Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TETAP

INDUSTRI PAKAN TERNAK


PEMBUATAN PAKAN BENTUK PELLET

OLEH :

KELOMPOK 3

NURUL SAFITRI (B1D015199)


PUTRI INTAN SARI (B1D015200)
RAHMATUL SAFITRI (B1D015203)
RAHMAWATI (B1D015205)
RAMDAN HAMROLAH (B1D015206)
RAMDANA PUTRA (B1D015207)
ROSTAMI YAHYA (B1D015220)
SAHRIL GUNAWAN (B1D015223)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT sebagai rasa syukur atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
dengan judul “PEMBUATAN PAKAN BENTUK PELLET”. Laporan ini juga
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Industru Pakan Ternak,
di Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen
pembimbing yang telah membimbing kami baik dalam pelaksanaan praktikum
maupun dalam penyusunan laporan praktikum Industri Pakan Ternak ini.
Sehingga laporan Industri Pakan Ternak ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari kerja yang baik diharapkan dapat menghasilkan hasil
maksimal, namun belum tentu sempurna. Kritik serta saran terbuka buat semua
pembaca yang mengerti tentang pokok permasalahan dalam laporan ini. Harapan
kami semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Praktikan

Mataram, Juni 2018

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
A. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
2. Tujuan dan Kegunaan ................................................................................... 2
B. MATERI DAN METODE………………………………………………….. 3
1. Waktu dan Tempat Praktikum ........................................................................ 3
2. Materi Praktikum ............................................................................................ 3
3. Metode Praktikum ........................................................................................... 3
C. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 4
1. Hasil Praktikum............................................................................................... 4
2. Pembahasan ..................................................................................................... 4
D. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 9
1. Kesimpulan ..................................................................................................... 9
2. Saran ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
LAMPIRAN ........................................................................................................ 11

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengamatan Organoleptik ............................................................ 4


Tabel 2.Hasil Perhitungan 5 kg pellet ........................................................ 4
Tabel 3 Komposisi nutrient Bahan Pakan Ransum .................................... 5
Tabel 4 Standar Komposisi Bahan Pakan Ransum .................................... 6

iv
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Industri pakan ternak merupakan bagian dari suatu mata rantai pada
sektor peternakan. Keberhasilan sektor peternakan salah satunya ditentukan oleh
ketersediaan pakan ternak. Pakan ternak yang tersedia bukan hanya dari segi
kuantitas saja tetapi juga dari segi kualitas. Produsen pakan ternak wajib
menghasilkan dan mempertahankan kualitas ransum yang sesuai dengan
kebutuhan ternak. Produsen harus menjamin bahwa ransum yang dihasilkan tidak
membahayakan kesehatan ternak dan manusia sebagai konsumen produk
peternakan.

Produsen harus menjamin bahwa semua bahan baku telah memenuhi


standar kualitas, tidak terdapat benda asing pada bahan baku dan ransum, butiran
dan bahan lain mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai, ransum diproduksi
sesuai dengan formulasi, pellet dan crumble mempunyai ukuran yang sempurna
dan ketahanan yang sesuai dengan standar, tidak terjadi kontaminasi silang antara
ransum dengan bahan lain, tidak ada kehilangan vitamin atau bahan baku mikro
lainnya, tidak terdapat bahan atau mikroorganisme berbahaya, segregasi
yang m i n i m u m , p e m b u n g k u s b e r s i h , r a p i d a n k u a l i t a s r a n s u m
sesuai dengan permintaan konsumen.
Langkah awal program penjaminan kualitas ( Quality Assurancel) ialah
melalui pengawasan mutu ( Quality Control). Pengawasan mutu dilakukan pada
setiap aktivitas dalam menghasilkan produk dimulai dari bahan baku, proses
produksi hingga produk akhir. Bahan baku yang digunakan sebagai input dalam
industri pakan ternak diperoleh dari berbagai sumber, mempunyai kualitas yang
sangat bervariasi. Bervariasinya kualitas bahan baku disebabkan oleh variasi
alami ( natural variation), pengolahan (processing), pencampuran ( adulteration)
dan penurunan kualitas ( damaging and deterioration) (Khajarern, dkk. 1987).
Variasi alami dan pengolahan bahan baku dapat menyebabkan kandungan
zat makanan yang berbeda. Bahan baku sering terkontaminasi atau sengaja
dicampur dengan benda-benda asing dapat menurunkan kualitas sehingga perlu
dilakukan pengujian secara fisik untuk menentukan kemurnian bahan. Penurunan

