Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR GENETIKA TERNAK


“SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF PADA TERNAK SAPI”

OLEH :
NAMA : SRI DESI ASWARI
STAMBUK : L1A1 13 035
KELAS :C
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : MELLY PRATIWI. S

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
I.PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sapi merupakan hewan ruminansia dengan saluran pencernaan yang berbeda


dengan ternak unggas karena ternak sapi memiliki 4 lambung yaitu rumen. retikulum,
omasun dan abomasum.Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan sumber
protein. Data Dirjen Peternakan (2005) menyebutkan bahwa produksi daging sapi
463.800 ton dan daging sapi merupakan sumber daging yang paling digemari
masyarakat Indonesia setelah daging unggas. Peningkatan produktivitas sapi bisa
dilakukan dengan cara pemeliharaan dan budidaya yang baik. Ukuran
keberhasilan manajemen pemeliharaan sapi adalah dengan melihat produktivitas
sapi tersebut. Bobot badan sapi merupakan salah satu indikator produktivitas
ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear tubuh sapi meliputi lingkar
dada, panjang badan dan tinggi badan (Kadarsih, 2003). Peternak umumnya
menggunakan bobot hidup sapi sebagai ukuran keberhasilan pemeliharaan dan
pertumbuhan sapi yang telah dipelihara apakah sesuai dengan harapan. Bobot
hidup juga merupakan salah satu penentu harga seekor sapi dalam bidang
pemasaran. Keterbatasan dalam penentuan bobot badan sapi dilapangan adalah
minimnya fasilitas timbangan ternak sehingga peternak harus melakukan
penaksiran bobot badan secara subjektif. Beberapa formula telah dikembangkan
untuk memprediksi bobot badan berdasarkan ukuran linear tubuh. Formula yang
telah dikenal antara lain formula Schoorl yang menggunakan lingkar dada dan
formula Winter yang menggunakan lingkar dada dan panjang badan sebagai
faktor penduganya. Namun demikian, pendugaan bobot badan berdasarkan
formulasi-formulasi tersebut menghasilkan keakurasian yang rendah karena
perbedaan bangsa ternak dan latar belakang nutrisi ternak sehingga menghasilkan
skor kondisi ternak yang beragam.
Sifat kualitatif adalah sifat bangsa ternak berdasarkan sifat-sifat yang
tidak dapat diukur melainkan klasifikasi individunya masuk dalam satu dari dua
kelompok atau lebih, sifat ini dapat dilihat dari kenampakan yang tida dapat
diukur, dan sedikit bahkan atau tidak ada hubungannya dengan kemampuan
produksi.
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat
diamati dengan mata telanjang,tetapi dapat diukur dengan satuan tertentu. Sifat
kuantitatif sangat berhubungan dengan produksi.
Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang
berperan secaa aditif,dimonas dan epistatik dan berama-sama dipengaruhi oleh
lingkungan (non genetik),menghasilkan ekspresi fenotip sebagai sifat
kuantitatif.Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai
minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena
jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka pernan gen
secara sepasang demi sepasang tidak penting.
Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian,penelitian kuantitatif
menanyakan atu ingin mengetahui tingkat pengaruh,keeratan kolerasi atau asosiasi
antar variabel,atau kadar satu variabel dengan cara pengkuran. Sedangkan
penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa
konsep yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti

1.2 TujuandanManfaat

Tujuan yang akan dicapai pada pelaksanaan praktikum ini adalah untuk
mengetahui sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak sapi.
Adapun manfaat yang akan diperoleh yaitu mahasiswa dapat mengetahui atau
mengidentifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak sapi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi

Sapi merupakan hewan ruminansia dengan saluran pencernaan yang berbeda


dengan ternak unggas karena ternak sapi memiliki 4 lambung yaitu rumen. retikulum,
omasun dan abomasum.Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan sumber
protein. Parameter tubuh adalah nilai-nilai yang dapat diukur dari bagian tubuh ternak
termasuk ukuran-ukuran yang dapat dilihat pada permukaan tubuh sapi, antara lain
ukuran kepala, tinggi, panjang, lebar, dalam dan lingkar (Natasasmita dan Mudikdjo,
1979). Indikator penilaian produktivitas ternak dapat dilihat berdasarkan parameter tubuh
ternak tersebut. Parameter tubuh yang sering dipergunakan dalam menilai produktivitas
antara lain tinggi badan, lingkar dada dan panjang badan. Bobot badan juga merupakan
indicator penilaian produktivitas dan keberhasilan manajemen peternakan (Blakely dan
Bade, 1991).
Perguruan tinggi Pertanian Scotlandia Timur adalah pelopor pembuatan sistem
scoring (Rutter et al., 2000).Kondisi tubuh dinilai dari satu (sangat kurus) sampai lima
(sangat gemuk). Penggunaan metode ini pertama kali dikemukakan tahun 1917 digunakan
untuk memprediksi rasio antara nilai lemak dan bukan lemak pada sapi (Phillips,
2001).Pengelompokan skor kondisi tubuh pada tahun 1976 dibagi menjadi lima kategori
dengan mempertimbangkan metode palpasi pada spinous processus dan pangkal ekor
sangat berhasil diterapkan pada domba. Pembagian lima point kategori skor kondisi pada
umumnya berdasarkan nilai perlemakan dan perdagingan sapi.
Skor kondisi tubuh dapat menentukan hubungan antara penampilan produksi dan
reproduksi dengan manajemen pakan yang telah diterapkan.Sapi yang memiliki skor
kondisi yang bagus menunjukkan jumlah perlemakan dan perototan yang lebih besar
karena merupakan refleksi dari pakan yang baik (Neumann dan Lusby, 1986).

