(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teknologi Hasil Ternak oleh Bapak Dr. Muhammad
Sayuti S.Pt, M.Si)
Disusun
O
L
E
H
PUTRA IRAWAN
(621419024)
KELAS B
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dankaruniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Praktikum Rekayasa danProses Pangan yang membahas tentang bab
daging. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang
senantiasa istiqomahmenegakkan risalahnya.Makalah Praktikum Rekayasa dan Proses Pangan tentang bab daging
disusun untukmemenuhi tugas makalah praktikum ini disebabkan tidak dapat mengikuti praktikum pada harisabtu, 31
Mei 2014 karena sedang tugas kantor, dan diharapkan kemakluman dari bapak/ibudosen.Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyakkekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masyarakat belum memahami dan memanfaatkan semaksimal mungkin dari hasil ternak yang dapat
menhasilkan keuntungan besar demi meningkatkan ekonomi masyarakat. Salah satu komoditi hasil ternak adalah
daging yang diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan proteinkarena kandungan proteinya yang tinggi yang
mampu menyumbangkan asam amino esensialyang lengkap.
Namun untuk daging segar mudah busuk atau mudah rusak karena adanya perubahan kimiawi
dan kontaminasi mikroba. Oleh karena itu usaha pengolahan penanganan merupakan cara untuk mengurangi
kerusakan daging pasca panen sekaligus memperoleh nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Pengolahan daging
seperti halnya pengolahan bahan lainya
bertuju untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki sifat organoleptik, menambah variasi bentuk hasil olahan
daging, memungkinkan tersedianya produk daging setiap saat sertamenghemat waktu dan energy untuk persiapan
daging sebelum dimakan. Teknologi pengolahan pangan setidaknya memiliki dua manfaat, yaitu :
menekan kehilangan (loss) bahan pangan sejak panen dan transformasi bahan mentah menjadi produk pangan olahan
yang dapat berssaing untukmemenuhi kebutuhan pangan nasional.
Teknologi pangan harus mampu menghasilkan poduk yang kompetitif untuk menjawabtantangan
dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Komoditas daging dapat disiapkansebagai daging segar potong ( frsh
cut meat ) dan daging giling (mince meat ); diawetkan sebagaidaging beku ( frozen meat );bdan diolah menjadi
berbagai produk antara lain delikatesen, sosis,korned, dendeng, abon, steak.
I.2 Tujuan
Tujian dari makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai pengembangan produk olahandaging sapi yang sudah
beredar dimasyarakat.
I.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang berbagai pengembangan produk olahan daging sapi
yang sudah ada dan beredar dimasyarakat.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Kebanyakan daging tumbuh dipermukaan daging, namun tidak tertutup kemungkinanditemukan bakteri
di dalam jaringan otot. Bakteri dapat mencapai jaringan dalam karkas dengan berbagi cara, diantaranya melalui
mekanisme berikut :
a. Jaringan ternak sehat dapat mengandung populasi kecil bakteri namun dinamis bila bakteri tersebut secara terus
menerus memperoleh akses ke dalam jaringan ternak hidupdengan penetrasi membran mukosa saluran respirasi
dan pencernaan untuk menggantikanyang telah dibasmioleh mekanisme ketaahanan tubuh ternak.
b. Bakteri dari usus dapat menyerang jaringan karkas, baik selama pemotongan yangdikenal dengan agonal invasion
maupun setelah pemotongan yang disebut dengan pasmortem invasion.
c. Bakteri dapat terbawa ke dalam jaringan oleh luka sebelum pemotongan.
d..Bakteri yang mengkontaminasi permukaan karkas dapat melakukan penetrasi ke lapisan jaringan otot yang lebih
dalam (Gill, 1982).
Umumnya mikroorganisme tumbuh dengan baik pada pH sekitar 7,0 (6,6-7,0), beberapamampu
tumbuh dibawah 4,0. Daging mentah secara alami terkontaminasi dengan berbagaimikroorganisme, diantaranya
Lactobacillus, Enterococcus, Microoccus, Staphyloccus, Pseudomonas, Acinobacter, Anthrobacter, Cyanobacterim,
Brochotrix, Listeria, Enterobacteriaceae serta kapang dan khamir (Rose, 1982).Kualitas daging ditentukan salah
satunya oleh komposisi mikrobiologis dari berbagai mikroorganisme dalam daging tersebut.
SNI No. 01-6366-2000 memberikan standar batasanmaksimum cemaran mikroba dalam daging sebagaimana yang
disajikan dalam tabel dibawah :
Tabel Batas Maksimum Cemaran Mikroba pada Daging.
2.3.4. Pelayuan
Pelayuan dari karkas yang dihasilkan setelah penyiangan bertujuan untuk memberikankesempatan agar proses-
proses biokimia yang terjadi pada daging setelah hewan mati dapat berlangsung secara sempurna sebelum daging
tersebut dikonsumsi. Pelayuan ini harus dilakukanuntuk memperoleh daging dengan keempukan dan cita rasa yang
baik sebagai hasil dari proses- proses biokimia yang berlangsung selama pelayuan. Untuk mencegah terjadinya
pembusukan, pelayuan sebaiknya dilakukan untuk mencegah terjadinya pembusukan, pelayuan sebaiknyadilakukan
pada suhu rendah (3,6ºC – 4,4ºC) selama sekitar12 – 24 jam untuk karkas hewan kecil (babi, kambing dan domba)
dan sekitar 24 – 48 jam untuk karkas hewan besar (sapi dankerbau). Untuk karkas unggas pelayuan tidak perlu
dilakukan oleh karena proses-proses biokimia pada daging unggas yang telah mati berlangsung lebih singkat, yaitu
selama penyiangan. Apabila pelayuan dilakukan pada suhu yang lebih tinggi, waktunya harus lebihsingkat agar tidak
terjadi pembusukan daging.