Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK

BUDIDAYA LAMTORO MINI ( Desmanthus virgatus)

OLEH :

NAMA : EDI SANJAYA

NIM : B1D016066

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi
kita rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Ilmu
Produksi Hijauan Pakan Ternak ini, yang telah saya laksanakan pada bulan
September sampai desember bertempat di sandongan dan teaching farm Lingsar,
Lombok Barat.

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Ir. Uhud Abdullah, MP selaku
Dosen dan pembimbing praktikum yang telah bersabar dalam membimbing kami
dalam pelaksanaan praktikum produksi hijauan pakan ternak ini.

Terima kasih tidak lupa saya ucapkan kepada kedua orang tua yang
senantiasa mendukung dan memberikan motivasi kepada saya, mereka
merupakan motivasi saya sehingga sampai saat ini masih bertahan menghadapi
dunia kampus.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman kelompok


praktikum, yang telah bersama-sama bekerja sama sehingga semua tahap-tahap
dalam praktikum dapat diselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa laporan yang telah saya buat ini jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karenanya mohon permaklumkan. Kritik dan saran dari
bapak sangatlah membantu dalam proses dalam pembelajaran kami. Saya
berharap laporan produksi hijauan pakan ternak ini dapat bermanfaat untuk adik
tingkat dalam menyusun laporan selanjutnya. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Mataram, Desamber 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB 1.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 2
1.2.1 Pertumbuhan tanaman rumput.dan pertumbuhan tanaman legume ...... 2
1.2.2 Penggemburan ( Harrowing ) ............................................................... 2
1.2.3 Budidaya hijauan pakan........................................................................ 3
1.2.4 Hijauan pakan ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan kegunaan praktukum................................................................. 3
1.3.1 Tujuan praktikum................................................................................... 3
1.3.2 Kegunaan praktikum............................................................................. 3
BAB 2................................................................................................................... 4
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM ........................................................... 4
2.1 Waktu dan tempat praktikum....................................................................... 4
2.2 Materi praktikum ......................................................................................... 4
2.1.1 Alat-alat praktikum ................................................................................ 4
2.1.2 Bahan-bahan praktikum ......................................................................... 4
2.3 Metode Praktikum....................................................................................... 4
2.3.1 Persiapan bibit ...................................................................................... 4
2.3.2 Pengolahan lahan .................................................................................. 5
2.4 Variabel tanaman ......................................................................................... 5
BAB 3.................................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM................................................... 6
3.1 Hasil pengamatan ......................................................................................... 6
3.2 Pembahasan praktikum ................................................................................ 7
3.2.1 Pembibitan tanaman Lamtoro mini ( Desmhantus virghatus ) .............. 7

iii
3.2.2 Cara tumbuh tanaman Lamtoro mini ( desmhantus virghatus ) ............ 9
BAB 1V............................................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 11
4.1Kesimpulan ................................................................................................. 11
4.2 Kritik dan Saran ......................................................................................... 11
LAMPIRAN ........................................................................................................ 12

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang


berasal dari tanaman yang berbentuk daunan. Yang termasuk dalam kelompok
makanan hijauan adalah bangsa rumput (graminae) leguminose dan hijau
tumbuhan lain seperti dau nangka, daun waru dan lain sebagainya. Sebagai
makanan ternak hijauan memang berperan sangatpenting, sebab hijauan
mengandung hamper semua zat yang diperlukan ternak. Khususnya di
Indonesia bahan hijauan memang berperan istimewa karena bahan tersebut
diberikan pada jumlah yang besar hal ini dapat dibuktikan, ternak seperti sapi,
kerbau, domba dan kambing yang diberi pakan hijauan sebagai makanan
tunggal, masih bisa mempertahankan hidupnya, bahkan mampu tumbuh dan
berkembang biak. Bagi masyarakat peternak, termasuk petani peternak, telah
terbiasa atau tidak asing lagi menggunakan hijauan sebagai makanan ternak.

