Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK POTONG

Disusun oleh: Nurlisa Uke Dessy 12/331582/PT/06226 Kelompok XI

Asisten pendamping: Adlina Zihni Zul Atsari

LABORATORIUM TERNAK POTONG, KERJA, DAN KESAYANGAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan kambing dan domba potong di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil, sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Masyarakat Indonesia sudah cukup lama mengenal domba maupun kambing yang merupakan ternak ruminansia kecil ini. Usaha penggemukan domba maupun kambing dewasa ini semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengusahakan penggemukan domba maupun kambing. Prospek usaha penggemukan kambing dan domba sampai saat ini cukup menjanjikan karena laju permintaan akan daging domba dan kambing semakin meningkat, dengan adanya permintaan pasar yang terus meningkat tersebut berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan

populasi ternak domba dan kambing. Namun, usaha-usaha penggemukan di tingkat petani masih banyak yang perlu diperhatikan yaitu perbaikan pakan, sistem kandang, pemberian obat cacing, vitamin, keterbatasan penyediaan bakalan, pemasaran yang fluktuatif, dan waktu lamanya penggemukan. Adanya kriteria-kriteria tersebut diharapkan peternak mampu bekerja secara profesional, sehingga dapat meningkatkan produksi ternak. Tujuan Praktikum Praktikum industri ternak potong acara fattening bertujuan untuk mengetahui profil perusahaan feedlot di Bumi Nararya Farm, manajemen pengadaan dan pemilihan bakalan, serta manajemen pemeliharaan. Manfaat Praktikum Praktikum industri ternak potong acara fattening bermanfaat untuk menambah pengetahuan terkait manajemen feedlot perusahaan domba dan kambing serta dapat mengaplikasikannya dalam ilmu dan industri peternakan.

PROFIL PERUSAHAAN Perusahaan yang digunakan dalam praktikum industri ternak potong acara fattening adalah Perusahaan Bumi Nararya Farm. Pemilik perusahaan peternakan tersebut Bapak Didik. Perusahaan Bumi Nararya Farm ini beralamtkan di Turi, Kemirikebo, Sleman Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengamatan perusahaan peternakan kambing domba ini memiliki komposisi ternak yang cukup besar yaitu 768 ekor yang terdiri dari berbagai macam bangsa kambing maupun domba. Berikut bangsa-bangsa kambing dan domba yang ada di perusahaan Bumi Nararya Farm. Tabel 1. Berbagai macam bangsa kambing dan domba Bumi Nararya Farm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Bangsa Kambing Senduro Kambing Boer Kambing PE Kambing Bligon Kambing Saanen Kambing Burja Kambing Sapera British Alpine Domba Merino Domba Garut Domba Suffolk DET/DEG Domba Garino Domba Sugar jumlah (ekor) 47 2 63 83 3 47 4 1 63 262 4 131 47 11

Komposisi ternak yang terdapat di perusahaan ini lebih banyak didominasi oleh Domba Garut. Domba Garut lebih banyak dipilih karena memiliki ADG yang lebih baik jika di bandingkan dengan domba dan kambing lainnya. Domba Garut lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan serta memiliki daya jual tinggi. Menurut Heriyadi (2005), mengatakan bahwa Domba Garut yang merupakan aset nutfah Jawa Barat, memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai sumber

daging dan cukup tanggap terhadap manajemen pemeliharaan yang baik, dibandingkan domba lokal dan bangsa domba lain yang ada di Indonesia, di samping itu memilki keunggulan unik yang dapat dijadikan daya tarik pariwisata daerah, khususnya untuk Domba Garut tipe tangkas. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa, Domba Garut sesuai untuk penggemukan ternak ruminansia kecil.

