Oleh
Iska Fariska
NIM. L1A1 17 142
I. PENDAHULUAN
Pakan adalah sesuatu yang mengandung nutrisi dan dibutuhkan oleh ternak
untuk kelangsungan hidupnya. Fungsi pakan bagi ternak adalah sebagai sumber
energi dan sebagai sumber protein yang berperan penting dalam proses
pertumbuhan atau produksi ternak tersebut. Pakan yang diberikan kepada ternak
harus sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut, sehingga dalam menyusun sebuah
pakan harus memperhatikan kandungan serta jenis bahan pakan yang digunakan.
penyusunan ransum pakan ternak. Bahan pakan untuk ternak ruminansia sangat
banyak jenisnya terutama hijauan. Bahan pakan untuk ternak ruminansia terbagi
menjadi dua kelompok besar yaitu rumput dan leguminosa. Rumput adalah bahan
pakan yang memiliki daun panjang dan tidak memiliki batang contohnya rumput
gajah. Sedangkan legum adalah bahan pakan yang memiliki daun dan batang
Turi adalah salah satu bahan pakan yang termasuk dalam kategori hijauan
nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan rumput, sehingga turi lebih diminati dalam
penyusunan pakan ternak ruminansia. Namun dalam memilih bahan pakan yang
baik harus mengetahui bahan kering dan bahan organiknya. Bahan kering dan
bahan organik akan menentukan apakah pakan tersebut cocok digunakan sebagai
mengenai analisis bahan kering dan bahan organik agar praktikan dapat mengetahui
cara mengetahui jumlah bahan kering dan bahan organik pada bahan pakan.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin di capai pada praktikum analisis bahan kering dan bahan
organik pakan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin di capai pada praktikum analisis bahan kering dan bahan
organik adalah praktikan dapat mengetahui definisi dari bahan kering dan bahan
organik, kandungan bahan kering dan bahan organik pada turi dan faktor-faktor
perbedaan keduanya hanya terletak pada kadar abu bahan. Suwandyastuti dan
Suparwi 1991; Kustyorini dan Yulianti, 2015) menambahkan bahwa bahan pakan
dari bahan kering atau nutrien pakan yang diberikan dikurangi sisa bahan kering
Kadar Air, Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang
dapat dinyatakan berdasarkan berat kering atau berat basah. Kadar air berdasarkan
berat basah adalah perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat
total bahan, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering adalah perbandingan
antara berat air dalam suatu bahan dengan berat kering bahan tersebut (Syarief
dan Halid, 1993). Prosedur penentuan kadar air adalah krusibel porselin yang
telah dicuci, dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105oC, kemudian
dikeluarkan dari oven dan didinginkan di dalam eksikator selama kurang lebih 15
menit dan kemudian ditimbang sampai didapat berat konstan (Isharyudono, 2019).
2.2. Analisis Bahan Organik
nitrogen, sulfur dan fosfor. Protein merupakan senyawa organik komplek yang
tersusun atas unsur hidrogen, oksigen, karbon, dan nitrogen, mempunyai berat
molekul tinggi serta mengandung unsur sulfur dan fosfor (Isharyudono, 2019).
mineral yang terdapat dalam pangan. Penentuan kadar abu cara kering mempunyai
prinsip yaitu, mengoksidasi semua zat organic pada suhu tinggi, yakni 500-600oC
2.3. Turi
salah satu jenis kacang-kacangan dari pohon turi yang berbentuk bulat bewarna
kuning kecoklatan dan mempunyai rasa yang khas dan aroma yang khas jenis
Tanaman ini dapat ditemukan dibawah 1200 m dpl. Pohon kurus berumur pendek,
tinggi 5-12m, ranting kerapkan menggantung. Kuulit luar berwarna kelabu hingga
kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan
, lemak 4,7%, karbohidrat 21,30%, abu 20,45%, serat kasar 14,01% dan air
11,97% ( Lukito et al., 2007 ). Pemanfaatan daun turi telah banyak digunakan
untuk makanan ternak, namun sebagai bahan baku pakan ikan belum banyak
Pucuk atau daun muda turi lebih banyak digunakan karena diketahui
mempunyai khasiat. Dalam 100 g daun muda, terkandung 77,2 g air, 8,4 mg
Praktikum analisis bahan kering dan bahan organik dilaksanakan pada hari
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
Alat yang digunakan pada praktikum analisis bahan kering dan bahan organik
Bahan yang digunakan pada praktikum analisis bahan kering dan bahan
Prosedur kerja pada praktikum analisis bahan kering dan bahan organik
1. Melakukan respon.
5. Menghaluskan sampel.
awal)×100%
BK 105 = 100-KA 105
sampel awal)×100%
BO = 100 - abu
Diagram alir prosedur kerja pada praktikum analisis bahan kering dan bahan
Diagram Alir 1.
