Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu komoditas yang memiliki peranan penting


dalam pemenuhan kebutuhan pangan hewani di Provinsi Jambi. Permintaan
masyarakat yang semakin tinggi menyebabkan usaha pemeliharaan sapi potong
masih menjanjikan bagi peternak. Di Provinsi Jambi sapi potong dipelihara
hampir disetiap pelosok kabupaten dan kota. Menurut Zubir dan B. Prayudi
(2004) Provinsi Jambi memiliki lingkungan kaya akan sumber pakan yang
tersedia sepanjang tahun. Hal itu menyebabkan usaha ternak sapi potong cocok
untuk dilakukan Provinsi Jambi.
Sapi Bali merupakan sapi murni asal Indonesia yang tersebar luas
diseluruh wilayah Indonesia. Sapi bali memiliki banyak keunggulan dibandingkan
sapi lainnya yaitu memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan yang sangat tinggi,
misalnya dapat bertahan hidup dalam cuaca yang kurang baik, dapat
memanfaatkan pakan dengan kualitas yang rentan dan tahan terhadap parasit
eksternal maupun internal (Handiwirawan, 2004).
Kandang adalah tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi ternak.
Selain menjaga ternak dari keadaan lingkungan seperti panas matahari dan hujan,
kandang juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari hewan buas (predator).
Hewan ternak khususnya memerlukan naungan untuk menjaga keberlangsungan
hidupnya dan sudah sepantasnya mendapatkan tempat tinggal yang layak dan
sesuai dengan kebutuhannya hal ini didukung oleh (Sudono et al., 2003). Kandang
merupakan suatu bangunan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak.
Kandang berfungsi untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang
merugikan. Kandang yang layak akan menunjang produktivitas ternak sehingga
mampu memberikan hasil yang baik. Memelihara hewan ternak tidak hanya
memerlukan bangunan kandang saja tapi perlu sarana lain yang dapat
memudahkan dalam proses pemeliharaan seperti gudang pakan, penampungan
limbah, dan lain sebagainya.

1
Keberhasilan suatu usaha ternak Sapi ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu
bibit, pakan dan tatalaksana. Perkandangan termasuk dalam faktor tatalaksana
yang ikut menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan. Kandang disamping
berfungsi sebagai tempat istirahat yang aman juga tempat berlindung dari
pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan. Kandang juga dapat berfungsi
untuk pengontrolan perkembangan ternak, perawatan dan pengendalian penyakit.
Peternakan Pak Indra merupakan salah satu usaha ternak Sapi yang berlokasi di
Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Berdasarkan dari uraian tersebut, maka penulis ingin melakukan praktek
lapangan dengan judul “Manajemen Perkandangan Ternak Sapi di Peternakan Pak
Indra Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.”.
Alasan penulis memilih peternakan sapi pak indra adalah di peternakan pak indra
hanya menyediakan ternak potong sapi bali yang bertujuan untuk dijual di Hari
Raya Idul Adha dan sapi bali merupakan sapi yang populasinya paling banyak di
Indonesia. Biasanya peternakan memiliki bau yang menyengat dari kotoran
ternak. Sedangkan peternakan Pak Indra terletak di area pemukiman yang padat
penduduk. Tetapi tidak terjadi kritik maupun permasalahan dari warga sekitar
rumah pak indra. Hal tersebut melatar belakangi alasan penulis untuk melakukan
Farm Experience di Peternakan Pak Indra Kelurahan Mayang Mangurai
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi untuk mengetahui bagaimana Manajemen
Perkandangan yang dilakukan oleh Pak Indra pada peternakannya.

2
1.2. Tujuan

Tujuan Farm Experience ini adalah untuk mengetahui dan mengevalusi


manajemen perkandangan ternak Sapi yang baik dan benar di Peternakan Pak
Indra.

1.3. Manfaat
Manfaat Farm Experience bagi penulis diantaranya adalah untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang peternakan, memiliki
pengalaman praktis dalam kegiatan pengelolaan peternakan Sapi sebagai bakal
kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Manfaat bagi peternak
dengan adanya mahasiswa yang melakukan farm experience dapat terbantu dalam
mengurus ternak. Manfaat bagi pembaca yaitu dapat digunakan sebagai referensi
untuk belajar managemen perkandangan ternak sapi.