KEGIATAN PRAKTIKUM Manajemen Pengadaan Bakalan Asal Ternak Perusahaan Bumi Nararya Farm memperoleh bangsa-bangsa domba maupun kambing dari berbagai macam daerah yaitu Bogor, Tegal, Klaten, Lampung, Semarang, Purworejo, dan Australia. Lalu Lintas Ternak Retribusi. Proses retribusi Perusahaan Peternakan Bumi Nararya Farm yaitu truk yang masuk dihargai Rp 1.500,00/ekor harga tersebut berlaku untuk dalam provinsi, sedangkan untuk luar provinsi truk pengangkut ternak harus melewati jembatan timbang serta melengkapi surat kesehatan dari dinas terkait. Menurut PERDA Bandung (2011), mengatakan bahwa tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan ukuran hasil produksi yang dijual. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa, perusahaan peternakan Bumi Nararnya Farm penarikan retribusinya sesuai dengan literatur. Proses Penaikan dan Penurunan Ternak dari Kendaraan. Berdasarkan hasil praktikum proses penaikan dan penurunan ternak dari kendaraan di Bumi Nararya Farm yaitu menggunakan truk pengangkut pada saat loading kandang struktur kandang dimodifikasi dengan bentuk tangga miring, sehingga memudahkan ternak untuk proses penaikan maupun penurunan. Transportasi. Berdasarkan hasil praktikum proses transportasi di Bumi Nararya Farm yaitu pembeli datang langsung ke lokasi

menggunakan truk pengangkut, sehingga perusahaan tidak perlu repot untuk mengangkut ke pasar. Pemilihan Bakalan Kriteria Bakalan bagi Perusahaan. Berdasarkan hasil

pengamatan kriteria bakalan yang ditetapkan di Bumi Nararya Farm yaitu diutamakan ternak jantan, sehat, umur berkisar 1,5 sampai 2 tahun, bobot badan bagus (BCS 2 sampai 3 ), performa reproduksi baik, dan kaki

kokoh. Menurut Kushartono et al ., (2005), mengatakan bahwa pemilihan bakalan mempunyai arti penting dalam mendukung keberhasilan usaha penggemukan. Penilian keadaan ternak yang akan dipilih sebagai bakalan pada prinsipnya ada tiga hal yang sangat penting yaitu umur, bentuk luar (exterior), dan dipastikan ternak tersebut sehat. Pemeliharaan ternak kambing dan domba dengan tujuan penggemukan sebaiknya dimulai umur 8 sampai 9 bulan dengan pertimbangan karena pada umur tersebut ternak sudah menginjak dewasa tubuh, sehingga pakan yang diberikan tidak digunakan untuk pertumbuhan kerangka atau tulang, tetapi dimanfaatkan sepenuhnya untuk pertumbuhan daging. Penilaiaan

keadaan luar ternak (exterior) dilakukan dengan pengamatan dan memegang ternak. agar penilaian diperoleh hasil yang baik, maka perlu pengamatan dari bahu sampai keujung pinggul cukup lebar, kaki pendek, lurus, dan kuat. Selain itu moncong besar, dada lebar dan dalam serta pandangan mata tajam. Secara umum kriteria ternak yang sehat dapat diperhatikan pada kelincahan dan keaktifan gerak, pandangan mata yang tajam, kotoran tidak terlalu encer, dan tidak mengalami cacat tubuh. Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa kriteria bakalan di Bumi Nararya Farm sesuai dengan literatur. Bobot dan Harga Berdasarkan hasil praktikum di Bumi Nararya Farm berikut merupakan daftar bangsa, bobot badan, dan harga ternak.

Tabel 2. Bangsa, bobot badan, dan harga ternak Bumi Nararya Farm No 1 2 3 4 5 6 7 8 Bangsa Domba (Umum) Saanen Boer Garut Merino Senduro DET/DEG Jawarandu Bobot Badan (kg) 35 Harga (Rp) 700-800.000 betina 1.500.000 jantan 12.500.000 betina 1.200.000 jantann 20.000.000 1.500.000 jantan 7.500.000 1.800.000 1.300.000 1-2.000.000