B. Sifat Kualitatif

Sifat Kualitatif bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak


dimana individu-individu dapat di klasifikasikan ke dalam satu dari dua kelompok
atau lebih ternak, dan pengelompokkan ini berbeda jelas satu sama lainnya. Sifat
kualitatif ini dapat didasarkan kenampakan yang tidak dapat diukur dan sedikit
atau bahkan tidak ada hubungannya dengan kemampuan produksi. Sifat kualitatif
yang dimiliki oleh individu ternak diantaranya adalah warna tubuh,bentuk dan
panjang telinga, ada tidaknya tanduk dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat
kualitatif di tentukan oleh banyak gen. Sifat kuantitatif bangsa ternak adalah
penentuan dalam karakter ternak di mana individu-individu ternak dipengaruhi
oleh perbedaan lingkungan seperti perlakuan tatalaksana pemeliharaan atau
management, tetapi bukan oleh genetisnya (Yansel putra 2013).

C. Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif ini dapat di ukur dengan parameter tertentu dan antara
sifat yang baik dan jelek terdapat perbedaan yang tajam. Sifat kuantitatif
diantaranya adalah produksi daging, telur,susu,ukuran tubuh pertambahan berat
badan dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif di tentukan oleh
hanya satu pasang gen atau satu gen tunggal. Adanya perbedaan karakteristik sifat
kualitatif dan kuantitatif maka ternak dapat juga di golongkan berdasarkan jenis
ternak seperti ternak jenis sapi,kerbau,domba,kambing,unggas,dan lain-lain juga
dapat menentukan tipe produksinya seperti tipe perah,tipe daging, dan tipe petelur.
(Yansel putra 3013)
Untuk sifat kuantitatif, akan berpengaruh terhadap nilai jual hewan ternak
jika semakin bagus keadaannya. Sedangkan untuk sifat kuantitatif sendiri tidak
berpengaruh banyak pada harga jual hewan ternak atau hanya berdasarkan
kriteria. Selain itu banyak atau tidaknya gen mempengaruhi dalam menentukan
sifat kuantitatif maupun kuantitatif.
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat
diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan terntentu. Sifat
kuantitatif sangat berhubungan dengan produksi.
Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang
berperan secara aditif, dimonans dan epistatik dan bersama-sam di pengaruhi oleh
lingkungan (non genetik), menghasilkan ekpresi fenotip sebagai sifat kunatitatif.
Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan
maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena jumlah yang
besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara
sepasang demi sepasang tidak penting. Sifat kuantitatif memilikiciri-ciri

yaitu :Memiliki nilai ekonomis, Dapat dihitung atau diukur, Terpengaruhi oleh
faktor lingkungan, Banyak gen yang mempengaruhi sifat kuantitatif (Johan
Wijaya 2013).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum sifat kualitatif dan sifat kuantitatif pada ternak sapi
dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 November 2014 pukul 14.00 WITA hingga
selesai, dan bertempat di RPH (rumah pemotongan hewan)

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Sifat Kualitatif Dan
Kuantitatif Pada Sapi.Dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.alat dan bahan yang digunakan pada praktikum sifat kualitatif dan
kuantitatif pada ternak sapi.
Nama Alat Dan Bahan Fungsi Dan Kegunaan
Alat tulis Untuk mencatat ciri-ciri kualitatif dan kuantitatif
pada ternak
Meteran Sebagai alat ukur
Tongkat ukur Sebagai alat ukur
Sapi Jantan Sebagai objek pengamatan

C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
a. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, yaitu 5 ekor sapi, meteran,
tongkat ukur dan alat tulis.
b. Mengamati ciri-ciri yang dimiliki oleh sapi 1, sapi 2, sapi 3, sapi 4, sapi
5, yaitu seperti warna bulu, ada tidaknya tanduk, bentuk bulu,dan
panjang tanduk,.
c. Mengukur panjang badan, lingkat dada, kedalaman dada, lebar dada,
tinggi pinggul, tinggi punggung, dan lebar pinggul.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Karakteristik Ternak Sapi Berdasarkan Sifat Kualitatif

SifatkualitatifpadaternakSapipadapraktikuminidapatdilihatpadatabel 2 berikut.

