Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum 2 Nutrisi Ternak Dasar

ANALISIS BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PAKAN


(Sesbania grandiflora)

Oleh

NAMA : MUHAMMAD THOKSYN FURQAN B


NIM : L1A1 18 131
KELAS : D
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : ISKA FARISKA

LABORATORIUM ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN KONSULTASI

No. Hari/tanggal Materi konsultasi Paraf

Kendari, Oktober 2019


Menyetujui
Asisten Praktikum,

Iska Fariska
NIM. L1A1 17 142
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan adalah sesuatu yang mengandung nutrisi dan dibutuhkan oleh ternak

untuk kelangsungan hidupnya. Fungsi pakan bagi ternak adalah sebagai sumber

energi dan sebagai sumber protein yang berperan penting dalam proses

pertumbuhan atau produksi ternak tersebut. Pakan yang diberikan kepada ternak

harus sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut, sehingga dalam menyusun sebuah

pakan harus memperhatikan kandungan serta jenis bahan pakan yang digunakan.

Bahan pakan adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan atau

penyusunan ransum pakan ternak. Bahan pakan untuk ternak ruminansia sangat

banyak jenisnya terutama hijauan. Bahan pakan untuk ternak ruminansia terbagi

menjadi dua kelompok besar yaitu rumput dan leguminosa. Rumput adalah bahan

pakan yang memiliki daun panjang dan tidak memiliki batang contohnya rumput

gajah. Sedangkan legum adalah bahan pakan yang memiliki daun dan batang

sebeenarnya contohya adalah turi.

Turi adalah salah satu bahan pakan yang termasuk dalam kategori hijauan

leguminosa. Turi termasuk golongan leguminosa sehingga memiliki kandungan

nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan rumput, sehingga turi lebih diminati dalam

penyusunan pakan ternak ruminansia. Namun dalam memilih bahan pakan yang

baik harus mengetahui bahan kering dan bahan organiknya. Bahan kering dan

bahan organik akan menentukan apakah pakan tersebut cocok digunakan sebagai

bahan pakan atau tidak.


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, makan perlu dilakukan praktikum

mengenai analisis bahan kering dan bahan organik agar praktikan dapat mengetahui

cara mengetahui jumlah bahan kering dan bahan organik pada bahan pakan.

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin di capai pada praktikum analisis bahan kering dan bahan

organik adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi bahan kering dan bahan organik.

2. Untuk mengetahui kandungan bahan kering dan bahan organik turi.

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi bahan kering dan bahan

organik pakan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang ingin di capai pada praktikum analisis bahan kering dan bahan

organik adalah praktikan dapat mengetahui definisi dari bahan kering dan bahan

organik, kandungan bahan kering dan bahan organik pada turi dan faktor-faktor

yang mempengaruhi bahan kering dan bahan organik pakan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Bahan Kering

Kecernaan bahan kering erat kaitannya dengan kecernaan bahan organik,

perbedaan keduanya hanya terletak pada kadar abu bahan. Suwandyastuti dan

Suparwi 1991; Kustyorini dan Yulianti, 2015) menambahkan bahwa bahan pakan

yang mempunyai kandungan nutrien sama memungkinkan kecernaan bahan

organik mengikuti kecernaan bahan keringnya. Konsumsi BK dan nutrien diukur

dari bahan kering atau nutrien pakan yang diberikan dikurangi sisa bahan kering

atau nutrien pakan (Saepudin, 2016).