1
kualitas bahan baku dapat terjadi karena penanganan, pengolahan atau
penyimpanan yang kurang tepat. Kerusakan dapat terjadi karena serangan jamur
akibat kadar air yang tinggi, ketengikan dan serangan serangga. Pengawasan mutu
bahan baku harus dilakukan secara ketat saat penerimaan dan penyimpanan.
Pemilihan dan pemeliharaan kualitas bahan baku menjadi tahap penting dalam
menghasilkan ransum yang berkualitas tinggi. Kualitas ransum yang dihasilkan
tidak akan lebih baik dari bahan baku penyusunnya (Fairfield, 2003).
Proses produksi pakan ternak merupakan rangkaian aktivitas yang meliputi
penggilingan, pencampuran, pelleting dan pengepakan. Bahan baku yang dibeli
biasanya terdapat dalam bentuk dan ukuran yang berbeda, untuk menghasilkan
ukuran yang seragam diperlukan penggilingan untuk menurunkan ukuran partikel.
Homogenitas ukuran dan bentuk bahan baku mempengaruhi hasil pencampuran
dan proses pelleting. Pengawasan mutu selama proses produksi mutlak dilakukan
karena penggilingan dan pencampuran yang tidak sempurna tidak akan
menghasilkan ransum seperti yang diharapkan.

2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

1. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pemuatan pakan pellet
2. Supaya mahasiswa dapat menjelaskan dan mempraktikan
langsung langsung bagaimana cara pembuatan pakan bentuk
pellet mulai dari penentuan bahan baku, penyusunan ransum
sampai dengan rangkaian proses pembuatan pakan pellet.
2. Kegunaan Praktikum
Kegunaan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemuatan pakan pellet
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mempraktikan langsung
langsung bagaimana cara pembuatan pakan bentuk pellet
mulai dari penentuan bahan baku, penyusunan ransum sampai
dengan rangkaian proses pembuatan pakan pellet.

2
B. MATERI DAN METODE

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Industri Pakan Ternak ini dilakasanakan pada hari Senin 14


Mei 2018 pada pukul 14.00 – Selesai, bertempat di Thacing Farm Lingsar,
Kabupaten Lombok Barat.

2. Materi Praktikum

1. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Baskom
2. Timbangan analitik
3. Kantong plastik
4. Mesin Pencetak Pellet

2. Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dedak padi
2. Konsentrat
3. Tepung jagung
4. TOP Mix
5. Kanji
6. Air
3. Metode Praktikum
1. Menyiapkan alat dan bahan sesuai formulasi ransum
2. Menimbang bahan-bahan sesuai formulasi ransum menggunakan
timbangan analitik
3. Mencampur air dan kanji hingga merata kemudian digunakan sesuai
kebutuhan didalam pencampuran bahan-bahan untuk pembuatan pellet
4. Mencampur semua bahan-bahan hingga merata

3
5. Menambahkan air kanji sedikit demi sedikit ke bahan yang sudah
tercampur sambil di campur hingga adonan sudah agak lengket tanpa ada
yang menggumpal
6. Memasukkan bahan-bahan ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke
mesin pencetak pellet
7. Memasukkan bahan sesuai kebutuhan ke dalam mesin pencetak pellet
sehingga didapatkan hasilnya berupa pakan bentuk pellet
8. Menjemur bahan pakan bentuk pellet untuk memadatkannya supaya
kandungan airnya berkurang sehingga bahan pakan bentuk pellet dapat
disimpan dalam jangka waktu cukup lama.

C. HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Praktikum
Table 1. Pengamatan Organoleptik
No Bahan Parameter yang di amati
pakan Bentuk Tekstur Warna Bau Rasa Kontaminan
1 Pellet Pellet Kasar Coklat Menyengat, Gurih ada
khas bau
pellet,
segar

Tabel 2. Hasil Perhitungan 5 Kg Pellet


No Nama bahan Ukuran (Kg)
1 Jagung 2,500
2 Dedakpadi 0,800
3 Konsentrat layer 1,675
4 Top mix 0,025
Total 5,000

2. Pembahasan
Ransum dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai palatabilitas yang
tinggi sehingga akan memacu pertumbuhan ternak tersebut. Ransum

