` Oleh :
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena produktivitasnya
cukup tinggi. Telur burung puyuh sangat disukai masyarakat karena rasanya yang
gurih, selain itu harganya juga terjangkau dan memiliki kualitas yang baik. Hingga
saat ini produksi telur puyuh belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena
juga senang beternak puyuh karena puyuh menghasilkan telur yang relatif lebih
besarperbandingan antara bobot telur dan bobot induk dibandingkan dengan ternak
lainnya.
Produksi telur, selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh
coturnixjaponica) sangat tinggi, tetapi sifat ini tidak akan tercapai apabila faktor
lingkungan tidak menunjang. Salah satu faktor lingkungan yang penting adalah
ransum. Ransum adalah campuran satu atau lebih bahan pakan yang telah memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak selama 24 jam. Kandungan nutrien ransum secara garis besar
adalah protein, energi, lemak, vitamin, dan mineral. Unsur-unsur tersebut harus selalu
tersedia dalam pakan agar diperoleh produksi dan kualitas telur yang baik.
Telur puyuh memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan
dengan telur ternak lain, sehingga kandungan protein ransum puyuh petelur
cenderung lebih tinggi dibandingkan kandungan protein ransum untuk ternak petelur
kualitas telur. Guna mengetahui kualitas telur dapat dilakukan dengan cara mengukur
kualitas eksterior dan interior diantaranya eksterior meliputi bentuk telur, bobot telur
sedangkan interior meliputi nilai haughunit (HU) dan albumen telur. Berdasarkan
I.3. Tujuan
I.4. Manfaat
banyak diternakkan karena produksi telurnya tinggi. Produksi telur burung puyuh
dalam satu tahun berkisar antara 200-300 butir. Puyuh merupakan salah satu jenis
dan dagingnya. Burung puyuh dengan nama latin Cortunix-cortunix japonica ini
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki sumber
protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur
mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan kuning telur
(Agustina, 2013).
meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino yang berguna bagi
diseleksi secara terpisah.Semakin tinggi indeks telur, maka kualitas telur semakin
baik dengan bentuk semakin bundar.Bentuk telur merupakan salah satu unsur genetik
yang diturunkan dari induk kepada anknya. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan
perhitungan dengan cara lebar telur dibagi panjang telur dan hasilnya dikali seratus
(Mujianto, 2008).
Sifat kualitatif burung puyuh merupakan dasar di dalam proses seleksi dan
pemuliaan burung puyuh. Dalam hal ini bertujuan mengidentifikasi penciri utama
ukuran dan bentuk serta sifat-sifat kualitatif dari warna telur burung puyuh
dari bobot badan dan ukuran ukuran tubuh, hal ini dilakukan untuk mendapatkan bibit
yang memiliki produktivitas tinggi. Ukuran tubuh burung puyuh yang penting untuk
diamati dan dapat dijadikan penentu karakteristik antara lain adalah bobot badan,
panjang paruh, tinggi paruh, tinggi kepala, panjang kepala, tinggi leher, lingkar leher,
lingkar dada, panjang punggung, panjang sayap, panjang tulang pubis, lingkar shank,
panjang shank, dan panjang jari ke3. Identifikasi sifat-sifat kuantitatif pada burung
puyuh Tegalan Loreng dilakukan untuk mengetahui sifat yang khas dan salah satu
efisien dalam menghemat biaya energi pakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
logaritmik antara ukuran tinggi albumen (mm) dengan berat telur (gram). Nilai haugh
unit diukur dari telur yang dihasilkan pada minggu ke-8. Tinggi albumen diperoleh
dengan memecahkan telur pada bidang datar kemudian diukur menggunakan alat
modifikasi tripod mikrometer yaitu dengan menusukkan tusuk gigi pada albumen
adalah pengukuran tinggi putih telur dan bobot telur. telur ditimbang, dipecah dan
diletakan di tempat datar (kaca atau cawan petri). Tinggi putih telur diukur dengan
putih telur yang diukur dipilih diantara kuning telur putih telur. Pengukuran
Pukul 08.00 WITA sampai selesai bertempat di laboratorium Unit Genetika, Fakultas
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum karakteristik telur puyuh dapat di lihat
pada tabel 1.