3
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1. Tempat dan Waktu


Kegiatan Farm Experience ini dilaksanakan di Peternakan Pak Indra Jl.
Serma Ishak Ahmad, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo,
Kota Jambi pada tanggal 1 Februari sampai 1 Maret 2020.

2.2. Materi Praktek Lapangan


Materi yang digunakan dalam Farm Experience adalah 10 ekor sapi
potong. Peralatan yang digunakan berupa cangkul, sabit, sapu lidi, lory, serokan
sampah, ember dan alat ukur kandang (meteran). Bahan yang digunakan dari jenis
hijauan salah satunya adalah rumput lapang.

2.3. Prosedur Kerja Praktek Lapang


Kegiatan magang dilakukan dengan cara terlibat langsung di lapangan,
mulai dari pemberian pakan, membersihkan kandang, membersihkan halaman
kandang. Prosedur kerja dari masing-masing kegiatan dapat dilihat pada Tabel
2.1.

Tabel 2.1. Prosedur Kegiatan Kerja Praktek Lapangan di Peternakan Pak Indra.

No Kegiatan Prosedur
1. Permbersihan kandang - 07.00 WIB - 09.00 WIB, menyapu
kotoran yang ada di lantai kandang
dan yang ada di bawah lantai kandang
- 16.00 WIB – 17.00 WIB ,
membersihkan kotoran di sekitar
kandang.
2. Pembersihan tempat - 07.00 WIB – 09.00 WIB,
pakan mengumpulkan sisa pakan yang ada
di tempat pakan dan lantai kandang
- 16.00 – 17.00 WIB, mengumpulkan
sisa pakan dan dibuang ke belakang

4
kandang untuk di bakar
3. Pemberian pakan - Mencari rumput untuk pakan
- Memberi pakan pada pagi hari pukul
08.00 WIB
- Memberi pakan pada sore hari pukul
17.00 WIB

2.4. Koleksi dan Analisis Data


Data yang dihimpun selama kegiatan Farm Experience ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang berkaitan
dengan sistem perkandangan di peternakan Pak Indra seperti sistem perkandangan
yang mencakup model dan tipe kandang, tata letak dan arah kandang , ukuran
kandang dan konstruksi bangunan, perlengkapan kandang, sanitasi dan
pengendalian penyakit. Sedangkan data sekunder terdiri dari kondisi umum
peternakan, sejarah beridirinya peternakan Pak Indra, luas lahan dan jumlah
tenaga kerja. Metode pengambilan data sekunder adalah dengan mengamati dan
terlibat langsung serta wawancara dengan pemilik peternakan maupun petugas
kandang. Data diperoleh dianalisis secara deskriptif.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keadaan Umum Peternakan


Pak Indra memiliki usaha dibidang peternakan, saat ini Pak Indra berusia
61 tahun. Pak Indra menempuh pendidikan terakhir Sarjana Peternakan di
Universitas Jambi. Awalnya pada tahun 1978, Pak Indra bekerja di proyek Bank
Dunia bantuan ternak sapi untuk daerah transmigrasi, khusus sapi Bali di Provinsi
Jambi. Namun pada tahun 1995 Pak Indra resmi mengundurkan diri dari proyek
Bank Dunia tersebut dan membuka peternakan sendiri. Pak Indra mencoba
menekuni bisnis ternak dengan usaha jual beli ternak sapi maupun kambing.
Usaha peternakan Pak Indra dirintis mulai dari tahun 1995 dengan
pemeliharaan ternak sapi dan kambing yang berkembang sampai saat ini. Pertama
kali pak Indra membuka usaha peternakan berlokasi di Sungai Bertam, Pondok
Meja. Karena kondisi tempat usaha ternak dan rumah milik pak Indra terbilang
jauh, pak Indra memindahkan usaha peternakan miliknya ke belakang rumahnya
yang beralamat di Jalan Serma Ishak Ahmad, Kelurahan Mayang Mangurai,
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Awal pemeliharaan Pak Indra memelihara
ternak kambing sebanyak 25 ekor dengan jenis kambing peranakan ettawa (PE),
kacang dan rambon dengan mendatangkan bibit dari Tulang Bawang, Lampung.
Luas area yang dijadikan tempat untuk usaha ternak di peternakan Pak
Indra adalah ± 1,5 Ha. Pemanfaatan luas penggunaan lahan yaitu adanya kandang
penggemukan sapi, kandang untuk penggemukan kambing, gudang pakan, dan
tempat penumpukan feses, kolam ikan serta ada beberapa tumbuhan disekitar
lahan tersebut seperti pohon nangka, pohon pisang, pohon alpukat, pohon jambu
biji, ubi kayu, talas dan semak belukar serta termasuk rumah pemilik peternak.
Adapun jarak dari rumah milik Pak Indra dengan lahan peternakan miliknya yaitu
sekitar 15 meter. Untuk saat ini pegawai yang bekerja di peternakan Pak Indra
berjumlah 3 orang.