Salah satu hijauan yang yang memiliki kandungan protein yang


tinggi adalah tanaman leguminosa. Tanaman legume terdiri atas tiga jenis
yaitu legume pohon, legume semak dan legume merambat. Salah satu legume
yang sering digunakan untuk pakan ternak adalah lamtoro mini. (Desmanthus
virgatus). Lamtoro mini sendiri memiliki tingkat palatabilitas yang tinggi
terhadap ternak, khususnya ternak ruminansia. Olrh karena itu hijauan ini
harus ada dalam bagian pakan hijauan ternak untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan ternak.

Seiring perkembangan peternakan di Indonesia maka kita di


usahakan membudidayakan pakan ternak terutama bangsa rumput karena
bahan pokok dari makanan ternak. Penanaman ini harus dikelola dengan baik
dan teratur sehingga kebutuhan akan tercapai. Pengembangan pakan ternak ini
juga akan menambah jumlah hewan ternak sehingga kebutuhan daging dalam
negeri akan bisa terpenuhi. Jenis rumput yang dkembangkan merupakan
rumput yang cocok untuk hewan ternak. Produktivitas ternak ruminansia
seperti sapi ( potong dan perah ), kerbau, kambing dan domba, salah satunya
ditentukan oleh factor pakan (ransum)nya. Pakan utama ternak rumunansia
pada dasarnya adalah hijauan. Agar ternak ruminansia dapat menghasilkan
produksi yang tinggi diperlukan pakan hijauan yang cukup baik kuantitas

1
maupun kualitasnya. Dan untuk menyediakan hijauan pakan ternak diperlukan
pengetahuan tentang jenis- jenis tanaman makanan ternak serta cara
pengelolaannya. Palatabilitas adalah hasi keseluruhan factor-faktor yang
menentukan apakah dan sampai tingkat mana sesuatu makanan menarik bagi
hewan, dengan demikian palatabilitas dapat dianggap sebagai penghubung
antara rumput dengan hewan yang merumput dan oleh berbagai ahli lebih
penting dari nilai gizi. Karena bersifat relative palatabilitas dipengaruhi oleh
berbagai factor misalnya, hewan itu sendiri, fase pertumbuhan dan kondisi
hijauan, kesempatan memilih makanan yang lain dan tata laksana serta
pemupukan hijauan. Hijauan makannan ternak merupakan makanan pokok
bagi hewan mamalia baik diantaranya adalah ternak sapi. Karena hijauan
digunakan sebagai makanan pokok sudah tentu berpengaru besar terhadap
produksi ternak.
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Pertumbuhan tanaman rumput.dan pertumbuhan tanaman legume

Cara pembiakan tanaman utama tanaman rumput adalah


dengan vegetative, transisi dan reproduktif. Fase vegetative batang
sebagian besar terdiri atas helaian daun tetap terletak didasar batang
tidak terjadi pemanjangan selubung atau perkembangan kulmus sebagai
respon terhadap temperature dan panjang hari kritis meristim apical
secara gradualberubah dari tunas vegetative menjadi tunas bunga. Hal
ini disebut induksi pembungaan fase perubahan ini disebut fase transisi.
Selama fase transisi helaian dau mulai memanjang. Fase reproduktif
(pembungaan ) dimulai dengan perubahan ujung batang dai kondisi
vegetative ke tunas bunga. ( Soetrisno et al , 2008).

Tanaman legume tumbuh dengan cara tipe semak, tipe berkas,


batang bersifat tegak atau decumbent. Serambling dan riset tipe semak
yaitu sebuah tingkai sentral dengan cabang-cabang samping muncul
sepanjang batang utama dengan cabang aksiler, tipe berkas yaitu sebuah
tingkai yang darinya muncul beberapa batang dan tunas baru sehingga
sulit mengidentifikasi batang utama. Batang yang bersifat tegak atau
decumbent merambat yaitu batang yang berkembang menjalar diatas
permukaan tanah. ( Soetrisno et al, 2008 ).
1.2.2 Penggemburan ( Harrowing )

Penggauran atau penggemburan bertujuan untuk


menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur lemah
sekaligus membersihkan sisa perakaran tumbuhan liar. Penanaman
2
dimulai pada awal musim penghujan, segera setelah tanah itu selesai
diolah dengan sempurna. Hijauan yang ditanam dengan syarat
produktivitas persatuan luas cukup tnggi nilai palatabilitasnya cukup
baik, toleran terhadap lingkungan ( mampu dan cepat beradaptasi
dengan tanah dan iklim setempat ). (Sutopo, 1993)
1.2.3 Budidaya hijauan pakan

