Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENGAMATAN

PRODUKSI TERNAK POTONG KECIL


Dosen Pengampu:
Dr. Ir. R. Agus Tri Widodo Saputro, MP

Disusun oleh kelompok 7 :


Aulia Akbar Haqiqi (03 03 18 041)
Dwi Sekarsih FA (03 03 18 046)
Seftyana W M (03 03 18 063)
Yulius Gany (03 03 18 068)
Zavi Rolaz (03 03 18 070)

KEMENTRIAN PERTANIAN BADAN


PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kambing sebagai salah satu jenis ternak yang memiliki peluang yang cukup
menggembirakan untuk dikembangkan. Ternak ini dapat dikembangkan di
daerah perkebunan yang terintegrasi dengan tanaman industri seperti kopi,
kakao, cengkeh, selain itu juga bisa dibudidayakan di daerah-daerah lahan
kering. Kelemahan selama ini adalah kurangnya pengetahuan peternak tentang
pentingnya usaha peternakan kambing sebagai suatu usaha pokok yang dapat
menjadi sumber pendapatan keluarga. Peternakan kambing oleh petani peternak
masih menerapkan teknologi tradisional, sehingga produktivitas yang dicapai
masih relatif rendah. Dari aspek reproduksi masih ditemui beberapa kelemahan
di tingkat lapangan seperti panjangnya interval beranak (11-12 bulan) jumlah
anak perkelahiran yang relatif rendah, serta berat lahir yang rendah. Untuk itu
perlu adanya suatu teknologi yang tepat guna yang perlu diterapkan pada
masyarakat sehingga produktivitas ternak dapat ditingkatkan secara efisien dan
efektif. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah teknologi laser
punktur.

Estrus atau birahi adalah kondisi dimana ternak betina ingin dikawin.
Deteksi birahi salah satu faktor yang penting menjadi perhatian dalam budidaya
ternak ruminansia. Ketepatan mendeteksi birahi akan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu perkawinan. Perkawinan pada waktu birahi yang tepat akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kebuntingan. Karena mengawinkan ternak
ruminansia diluar waktu birahi tidak akan terjadi kebuntingan. Oleh karena itu
peternak harus mengetahui tanda-tanda birahi agar tepat pada saat
mengawinkan ternak.
B. TUJUAN

Adapun tujuan laporan praktikum ini yang dapat kami berikan adalah
sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui ciri-ciri kambing dan domba yang sedang berahi.


2. Dapat mengetahui siklus berahi pada kambing dan domba.
3. Dapat mengetahui umur dan tanda dewasa kelamin dan dewasa tubuh
pada kambing dan domba.
4. Dapat mengetahui program perkawinan yang tepat untuk kambing dan
domba.
5. Dapat mengetahui pentingnya pengetahuan berahi pada kambing dan
domba.

C. MANFAAT

Adapun manfaat yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi ciri-ciri birahi pada


kambing dan domba dengan tepat.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan perencanaan yang tepat pada
program perkawinan dan waktu kawin yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pubertas (birahi pertama) untuk ternak Kado terjadi pada umur 6—12
bulan. Pada masa birahi, betina akan mengalami ovulasi (masaknya ovum atau
telur). Biasanya pada masa pubertas organ kelamin belum sempurna. Oleh
karena itu, dianjurkan ternak Kado dikawinkan setelah umurnya lebih dari satu
tahun.

Masa birahi terjadi hanya beberapa saat, yaitu sewaktu hormon estrogen
mencapai puncaknya. Masa birahi kambing terjadi antara 24—48 jam,
sedangkan masa birahi domba hanya 24—36 jam. Dari terjadinya birahi ke
birahi berikutnya disebut siklus estrus. Satu siklus estrus pada kambing
memerlukan waktu sekitar 20—21 sedangkan siklus estrus domba lebih pendek,
yaitu sekitar 16—18 hari. Masing-masing ternak memiliki jumlah ovum yang
berbeda di setiap ovulasinya. Kambing mempunyai ovum 2—3 buah/ siklus,
sedangkan domba mempunyai 1—3 buah/siklus. Walaupun jumlahnya sedikit,
ada juga beberapa Kado yang mempunyai ovum 4—5 buah/siklus. Kado betina
yang mengalami birahi dapat dilihat dari tandatanda sebagai berikut.