3.2. Keadaan Umum Ternak


Peternakan Sapi Pak Indra mempunyai sapi yang berasal dari Tulang
Bawang, Lampung yaitu Sapi Bali dengan total 10 ekor pada awal magang. Di

6
peternakan Pak Indra, Sapi yang dipelihara hanya Sapi jantan khusus untuk
digemukkan, kemudian akan dipasarkan untuk Hari Raya Idul Adha. Sapi Bali di
Peternakan Pak Indra memiliki ciri-ciri khusus Antara lain warna bulu merah bata,
mempunyai garis hitam memanjang di sepanjang punggung sampai ke pangkal
ekor, bulu telinga putih, bulu ekor hitam. Kemudian Sapi Bali memiliki ciri-ciri
fisik antara lain warna rambut kuning kemerah-merahan atau merah bata (pendek,
halus, dan licin), sejak lahir mempunyai garis hitam memanjang di sepanjang pug
gung sampai ke pangkal ekor, kaki di bawah lutut dan pantat berwarna putih
(disebut cermin/mirror) (Yupardhi, 2013). Menurut (Soeparno, 1992), kulit
berwarna putih juga ditemukan pada bagian dan paha bagian dalam kulit berwarna
putih tersebut berbentuk oval. Gambar Sapi Bali dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Sapi Bali

Pada usaha ternak sapi di peternakan Pak Indra tidak dilakukan pemilihan
bibit. Sapi langsung dipesan dari Lampung sesuai jumlah dan umur yang
diinginkan. Setiap Sapi yang masuk di peternakan Pak Indra ditimbang dan diberi
kalung harga sesuai bobot sapi. Rataan bobot sapi yang ada di peternakan pak
indra antara 300-350 kg dengan kisaran umur diatas 2,5 – 3,5 tahun, bobot badan
sapi di peternakan Pak Indra masih tergolong standar Negara Indonesia hal ini di
dukung oleh pernyataan (Pane, 1990) yang menyatakan berat rata-rata sapi bali
jantan umur 2 tahun adalah 210 kg dan sapi bali betina memiliki berat rata-rata
170 kg pada umur 2 tahun.

7
3.3. Sistem Perkandangan
Kandang adalah tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi ternak.
Selain menjaga ternak dari keadaan lingkungan seperti panas matahari dan hujan,
kandang juga berfungsi sebagai tempat berlindung dari hewan buas (predator).
Pada prinsipnya kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari sengatan
panas matahari, basah karena hujan, becek dan kedinginan pada malam hari.
Kandang yang baik juga berfungsi memudahkan tata laksana pemeliharaan ternak
sehari-hari seperti pemberian makanan dan minuman, pengawasan kesehatan dan
pengobatan penyakit (Murtidjo, 1993).

3.3.1. Model dan Tipe Kandang


Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu
objek, sistem, atau konsep, yang sering kali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik, bentuk, dan gambar. Pada
umumnya ada beberapa tipe kandang yaitu, kandang tipe tunggal, kandang tipe
ganda, dan kandang tipe paddock. Kandang sapi di peternakan Pak Indra
menggunakan kandang dengan tipe ganda seperti pada Gambar 3.2. Sapi
ditempatkan dengan posisi face to face dalam satu palungan (tempat pakan) dapat
dilihat pada Gambar 3.3.a dan 3.3.b.