Sebagai hijauan segar surplus produksi rumput saja juga dapat


digunakan sebagai cadangan pakan dalam bentuk kering atau
permentasi dengan metode silase setelah terlebih dahulu dicacah.
Rumput gajah semuanya merupakan introduksi dan bukan jenis rumput
lokal. Namun karena memang bentuknya yang satu sama lain sangat
mirip. (Taiz L, 2001)
1.2.4 Hijauan pakan

Adalah bahan makanan yang mengandung serat kasar 18 atau


lebih (dihitung dari bahan kering). Angka batasan ini hanya sekedar
patokan, karena didalam prakteknya sering didapat hal-hal yang berada
diluar batasan ini. Kualitas hijuan sangat bervariasi yang disebabkan
oleh beberapa perbedaan da;am spesies umur, kesuburan tanah, sumber-
sumber air dan lain sebgainya. Daerah Indonesia ataupun daerah tropis
lainya belum diperoleh keterangan secara pasti tentang adanya suatu
hijauan yang menonjol kualitasnya, khususnya untuk ternak kuda.
Penurunan penanaman hijauan ini antar lain disebabkan menurunya
ternak kuda (termasuk keledai), disamping kegemaran peternak
terhadap rumput lainnya. (Taiz L, 2001)
1.3 Tujuan dan kegunaan praktukum
1.3.1 Tujuan praktikum

1. Untuk mengetahui karakter pertumbuhan tanaman hijauan dari


Desmanthus Virgathus
2. Untuk mengetahui produksi hijauan dari Desmhantus Virghatus
1.3.2 Kegunaan praktikum

1. Agar mahasiswa mengetahui karakter pertumbuhan tanaman hijauan


dari Desmhantus Virghatus
2. Untuk mengetahui produksi hijauan dari Desmhantus Virghatus

3
BAB 2

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan tempat praktikum

Praktikum produksi hijauan pakan ternak ini dilaksanakan pada


tanggal 02 oktober 2017 di Laboratorium Teaching Farm Lingsar,
Kecamatan Lingsar Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

2.2 Materi praktikum


2.1.1 Alat-alat praktikum

1. Cangkul
2. Sekop
3. Patok kayu
4. Polibek
5. Kantong plastic
6. Ember
7. Timbangan
8. Alat tulis
9. Meteran
2.1.2 Bahan-bahan praktikum

1. Sekam
2. Tanah
3. Pupuk organik
4. Air
5. Kompos

2.3 Metode Praktikum


2.3.1 Persiapan bibit

1. Menyiapkan bibit Lamtoro Mini kemudian meredamnya selama 30


menit
2. Mengisi polibek dengan campuran tanah, kompos, dan sekam
3. Menanam biji Lamtoro yang sudah direndam sebanyak 3 biji pada
masing-masing polibek

4
4. Menyiapkan tanaman sebanyak sekali dalam sehari
5. Mengamati pertumbuhan tanaman selama 3 minggu

2.3.2 Pengolahan lahan

a. Membuat bedengan seluas 2 x 15 m


b. Membersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar bedengan
c. Menggemburkan lahan tiap minggu
2.3.2.1 Penanaman

1. Membuat jarak tanam pada bedengan dengan luas 75 x 75 cm


2. Memindahkan tanaman di polibek ke bedengan berdasarkan pola
yang sudah dibuat
3. Menyiram tanaman setiap 4 kali seminggu
4. Mengamati pertumbuhan tanaman
2.3.2.2 Pemanenan

1. Memotong tanaman dengan menyisakan tinggi 15 cm tinggi


tanaman
2. Menimbang hijauan segar dari tanaman yang sudah dipotong
3. Mengeringkan tanaman yang sudah dipotong selama 2 hari
dibawah sinar matahari
4. Menimbang berat kering dari tanaman yang sudah dipotong
2.4 Variabel tanaman