4
merupakan campuran berbagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan
nutrient ternak termasuk unggas seperti ayam petelur, ayam pedaging dan lain
sebagainya. Penggunaan masing-masing bahan tergantung kepada komposisi
nutrien dan harga bahan tersebut, serta kebutuhan nutrien ternak yang
mengkonsumsinya. Dari praktikum yang telah dilaksanakan bahwa bahan
yang digunakan berasal dari jagung kuning 50%, dedak padi 16%, kosentrat
layer 33,5%, dan top mix 0,5%. Berdasarkan perhitungan penggunaan
masing–masing bahan baku dalam penyusunan ransum, dimana dalam proses
penggilingan bahan baku menggunakan sistem pra grinding atau sistem yang
pada proses penggilingan yang tidak dicampur. Setelah digiling adanya
pencampuran bahan yang disesuaikan dengan prosedur pencampuran yang
baik yaitu dengan menyiapkan bahan baku yang bersifat karier seperti dedak
padi sebanyak dua kali dari jumlah premix. Setelah melakukan prosedur
pencampuran yang baik maka didapatkan pula hasil yang homogen. Ransum
yang berkualitas merupakan ransum yang berasal dari bahan–bahan yang
berkulitas dan proses pencampuran yang homogen.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan bahwa pada saat pencampuran
semua bahan baku dapat dikatakan tercampur dengan baik atau homogen. Hal
ini sesuai dengan hasil akhir yang diperoleh bahwa pellet yang terbentuk
sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga didapatkan bentuk pellet yang
sempurna. Dalam menyusun ransum unggas, proporsi yang digunakan untuk
bahan pakan ada 4, yaitu jagung kuning, dedak padi, konsentrat layer dan top
mix berturut–turut presentase sebesar 50, 16, 33,5 dan 0,5. Setelah
mengetahui kebutuhan nutrisinya, telah dicari komposisi nutrient keempat
bahan pakan tersebut dan diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3. Komposisi Nutrient Bahan Pakan Ransum


Level Protein ME Ca P
Bahan
(%) kasar (%) ( kkal/kg) (%) (%)
Jagung 50 4,3 1685 0,01 0,15
Dedak padi 16 1,61 260,8 0,0192 0,24
Konsentrat 33,5 1,055 1172,5 3,685 0,335

5
layer
Top mix 0,5 - - - -
Total 100 6,965 3118,3 3,7142 0,725

Berdasarkan tabel di atas diperoleh standar yang telah ditentukan.


Adapun standar kebutuhan ternak adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Standar Komposisi Bahan Pakan Ransum


Bahan pakan Energy Protein Lemak SK Ca P
(Kkal/Kg) (%) (%) (%) (%) (%)
Jagung 3370 8,6 3,9 2,0 0,02 0,3
Dedak 1630 11 13 12 0,12 1,5
Konsentrat 3500 33 4,0 8,0 11,0 1,0
Tepungikan 2640 55 5,5 1,5 3,80 2,8

Berdasarkan hasil penelitian Karimuna (2009) menyatakan bahwa


nutrisi yang diperlukan pada fase pertumbuhan layer yaitu protein kasar
17,5%, kalsium (3,25%-4%) dan fosfor (0,40%). Berdasarkan penelitian
tersebut susunan ransum yang diperoleh oleh kelompok kami dengan
menggunakan bahan dari jagung, dedak padi dan KR dengan PK (16,25%),
Ca (3,02%) dan P (0,93%). Jika ditinjau dari kebutuhannya maka susunan
yang ransum yang dibuat sesuai dengan kebutuhan nutrient untuk diberikan
pada ayam petelur fase layer. Sedangkan ditinjau dari jumlah berat
komposisinya, untuk membuat campuran ketiga bahan tadi sebanyak 5 kg
maka digunakan jagung sebanyak 2,50 kg, dedak padi 1,25 kg dan konsentrat
sebanyak 1,25 kg.
Berdasarkan hasil praktikum industri pakan ternak tentang
pengamatan organoleptik dilakukan hanya pada satu jenis bahan pakan saja
karena pada praktikum ini dilakuakan pada waktu yang sangangat mepet
sehingga hanya bias membuat pakan pellet. Pellet yang di buat tersebut
memiliki penilaian sebagai berikut:
1. Bentuk = pellet

