Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum III Dasar Genetika Ternak

SIFAT KUANTITAIF DAN KUALITATIF PADA AYAM KAMPUNG DAN


PETELUR
“Gallus domesticus dan Gallus gallus domesticus”

Oleh:

NAMA : MUHAMMAD SYAIKRULLAH


NIM : L1A118174
KELAS :D
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : MUHAMMAD ADNAN R. A.
ANGGOTA : 1. IKSAN
2. IRSAN SAPUTU
3. HARI SETIAWAN
4. ASTRIANA
5. LA ODE ALIN

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ayam merupakan salah satu ternak unggas yang sudah tidak asing lagi

dikalangan masyarakat. Ayam merupakan keturunan langsung dari salah satu

subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam hutan merah. Ayam enunjukan

prbedaan maorfologi diantara kedua tipe kelamin. Hewan ini sangat adaptif dan

dapat dikatakan bisa hidup disembarang tempat.

Ayam Kampung memiliki kelebihan dibandingkan dengan ayam ras,

antara lain dapat diusahakan dengan modal yang sedikit maupun dengan modal

yang banyak dan perawatannya tidak sulit karena ayam Kampung memiliki daya

adaptasi yang baik. Ayam Kampung umumnya memiliki keunggulan dalam hal

resistensi terhadap penyakit, resistensi terhadap panas serta memiliki kualitas

daging dan telur yang lebih baik dibandingkan dengan ayam ras. Ayam Kampung

juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain adalah sulitnya memperoleh bibit

yang baik dan produktifitasnya yang rendah, ditambah dengan adanya faktor

penyakit musiman seperti ND (Newcastle disease), sehingga dikhawatirkan

populasi ayam Kampung akan semakin menurun.

Ayam petelur merupakan salah satu ternak unggas yang cukup potensial di

Indonesia. Ayam petelur dibudidayakan khusus untuk menghasilkan telur secara

komersial. Saat ini terdapat 2 kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam medium dan

tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat sedangkan

tipe ringan bertelur dengan kerabang putih.

Sifat kuantitaif dan kualitatif pada ayam sangat penting diketahui untuk

mempertahankan pelestarian keragaman genetik guna mempertahanakan sifat-


sifat khas ternak. Sifat-sifat kualitatif dapat dijadikan patokan untuk menentukan

suatu bangsa ayam karena sifat ini banyak diatur oleh genotip sedangkan sifat

kuatitatif merupakan sifat yang diukur berdasarkan ukuran morfologi tubuh ternak

yang dijadikan sebagai dasar dan landasan untuk menetukan keragaman ukuran

ukuran morfologi tubuh yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum mengenai Sifat

Kuantitatif Dan Kualitatif Pada Ayam Kampung Dan Ayam Petelur

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif pada ayam

adalah sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana Sifat Kuantitatif pada ayam kampung ?

1.2.2. Bagaimana sifat kualitatif pada ayam petelur ?

1.3. Tujuan

Tujuan dalam praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif pada ayam adalah

sebagai berikut :

1.3.1. Untuk mengetahui sifat kuantitatif pada Ayam kampung

1.3.2. Untuk mengetahui sifat kualitatif pada Ayam Petelur

1.4. Manfaat

Manfaat dalam praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif pada ayam adalah

sebagai berikut :

1.4.1. Dapat mengetahui sifat kuantitatif pada Ayam kampung

1.4.2. Dapat mengetahui sifat kualitatif pada Ayam Petelur


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Ayam

Taksonomi ayam di dalam dunia hewan dapat di lihat sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Galliformes
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domesticus (Suprijatna, 2008).

Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang telah dipelihara dan

dikembangkan oleh masyarakat, terutama yang tinggal dipelosok-pelosok

pedesaan. Ayam-ayam tersebut telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan

pemeliharaan yang sederhana. Ternak unggas seperti ayam dipelihara untuk

diambil daging dan telurnya. Bila daging unggas tersebut dikonsumsi dalam

jumlah banyak dan ada unggas yang mati maka perlu ada populasi pengganti.

Agar populasi yang hilang akibat dikonsumsi maupun mati dapat tergantikan,

penetasan telur merupakan tahapan penting dalam peternakan unggas. Agar dapat

mempertahankan populasi ayam, baik petelur maupun pedaging, ditempuh dengan

cara penetasan telur. Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan

suatu usaha peternakan (Ardika , 2017).