Tabel 2 karakteristik ternak sapi berdasarkan sifat kualitatif


KarateristikTernak Sapi
No JenisTernak Warna ada/tidak Bentuk Panjang
bulu tanduk bulu tanduk
1 Sapi 1(jantan) Merah bata ada kasar panjang
2 Sapi 2(jantan) Merah bata ada kasar panjang
3 Sapi 3(betina) Coklat ada halus Pendek
4 Sapi 4(betina) Coklat ada kasar Pendek
5 Sapi 5(betina) Merah bata ada halus Pendek

2. Karakteristik ternak kambing berdasarkan sifat kuantitatif kambing

Sifatkuantittatifpadaternakasapi pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3


berikut.

Tabel 3.Sifatkuantitatifpadakambing
No karakteristiktern jenisSapi
akSapi Rata-
rata
Sapi 1 Sapi Sapi Sapi Sapi
2 3 4 5
1. Panjang badan 88 93 119 88 103 98.2
2. lingkar dada 134 132 155 124 138 136.6
3. lebar dada 29 29 33 32 32 31
4. Tinggi pinggul 109 107 107 102 114 107.8
5. Tinggi badan 107.5 106 116 100 108 107.5
6. Lebar pinggul 38 39 23 25 32 31.4
7. Panjang kepala 33 32 38 31 32 33.2
8. Lebar kepala 18 18 15 15 18 16.8
9. Panjang tanduk 17 16 19 12 12 15.2
B.Pembahsan

Performans atau penampilan individu ternak ditentukan oleh faktor genetik


dan faktor lingkungan. Faktor genetik adalah kemampuan sedangkan faktor
lingkungan adalah merupakan kesempatan yang dimiliki ternak. Performans
(produksi susu) yang optimum akan ditunjukkan apabila individu ternak
mempunyai kemampuan dan kesempatan seluas-luasnya. Performans individu
ternak dapat dibedakan atas dasar performans yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Pada ternak perah, performans ditunjukkan terhadap sifat kuantitatif
karena mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti produksi dan kadar lemak susu.

Seleksi merupakan cara yang banyak ditempuh dalam pemuliaan ternak


perah, khususnya sapi perah karena cara ini lebih mudah, murah, dan waktu yang

diperlukan relatif tidak terlalu lama. Adapun dasar seleksi yang dipakai adalah
menggunakan nilai mutu genetik ternak yang tidak nampak dari luar. Oleh karena
itu harus dilakukan suatu pendugaan terlebih dahulu terhadap mutu genetik ternak
atas dasar performans (produksi susu) yang ada. Dengan demikian dapat dipilih
ternak mana yang dianggap baik dan ternak mana yang dianggap kurang baik.

A. Sifat Kuantitatif

Untuk memahami bagaimana seleksi untuk sifat kuantitatif bekerja, perlu


pemahaman yang baik dari beberapa konsep penting. Variasi dalam sifat tertentu
antara hewan adalah kunci untuk proses seleksi. Untuk mengetahui kualitas tubuh
pada ternak sapi khususnya yang berhubungan dengan sifat sifat kuantitasnya kita
dapat melakukan pengecekan diantaranya dengan mengukur ukuran ukuran tubuh
kambing itu sendiri seperti: panjang badan, lingkar dada, panjang kepala serta
tinggi pundak. Dari hasil pengamatan kami dikandang RPH (rumah pemotongan
hewan) kita dapat mengambil rata-rata sebagai berikut:

1. Panjang Badan
Dari tabel 3 di dapatkan Rata-rata Panjang Badan keseluruhan ternak sapi
adalah(491/5 = 98.2). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
2. Lingkar Dada
Dari tabel 3 di dapatkan Rata-rata Lingkar Dada keseluruhan ternak sapi
adalah (683/5= 136.6).Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat
3. Lebar Dada
Dari tabel 3 di dapatkan rata-rata lebar dada keseluruhan ternak sapi
adalah (155/5=31). Hal tersebut menunjukan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
4. Panjang kepala
Dari tabel 3 di dapatkan Rata-rata Panjang kepala keseluruhan ternak sapi
adalah (166/5 = 33.2).Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
5. Tinggi Pinggul
Dari tabel 3 didapatkan Rata-rata Tinggi Pinggul keseluruhan ternak sapi
adalah (539/5 = 107.8). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
6. Tinggi Badan
Dari tabel 3 didapatkan rata-rata tinggi badan keseluruhan ternak sapi
adalah (537.5/5=107.5). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
7. Lebar Pinggul
Dari tabel 3 didapatkan rata-rata lebar pinggul keseluruhan ternak sapi
adalah (157/5=31.4). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
8. Lebar Kepala
Dari tabel 3 didapatkan rata-rata lebar kepala keseluruhan ternak sapi
adalah (84/5=16.8). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
9. Panjang Tanduk
Dari tabel 3 didapatkan rata-rata panjang tanduk keseluruhan ternak sapi
adalah (76/5=15.2). Hal tersebut menunjukkan bahwa 98% sapi yang ada di
kandang tersebut dalam keadaan normal atau sehat.