Gambar 3.2. Kandang Tipe Ganda

8
(a) (b)
Gambar 3.3. (a) Kandang Tampak Depan, (b) Kandang Tampak Samping

Keuntungan menggunakan kandang tipe ganda adalah ternak saling


berhadapan (head to head) atau tolak belakang (tail to tail), dan dilengkapi oleh
tempat pakan dan tempat minum.
Kandang sapi di peternakan Pak Indra memiliki ukuran dengan panjang
dan lebar (2,10 x 1,5 m) . Dalam pembangunan kandang atau perkandangan
diperlukan perencanaan yang seksama. Perencanaan tersebut perlu
dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah
bangunan perkandangan (Purbowati & Rianto, 2009). Kandang yang memenuhi
persyaratan akan membuat usaha ternak semakin baik. Karena semakin terpenuhi
persyaratan kandang yang baik, maka ternak yang dipelihara akan semakin sehat.

3.3.2. Tata Letak dan Arah Kandang


Posisi kandang ternak sapi di peternakan Pak Indra terletak tepat di
belakang rumah pak Indra. Adapun jarak dari rumah pak Indra dengan lahan
peternakan miliknya yaitu sekitar 10 m dan Disisi kanan depan terdapat kandang
ternak kambing dengan jarak sekitar 5 meter beserta tempat pembuangan kotoran
dan sisa makanan ternak kambing , kemudian terdapat jalan yang menurun untuk
menuju ke peternakan sapi pak indra sekitar 5 meter dari kandang kambing
tersebut dan kandang sapinya berada di sisi sebalah kiri jalan yang menurun.
Arah kandang ternak sapi di peternakan pak Indra menghadap ke timur
sehingga mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup. Hal ini sesuai dengan
(Sugeng, 1998) bahwa kandang sebaiknya dibangun menghadap ke timur
sehingga sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang. Sinar matahari pagi

9
ini sangat penting bagi kesehatan ternak dan mempercepat pengeringan kandang
yang basah dan lembab. Dapat dilihat pada Gambar 3.4. Denah lokasi peternakan
Pak Indra.

Kandang Sapi
Tempat Penyimpanan
Pakan

Kandang Sapi

Kandang
Kambing

Pagar Peternakan

Rumah Pak
Indra

Pagar Rumah

Jalan Raya Mayang Mangurai

Gambar 3.4. Denah Peternakan Pak Indra

3.3.3. Ukuran Kandang dan Kostruksi Bangunan


Satu ekor ternak sapi di Peternakan Pak Indra memiliki ukuran kandang
panjang dan lebar 2,10 m x 1,5 m . Ukuran kandang untuk seluruh sapi di
peternakan sapi Pak Indra adalah panjang 21 m x 2 m.

a. Atap
Atap kandang di peternakan Pak Indra terbuat dari seng dan penyangga
atap terbuat dari besi. Hal ini berbeda dengan Siregar (2008) yang menyatakan
atap kandang harusnya terbuat dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap
panas yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.

10
Atap kandang di peternakan Pak Indra dibuat dengan tipe atap monitor
yang dibuat miring kearah samping kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan
pendapat Cahyono (1998) bahwa konstruksi atau susunan atap harus dibuat miring
dan meluncur kearah samping kanan dan kiri, sehingga air hujan tidak masuk ke
dalam kandang. Dapat dilihat pada Gambar 3.5. Model Atap Kandang pada
peternakan Pak Indra.

Gambar 3.5. Model Atap Kandang

Ketinggian atap kandang di peternakan Pak Indra yaitu 5 m dari


permukaan tanah. Hal ini akan mempermudah sirkulasi udara di dalam kandang
dan membuat kandang tidak terasa panas. Kondisi ini sesuai dengan Suretno
(2008), kandang yang baik memiliki tinggi atap minimal 3 m dari permukaan
tanah agar suhu didalam kandang tidak terlalu panas dan siklus udara lancar.

b. Ventilasi
Kandang di peternakan Pak Indra merupakan kandang berbentuk terbuka
sehingga udara bebas masuk yang dipasang sejajar. Kandang tersebut terbuat dari
bahan besi, beton, kayu dan bambu yang disesuaikan dengan tujuan dan kondisi
yang ada. Pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi dan tujuan usaha (Wello, 2011).

c. Lantai
Lantai kandang di peternakan Pak Indra terbuat dari semen dan pada
bagian tengah terdapat saluran pembuangan kotoran air kencing sapi yang mana
saluran tersebut memiliki aliran ke pembuangan yang telah dibuat di belakang
kandang sapi peternakan pak indra. Bangunan lantai di peternakan Pak Indra
dikatakan sudah baik dapat dilihat pada Gambar 3.6.