1. Tinggi tanaman
2. Jumlah cabang
3. Jumlah tangkai daun
4. Jumlah daun
5. Lebar daun
6. Diameter pohon
7. Berat
8. Panjang daun

5
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

3.1 Hasil pengamatan

Tabel variable tanaman Lamtoro mini ( Desmhantus virghatus )

No Variabel Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV


yang
diamati

1 Jumlah 3 4 4 5
batang

2 Tinggi 7,5 10 15 26
batang (cm)

3 Jumlah 9 12 16 39
percabangan
batang

4 Jumlah daun 22 30 82 290

5 Jumlah 616 840 2296 8120


helai/anak
daun

6 Berat - - - 9 (gr)
organik
(gram)

7 Berat kering - - - 1,5 (gr)


daun (gram)

8 Berat kering - - - 2,5 (gr)


batang
(gram)

6
3.2 Pembahasan praktikum

Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan salah satu bahan


makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi
kehidupan dan kelangsungan populasi ternak. Sehingga hijauan makanan
ternak dijadikan sebagai salah satu bahan makanan dasar dan utama untuk
medukung peternakan ternak ruminansia, terutama bagi ternak sapi potong
ataupun sai perah yang setiap harinya membutuhkan cukup banyak hijauan.
Salah satu jenis dari hijauan pakan ternak adalah lamtoro mini, dimana pada
praktikum kali ini kelompok praktikum kami mendapat bagian lamtoro mini
untuk di lakukan pembibitan, penanaman, dan pemanenan. Adapun proses-
proses yang kita lalui dalam praktikum ini adalah pembibitan dengan
menggunakan polybag sebanyak 200 buah, kemudian pongolahan lahan,
kemudian penanaman, pemupukan dan pemanenan. Proses ini akan saya
bahas satu-persatu, dari pembibitan sampai pemanenan, apa saja kendala,
pelajaran, pengalaman, dan indikator keberhasilan dari paraktikum yang
kami lakukan.
3.2.1 Pembibitan tanaman Lamtoro mini ( Desmhantus virghatus )

Proses pembibitan lamtoro dilakukan ditempat persemaian


yaitu suatu tempat yang berguna untuk proses benih lamtoro menjadi
bibit/ semai yang siap ditanam dilapangan. Pembibitan ini kami lakukan
di Teaching Farm Lingsar, Proses ini bisa dibilang memegang peranan
yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan budidaya lamtoro.
Sebab pembibitan merupakan kegiatan pertama yang berpengaruh pada
tanaman secara langsung. Walaupun penanaman lamtoro bisa
dikerjakan dilapangan langsung, tetapi pembibitan akan memperbesar
peluang benih lamtoro bisa tumbuh dengan baik. Begitu pula denga
perawatan yang harus dilakukan selama masa pertumbuhan awal akan
semakin mudah. Setelah disemaikan dalam waktu tertentu bibit lamtoro
siap dipindahkan kelapangan manakala batangnya sudah cukup kuat.
Jumlah bibit yang kami usahakan kemarin adalah 200 buah yang
masing-masing polybag kami membenamkan tiga sampai empat benih.
Adapun beberapa aspek yang penting dalam pembibitan adalah :

3.2.1.1 Pengadaan Benih

Benih lamtoro berupa biji yang berasal dari pohon induk yang
mempunyai abatang lurus, tajuknya lebat, memiliki percabangan yang
tinggi, kondisinya sehat dan sudah cukup umur. Setelah biji lamtoro
sudah tersedia, kini saatnya untuk melakukan seleksi. Sebelum kami
7
melakukan penanaman benih di polybag kami merendamnya selama 24
jam, fungsinya yaitu untuk merangsang hormone dari biji tersebut untuk
berhenti dormansi. Pilihlah benih yang mempunyai daya kecambah
lebih dari 80 %. Hal ini ditandai dengan tenggelamnya biji saat taruh
didalam air, bentuk biji sempurna dan tidak berlubang, serta ukuran biji
cukup besar dan tampak seragam.