Kadar Air, Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang

dapat dinyatakan berdasarkan berat kering atau berat basah. Kadar air berdasarkan

berat basah adalah perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat

total bahan, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering adalah perbandingan

antara berat air dalam suatu bahan dengan berat kering bahan tersebut (Syarief

dan Halid, 1993). Prosedur penentuan kadar air adalah krusibel porselin yang

telah dicuci, dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105oC, kemudian

didinginkan di dalam eksikator selama kurang lebih 15 menit dan kemudian

ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam

krusibel poselin. Kemudian krusibel porselin dan sampel dikeringkan di dalam

oven selama 4 – 6 jam pada suhu 105oC. Krusibel porselin kemudian

dikeluarkan dari oven dan didinginkan di dalam eksikator selama kurang lebih 15

menit dan kemudian ditimbang sampai didapat berat konstan (Isharyudono, 2019).
2.2. Analisis Bahan Organik

Protein adalah zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen,

nitrogen, sulfur dan fosfor. Protein merupakan senyawa organik komplek yang

tersusun atas unsur hidrogen, oksigen, karbon, dan nitrogen, mempunyai berat

molekul tinggi serta mengandung unsur sulfur dan fosfor (Isharyudono, 2019).

Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan

mineral yang terdapat dalam pangan. Penentuan kadar abu cara kering mempunyai

prinsip yaitu, mengoksidasi semua zat organic pada suhu tinggi, yakni 500-600oC

dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggi setelah proses

pembakaran tersebut (Sediaoetomo,2007).

2.3. Turi

Turi (sesbania grandiflora) merupakan tanama asli Indonesia, yang

termasuk keluarga kacang-kacangan dari famili Papilionaceae. Kacang turi adalah

salah satu jenis kacang-kacangan dari pohon turi yang berbentuk bulat bewarna

kuning kecoklatan dan mempunyai rasa yang khas dan aroma yang khas jenis

kacang-kacangan (Zakiyatul, 2005).

Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan

sebagai pohon pelindung atau ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan.

Tanaman ini dapat ditemukan dibawah 1200 m dpl. Pohon kurus berumur pendek,

tinggi 5-12m, ranting kerapkan menggantung. Kuulit luar berwarna kelabu hingga

kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan

gabus mudah terkelupas (Widiati, 2009).


2.4. Kandungan Nutrient Turi

Daun turi memiliki kandungan nutrisi lengkap, yaitu protein 27,54 %

, lemak 4,7%, karbohidrat 21,30%, abu 20,45%, serat kasar 14,01% dan air

11,97% ( Lukito et al., 2007 ). Pemanfaatan daun turi telah banyak digunakan

untuk makanan ternak, namun sebagai bahan baku pakan ikan belum banyak

dilakukan (Vega dkk., 2018).

Pucuk atau daun muda turi lebih banyak digunakan karena diketahui

mempunyai khasiat. Dalam 100 g daun muda, terkandung 77,2 g air, 8,4 mg

kalsium. Selain itu, turi juga menuimpan 29 mg fosfor; 0,3 mg ferum; 23 mg

natrium; 356 mg kalium; 0,6 mg vitamin B1; 0,71 mg vitamin B2 dan 11 mg

vitamin C serta 2,4 mg niasin (Widiati, 2009).


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum analisis bahan kering dan bahan organik dilaksanakan pada hari

Rabu, 16 Oktober 2019, pukul 10.00 – selesai WITA. Bertempat di Laboratorium

Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum analisis bahan kering dan bahan organik

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Pulpen Untuk menulis
2. Kertas Untuk mencatat
3. Handphone Untuk mendokumentasi
4. Timbangan analitik Untuk menimbang sampel
5. Oven 60°C Untuk mengeringkan sampel
6. Cawan porselin Untuk wadah sampel
7. Deksikator Untuk menetralkan suhu sampel
8. Gegep Untuk menjepit cawan porselin
9. Tanur Untuk mengabukan sampel
10. Gunting Untuk mencacah sampel
11. Oven 105°C Untuk mengeringkan sampel
12. Nampan Untuk menyimpan sampel
13. Spatula Untuk mengambil bahan serbuk
14. Kertas label Untuk memberi label sampel
Untuk wadah sampel di oven
15. Kertas sampel
60°C
Untuk menyimpan sampel
16. Plastik pres
sementara

Bahan yang digunakan pada praktikum analisis bahan kering dan bahan

organik dapat dilihat pada table 2.


Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No. Nama Alat Kegunaan
Untuk diamati bahan kering
1. Sampel Turi
dan bahan organiknya

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum analisis bahan kering dan bahan organik

adalah sebagai berkut:

1. Melakukan respon.

2. Mengambil sampel turi kemudian dipotong-potong.

3. Menimbang sampel dan memasukan kedalam oven.

4. Menimbang kembali sampel setelah dikeringkan selama tiga hari.

5. Menghaluskan sampel.

6. Mengambil cawan porselin dari dalam oven 105°C. kemudian dimasukan

kedalam deksikator selama 15 menit.

7. Menimbang sampel sebanyak 5g, kemudian dimasukan kedalam oven

105° selama 12-24 jam.

8. Menimbang kembali sampel setelah di oven.

9. Memasukan sampel kedalam tanur.

10. Membuat laporan.

Analisis Kadar Air

Rumus umum: KA 60°C = (berat segar-oven 60°C)/(berat segar)×100%

BK 60°C = 100 – KA 60°C

KA 105°C = (berat sampel awal - (hasil oven 105°-cawan)/(berat sampel

awal)×100%
BK 105 = 100-KA 105

BK total = (BK 60° ×BK 105°)/100

KA total = 100 – BK total

Analisis Kadar Abu

Rumus umum: Kadar Abu = (bobot setelah tanur-bobot cawan kosong)/(bobt

sampel awal)×100%

BO = 100 - abu
Diagram alir prosedur kerja pada praktikum analisis bahan kering dan bahan

organik dapat digambarkan sebagai berikut:

Diagram Alir 1.

Melakukan respon

Mengambil sampel Menimbang sampel Memasukan sampel


dan dicacah didalam oven

Menghaluskan
Menimbang sampel Memasukan
sampel yang dari sampel ke dalam
oven 105o oven 105o

Menghitung bahan
kering

Memasukan sampel ke
Mendiamkan selama Menetralkan suhu
dalam tanur
1 jam setelah tanur sampel
dimatikan

Menghitung bahan
organik

Membuat laporan
sementara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pengamatan pada praktikum analisis bahan kering dan bahan organik

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan

Nama Kandungan Nutrisi %


No.
Sampel KA. 60 BK. 60 KA. 105 BK 105 Abu BO
1 Turi D 79.63 20.37 3.954 96.05 10.27 22.74
2 Turi A 73.40 26.60 20.13 79.87 7.64 36.32
3 Turi B 76.70 33.30 4.754 95.25 8.43 16.06

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas, dapat dilihat terdapat tiga data

hasil analisis proksimat dari bahan kering dan bahan organik pakan turi. Dari hasil

analisis data dari kelompok turi D didapatkan kadar air sampel setelah dimasukan

ke dalam oven 60°C adalah 79.63% dari berat awal sampel sedangkan untuk bahan

keringnya 20.37%. sedangkan untuk kadar air yang didapatkan setelah sampel

digiling dan dimasukan kedalam oven 105°C adalah 3.954% dan bahan keringnya

adalah 96.05% dari. untuk berat abu dari sampel kelompok turi D adalah 10.27%

dan bahan organiknya adalah 22.74%.

Data pengamatan yang didapatkan oleh kelompok turi A memiliki

perbedaan dengan kelompok turi D. Pada pengamatan kelompok turi A didapatkan

kadar air setelah di oven 60°C adalah 73.40% dan bahan keringnya adalah 26.60%.

Sedangkan untuk kadar air setelah digiling dan dimasukank kedalam oven 105°C
adalah 20.13%, bahan keringnya adalah 79.87%, Abunya adalah 7.64% dan bahan

organiknya adalah 36.32%.

Data pengamatan yang diperoleh dari kelompok turi B juga memiliki

perbedaan dari kelompok D dan A. Untuk turi kelompok B kadar air dari oven 60°C

adalah 76.70% dan bahan kering setelah oven 60°C adalah 33.30%. Untuk kadar

air setelah oven 105°C adalah 4.754% dan berat keringnya adalah 95.25%. Kadar

abunya 8.43% dan bahan organiknya adalah 16.06%.