Sedangkan untuk tingkah laku yang lebih khusus atau lebih spesifik
misalkan seperti kambing terkejut (agresif) ketika seorang pengunjung memasuki
kandang, kambing saling berebut makanan(rumput/kulit pisang) yang telah di
sediakan, Kambing di salah satu saling bergerombol, dan Kambing saling
mengejar satu sama lain, sifat sifat atau tingkah laku tersebut merupakan tingkah
laku yang sangat lazim di lakukan oleh seekor kambing baik itu jantan maupun
betina atau induk dan anak, dengan tujuan tertentu.

B. Sifat Kualitatif
1. Warna Bulu
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada sifat kualitatif sapi, dari
tabel 2 diatas didapatkan warna bulu sapi 1 dan 2 yang berjenis kelamin jantan
yaitu merah bata. Hal ini dikarenakan sapi bali dominan berwana merah bata..
Sedangkan sapi 3 dan 4 yang berjenis kelamin betina warna bulunya coklat, dan
sapi 5(betina) warna bulunya yaitu warna merah bata.
2. Bentuk Bulu
Dari tabel 2 yang didapatkan dari hasil pengamatan bentuk bulu sapi 1 dan
2 yang berjenis kelamin jantan berbentuk kasar, sedangkan sapi 3,4 dan 5 yang
berjenis kelamin betina memiliki bentukbulu ada yang kasar dan halus.
3. Ada/tidaknya tanduk
Dari tabel 2 didapatkan bahwa sapi 1-5 semuanya memiliki tanduk.Hal ini
disebabkan karena kebanyakan sapi bali baik yang jantan maupun betina pasti
memiliki tanduk dan kemungkinan kecil hanya sebagian saja yang tidak memiliki
tanduk.
4. Panjang Tanduk
Dari tabel 2 didapatkan panjang tanduk sapi 1 dan 2 berbentuk panjang.
Hal ini dikarenakn sapi 1 dan 2 berjenis kelamin jantan. Sedangkan sapi 3,4 dan 5
memiliki bentuk tanduk yang pendek. Hal ini disebabkan karena sapi 3,4 dan 5
berjenis kelamin betina.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kita dapat menarik kesimpulan bahwa:
a. Sifatkualitatif yang sering muncul pada ternak sapi yaitu warna bulu,
bentuk bulu, panjang tanduk dan ada tidaknya tanduk.
b. Sifat kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran pada ternak sapi
dengan rata-rata yang berbeda yaitu panjang badan 98.2 cm, lingkar dada
136.6 cm, lebar dada 31cm, tinggi pinggul 107.8 cm, tinggi badan 107.5
cm, lebar pinggul 31.4 cm, panjang kepala 33.2 cm, lebar kepala 16.8 cm
dan panjang tanduk 15.2 cm.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami ajukan pada praktikum ini yakni agar diharapkan
setiap mahasiswa benar-benar memperhatikan saat pengukuran yang sedang
dilakukan dan dapat menjalin kerjasama yang baik antar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Everitt, B.S. and G. Dunn. 1998. Applied Multivariate Data Analysis. Halsted
Press,New York.Lawrie, R.A. 2002.

Haard NF. 1977. Biochemical Reactions in Fish Muscle During Frozen


Storage.Canada: Fishing News Books.

Hermansyah RA. 2008. Perubahan nilai pH postmortem daging sapi yang


dipotong dengan menggunakan restraining box [Skripsi]. Bogor:
Herren, R. 2000. The Science of Animal Agriculture. 2nd Edition. Delmar,
NewYork.

Johan wijaya. 2013. Sifatkualitatif dan kuantitatif. (online)


http://c31121037.blogspot.com/2013/06/sifat-kualitatif-ternak.html.
Diakses pada tanggal 11 november 2104

Yansel putra. 2103. Laporan sifatkualitaif dan kuantitatif (online)


http://yanselputra.blogspot.com/2013/12/yansel-putra-laporan-dpt-
sifat.html . Diakses pada tanggal 11 november 2104

Anda mungkin juga menyukai