3.2.1.2 Pembuatan Bedengan

Selama kami menunggu pertumbuhan bibit dalam


polybag kami melakukan Proses pembuatan bedengan dalam rangka
pengolahan lahan, dimulai dengan menyiapkan lahan khusus untuk
pembibitan sekurang-kurangnya berukuran 5 x 1 meter. Panjang
bedengan kami kemarin berukuran 15 X 3 m. Selanjutnya tanah tersebut
dicangkul hingga struktur tanahnya berubah menjadi gembur. Setelah
tanah di cangkul dan rumput-rumput liar di bersihkan barulah kemudian
kita selalu mengecek kondisi tanah, jika terlalu keras anda bisa
menambahkan pasir sebanyak 1/3 voleme tanah yang akan dibuat
menjadi bedengan akan tetapi kemarin kami tidak menmbahkan pasir,
cukup dengan kami campurkan dengan 100 kg pupuk kompos yang
kami peroleh di teaching farm. selama tiga minggu sebelum
penanaman, selang satu minggu kami melakukan pembalikan tanah,
tujuannya agar tanah yg kering dibalik diganti dengan tanah yang ada
dibawahnya, begitu seterusnya sampai kami melakukan proses
penanaman. Jangan lupa untuk membuang semua kotoran yang
terkandung didalam tanah seperti akar tanaman, batu, dan sampah
plastic. Kemudian permukaan tanah pada bedengan dibuat lebih tinggi
sekitar 10-15 cm daripada permukaan tanah disekitarnya. Agar bedenga
tidak mudah rubuh bisa meletakkan kayu, batu, atau bamboo sebagai
penahan bedengan. Bedengan-bedengan ini dibuat dengan jarak 50 cm
dimana setiap 5-10 buah bedengan dibuat jalur inspeksi dengan ukuran
lebar 2 meter. Kemudian saluran inspeksi dibuat dikana dan kiri jalur
inspeksi ini. Apabila kondisi cuaca terlalu terik bisa memasang naungan
dengan atap miring diatas bedengan. Setelah semua proses diatas
selesai, perlu mendiamkan bedengan selama 5 hari supaya kondisinya
normal.

8
3.2.1.3 Penanaman dai Polybag

Proses penanaman benih Bibit lamtoro kami lakukan setelah


merendam dan melihat benih-benih yang berkualitas, kami menyiapkan
200 polibag kecil, dalam masing-masing polybag kami menanam tiga
biji lamtoro mini, dengan harapan jika salah satu tidak tumbuh, biji
yang lain dapat tumbuh. Jarak polybag dengan polybag yang lain
terbilang cukup rapat, sebelum benih kami tanam di polybag-polibag,
terlebih dahulu polybag kami isi dengan tanah yang dicampur dengan
pupuk kompos dan sekam padi, dengan perbandingan 9:5:4 dalam
ukuran ember tanggung, rupanya kesalahan kami lakaukan pada saat
pengisian polybag, karena setelah beberapa minggu penanaman benih
di polybag hanya 21 batang yang tumbuh, ternyata kesalahan-kesalahan
yang dilakukan adalah campuran dedak dan pupuknya terlalu banyak
sehingga menyebabkan keadaan didalam polybag panas dan tidak
cocok untuk pertumbuhan lamtoro mini. Setelah itu kami melakukan
penanaman bibit ulang namun hasilnya tetap tidak ada yang
tumbuh.seiring berjalannya waktu jumlah bibit yang 21 masih bertahan
dan 3 kali seminggu kami menyiram dan melakukan perawatan.
3.2.2 Cara tumbuh tanaman Lamtoro mini ( desmhantus virghatus )