Ayam petelur merupakan salah satu ternak unggas yang cukup potensial di

Indonesia. Ayam petelur dibudidayakan khusus untuk menghasilkan telur secara

komersial. Saat ini terdapat 2 kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam medium dan

tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat sedangkan

tipe ringan bertelur dengan kerabang putih (Setiawati, 2016).


2.2. Sifat Kuantitatif

Bobot badan merupakan aspek penting pada ternak karena dapat

digunakan untuk menentukan kebutuhan pakan ternak dan kebutuhan jual beli

ternak. Rata-rata bobot badan ayam kampung pada ternak jantan adalah 1,90kg ±

0,53 dan pada ternak betina adalah 1,36kg ± 0,28. Perbedaan hasil penelitian ini

dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Setiap komponen tubuh mempunyai

kecepatan pertumbuhan atau perkembangan yang berbeda-beda karena pengaruh

genetik dan lingkungan (Haryanti, 2015).

Panjang sayap (PS) diukur mulai dari pangkal sayap hingga ujung bagian

sampai tulang metacarpus dan ujung tulang jari terpanjang pada sayap panjang

sayap. Keragaman ukuran tubuh hewan biasanya disebabkan oleh faktor genetik

dan lingkungan. Variasi yang terdapat pada suatu individu disebabkan oleh variasi

genetik dan lingkungan (Subekti, 2011).

Panjang paruh (PP) di mulai dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas

di ukur menggunakan pita ukur. Panjang paruh biasanya memiliki bentuk yang

runcing. Panjang badan (PB) dimulai dari bagian pangkal leher hingga bagian

belakang ayam(tulang pubis) yang dapat di ukur menggunakan pita ukur

(Rangkuti, 2011).

Perbedaan lingkar dada disebabkan oleh sistem pemeliharaan dan

lingkungan yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusuma dan Prijono

(2007) bahwa variasi ukuran tubuh ayam kampung dapat disebabkan oleh kondisi

lingkungan asal bibit yang berbeda, lingkungan pemeliharaan yang berbeda

(Amlia, 2016).
2.3. Sifat Kualitatif

Warna bulu ayam kampung masih sangat bervariasi. Hal ini menunjukan

bahwa ayam kampung belum memiliki ciri-ciri khusus karena memiliki

penampilan fenotipe yang masih beragam. Hal ini sesuai dengan pendapat Tantu

(2007) bahwa ayam kampung didefinisikan sebagai ayam yang tidak mempunyai

ciri-ciri khas, dengan kata lain penampilan fenotipenya masih sangat beragam.

Sifat-sifat kualitatif seperti warna bulu sangat bervariasi, ada yang berwarna hitam

(EE, Ee+, Ee), warna bulu tipe liar (e+e+, e+e), tipe columbian (ee), bulu putih (I-

cc) serta warna lurik (B-, Bb) masih bercampur baur. Warna bulu ayam

dipengaruhi oleh adanya pigmen melanoblast yang dibentuk saat awal embrio

sekitar 8 jam inkubasi Scane (Naatamijaya, 2010 ).

Umumnya warna shank ayam kampung jantan dan betina di Kecamatan

Lasalimu berwarna putih/kuning dan hitam/abu-abu. Warna shank putih/kuning

merupakan warna shank yang dominan baik pada ternak jantan maupun pada

ternak betina. Warna shank hitam/abu-abu pada ayam kampung disebabkan oleh

tingginya kandungan melanin pada lapisan dermis sedangkan warna shank

putih/kuning disebabkan oleh kurangnya kandungan melanin pada lapisan dermis

(Amlia, 2016).

Bentuk jengger ayam Kampung yang dominan pada ayam Kampung

jantan adalah tunggal (60,4 %) dan pada betina bentuk pea (68,81 %).Jengger

tunggal merupakan bentuk jengger yang dominan untuk ayam kampung jantan

dan jengger pea pada ayam kampung. Tingginya bentuk jengger tunggal pada

ayam kampung jantan dikarenakan ayam kampung memiliki jarak genetik yang

dekat dengan ayam hutan (Ashar, 2016).


2.4. Ukuran-Ukuran Tubuh Ayam

Pengukuran tubuh ayam di lakukan secara Kuantitatif yaitu dengan

Ukuran-ukuran tubuh yang diamati antara lain bobot badan, panjang shank,

panjang tibia, panjang femur, panjang rentang sayap,panjang dada, panjang

punggung, lingkar dada dan lingkar tarsometatarsus (Hidayat 2010).

Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh faktor genetik dan

lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang menentukan karakteristik antara lain : bobot

badan, panjang tarsometatarsus , jarak lebar pelvik.Identifikasi sifat kuantitatif

ternak seperti ukuran tubuh dan laju pertumbuhan dapat menunjukkan nilai

ekonomis yang berpengaruh pada produktifitasnya (Saputra, 2017).


III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Sifat Kuantitaif Dan Kualitatif Pada Ayam Kampung dan ayam

Petelur dilaksanakan pada hari Kamis, 18 November 2019 WITA sampai selesai.

Bertempat di Laboratorium Unit Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif ayam

kampung dan ayam petelur dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


N Nama Alat Kegunaan
o
1 Alat Tulis Untuk mencatat penjelasan yang
. disampaikan
2 Hand phone Dokumentasi
. Pita Ukur Untuk Mengukur tubuh ayam
3 Timbangan analitik Untuk mengukur berat badan ayam
.
4
.

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam dalam praktikum sifat kuantitatif dan

kualitatif ayam kampung dan ayam petelur dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Nama Bahan Kegunaan
1. Ayam Kampung Sebagai bahan pengamatan
2. Ayam Petelur Sebagai bahan pengamatan
3.4. Prosedur Kerja

Langkah kerja dalam praktikum Sifat Kualitatif dan Kuantittif pada Ayam

sebagai berikut:

1. Memasuki laboratorium dan melakukan respon yang dipimpin oleh asisten

pembimbing

2. Mengukur dan mencatat sifat kuantitatif dan kualitatif pada ayam kampung dan

ayam petelur

3. Mendokumentasikan ternak ayam kampung dan ayam petelur yang telah

dijelaskan oleh asisten pembimbing.

4. Membuat laporan
3.5. Diagram Alir

Diagram alir dari praktikum sifat kuantitatif dan kualitatif adalah

sebagai berikut :

Melakukan respon

Melakukan praktikum

Melakukan Melakukan
pengamatan pengamatan
terhadap ayam terhadap ayam
kampung petelur

Di amati dan di ukur


Dicatat

Dokumentasi

Membuat laporan

Diagaram Alir. 1. Prosedur Kerja.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan Sifat kualitatif Ayam Kampung dan ayam Petelur

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Sifat Kualitatif


Parameter
Ayam Warna Bentuk Corak
Warna Shank
Bulu Jengger Warna Paruh Bulu
Petelur Coklat Putih Tunggal Coklat Polos
Kampun Hitam
g kuning Hitam Tunggal Hitam Lurik

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada tabel 3, sifat kualitatif

pada ayam kampung dan ayam petelur berbeda beda. Ayam kampung memiliki

Warna bulu yang berwarna hitam kuning, warna jengger berwarna merah, warna

paruh berwarna hitam, warna shank berwarna hitam, corak bulu lurik dan bentuk

jengger tunggal. Sedangkan pada ayam petelur memiliki warna bulu coklat, warna

jengger merah, warna paruh coklat , warna shank putih, corak bulu polos dan

bentuk jengger tunggal. Hal ini sesuai dengan pernyataan NaataMijaya (2010)

yang menyatakan bahwa ayam kampung didefinisikan sebagai ayam yang tidak

mempunyai ciri-ciri khas, dengan kata lain penampilan fenotipenya masih sangat

beragam. Sifat-sifat kualitatif seperti warna bulu sangat bervariasi, ada yang

berwarna hitam (EE, Ee+, Ee), warna bulu tipe liar (e+e+, e+e), tipe columbian

(ee), bulu putih (I-cc) serta warna lurik (B-, Bb) masih bercampur baur. Warna
bulu ayam dipengaruhi oleh adanya pigmen melanoblast yang dibentuk saat awal

embrio sekitar 8 jam inkubasi Scane.