Proses Transaksi yang Dilakukan Perusahaan. Berdasarkan hasil praktikum di Bumi Nararya Farm proses transaksinya pembeli datang langsung ke lokasi perusahaan, selanjutnya supplier datang memberikan barangnya dan owner memberikan kriteria yang sesuai. Manajemen Perkandangan Lokasi Kandang Peternakan Bumi Nararya Farm terletak di Turi, Kemirikebo sedikit jauh dari pemukimam dan sekelilingnya banyak pepohonan, sehingga lokasi peternakannya terasa sejuk. Menurut Suretno dan Basri (2008), mengatakan bahwa penempatan kandang yang abik adalah 5 meter dari rumah, supaya didapatkan kondisi kandang yang segar. Kandang yang terlalu dekat dengan rumah dapat menyebabkan kontaminasi yang lebih tinggi dari kotoran dan kemungkinan penyakit yang ditimbulkan oleh ternak, disamping itu juga dapat mengakibatkan polusi udara yang dapat dirasakan secara langsung oleh peternak akibat kotorannya. Hasil praktikum menunjukkan bahwa, lokasi kandang Bumi Nararya Farm sesuai dengan literatur. Layout Kandang Berdasarkan hasil praktikum layout kandang di Bumi Nararya Farm sebagai berikut.

8 7 6 5 4 3 2 1 17

9 10 11 12 13 14 15 16

23 22 21 20 19 18

24

26 27

25 28

Keterangan 1. rumah perah 2. bak air 3. kolam ikan 4. kamar mandi 5. ruang serbaguna 6. gudang 7. pengolahan pakan 8. pemandian 9. kandang 6 10. kandang 5 11. kandang 4 12. kandang 3 13. kandang 2 14. kandang 1 15. umbaran 16. UGD 17. Kantor 18. kandang 11 19. kandang 10 20. kandang 9 21. kandang 8 22. kandang 7 23. kandang umbaran 24. Lahan HMT

29

25. kamar mandi 26. pengolahan pakan 27. gudang 28. penampungan pupuk 29. pengolahan pupuk Gambar 1. Layout Peternakan Bumi Nararya Farm Jenis Kandang Berdasarkan hasil praktikum fattening di Bumi Nararya Farm diperoleh berbagai jenis kandang yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. Jenis kandang di Bumi Nararya Farm parameter jenis kandang Atap Dinding Lantai luas lokal area luas area kandang vol. Tempat pakan vol. Tempat minum kemiringan kandang kemiringan selokan Kandang 1 kandang kawin gable kayu terbuka kayu 2,9 x 2,1 m 6,15 x 3,18 m 2,2 x 0,37 x 0,2 m 0,35 x 0,27 x 0,13 m 7% 2 panggung koloni gable kayu terbuka kayu 2,5 x 2,94 m 23,51 x 7,11 m 1,38 x 0,40 x 0,25 m 0,35 x 0,27 x 0,13 m 29% 3 kandang umbaran tanpa atap bambu tanah 9,87 x 4,15 m 1,52 x 0,51 x 0,17 m 4 kandang lepas sapih gable kayu bambu 5,5 x 7,10 m 11,40 x 7,10 m 0,45 x 1,42 x 0,2 m 0,35 x 0,12 x 0,13 m -

Menurut Kushartono et al., (2005), mengatakan bahwa kandang sangat diperlukan dalam pemeliharaan ternak, baik secar ekstensif, semi ekstensif, dan intensif. Kandang diperlukan sebagai tempat tinggal ternak yang digunakan untuk melindungi ternak dari gangguan luar yang merugikan seperti terik matahari, hujan, dan angin. Bangunan kandang dapat dibuat model kandang individu dan kandang kelompok. Umumnya kandang individu dipakai sebagai kandang penggemukan yaitu satu ruang