6
2. Tekstur = kasar dan lembek sebelum di keringkan
3. Warna = coklat
4. Bau = menyengat, khas pellet, dan segar
5. Rasa = gurih
6. Kontaminan = ada
Dengan hasil yang didapatkan tersebut dapat dinyatakan memiliki
hasil yang cukup bagus, tetapi yang perlu di evaluasi dari hasil praktikum
pembuatan pellet ini adalah pada saat pengeringan. Seharusnya pengeringan
dilakukan secara sempurna dibawah sinar matahari sehingga daya
kontaminasi dari jamur rendah dan pada saat pembuatan yang selanjutnya
perlu mengurangi air yang di gunakan agar hasilnya tidak terlalu lembek.
Menurut Ensminger (1990) menyatakan bahwa Appearance (penampilan)
Pellet yang baik mempunyai ukuran yang agak panjang dan seragam, bentuk
rupanya baik dan kompak serta tidak ditumbuhi oleh jamur dan kontamina
siapapun. Dengan pernyataan tersebut pellet yang kita hasilkan memiliki
ukuran yang seragam, tetapi banyak yang tidak bisa terbentuk karena
kelebihan air, bentuk serupa, dan tidak ditumbuhi jamur, sehingga pakan ini
dapat dikatakan sebagai pakan yang memiliki penampilan yang baik.
Warna yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum yaitu pellet
berwarna coklat. Warna berkolerasi dengan gizi pakan dan sering digunakan
oleh pembeli untuk menentukan kualitas produk pakan ternak akhir. Selain itu
warna dapat memberikan indikasi kematangan biji-bijian pakan, kondisi
penyimpanan dan indikasi terdapatnya racun atau kontaminasi. Misalnya
penampilan warna orange hingga merah dapat menunjukan kandungan
kontaminasi pada pakan (Anonim, 2017). Berdasarkan paparan tersebut, hasil
praktikum mengenai warna pakan yang berwarna coklat dapat dikatakan
memiliki kuaitas yang baik, jika dibandingkan dari pendapat yang diatas.
Berdasrkan hasil praktikum yang didapat, dapat di lihat bahwa pellet
yang di hasilkan memiliki bau yang menyengat dan rasa yang gurih,
(Mudjuman, 2008) menyatakan bahwa bau dan rasa apakah buatan sebaiknya
mendekati bau dan rasa pakan khas alami yaitu bisa dimakan oleh ternak.
Dengan demikian pellet yang dibuat tersebut sudah memenuhi kriteria bau

7
dan rasa yang khas. Berdasarkan hasil praktikum tentang kontaminan bahwa
pakan pellet terjadi kontaminan. Pakan ternak dapat terkontaminasi oleh
berbagai macam microflora, termasuk yang patogen, dengan populasi 5x103 –
1,6x108 cfu/gr yang resisten terhadap kondisi kelembaban yang rendah
(richard-molard, 1988).

8
D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Adapun kesimpulan dari kegiatan praktikum yang kami lakukan yaitu:


a. Dalam pembuatan ransum tersebut tidak mudah, kita butuh ketelitian,
ketekunan dan kesabaran sehingga pakan ransum yang akan kita buat bisa
sesuai dengan kebutuhan ternak. Dalam pembuatan ransum ini praktikan
membuat 5 kg pakan ransum dengan menggunakan beberapa bahan dan
sudah terhitung sesuai dengan kebutuhan ternak yang akan sibuat yakni
proteinnya 16 %, adapun bahan yang digunakan seperti tepung jagung 2,5
kg, dedak padi 1,324 kg, konsentrat 1,151 kg, dan top mix 0,025 kg.
b. Berdasarkan hasil praktikum pembuatan pakan pellet didapat penilaian
sebagai berikut: Tekstur (kasar dan lembek sebelum di keringkan), Warna
(coklat), Bau (menyengat, khas pellet, dan segar),Rasa (gurih),
Kontaminan (ada)

2. Adapun saran dari praktikum yang dilakukan yaitu:


Sebaiknya praktikum ini tidak dilaksanakan dengan menggabungkan
seluruh kelas (A,B, dan C), dengan dilakukannya praktikum seperti ini
praktikan tidak bisa menerima materi dengan baik dan pelaksanaannya
menjadi tidak efektif, sebaiknya dilaksanakan berdasarkan masing-masing
kelas, praktikum gabungan ini bisa terlaksana dengan baik apabila alat yang
tersedia memadai sehingga pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I.K. (2004). Nutrisi Ayam Broiler. Cet III. Bogor: Lembaga Satu
Gunungbudi.

Anonim. 2017. Laporan praktikum. https://htppravikabudiarti.wordpress.com


/2017/01/11/n-pratikum/. (diakses tanggal 24 mei 2018)

Briggs, J.L. D.E. Maier, B.A. Watkins, dan K.C. Behnke. 1999. Effect
of ingredients and processing parameters on pellet quality.

Ichwan, W.M. (2003). Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Cet I. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.

Pujaningsih, R. I. 2011. Teknologi Pengolahan Pakan. Modul kuliah.


Universitas Diponegoro, Semarang.

Rasyaf, M. (2004). Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.

Stevens, C. A. 1987. Starch gelatinization and the influence of particle size,


steam pressure and die speed on the pelleting process.
Ph.D.Dissertation. Kansas State University, Manhattan, KS.

10
LAMPIRAN

Menimbang jagung sebanyak 2,5 kg Menimbang konsentrat sebanyak 1,7 kg

Menimbang dedak padi sebanyak 0,8 Menimbang top mix 0,025kg


kg

Menyiapkan semua bahan baku yang Proses mencampur semua bahan sampai
akan dicampur sesuai formulasi homogen
ransum

11
Proses pengeringan pellet Hasil pellet setelah dikeringkan
menggunakan sinar matahari kemudian dikemas

12

Anda mungkin juga menyukai