkan
banyak peralatan maupun pendanaan tapi bisa
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat
dan tidak menuntut banyak syarat dan relatif murah.
 Penyimpanan jangka pendek hanya membutuhkan
alat pendingin berupa lemari pendingin atau kulkas
dengan bahan pengencer yang relatif mudah dibuat
atau dipesankan di Perguruan Tinggi yang terdapat
Laboratorium Kimia, jurusan Kedokteran Hewan
maupun Peternakan.
Dalam pemanfaatan semen cair dibutuhkan teknologi
dalam menjaga kualitas semen salah satunya dengan
metode pengawetan sperma dengan metode chilling,
yaitu adalah pengawetan sperma dengan cara diencerkan
dan diikuti dengan pendinginan sampai suhu 5 °C
(Situmorang at al, 2000; Mardiyah, 2001) sehingga
pembuatannya lebih cepat dari pembekuan sperma yang
didinginkan sampai -196 °C. Pengenceran dilakukan untuk
menjamin kebutuhan fisik dan kimiawi, dan penyimpanan
pada suhu 5 °C dapat mempertahankan kehidupan
sperma dalam waktu tertentu untuk kemudian dipakai
sesuai dengan kebutuhan.
Chilling semen dibuat untuk mempermudah
pelaksanaan inseminasi buatan di lapangan,
sehingga lebih praktis dan lebih ekonomis bila
dibandingkan dengan menggunakan semen
beku yang selalu tergantung pada ketersediaan
nitrogen cair dan kontainer NZ yang cukup
mahal. Pemeliharaan semen ini cukup hanya
disimpan di dalam suhu 5 °C dan bisa bertahan
sampai 1 minggu.
Konsentrasi sperma yang dihasilkan berbeda
pada tiap individu ternak dan dapat mencapai
lebih dari 2000 juta, sedangkan penggunaannya
pada 50 juta/ml sudah cukup baik. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa dengan
konsentrasi pengenceran yang menghasilkan
mutu sperma yang baik untuk mendapatkan
sperma hidup yang lebih panjang, dalam
menunjang keberhasilan program inseminasi
buatan.
SELESAI….

Anda mungkin juga menyukai