untuk satu ekor ternak domba maupun kambing dengan ukuran (0,5 sampai 0,6)m x 0,8 m atau (0,4 sampai 0,5 m2) per ekor. Menurut Suretno dan Basri (2008), mengatakan bahwa ukuran kandang bervariasi tergantung dari jumlah ternak yang dipelihara. Apabila lantai menggunakan bambu maka, lebarnya 3 samapi 4 cm dengan jarak antar bilah 1,5 cm untuk dewasa dan 1,3 cm untuk anak. Jarak antar bilah yang terlaulu besar akan membuat ternak terperosok terutama kambing yang masih kecil (anakan). Bahan pembuat kandang harus yang mudah didapat di lokasi, tidak mahal, dan tahan terhadap serangga. Ukuran standar untuk betina dewasa 0,7 sampai 1 m 2, induk dengan 1 anak 1,2 sampai 1,5 m2 dan untuk induk betina dengan 2 anak 1,7 sampai 2 m 2. Induk dengan anak yang masih menyatu karena masih menyusui ukuran kandangnya ditambah 0,5 m2 untuk setiap anak. Menurut Kushartono et al., (2005), tempat pakan dibuat menempel pada dinding sisi depan. Adapun besar kecilnya tempat pakan sebenarnya tidak ada suatu standar yang pasti, asal tempat pakan tersebut bisa menampung pakan hijauan sepanjang hari. Namun, demikian sebagai pedoman ukuran tempat pakan sebagai berikut: bagian atas dengan ukuran lebar permukaan 35 sampai 40 cm, tinggi rak dapat dibuat kurang lebih 50 cm, dan jarak dengan lantai setinggi 25 cm. Ternak domba dan kambing termasuk salah satu ternak yang tahan kekurangan air. Tempat air minum bisa disediakan pada ember plastik atau tempat lain yang diletakkan menempel di luar kandang. Penempatan tempat air menempel di luar dinding kandang dengan tujuan agar tidak membasahi ruang kandang dan memudahkan tatalaksana. Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa karakteristik kandang di Bumi Nararya Farm sesuai dengan literatur yang ada. Fasilitas Pendukung Berdasarkan hasil praktikum fasilitas pendukung kandang yang ada di Bumi Nararya Farm adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Fasilitas pendukung di Bumi Nararya Farm No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama gudang kamar mandi Kantor pengolahan pakan ruang serbaguna rumah perah pengolahan pupuk penampungan pupuk Fungsi tempat perkakas pemandian karyawan tempat diskusi dan tamu untuk mengolah pakan untuk ibadah, istirahat untuk memerah kambing untuk mengolah pupuk untuk menampung pupuk

Perlengkapan Kandang Berdasarkan hasil paktikum di Peternakan Bumi Nararya Farm terdapat beberapa peralatan kandnag sebagai berikut. Tabel 6. Perlengkapan kandang di Bumi Nararya Farm No 1 2 3 4 5 6 Nama tempat pakan Sapu kran air Mixer Coper Drum Fungsi menampung pakan dalam kandang membersihkan kandang menyalurkan air minum ternak mengaduk pakan mengambil pakan pengawetan pakan

Lingkungan Kandang Berdasarkan hasil praktikum kondisi lingkungan di Bumi Nararya Farm sebagai berikut. Tabel 7. Keadaan Lingkungan Kandang di Bumi Nararya Farm No 1 2 Waktu Pagi Sore Temperatur (C) 31,8 26,6 Kelembaban (%) 54 62

Menurut Mutamimah et al., (2013), mengatakan bahwa temperatur lingkungan mempengaruhi berat badan ternak, sebab temperatur lingkungan berpengaruh pada konsumsi makan pada ternak. daerah yang bertemperatur rendah konsumsi makan ternak cenderung lebih tinggi jika, dibandingkan dengan daerah yang bertemperatur lebih tinggi, sehingga kebutuhan nutrien pada ternak yang berbeda di daerah yang

bertemperatur rendah menjadi terpenuhi. Temperatur lingkungan yang standar bagi domba dan kambing adalah 23 sampai 30 C. Hasil praktikum menunjukkan bahwa temperatur di Bumi Nararya Farm pada pagi hari tidak sesuai dengan literatur. Hal tersebut dapat disebabkan adanya perubahan iklim yang berbeda pada setiap tempat. Manajemen Pakan Bahan Pakan yang Digunakan Bahan pakan yang digunakan di peternakan Bumi Nararya Farm adalah sebagai berikut. Tabel 8. Jenis bahan pakan, asal, dan harga di Peternakan Bumi Nararya Farm No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Bahan Pakan Premix ampas kecap bungkil kacang kangkung giling kering jagung/tebon Pollard ampas bir Onggok Asal Bandung Semarang Bandung Gresik Klaten Semarang Bekasi Wonogiri Harga/Kg 125.000/kg 1.500/kg 2.700/kg 1.700/kg 1.700/kg 2.700/kg 725/kg 500/kg