Sifat kuantitatif Ayam Kampung dan ayam Petelur dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Sifat Kuantitatif


Parameter
Ayam
BB(gr) PP(cm) PS (cm) PB (cm) LD (cm)
Petelur 1.605 3 3,0 14 35
Kampun
g 1.586 2,7 3,0 15 33
Rataan 1.595 2,85 3 14,5 34

Keterangan :
BB : Bobot Badan (g)
PSh : Panjang Shank (cm)
PP : Panjang Paruh (cm)
PS : Panjang Sayap (cm)
PB : Panjang Badan (cm)
LD : Lebar Dada (cm)

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada tabel 4, sifat

kuantitatif pada ayam kampung dan ayam petelur tidak berbeda jauh. Ayam

kampung memiliki panjang paruh 3 cm, panjang sayap 30 cm, panjang badan 14

cm, panjang dada, dan bobot badan 1.665 kg. Sedangkan ayam petelur memiliki

panjang paruh 2,7 cm, panjang sayap 30 cm, panjang badan 15 cm, panjang dada

33 cm ,dan bobot badan sebesar 1.586 kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Rangkuti (2011) yang menyatakan bahwa Rataan ukuran tubuh ayam kampung

jantan yang paling kecil terdapat kecamatan Sungai Kanan 22,40 ± 4,034 panjang

badan, 8,36 ± 2,364 panjang leher, 17,85 ± 3,183 panjang sayap 18,99 ± 2,132

lebar sayap, 29,19 ± 5,112 lingkar dada, 13,03 ± 2,356 lebar dada, 4,51 ± 0,807
panjang kepala, 3,28 ± 0,534 lebar kepala, 12,11 ± 2,849 panjang tulang tibia,

8,26 ± 2,072 panjang metatarsus, 1,18 ± 0,286 lingkar metatarsus, 6,36 ± 0,972

panjang jari terpanjang, sedangkan panjang paruh 2,39 ± 0,494. Variasi ukuran

tubuh ayam kampung dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan asal bibit yang

berbeda dan lingkungan pemeliharaan yang berbeda.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum Sifat Kualitatif dan

Kuantittif pada Ayam adalah sebagai berikut :

5.1.1. Sifat kualitatif merupakan sifat yang dapat dijadikan patokan untuk

menentukan suatu bangsa ayam karena sifat ini banyak diatur oleh

genotip.

5.1.2. Sifat kuantitatif merupakan sifat yang diukur berdasarkan ukuran morfologi

tubuh ternak yang dijadikan sebagai dasar dan landasan untuk menetukan

keragaman ukuran ukuran morfologi tubuh yang akan diwariskan kepada

generasi berikut nya.

5.1. Saran

Saran yang dapat di berikan dari praktikum Sifat Kualitatif dan Kuantittif

pada Ayam yaitu Sebaiknya pihak laboratorium mengeluarkan praktikan yang

ribut ketika praktikum sedang berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Amlia, Muh. Amrullah .P, dan Rahim Aka. 2016. Studi Karakteristik Sifat
Kualitatif Dan Kuantitatif Ayam Kampung Di Kecamatan Lasalimu
Kabupaten Buton. Jurna Jitro. Vol 3 (1).
Ashar, Muhammad .A.P, dan Takdir S. 2016. Karakteristik Fenotip Kualitatif
Ayam Kampung Super. Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo. Vol 1 (1).
Haryanti .Y, E. Kurnianto dan C.M.S. Lestari. 2015. Pendugaan Bobot Badan
Menggunakan Ukuran-Ukuran Tubuh pada Domba Wonosobo. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia .Vol 10 (1).

Ichsan. F. B, Indrawati Y. Asmara, Dani. G. 2016. Pengukuran Sifat-Sifat


Kuantitatif Coturnix Coturnix Japonica Jantan Lokal Dan Coturnix
Coturnix Japonica Jantan Lokal Hasil Seleksi. Jurnal Fakultas Peternakan.
Vol 3 (2).

Nataamijaya. A. G. 2010. Karakteristik Penampilan Pola Warna Bulu, Kulit, Sisik


Kaki, Dan Paruh Ayam Pelung Di Garut Dan Ayam Sentul Di Ciamis.
Jurnal Buletin Plasma Nutfah. Vol.11 (1).

Rangkuti .N. A, Hamdan dan, Armyn H. D. 2011. Identifikasi Morfometriks Dan


Jarak Genetik Ayam Kampung Di Labuhanbatu Selatan. Jurnal Peternakan
Intergratif Vol. 3 (1).

Subekti Kusnadidi dan Firda Arlina. 2011. Karakteristik Genetika Eksternal


Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.
Jurnal ilmiah Ilmu Ilmu Peternakan. Vol 14 (2).
Untari .E. K, Ismoyowati, Sukardi. 2013. Perbedaan Karakteristik Tubuh Ayam
Kedu Yang Dipelihara Kelompok Tani Ternak “Makukuhan Mandiri” Di
Temanggung. Jurnal Pembangunan Pedesaan. Vol 13 (2).

Anda mungkin juga menyukai