11
Gambar 3.6. Lantai Kandang di Peternakan Pak Indra

d. Tempat Pakan
Tempat pakan di peternakan Pak Indra terbuat dari semen berbentuk
memanjang dan ditempatkan ditengah dengan posisi ternak face to face. Dinding
kandang yang menghadap ke tempat pakan bercelah 0,25 m guna agar sapi bisa
mengeluarkan kepala untuk makan (Gambar 3.7.). Murtidjo (1993) dan Cahyono
(1998) menyatakan bahwa lubang untuk masuk kepala sapi mencapai makanan
adalah 0,2 – 0,25 m.
Tempat pakan di peternakan Pak Indra berbetuk palung dengan ukuran
panjang 8 m, lebar 0,5 m, dan kedalaman 0,2 m. Hal ini sesuai dengan pendapat
Cahyono (1998) yang menyatakan bahwa ukuran tempat pakan yang cocok dan
telah banyak digunakan berukuran lebar 0,3 - 0,4 m dengan kedalaman 0,25 –
0,30 m. Berdasarkan hal tersebut tempat pakan di peternakan Pak Indra sudah
cukup baik.

12
Gambar 3.7. Tempat Pakan

3.3.4. Perlengkapan Kandang


a. Peralatan Operasional
Peralatan operasional yang ada di kandang peternakan Pak Indra terdiri
dari 2 ember, 1 selang air, 3 sapu lidi, 2 serokan, 1 cangkul, timbangan, papan
tanda pengenal dan 1 sorongan (Gambar 3.8.), yang berfungsi untuk memobilisasi
aktivitas dalam kandang. Peralatan tersebut berguna untuk memudahkan dalam
pengelolaan ternak seperti membersihkan tempat pakan dan lantai kandang,
pengangkutan kotoran ternak, memandikan ternak dan membersihkan hijauan
pakan ternak. Hal ini sesuai dengan Santosa (2006), yang menyatakan bahwa
perlengkapan yang cukup penting diperlukan untuk menunjang kebersihan dan
perawatan ternak agar terhindar dari penyakit yang datang dari kotoran ternak
antara lain adalah sapu lidi, selang air, dan alat pel.

Sapu Lidi Serokan Sampah Lory

Sabit Ember Selang

Gambar 3.8. Alat Kebersihan

b. Tempat Penyimpanan Pakan


Peternakan Pak Indra memiliki tempat penyimpanan pakan yang terbilang
cukup kecil, dimana fungsi tempat ini adalah untuk menyimpan persediaan
hijauan beberapa hari dan menyimpan sementara pakan yang belum siap disajikan

13
ke ternak. Dapat dilihat pada Gambar 3.9. Tempat Penyimpanan Pakan. Tempat
penyimpanan pakan ini terletak di dalam kandang panggung yang posisinya
berada di sisi kanan kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparman (2004)
yang menyatakan bahwa, tempat persediaan pakan dibuat khusus menjadi satu
bangunan dengan kandang. Sehingga ketika memberikan tambahan pakan
peternak tidak perlu mengambil dari jauh tempat pakan.

Gambar 3.9. Tempat Penyimpanan Pakan

c. Tempat Penampungan Kotoran Ternak


Peternakan pak Indra memiliki tempat penampungan kotoran yang
letaknya di luar kawasan perkandangan, dengan jarak dari kandang sekitar 1 m.
Setiap pagi dan sore hari, kotoran yang jatuh langsung diambil dan dibuang di
tempat penampungan kotoran. Pengolahan kotoran belum dilakukan secara
maksimal, hanya dijual saat ada yang membutuhkan. Sisanya langsung digunakan
untuk memupuk hijauan yang ada di sekitar kandang. Dapat dilihat pada Gambar
3.10. Tempat Penampungan Kotoran.

14
Gambar 3.10. Tempat Penampungan Kotoran

3.4. Sanitasi dan Pengendalian Penyakit


Keberhasilan usaha ternak sapi di peternakan Pak Indra adalah hasil dari
menjaga dan memperhatikan kesehatan ternak yang dapat mengurangi angka
kerugian atas resiko kematian ternak. Di peternakan Pak Indra sanitasi merupakan
salah satu tindakan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan dan mencegah
terjangkitnya penyakit serta meminimalisirkan kemungkinan penularan penyakit
yaitu dengan pembersihan pada kandang yang meliputi pembersihan pada tempat
pakan, lantai, peralatan kandang. Dengan begitu sanitasi pada peternakan Pak
indra sudah dilakukan dengan baik.
Sarwono (2005) menyatakan bahwa kegiatan pengendalian penyakit yang
meliputi sanitasi kandang, sanitasi peralatan, sanitasi lingkungan perkandangan
dan sanitasi pekerja. Pada peternakan pak indra sudah mempunyai saluran
pembuangan sisa-sisa urine serta air sisa ternak yang dimandikan yang berada di
belakang kandang sapi pak indra serta jauh dari pemukiman yang ada oleh sebab
itu bau dari peternakan pak indra tidak mengganggu warga sekitarnya. Untuk
kotoran sapi berupa feses di peternakan pak indra ditampung dan dimasukan ke
dalam karung gunanya untuk dijual atau biasanya digunakan sendiri oleh pak
Indra.
Pengendalian penyakit di peternakan Pak Indra terbilang masih kurang
baik, karena selama melakukan praktek lapangan di peternakan pak Indra, ternak
tidak pernah diberikan suplemen ataupun vitamin yang dapat menunjang
kesehatan ternak agar tetap terjaga. Pengendalian penyakit hanya dilakukan
dengan sanitasi dan kebersihan kandang.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Farm Experience dapat disimpulkan bahwa sistem
perkandangan seperti model dan tipe kandang, tata letak dan arah kandang, serta
ukuran kandang dan kostruksi bangunan di peternakan Pak Indra sudah baik. Serta
sanitasi yang dilakukan di peternakan Pak Indra juga cukup baik, hanya saja
dalam pengendalian penyakit untuk hewan ternak di Peternakan pak Indra kurang
baik karena tidak ada pemberikan suplemen atau vitamin untuk hewan ternak
tersebut.

4.2. Saran
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan selama Farm Experience
disarankan pada peternakan Pak Indra sebaiknya hewan ternak diberi suplemen
atau vitamin agar kesehatan ternak tetap terjaga.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abulias, M. N. Santosa. 2006. Karakter Morfometri dan Potensi Biologi


Reproduksi Ikan Betutu ( Oxyleotris sp) Yang Tertangkap Di Perair
Waduk Penjalin Kabupaten Brebes. Sains Akuatik. 9 (1 ): 31-40
Bambang Cahyono. 1998. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta Kanisius.
Handiwirawan, E dan Subandriyo. 2004. Potensi dan Keragaman Sumberdaya
Genetik Sapi Bali. Lokakarya Nasional Sapi Potong.
Murtidjo, S. 1993. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah.
Penerbit Kanisius. Yokyakarta
Pane, I. 1990. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Cetakan kedua. PT Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono., (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.
Rianto, E dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Siregar, S. B. 2008. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeparno. (1992). Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y.B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suparman, Atwi. 2004. Desain Instruksional. Jakarta.PAU-PPAI
Universitas Terbuka.
Yupardhi WS. 2004. Physiological and Behavioural Responses to Hot of Goats
Born in Cold Enviroment. Junal Veteriner 5 (3) : 104 – 108.
Zubir dan B. Prayudi. 2004. Prospek Pengembangan Usaha Sapi Potong dalam
Mendukung Agribisnis yang Berdayasaing di Provinsi Jambi. Lokakarya
Nasional Sapi Potong. Hal128-131.

17
LAMPIRAN

Pengambilan Sisa Pakan Pemberian Pakan

Pengumpulan Kotoran Ternak Pemberian Air Minum

18

Anda mungkin juga menyukai