3.2.2. Bahan
berikut :
1. Melakukan respon
2. Memasuki ruangan
4. Menimbang berat telur serta mengukur tinggi, lebar, dan panjang telur
5. Mencatat
6. Melakukan dokumentasi
8. Membuat laporan
sebagai berikut :
Respon
Memasuki Ruangan
Memasuki Ruangan
Melakukan Pengukuran
asis
Menimbang
asis
Dokumentasi
asis
Membuat Laporan
asis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel di atas membuktikan bahwa sifat fisik telur burung puyuh dilihat dari
warna kulit memiliki warna putih dan terdapat bercak hitam. Dari tekstur atau
kekasaran permukaan kulit burung puyuh memiliki permukaan yang halus. telur
puyuh memiliki bentuk yang lonjong dengan memiliki 3 jenis warna telur yaitu putih,
coklat dan hitam serta tekstur telur yang halus dan agak kasar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Alawiyah (2016), yang menyatakan bahwa bobot telur bentuk telur puyuh
relative bulat serta lonjong yang memiliki warna putih bertotol coklat kehitaman yang
menunjukkan kualitas eksterior telur puyuh turunan hasil persilangan ini memiliki
Kuantitas panjang lebar serta berat telur puyuh dapat di lihat pada tabel 4.
Tabel 4 membuktikan bahwa panjang, lebar serta berat telur puyuh memiliki
ukuran yang bervariasi hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2016), yang
menyatakan bahwa Indeks telur yang diukur adalah berat telur, panjang dan lebar
telur. Indeks telur diukur untuk mengetahui berat, panjang dan lebar telur tersebut.
Pengukuran panjang dan lebar menggunakan Jangka Sorong, penyerapan suhu pada
telur dengan bentuk lonjong lancip lebih baik bila dibandingkan dengan telur
berbentuk tumpul maupun bulat, hal ini menyebabkan proses metabolisme telur
Kuantitas youlk dan albumen telur puyuh dapat di lihat pada tabel 5.
Kuantitas Yolk atau yang biasa disebut kuning telur merupakan penyuplai
kolesterol terbesar dari komponen telur lainnya. Putih telur atau yang biasa disebut
albumen ini menjadi sumber protein untuk berat keringnya. Berdasarkan hasil tabel
tebal yolk dan tebal albumen memiliki tebal yang bervariasi, yolk lebih tebal
dibandingkan albumen sesuai dengan hasil yolk memiliki rataan ketebalan 10,25
sedangkan pada albumen 4. Hal ini sesuai dengan pendapat Jumadin (2016), yang
badan, jumlah dan bobot telur serta kualitas telur (tinggi kuning telur/yolk, tinggi
V.1. Kesimpulan
V.1.1. Telur puyuh memiliki sifat kuantitatif sering dijadikan parameter program
seleksi biasanya dilihat dari bobot badan dan ukuran ukuran tubuh, hal ini
V.1.2. Sifat kualitatif burung puyuh merupakan dasar di dalam proses seleksi dan
utama ukuran dan bentuk serta sifat-sifat kualitatif dari warna telur burung
puyuh.
V.2. Saran
Saran yang dapat di berikan yaitu Sebaiknya pihak laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Alawiah. I., Endang S. dan Wiwin T. 2016. Kualitas Eksterior Telur (Coturnix-
coturnix japonica) Turunan Hasil Persilangan Warna Bulu Coklat dan Hitam
Di Pusat Pembibitan Puyuh Universitas Padjadjaran. Fakultas peternakan
Universitas Padjajaran.
Dionysius A.W., Mone., Edhy S. dan Muharlien. 2016. Pengaruh Jenis Burung
Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Dengan Pemberian Pakan Komersial
Yang Berbeda Terhadap Penampilan Produksi Periode Bertelur. Jurnal
Ternak Tropika. Vol. 17. No.2.
Suparyanti., Koen P. dan Tyas. R. S. 2013. Indeks Kunning Telur (IKT) dan Haugh
Unit (HU) Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Setelah Penambahan
Tepung Kunyit (Curcuma longa L.) dan Tepung Ikan Pada Pakan. Jurnal
Biologi. Volume 2 No 3.
Kusumawati. D., Praseno k. dan Saraswati., T. 2012. Indeks Kuning Telur dan Nilai
Haugh Unit Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica L.) Setelah Pemberian
Tepung Kunyit (Curcuma longa L.). Jurnal Biologi. Volume. 1. No. 1.
Arifin. H. D., Zulfanita, Jeki M. dan Wahyu W. 2016. Berat Telur, Indeks dan
Volume Telur Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica) Pengaruh Konsentrasi
Sari Markisa (Passion fruit) dan Lama Simpan di Suhu Ruang. Fakultas
Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Hutagalung. R. P., Hamdan. dan Zulfikar S. 2012. Analisis Morfometrika Dan Sifat
Kualitatif Warna Bulu pada Puyuh Liar (Turnix suscitatoratrogularis) dan
Puyuh Domestikasi (Coturnix-coturnixjaponica). Jurnal peternakan
Intergratif. Vol.1No.2.
\