Melakukan respon
Menghaluskan
Menimbang sampel Memasukan
sampel yang dari sampel ke dalam
oven 105o oven 105o
Menghitung bahan
kering
Memasukan sampel ke
Mendiamkan selama Menetralkan suhu
dalam tanur
1 jam setelah tanur sampel
dimatikan
Menghitung bahan
organik
Membuat laporan
sementara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum analisis bahan kering dan bahan organik
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas, dapat dilihat terdapat tiga data
hasil analisis proksimat dari bahan kering dan bahan organik pakan turi. Dari hasil
analisis data dari kelompok turi D didapatkan kadar air sampel setelah dimasukan
ke dalam oven 60°C adalah 79.63% dari berat awal sampel sedangkan untuk bahan
keringnya 20.37%. sedangkan untuk kadar air yang didapatkan setelah sampel
digiling dan dimasukan kedalam oven 105°C adalah 3.954% dan bahan keringnya
adalah 96.05% dari. untuk berat abu dari sampel kelompok turi D adalah 10.27%
kadar air setelah di oven 60°C adalah 73.40% dan bahan keringnya adalah 26.60%.
Sedangkan untuk kadar air setelah digiling dan dimasukank kedalam oven 105°C
adalah 20.13%, bahan keringnya adalah 79.87%, Abunya adalah 7.64% dan bahan
perbedaan dari kelompok D dan A. Untuk turi kelompok B kadar air dari oven 60°C
adalah 76.70% dan bahan kering setelah oven 60°C adalah 33.30%. Untuk kadar
air setelah oven 105°C adalah 4.754% dan berat keringnya adalah 95.25%. Kadar
turi tersebut terjadi karena beberapa faktor yang pertama adalah proses analisisnya
dan yang kedua adalah kualitas sampel turi yang digunakan. Faktor pertama yaitu
analisis dapat menjadi faktor penyebab perbedaan data karena perbedaan ukuran
mengeluarkan dari oven, dan lain-lain. Sedangkan untuk faktor kualitas sampel
yaitu karena perbedaan cara tanam dan tumbuh sampel yang digunakan masing-
masing kelompok.
yang signifikan, seperti yang dinyatakan Fuskhah, (2014) Salinitas tanah dan air
terhadap sifat tanah seperti kekahatan unsur hara. Ia juga menyatakan bahwa
habitat tanah. Tanah cenderung menjadi daerah yang ekstrim dalam berbagai
hal. Kondisi demikian menyebabkan rhizobium maupun tanaman tidak
terhadap hasil.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Bahan kering adalah seluruh bagian atau komponen yang terdapat bahan
pakan selain air, sedangkan bahan organik adalah semua bahan yang
2. Kandungan bahan kering pada tanaman turi 96,05% dari bahan pakan
antara lain adalah kesuburan tanah, jarak tanam, curah hujan, waktu
5.2 Saran
proksimat.
Fuskhan, E., Soetrisno, R. D., Anwar, S., dan Kusmiati, F. 2014. Uji Asosiasi
Bakteri Rhizobium Terseleksi dengan Leguminosa Pakan dalam Kondisi
Tercekam Salin. Agripet, 14(1), 65–70.
Isharyudono, K., Mar’ah, I., dan Jufriyah. 2019. Penggunaan Bahan
Inkonvensional Sebagai Sumber Bahan Pakan. Jurnal Pengelolaan
Laboratorium Pendidikan, 1(1), 1–6.
Kustyorini, T. I. W., dan Yulianti, D. L. 2015. Particle Size Yang Berbeda Pada
Proses Pembuatan Jerami Amoniasi Terhadap Kecernaan Secara In Vitro
Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Cendekia, 13(3), 60–65.
Saepudin, A., Khotijah, L., dan Suharti, S. 2016. Konsumsi Dan Kecernaan Nutrien
Sapi Potong Yang Diberi Ransum Mengandung Kulit Polong Kedelai.
Buletin Makanan Ternak, 103(1), 1–10.
Tri, Y. V. D., Raharjo, E. I., dan Farida. 2018. Buatan Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy ). Jurnal Ruaya, 6(1), 38–47.
Widiyati, S. W. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Turi (Sesbania
Grandiflora L.) Terhadap Jumlah Sekresi Air Susu Dan Diameter Alveolus
Kelenjar Ambing Mencit (Mus musculus).