Metode Pemberian Pakan Berdasarkan hasil praktikum metode pemberian pakan di Bumi Nararya Farm adalah sebagai berikut. Tabel 9. Metode pemberian pakan di Bumi Nararya Farm bahan pakan ferentasi konjono rumput gajah kaliandra tebon tongkol jagung bungkil kacang ampas kacang polard brend jumlah (kg) bentuk pemberian dengan gerobak dibagikan secara merata waktu pemberian 13.50 13.50 13.50 13.50 13.50 07.30 07.30 07.30

9,55

7,5 2,5 2,5

garam vitamin mineral onggok telo ampas bir kangkung kering

0,5 1 ons 1 ons 22,5 2,5 5

07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30

Menurut Budiman (2006), mengatakan bahwa sebagai patokan sederhana dan sering digunakan untuk konsumsi domba yaitu 10% dari berat badan dan kadang-kadang ditambah 2, artinya bila bobot hidup domba 20kg, maka kebutuhan pakan 10% x 20 = 2kg + 2 = 4kg rumput segar setiap hari. Perhitungan sederhana tersebut tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sumber pakan. Patokan kebutuhan nutrien pakan untuk domba umumnya masih belum ada yang ppasti. Namun, demikian beberapa hasil penelitian dapat dijadikan dasar. Berbagai jenis produk buatan pabrik sebagai pakan jadi atau konsentrat juga mempunyai kandungan protein yang berbeda, hal tersebut menunjukkan belum adanya kepastian sebagai patokan akan kebutuhan nutrien. Menurut Prawirodigdo et al., (2003), mengatakan bahwa pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak kambing. Meskipun dapat memanfaatkan pakan kasar seperti ternak domba. Namun, pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ternak kambing dapat mengakibatkan kebutuhan pemanfaatan zat gizi pakan tidak efisien. Pemberian pakan yang tidak mencukupi kebutuhan nutrien ternak mengakibatkan depresi pada pertumbuhan dan reproduksi. Sebaliknya, pemberian pakan berlebihan tidak hanya akan menimbulkan pemanfaatan pakan yang tidak efisien, tetapi juga akan mempercepat pengurasan sumber daya alam yang tersedia. Hasil praktikum

menunjukkan bahwa kebutuhan pakan di Bumi Nararya Farm sesuai dengan literatur.

Pengelolaan Sisa Pakan Berdasarkan hasil praktikum sisa pakan di Peternakan Bumi Nararya Farm dikumpulkan bersama feses dan urine diangkut melalui mobil pick up yang selanjutnya ditampung pada pengolahan pupuk. Manajemen Pencegahan dan Perawatan Ternak Sakit Sanitasi Kandang Berdasarkan hasil praktikum di Peternakan Bumi Nararya Farm sanitasi kandang dilakukan secara berkala yaitu pembersihan feses setiap pagi. Sanitasi Ternak Berdasarkan hasil praktikum di Peternakan Bumi Nararya Farm sanitasi ternak dilakukan dengan cara pemotongan kuku serta rambut pada ternak, proses pemandian dilakukan setiap satu bulan sekali. Sanitasi Tempat Pakan dan Minum Berdasarkan hasil praktikum sanitasi tempat pakan dan minum di Bumi Nararya Farm dilakukan dengan cara sisa pakan dan minum dijaga kebersihannya, sebelum ternak diberi pakan sisa pakan dikumpulkan di dalam bak penampung. Menurut Kushartono et al., (2005), mengatakan bahwa ternak domba termasuk salah satu ternak yang tahan kekurangan air minum. Namun, demikian sebaiknya di dalam kandang disediakan air sepanjang hari. Tempat air minum bisa disediakan pada ember plastik atau tempat lain yang ditaruh menempel di luar kandang. Penempatan tempat air menempel di luar dinding kandang dengan tujuan agar tidak membasahi ruang kandang dan memudahkan tatalaksana. Sanitasi tempat pakan dan minum dapat dicek secara berkala seperti pemberian air minum yang tidak berlebihan pada penampung bak, sehingga air tidak berceceran di lantai, sedangkan untuk tempat pakan sebelum pemberian pakan, maka sisa pakan harus dibersihkan terlebih dahulu. Hasil praktikum menunjukkan sanitasi tempat pakan dan minum sudah sesuai dengan literatur.

Pencegahan Penyakit Berdasarkan hasil praktikum pencegahan penyakit yang dilakukan di Bumi Nararya Farm yaitu dilakukan sanitasi lingkungan, pengecekan ternak secara berkala, ternak 3 bulan sekali diberi obat cacing, untuk satu bulan sekali didesinfektan, dan 2 bulan sekali diberi biosan atau multivitamin. Menurut Ahmad (2008), mengatakan bahwa selain

pemberian pakan dengan gizi yang baik, sanitasi adalah tindakan pencegahan-pencegahan umum yang harus dilakukan untuk ternak agar terhindar dari infestasi penyakit parasitik dan mikotik. Hasil praktikum menunjukkan bahwa, pencegahan penyakit yang terjadi di Bumi Nararya Farm dilakukan dengan cara sanitasi. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada. Penyakit yang Sering Terjadi Berdasarkan hasil praktikum di Bumi Nararya Farm ditemukan beberapa penyakit yang sering terjadi yaitu skabies, kembung, cacing, dan berkutu. Menurut Ahmad (2008), penyakit kudis atau skabies adalah infestasi tungau pada kulit. Tungau yang menginfestasi terdiri dari 2 jenis spesies yaitu tungau yang hidup di permukaan kulit (Chorioptes bovis) dan tungau yang hidup di bawah permukaan serta membuat terowongan (Sarcoptes scabei). Gejala klinis terjadi kerusakan pada kulit di bagian leher, kaki, dan pangkal ekor, ditandai dengan adanya kehilangan rambut yang meningkat ukurannya secara perlahan-lahan sesuai dengan tingkat keparahannya. Kegatalan sering muncul hingga menyebabkan kerusakan kulit di berbagai tempat. Hasil praktikum menunjukkan bahwa penyakit skabies dapat menyerang ternak terutama di bagian kulit ternak. hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada. Penanganan Ternak Sakit Berdasarkan hasil praktikum di Peternakan Bumi Nararya Farm penanganan ternak yang sakit dapat dilakukan dengan cara disuntik dengan bernomax. Pembuatan kandang isolasi bagi ternak yang terserang penyakit. Menurut Ahmad (2008), mengatakan bahwa pada

daerah terinfeksi seperti kulit yang menebal dan berkerak diagnosa dan dilakukan pengerokan kulit, lalu diperiksa di bawah mikroskop.

Pengendalian pengobatan dapat dilakukan dengan obat yang spektrum luas, aplikasi dapat dilakukan dalam bentuk tabur atau suntikan ( Skabicid, Invermectin). Aplikasi penaburan obat mudah serta cepat dilakukan dan umumnya berbiaya murah. Namun, mempunyai kendala kontak terbatas, khususnya pada tungau terowongan sehingga pengobatan cara tabur kurang efektif. Sebaliknya pengobatan dengan injeksi lebih disukai karena lebih efektif dan merupakan pilihan yang baik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, penanganan ternak di Bumi Nararya Farm dilakukan dengan cara disuntik. Hal tersebut merupakan bagian dari proses injeksi, sehingga penanganan ternak tersebut telah sesuai dengan literatur. Manajemen Penanganan Limbah Metode Pengolahan Limbah Berdasarkan hasil praktikum di Peternakan Bumi Nararya