Setelah bibit berumur empat minggu lebih, bibit siap untuk


dipindahkan ke tempat penanaman, kami melakukan penanaman di
lahan yang berada di Sandongan dengan jarak tanam 75 cm, sebenarnya
target tanaman yang akan ditanam adalah minimal 150 tanaman, akan
tetapi yang tumbuh hanya 21, setelah melakukan penanaman satu kali
seminggu kami melakukan penelitian terkait dengan pertumbuhan dari
lamtoro mini tersebut, berapa perubahan tinggi batang, jumlah daun,
jumlah percabangan batang, jumlah anak daun, jumlah helai. Kami
menggunakan data kelompok dengan satu sampel sesuai dengan yang
diarahkan oleh dosen sekaligus pembimbing praktikum. Pada minggu
pertama setelah penanaman jumlah batang ada 3, dengan tinggi 7,5 cm,
jumlah percabangan batang 9, jumlah daun 22, jumlah anak daun 616.
Pada minggu kedua jumlah batang 3, tinggi batang 10 cm, jumlah
percabangan batang 12, jumlah daun 30, dan jumlah helai 840, pada
minggu ketiga jumlah batang 4, tnggi batang 15, jumlah percabangan
16, jumlah daun 82, jumlah helai atau anak daun 2296, dan pada minggu
terakhir, jumlah batang 5, tinggi batang 26 cm, jumlah percabangan 39,
jumlah daun 290, jumlah helai atau anak daun 8120. Semakin lama
pertubuhannya semakin terlihat, meski laju pertumbuhannya terlihat,

9
prcobaan ini termasuk pertumbuhan yang lambat, kesalah yang beru
kami sadari kemarin adalah kami tidak melakukan pemupukan
tambahan setelah penanaman, kami hanya melakukan satu kali
pemupukan.

3.2.3 Pemanenan

Pemanenan kami lakukan setelah empat minggu penanaman, hasil


akhir dari praktikum yang kami lakukan cukup mengecewakan, dengan
waktu, tenaga, materi yang kami kerahkan karena tempat praktikum
sendiri bukan dikampus saya rasa belum terbayar. Jumlah yang kami
panen keseluruhannya adalah sepuluh (10) batang lamtoro mini, dari 21
yang kami tanam Cuma 10 yang berhasil tumbuh dan bertahan. Ada
beberapa hal factor yang menyebabkan kematian pada tumbuhan kami
yang kemarin adalah karena adanya gangguan dari makhluk
disekitarnya yaitu ayam yang berkeliaran bahkan memakan tanaman itu
sendiri. Setelah kami melakukan pemanenan, kami menimbang berat
organiknya atau berat basah adalah 9,0 gram namun setelah di
keringkan menjadi 4,0 gram, dengan 1,5 gram berat kering daun dan 2,5
berat kering batang.

10
BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum Hijauan Makanan Ternak, saya dapat


menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakter pertumbuhan dari tanaman lamtoro mini adalah pada saat


pembibitan tidak suka terhadap daerah terlalu kering dan panas, artinya
pada saat pembibitan selalu di jaga kelembabannya dan jangan terlalu
kering. Akan tetapi setelah ditanam dilahan lamtoro mini tidk tumbuh
dengan baik pada tanah yang terlalu basah.
2. Produksi hijauan organik lamtoro mini kami yang kemarin adalah 9
gram, dan setelah dikeringkan menjadi 4 gram.

4.2 Kritik dan Saran

Praktikum kemarin sudah baik dan berjalan lancer, akan lebih baik lagi jika

1. Ada absen yang di buat oleh penanggung jawab praktikum dan


membuatkan jadwal agar teratur dan semua mahasiswa dipaksa untuk
disiplin.
2. Adanya buku panduan praktikum agar praktikum lebih mudah dikuasai
oleh mahasiswa
3. Adanya konsistensi pemberitaan atau informasi dari penanggung jawab
praktikum terkait tentang praktikum, artinya informasi yang diberikan
pertama sama dengan terakhir, artinya tidak di ubah-ubah secara tiba-
tiba. Semata-mata untuk memudahkan mahasiswa memahami esensi
dari materi praktikum itu sendiri.

11
LAMPIRAN

12
Gambar Kering Lamtoro mini

13
DAFTAR PUSTAKA

Soetrisno, Djoko, Bambang Suhartanto, Nafi’atul umami, Nilo suseno.2008.

Ilmu Hijauan Makanan Ternak. Fakultas peternakan. Universitas Gadjah

Mada.Yogyakarta

Sutopo.1993. Pengenalan Hijauan Makanan Ternak. Balai Informasi Pertanian.

Jawa Timur.Surabaya

Taiz L. and E. Zieger.1998. Plant Physiology. Sinauer Associeates Inc.,

Publisher. Sunderland. Massachuse

14

Anda mungkin juga menyukai