Perbedaan data pada beberapa kelompok yang menganalisis bahan pakan

turi tersebut terjadi karena beberapa faktor yang pertama adalah proses analisisnya

dan yang kedua adalah kualitas sampel turi yang digunakan. Faktor pertama yaitu

analisis dapat menjadi faktor penyebab perbedaan data karena perbedaan ukuran

peralatan yang digunakan, kemudian perbedaan waktu memasukan dan

mengeluarkan dari oven, dan lain-lain. Sedangkan untuk faktor kualitas sampel

yaitu karena perbedaan cara tanam dan tumbuh sampel yang digunakan masing-

masing kelompok.

Pertumbuhan turi pada beberapa jenis tanah memiliki beberapa perbedaan

yang signifikan, seperti yang dinyatakan Fuskhah, (2014) Salinitas tanah dan air

menentukan besarnya hasil tanaman tergantung jenis tanaman yang

dibudidayakan dan derajat salinitasnya. Derajat salinitas yang tinggi

menghambat pertumbuhan tanaman secara tidak langsung melalui pengaruhnya

terhadap sifat tanah seperti kekahatan unsur hara. Ia juga menyatakan bahwa

menyatakan bahwa ketahanan hidup rhizobium di alam sangat tergantung pada

kondisi tanah. Kondisi tanah yang dipengaruhi garam berpengaruh terhadap

habitat tanah. Tanah cenderung menjadi daerah yang ekstrim dalam berbagai
hal. Kondisi demikian menyebabkan rhizobium maupun tanaman tidak

mendapatkan lingkungan hidup yang memadai yang sangat berpengaruh

terhadap hasil.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahan kering adalah seluruh bagian atau komponen yang terdapat bahan

pakan selain air, sedangkan bahan organik adalah semua bahan yang

terdapat didalam bahan pakan yang bersifat organik, selain abu.

2. Kandungan bahan kering pada tanaman turi 96,05% dari bahan pakan

sedangkan kandungan bahan organik pada tanaman turi adalah 22,74%

dari total bahan pakan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan kering dan bahan organik

antara lain adalah kesuburan tanah, jarak tanam, curah hujan, waktu

pemanenan dan lain-lain.

5.2 Saran

Saran yang diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Untuk laboratorium sebaiknya memperlengkap alat alat sehingga

praktikan bisa mengetahui semua alat-alat yang digunakan dalam analisis

proksimat.

2. Untuk asisten sebaiknya konsisten dalam proses pemeriksaan laporan.

3. Untuk sesama praktikan agar sekiranya tertib dan mematuhi peraturan

yang ada di laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Fuskhan, E., Soetrisno, R. D., Anwar, S., dan Kusmiati, F. 2014. Uji Asosiasi
Bakteri Rhizobium Terseleksi dengan Leguminosa Pakan dalam Kondisi
Tercekam Salin. Agripet, 14(1), 65–70.
Isharyudono, K., Mar’ah, I., dan Jufriyah. 2019. Penggunaan Bahan
Inkonvensional Sebagai Sumber Bahan Pakan. Jurnal Pengelolaan
Laboratorium Pendidikan, 1(1), 1–6.
Kustyorini, T. I. W., dan Yulianti, D. L. 2015. Particle Size Yang Berbeda Pada
Proses Pembuatan Jerami Amoniasi Terhadap Kecernaan Secara In Vitro
Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Cendekia, 13(3), 60–65.
Saepudin, A., Khotijah, L., dan Suharti, S. 2016. Konsumsi Dan Kecernaan Nutrien
Sapi Potong Yang Diberi Ransum Mengandung Kulit Polong Kedelai.
Buletin Makanan Ternak, 103(1), 1–10.
Tri, Y. V. D., Raharjo, E. I., dan Farida. 2018. Buatan Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy ). Jurnal Ruaya, 6(1), 38–47.
Widiyati, S. W. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Turi (Sesbania
Grandiflora L.) Terhadap Jumlah Sekresi Air Susu Dan Diameter Alveolus
Kelenjar Ambing Mencit (Mus musculus).

Anda mungkin juga menyukai