Anda di halaman 1dari 29

Kapasitas Tampung Pasture (Padang Penggembalaan)

Kapasitas tampung merupakan analisis


kemampuan areal padang penggembalaan atau
kebun rumput untuk dapat menampung
sejumlah ternak, sehingga kebutuhan hijauan
rumput dalam 1 tahun bagi pakan ternak
tersedia dengan cukup.

Kapasitas tampung PP atau kebun rumput, erat


berhubungan dengan jenis ternak, produksi
hijauan rumput, musim, dan luas padang
penggembalaan atau kebun rumput.
Besarnya produksi hijauan atau kebun
rumput pada suatu areal dapat
diperhitungkan, seperti :

Produksi Kumulatif, merupakan produksi padang


penggembalaan atau kebun rumput yang
ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap
pemotongan produksi hijauan rumput diukur dan
dicatat. Setalah 1 tahun seluruh produksi dijumlah,
dan hasilnya merupakan produksi kumulatif.
Produksi Realitas, merupakan produksi yang
ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan
rumput seluruh areal PP kebun rumput. Jadi,
produksi realitas adalah produksi sebenarnya
yang bisa diukur dengan produksi ternak.

Produksi Potensial, merupakan produksi yang


ditentukan atas dasar perkiraan suatu areal PP
atau kebun rumput. Jadi, perhitungan ini
cenderung disebut sebagai taksiran.
Tabel komposisi zat makanan rumput lapang (%bahan kering)

Zat Makanan % Bahan Kering


Bahan Kering (%) 78,37
Protein Kasar (%) 7,12
Serat Kasar (%) 27,59
Lemak Kasar (%) 0,91
BETN (%) 35,61
Total Nutrien Tercerna (%) 54,29
Taksiran daya tampung Halls et al. (1964) dapat
didekati dengan jumlah hijauan tersedia di pastura
tersebut. Namun demikian untuk mengamati setiap
bagian dari pastura tersebut sangat sulit dan bahkan
tidak mungkin dapat dikerjakan, sehingga cara
pengambilan cuplikan sebagai contoh (sample)
memegang peranan penting dalam pengukuran
produksi hijauan.
Ada beberapa metoda untuk menentukan letak petak-
petak cuplikan agar produksi hijauan dapat ditaksir
dengan benar.
Metoda-metoda yang mungkin dapat dipilih
adalah sebagai berikut :

1. Dengan pengacakan
2. Dengan stratifikasi (pengelompokkan)
3. Secara sistematik (dimulai dari titik yang
telah ditentukan dan kemudian cuplikan-
cuplikan diambil pada jarak-jarak tertentu
sepanjang garis yang memotong padang
rumput).
Jumlah cuplikan yang diperlukan tergantung dari
ketidak seragaman pastura. Hal-hal yang
mempengaruhi kapasitas tampung yaitu sebagai
berikut:
1. Penaksiran kuantitas produksi hijauan.
umumnya dilakukan dengan metode cuplikan
dengan memakai frame berukuran tertentu
dengan bentuk yang bermacam-macam (persegi,
bujur sangkar, lingkaran, atau segitiga).
Pengambilan sampel di lapangan dilakukan
secara acak.
Banyaknya ditentukan dengan melihat
homogenitas lahan yaitu komposisi
botani, penyebaran produksi, serta topografi
lahan.
Hijauan yang terdapat dalam areal dipotong
lebih kurang 5 -10 cm diatas permukaan tanah
dan ditimbang beratnya.
2. Penentuan Proper Use Factor.

Konsep Proper Use Factor (PUF) besarnya


tergantung pada jenis ternak yang digembalakan,
spesies hijauan di padangan, tipe iklim setempat
beserta kondisi tanah padangan.

Untuk penggunaan padangan ringan, sedang, dan


berat nilai PUF-nya masing-masing adalah 25-30
%, 40-45 %, dan 60-70 %.
Konsep ini digunakan dalam menaksir produksi hijauan
antara lain karena jika lahan semakin mudah
mengalami erosi dengan hamparan vegetasi rendah,
sebaiknya tidak terlalu banyak hijauan di panen;

jika hijauannya mempunyai pola pertumbuhan setelah


panen lamban, maka sebaiknya tidak semua hijauan
yang ada diperhitungkan untuk menentukan jumlah
ternak yang akan dipelihara;

semakin banyak jenis ternak yang dipelihara maka


injakan ternak terhadap rerumputan mengakibatkan
tidak 100 % hijauan yang ada dapat dikonsumsi ternak.
Dpt disimpulkan bahwa Proper Use Factor tergantung
pada jenis ternak yang digembalakan, tipe Iklim dan
kondisi tanah.

3. Menaksir kebutuhan luas tanah per bulan


Penaksiran ini didasarkan pada kemampuan temak
mengkonsumsi hijauan.
Misalnya kebutuhan seekor ternak sapi dewasa
adalah 40 kg rumput per ha (10 % dari bobot badan)
maka per bulan diperlukan 40 kg x 30 = 1.200 kg (1,2
ton) hijauan. Bila produksi hijauan 8 ton per ha, maka
luas lahan yang dibutuhkan seekor sapi dewasa per
bulan adalah 1,2/8 = 0,15 ha.
4. Menaksir kebutuhan luas tanah per tahun.

Suatu padangan memerlukan masa agar hijauan


yang telah dikonsumsi ternak tumbuh kembali
dan siap untuk digembalakan lagi. Masa ini
disebut sebagai periode istirahat.

Padang rumput tropika membutuhkan waktu 70


hari untuk istirahat setelah digembalai selama
30 hari.
Menurut Halls et al. (1964) mengukur daya
tampung atau kapasitas tampung pasture dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Petak cuplikan pertama ditentukan secara acak


seluas 1 m2 bujur sangkar atau dalam bentuk lingkaran
dengan garis tengah 1 m.

b) Petak cuplikan kedua diambil pada jarak lurus 10


langkah ke kanan dari petak cuplikan pertama dengan
luas yang sama.
Padang Penggembalaan LAHAN RAWA
1. Pakai Ketek menuju LOKASI

2.Kumpai Padi

3.Penempatan Kuadran secara ACAK


4. Kuadran yang sudah diambil
SAMPEL
6. Sampel yang sdh DITIMBANG

5. Sampel di TIMBANG untuk


mengetahui PRODUKSI SEGAR

7. Sampel yang sdh diambil, dipotong untuk di analisa di


LABORATORIUM.
8. analisa di LABORATORIUM
c) Kedua petak cuplikan yang berturut-turut
tersebut membentuk satu kumpulan (cluster).

d) Cluster selanjutnya diambil pada jarak lurus 125


m dari cluster sebelumnya. Dalam hal ini terdapat
beberapa kemungkinan modifikasi yang dapat
disesuaikan dengan keadaan lapangan sehingga
diperoleh cuplikan yang diperlukan.

Untuk lapangan seluas 160 acre (± 65 ha) diperlukan


paling sedikit 50 cluster.
e) Setelah petak cuplikan ditentukan semua
hijauan yang terdapat didalam petak tersebut
dipotong sedekat mungkin dengan tanah
termasuk dipotong juga bagai tanaman pohon-
pohonan yang mungkin dapat dimakan ternak
sampai setingggi 1,5 m.
f) Hijauan tersebut kemudian dimasukkan
kedalam kantung-kantung dan ditimbang bobot
segarnya. Apabila petak cuplikan jatuh pada
batu-batu atau pohon-pohon besar usahakan
jangan menghindar, dan petak yang kosong
tersebut nantinya juga digunakan pembagi
untuk mendapatkan nilai rata-rata.

g) Dari catatan bobot segar hasil cuplikan


maka dapat diketahui produksi hijauan segar per
m2.
Namun demikian perlu dipertimbangkan
bahwa tidak seluruh hijauan tersebut dapat
terkonsumsi ternak karena sebagian dari
bagian tanaman harus ditinggalkan untuk
menjamin regrowth.

Jadi harus diperhitungkan proper use


factor (PUF).
Besarnya proper use factor tersebut antara lain
dipengaruhi oleh :
1. Erodibilitas lahan
Pada pastura yang mudah mengalami erosi karena
topografi miring atau hamparan vegetasi yang rendah
(tumbuhnya jarang), maka sebaiknya hijauan tidak
semuanya dipanen.

2. Pola regrowth tanaman


Tidak semua jenis tanaman mempunyai kecepatan
pertumbuhan kembali yang sama setelah dipanen,
oleh karena itu pada tanaman yang mempunyai
pola regrowth lamban sebaiknya tidak semua hijauan
yang dapat dipanen semuanya untuk ternak.
3. Jenis dan jumlah ternak
Pada dasarnya semakin banyak atau semakin besar jenis
ternak yang dipelihara maka semakin banyak pula
tanaman yang terinjak, sehingga tidak semua hijauan
yang dipanen dapat dimanfaatkan untuk ternak.

4. Keadaan musim/ketersediaan pengairan


Pertimbangan regrowth tetap menjadi faktor dominan terhadap
pemanfaatan hijauan. Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa
pada musim kemarau dimana air merupakan faktor pembatas
pertumbuhan tanaman, maka regrowth tanaman akan lamban,
oleh karena itu pemanfaatan hijauan yang ada juga perlu
disisakan untuk menjamin kepentingan regrowth tanaman.
Pada dasarnya makin besar kemungkinan
terjadinya erosi atau faktor-faktor yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman pada
suatu pastura, maka PUF semakin kecil.

Untuk penggunaan pastura yang ringan


besarnya PUF adalah 25-30%, penggunaan
medium 40-45%, sedang untuk penggunaan
yang berat 60-70%.
Menurut Saulan Sinaga (2009), Daya tampung
padang pengembalaan tergantung kepada:
1. kemiringan lahan,
2. jarak dengan sumber air,
3. kecepatan pertumbuhan/produksi
tanaman pakan,
4. kerusakan lahan,
5. ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi,
6. nilai nutrisi pakan,
7. variasi musim,
8. keadaan ekologi padang pengembalaan.
Perhitungan Kapasitas Tampung

Kapasitas Tampung Padang Penggembalaan.


Penentuan besarnya kapasitas tampung
dilakukan melalui pendugaan konsumsi bahan
kering/Satuan Ternak (ST). Kapasitas tampung
dihitung dihitung pada tiap-tiap jenis hijauan.
Perhitungan kapasitas tampung berdasarkan
rumus Purnomo (2006).

Anda mungkin juga menyukai