Farmmetode penanganan limbah dilakukan dengan metode ramah lingkungan yaitu sisa pakan dicampur dengan feses dan urine. Limbah dalam kondisi mentah dapat digunakan sebagai pupuk. Apabila limbah tersebut digiling halus maka, nilai jual pupuk tersebut semakin tinggi yaitu Rp 1.000,00/kg, sedangkan untuk pupuk dalam kondisi mentah (belum diolah) dijual dengan harga Rp 15.000,00/karung. Analisis Usaha Feedlot Berat awal bakalan 25 kg, harga bobot hidup/kg Rp 40.000,00. Waktu pemeliharaan 150 hari, biaya pakan dan tenaga kerja/ekor/hari Rp 2.000,00, sedangkan biaya obat-obatan/ekor/bulan Rp 25.000,00. ADG domba 100 gram. Karkas 55%, harga karkas Rp 45.000,00. Hitunglah cost outputnya! Jawab. Pemasukan Harga ternak Total biaya pakan = Rp 40.000,00 x 25 = Rp 1.000.000,00 = Rp 2.000,00 x 150 = Rp 300.000,00

Total biaya obat Total pemasukan Pengeluaran Berat ternak Harga jual hidup Berat karkas Harga karkas

= Rp 25.000,00 x150 = Rp 3.750.000,00 = Rp 5.050.000,00

= (0,1 kg x 150 hari) +25 kg = 40kg = Rp 40.000,00 x 40 = Rp 1.600.000,00 = 40 x 55% = 22 kg = Rp 45.000,00 x 22 = Rp 990.000,00 = pemasukan pengeluaran = Rp 5.050.000,00 - Rp 2.590.000,00 = Rp 2.460.000,00

Total pengeluaran = Rp 2.590.000,00 Keuntungan

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa keuntungan peternakan tersebut Rp 2.460.000,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa, usah peternakan kambing dan domba mempunyai prospek yang menguntungkan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum fattening di Bumi Nararya Farm dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan di perusahaan tersebut sudah tersusun dan dikelola secara baik. Komposisi ternak cukup tinggi didominasi oleh Domba Garut. Kriteria pemilihan bakalan yang dilakukan sudah sesuai. Lokasi peternakan sudah memenuhi standar, lalu lintas ternak sudah cukup bagus. Bobot badab dan harga sudah sesuai harga pasar. Layout kandang tertata dengan baik, perlengkapan dan fasilitas sudah memadai. Manajemen pakan, pencegahan, dan perawatan ternak sudah baik. Penanganan limbah dapat dikelola dengan baik. Berdasarkan analisis usaha menunjukkan bahwa peternakan kambing dan domba mempunyai prospek yang cukup menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad. R. Z., 2008. Beberapa Penyakit Parasitik dan Mikotik pada Sapi Perah yang Harus diwaspadai. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor. Budiman, Hadi. 2006. Perbaikan Manajemen Pakan dalam Penggemukan Domba di Tingkat Petani. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. Heriyadi, Denie. 2005. Identifikasi Sifat-sifat Kualitas Domba Garut Jantan Tipe Tangkas. Jurnal Ilmu Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, volume 5 nomor 2, (47-45). Kushartono, B., M. A. Hidayat., dan N. Iriani. 2005. Profil Usaha Penggemukan Ternak Domba. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Mutamimah, L., Sri Utami., dan A. T Ari Sudewo. 2013. Kajian Kadar Lemak dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu Kambing Sapera di Cilacap dan Bogor. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 874-880. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 9 Bab IV Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi. Lembaga Daerah Kabupaten Bandung. Prawirodigdo, S., T. Herawati., dan B. Utomo. 2003. Penampilan Peternakan Kambing dan Potensi Bahan Pakan Lokal sebagai Komponen Pendukungnya di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian Jawa Tengah. Suretno. D. N., dan E. Basri. 2008. Tata Laksana Perkandangan Ternak Kambing di Dua Lokasi Prima Tani Provinsi Lampung. Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian. Lampung.

Anda mungkin juga menyukai