1. Vulva mengalami oedema, kemerahan, dan sering keluar lendir.


2. Kemaluannya terasa hangat bila disentuh.
3. Tingkah laku libido meningkat, terlihat dari seringnya menggosok-
gosokan pantat atau menaiki hewan lainnya.
4. Selalu gelisah, mengembik (ribut) terus.
5. Nafsu makan menurun.
6. Kalau didekati, dinaiki, dan dikawini pejantan akan pasrah.
7. Ekornya akan selalu digerak-gerakkan.
BAB III

METEDEOLOGI

1. Tempat Pelaksanaan

Praktikum pemeriksaan birahi pada kambing dan domba dilakukan pada


tanggal 21 Oktober 2019 di kandang kambing dan domba kampus Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta –Magelang jurusan peternakan

2. Alat dan Bahan


- Kamera
- Kambing betina
- Domba betina
- ATK

3. Langkah Kerja

Lakukan pemeriksaan pada vulva dan anus dengan menganalisa tanda tanda
birahi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gb. 1 Kambing tidak birahi

Gb. 2 Domba tidak birahi


B. Pembahasan

Deteksi birahi salah satu faktor yang penting menjadi perhatian dalam
budidaya ternak ruminansia. Ketepatan mendeteksi birahi akan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu perkawinan. Perkawinan pada waktu birahi yang
tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan kebuntingan. Karena
mengawinkan ternak ruminansia diluar waktu birahi tidak akan terjadi
kebuntingan. Oleh karena itu peternak harus mengetahui tanda-tanda birahi agar
tepat pada saat mengawinkan ternak. Selain ketepatan waktu kawin juga akan
memperpendek calving interval. Siklus estrus dibagi menjadi empat fase :

 Pro estrus (Persiapan)


Fase ini terjadi perubahan tingkah laku, perubahan alat kelamin luar,
pada ovarium terdapat folikel de graaf, kelenjar endometrium tumbuh
memanjang, serviks terjadi relaksasi, Terjadi pertumbuhan folikel yang
cepat.

 Estrus
Pada fase ini folikel de graaf sudah matang, sekresi lendir serviks
maksimal, dinding folikel tipis sehingga ternak responsif terhadap
pejantan dan ingin dikawini.

 Metestrus
Fase Metestrus terjadi setelah estrus selesai, ternak menolak untuk
kopulasi, ada korpus haemoragicum pada ovarium, serviks sudah
menutup, fase ini terjadi penurunan kadar estrogen.

 Diestrus
Fase diestrus tidak ada aktivitas kelamin, ovarium terdapat corpus
luteum dan ternak dalam keadaan tidak bunting, berakhir pada saat
regresi corpus luteum.

 Tanda-tanda birahi pada ternak ruminansia sebagai berikut :


- Standing heat (diam saat dinaiki oleh ternak yang lain, yang menaiki
juga perlu diamati)
- Gelisah
- Nafsu makan menurun
- Vulva bengkak dan berwarna merah
- basah (keluar cairan lendir bening dari vagina)
- Sering mengeluarkan suara
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Estrus pada Ternak Ruminansia
a. Kadar hormon dalam tubuh ternak
Jika hormon-hormon reproduksi bekerja dengan baik maka akan
terjadi estus
b. Kecukupan Nutrisi.
Defisiensi nutrisi atau kekurangan kandungan nutrisi yang
dikonsumsi oleh ternak dapat mempengaruhi status reproduksi ternak.
c. Kondisi alat reproduksi :
Kondisi dimana alat reproduksi normal atau tidak. Kondisi ini
berpengaruh terhadap timbulnya estrus.

 Siklus Birahi
Siklus birahi adalah jarak dari birahi yang satu ke birahi berikutnya.
Siklus birahi diatur oleh mekanisme endokrin dan neuroendokrin yaitu
hormon-hormon dari hipotalamus, hipofisis dan gonad. Siklus birahi pada
ternak berbeda-beda tergantung jenis ternaknya. Berikut ini tabel siklus
birah, lama birahi dan ovulasi.
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum pengamatan yang kami lakukan pada kambing dan domba
pada hari Senin, 21 Oktober 2019 tidak dapat baik kambing maupun domba
yang birahi, tetapi kambing dan domba dalam keadaan bunting.
DAFTAR PUSTAKA

Larson, at al (1995) The fertility of inseminations made in cow showing post estrus
Hemorrhage.
Samik, A. (2017) Siklus Reproduksi. Presentasi Pelatihan ATR. BIB Singosari.
Malang
Samik. A. (2017) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Alat Kelamin Betina
Sapi. Presentasi
Pelatihan ATR. BIB Singosari. Malang
Toelihere, R. Mozes (1997) Inseminasi Buatan Pada Ternak. Fakultas Kedokteran
Hewan IPB.
Penerbit Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai