Anda di halaman 1dari 12

MATERI VII

MANAJEMEN PASCA PENETASAN


(POST-HATCHING MANAGEMENT)

PENDAHULUAN
A. Diskripsi Singkat
Apabila anak ayam pada hari ke 21, sudah menetas dalam hatcher sebaiknya harus
segera dipindahkan atau dikeluarkan dari mesin tetas setelah 95% bulu-bulu anak ayam
tersebut kering. Proses pengeluaran dari hatcher ini disebut dengan Pulling. Apabila warna bulu
ayam supaya terlihat lebih kuning, maka anak ayam difumigasi dengan formalin dan KMnO4
tetapi hal ini tidak dianjurkan kecuali kalau berjangkit penyakit. Setelah anak ayam dikeluarkan
dari mesin tetas, maka proses penetasan telah selesai dan untuk anak ayam petelur biasanya
dipisahkan antara jantan dan betinanya berdasarkan tanda-tanda jantan atau betina yang
dimilikinya. Pada penetasan dengan mesin tetas tradisional, pengeluaran anak-anak ayam
sama, apabila bulunya sudah kering.
Pull chick merupakan proses terakhir dalam hatchery. Proses pull
chick diawali dengan membongkar rak DOC, grading DOC, potong paruh,
vaksinasi, hitung ulang dan pengeluaran DOC. DOC yang dibongkar dari
keranjang akan diseleksi berdasarkan bobot badan dan penampilan normal.
Perhitungan dan pengemasan DOC dilakukan dengan teliti agar
jumlah DOC pada boks tidak kurang. Setiap boks diisi dengan 102 ekor
DOC. Boks dilengkapi dengan label yang mencantumkan strain ayam,
tanggal menetas, nama perusahaan dan jumlah ayam. Pengiriman DOC
merupakan tahap akhir dari proses penetasan. Jumlah pengiriman disesuaikan
dengan permintaan pasar. Pengiriman DOC dilakukan dengan menggunakan
mobil boks yang dilengkapi dengan ventilasi sebagai sirkulasi udara selama
perjalanan.

B. Petunjuk Belajar
Mahasiswa diharap membaca seluruh modul yang disajikan dalam bentuk word, pdf,ppt
maupun video agar memahami majanemen pasca penetasan telur ayam. Setelah itu dapat
meningkatkan skill melalui praktek, baik langsung maupun secara virtual. Jika ada beberapa
hal yang kurang jelas dapat bertanya kepada dosen atau instrukstur atau pada forum diskusi
saat pembelajaran berlangsung.

INTI
A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa memperoleh informasi tentang prinsip dasar pasca penetasan telur, yang
selanjutnya dapat memahami sekaligus menerapkan dalam praktikum untuk menambah
pengalaman dan ketrampilan. Capaian minmal adalah mahasiswa dapat mengoperasikan
mesin tetas sederhana dan dapat melakukan penanganan pasca penetasan, yang diharapkan
dapat diterapkan saat membuat sendiri mesin tetas untuk digunakan dalam usaha pembibitan
ayam skala kecil/rumahan.

B. Pokok Pokok Materi


1. Pull chick
a. Waktu pullchick
b. Daya tetas
c. Garading DOC,
d. Seleksi DOC
e. Indikator untuk mengamati DOC
2. Penanganan DOC
a. Sampling
b. Sexing
c. Debeaking
d. Distribusi DOC
C. Uraian Materi
1. Pull Chick
Pull chick adalah proses pengeluaran dan pengumpulan DOC dari mesin
hatcher ke ruang pull chick. Pulling the hatch adalah proses pengeluaran dan pengumpulan
DOC dari mesin hatcher ke ruangan pull chick pada hari ke –
21(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). DOC sebaiknya segera dikeluarkan dari
mesin setelah kondisi bulunya sudah kering 95%, kemudian dilakukan seleksi
DOC bertujuan untuk mendapatkan anak ayam yang berkualitas baik. Ciri-ciri
DOC yang baik yaitu berat badan kurang dari 32 gram, berperilaku gesit, lincah
dan aktif mencari makan, kotoran tidak menempel pada dubur, posisi didalam
kelompok selalu tersebar, rongga perut elastis, pusar kering tertutup bulu kapas
yang halus, lembut dan mengkilap, mata bulat dan cerah (Sudarmono, 2003).

Gambar 1. Pull chick

a. Waktu pull Chick


Saat memindahkan anak ayam, pada hatcher terdapat beberapa telur yang tidak menetas.
Telur-telur itu dikumpulkan dan dihitung jumlahnya.
1. Masa Inkubasi normal untuk telur broiler di daerah tropis 498-501 jam, sedangkan layer
adalah 504-506 jam
2. Kontrol secara berkala kondisi DOC, khususnya pada 4-6 jam menjelang waktu normal
3. Turning waktu pull chick yang tepat akan mempengaruhi jumlah culled chick dan
kualitas DOC
4. Terlambat mengangkat anak ayam mengakibatkan DOC yang menetas dini menjadi
kekurangan cairan
5. Anak ayam yang baru menetas memerlukan waktu istirahat 12 jam.

Kegiatan pada saat telur tetas berubah menjadi anak ayam (DOC).
1. DOC sebaiknya dipanen ketika 5% basah disekitar bulan leher
2. Navel atau Pusar sudah menutup rapat dan kering
3. DOC bernafas Normal dan tidak terengah – engah
4. Pegang dan rasakan kondisi perut DOC, apakah yolk terserap dengan baik. Kondisi
perut yang normal adalah tidak kempes/ lembut dan tidak keras, akan tetapi kenyal –
kenyal.
5. Semua telur secara keseluruhan sudah menetas.

Gambar 2. Waktu Pull chick

b. Daya Tetas
Daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari sejumlah telur
yang fertile yang ditetaskan (Setiadi, 2000).Daya tetas sangat berpengaruh
terhadap kualitas telur tetas, faktor yang mempengaruhi daya tetas adalah dari
breeding farm sendiri dan unit penetasan.Telur yang baik untuk ditetaskan yaitu masa
penyimpanan tidak lebih dari 4 hari. Penyimpanan pada hari ke – 4 tidak begitu
mengurangi daya tetas telur, akan tetapi waktu penyimpanan lebih dari 4 hari maka
daya tetas telur ayam akan turun (Zakaria, 2010). Pemutaran telur juga termasuk hal
yang mempengaruhi daya tetas telur.
Pemutaran sebaiknya dilaksanakan 1 kali setiap jam sehingga dalam sehari
terdapat 24 putaran dengan kemiringan 45o. Dengan pemutaran yang lebih sering maka
telur akan lebih cepat menetas (daya tetas) sehingga kandungan air didalamnya tidak
akan banyak hilang yang dapat membuat bobot badan DOC meningkat, dan sebaliknya
pemutaran yang tidak sering akan membuat telur tidak cepat menetas (daya tetas)
dengan baik, sehingga terjadi penguapan yang
berlebihan dan kadar air didalam telur akan berkurang yang dapat membuat bobot
badan DOC akan berkurang (North, 1990)
Keberhasilan manajemen penetasan adalah jika daya tetas DOC tinggi. Dengan
mesin tetas yang baik, daya tetas dapat lebih dari 90%. Telur yang gagal menetas
karena tidak fertil atau karena embrio mati. Kita dapat melakukan candling selama
inkubasi atau memeriksanya setelah menetas untuk menentukan apa yang
menyebabkannya gagal menetas. Kontrol kelembaban terkadang dapat berkontribusi
pada masalah ini. Embrio biasanya mati selama 3 hari pertama inkubasi atau 3 hari
segera sebelum menetas. Kematian embrio dini terjadi ketika organ embrionik
terbentuk. Namun, telur yang fertil sepertiganya melalui inkubasi memiliki peluang 88
hingga 90 persen untuk terus berkembang. Kematian pada akhir proses inkubasi dapat
terjadi karena anak ayam:
 Kesulitan memposisikan diri saat pipping (pelobangan cangkang)
 Tidak dapat menyerap kantung kuning telur, dan
 Tidak dapat beralih ke fase menghirup udara.
Indikator produksi DOC adalah fertilitas dan daya tetas, serta persentase DOC
hidup. Fertilitas merupakan indikator yang menggambarkan tingkat kesuburan
pejantan dan induk. Fertilitas adalah persensate telur fertil dibanding jumlah telur
keseluruhan. Daya tetas adalah besaran yang menunjukkan berapa persen DOC yang
menetas dibanding jumlah telur fertil yang ditetaskan. Sedangkan %DOC hidup adalah
persentase anak ayam yang menetas hidup dibanding keseluruhan anak yang menetas.
Semua besaran ini akan menentukan keberhasilan manajemen penetasan. Semakin
tinggi fertilitas, semakin tinggi daya tetas dan semakin tinggi %DOC hidup akan
semakin tinggi pula keberhasilan manajemen penetasan pada breeding farm skala besar
maupun skala kecil/rumahan.

c. Grading dan Seleksi DOC


Seleksi DOC adalah memilih DOC yang berkulitas dan banyak dijual sekaligus
melakukan klasifikasi grade yang telah ditetapkan
Tanda2 DOC yang baik :
1. Pusarnya kering dan tertutup baik
2. Sisik kaki berwarna kuning dan cerah dan tidak kering
3. Tingkah lakunya lincah, responsive dan warna bulu tidak kusam
4. Besarnya relative sama sehingga beratnya kira2 hampir sama. Berat DOC yang
baik 65-69% dari bobot telur yang awal (fresh egg).
5. Tidak ada cacat fisik atau abnormal fisik
6. Mata cerah dan terang. Pusat bersih dan kering dari yolk sac atau membrane
yang menonjol
7. Hidung anak ayam bersih dan tidak ada bulu2 kecil menempel. Ini
menunjukkan pernapasan yang baik.
8. Cepat beradaptasi terhadap perubahan2 lingkungan yang minor dan mampu
bereaksi normal dengan vaksin aktif yang diberikan.

Hal- hal yang perlu diperhatikan saat seleksi dan grading DOC
- Box-box DOC diletakkan sedemikian rupa sesuai dengan mesin asal kandang
- Jarak antar tumpukan DOC dibuat agar sirkulasi udara lebih lancar
- Meja seleksi digunakan agar mudah mengamati dan mengambil DOC yang akan
diseleksi
- Fan sirkulasi diletakkan ditengah atau antar baris –baris tumpukan box-box DOC
agar sirkulasi udara lebih lancer dan merata ke semua box
- Seleksi dan grading DOC dilakukan dengan hati-hati
- Seleksi dan grading dilakukan berdasarkan kelompoknya secara tuntas, dan per
mesin, per flock an per kandang
- Pemeriksaan secara berkala dilakukan terhadap hasil seleksi operator grading yang
sudah dipacking, meliputi : akurasi jumlah, kondisi fisik DOC dan limbah atau
ikutan kerabang telur.

Gambar 3. Grading DOC


d. Indikator lain yang digunakan untuk mengamati Keadaan DOC
- Tingkat mortalitas /kematian terutama sapai dengan minggu pertama setelah
menetas
- Mempunyai Vaksin ND, IB, IBD dan AE
- Tidak mengandung bibit penyakit yang ditularkan secara vertical, misalnya
Salmonella Pullorum dan Mycoplasma.

-
Penanganan DOC
Penetasan membutuhkan usaha besar; anak ayam sangat aktif kemudian membutuhkan
waktu istirahat yang lama. Seluruh proses memakan waktu 10 jam hingga 20 jam. Jangan
khawatir tentang berapa lama anak ayam menetas kecuali membutuhkan waktu lebih dari 20
jam. Telur yang tidak menetas 1-2 hari setelah perkiraan masa inkubasi harus dibuang. Jangan
membantu anak ayam membebaskan diri dari cangkangnya; anak ayam yang tidak bisa
menetas sendiri biasanya mati. Jika Anda membantu mereka dan mereka hidup, mereka
biasanya tidak akan berkembang. Buang anak ayam cacat yang lebih lemah secara manusiawi.
Anak ayam ini tidak boleh digunakan untuk berkembang biak karena sifat-sifat ini dapat
ditularkan ke anak mereka. Setelah anak ayam berhasil meninggalkan cangkang, tingkatkan
ventilasi di inkubator dan biarkan di dalamnya sekitar 24 jam atau sampai bulunya kering. Jika
lebih dari 90 persen anak ayam sudah kering, DOC dapat dikeluarkan dari hatcher. Kemudian
dipindahkan ke DOC Box yang hangat dan beri air dan pakan. Meninggalkan anak ayam di
inkubator terlalu lama dapat membuat mereka dehidrasi dan meneybabkan kematian.
Pertahankan suhu brooder pada 35oC untuk minggu pertama, turunkan sekitar 2 derajat
setiap minggu sampai mereka benar-benar berbulu. Pastikan ada ruang bagi anak ayam untuk
keluar dari panas. Jika anak ayam menumpuk di atas satu sama lain di bawah lampu pemanas,
mereka terlalu dingin. Turunkan lampu, gunakan bohlam yang lebih hangat (bohlam pijar
mungkin tidak cukup) atau tambahkan lampu penghangat lainnya ke brooder. Jika anak ayam
menyebar ke pinggir, suhu terlalu tinggi, sehingga perlu mengurangi pemanas dengan
mengganti watt yang lebih kecil atau ditarik ke atas. Kondisi yang baik adalah ayam menyebar
merata di box.
Pada saat dipindahkan pertama kali ke box (brroder), DOC perlu dikasi air gula.
Setelah itu diberi pakan dan air minum vitamin yang cukup. Selain itu perlu dipastikan tidak
ada angin atau titik cerah yang menyebabkan perubahan suhu di area brooder. Hal yang perlu
diperhatikan juga adalah DOC box tidak dapat dimasuki hewan pengerat atau predator lain.
Anak ayam dipelihara dalam brroder dengan pemanas yang semakin menurun setidaknya
selama 4-6 minggu. Setelah itu sudah tidak membutuhkan pemanas lagi.
a. Sampling bobot DOC
Sampling bobot badan DOC dilakukan dan masing-masing mesin, flock dan
kandang khususnya pada setiap perubahan usia produksi.

Gambar 4. Sampling DOC

b. Sexing
Sexing adalah memisahkan DOC jantan dan betina melalui feather (bulu) untuk
broiler. Sexing dapat dilakukan melalui warna bulu, dan periksaan vent pada
kloaka.
Aplikasi Sexing bentuk Bulu Male (Jantan) :
- Bulu pelindung / penutup selalu lebih panjang dari pada bulu primer
- Bulu Primer dan bulu coverts sama panjang
- Bulu coverts sedikit lebih panjang dari bulu primer
- Bulu coverts jelas terlihat lebih panjang dari bulu primer female (Betina)
- Bulu coverts selalu lebih pendek dari bulu primer
- Bulu primer sedikit lebih panjang (1/2 -3/4) dan bulu coverts.
Gambar 5. Sexing melalui vent kloaka DOC

Gambar 6. Sexing melalui bentuk bulu DOC

c. Debeaking
Debeaking adalah suatu upaya peniadaaan atau pemotongan bagian ujung
teruncing paruh pada anak ayam yang bertujuan untuk :
- Menghindari kanibalisme
- Efisiensi Penggunaan Ransum
Gambar 7. Debeaking DOC

d. Distribusi DOC
Pendistribusian DOC per pelanggan harus ditentukan dengan mengambil dari
satu kelompok saja sehingga DOC yang diterima oleh pelanggan relative seragam.
Pedoman pengelompokan DOC per pelanggan :
- Dari satu strain dan type pertumbuhan bulu yang sama
- Dari satu mesin
- Dari Flock yang sama
- Dari usia imduk yang sama
- Diharapkan satu pelanggan satu grade
- Dari DOC yang dipanen bersamaan
Status atau kondisi DOC yang perlu mendapat perlakuan tersebut
- DOC silver turunan perlu injeksi dengan antibiotic dan cairan injjeksi (0,4ce/dosis)
- Pengiriman DOC keluar pulau perlu tambahan feed additive
- Pengiriman DOC dengan jarak tempuh kendaraan 12 jam perlu tambahan feed
aditive
- DOC silver dan HE produksi awal minggu pertama bertelur perlu dipertimbangkan
untuk diinjeksi antibiotic
- DOC yang menginap pada saat pengiriman karena tidak laku dan akan dikirim
besoknay perlu tambahan feed additive
Gambar 8. Dsitribusi DOC
D. Forum Diskusi
Suatu usaha pembibitan ayam kampung setiap 4 hari sekali harus memasok bibit DOC
500 ekor. Bagaimana manajemen penetasan agar suplai DOC dapat berlangsung secara
kontinyu? Dengan produksi telur induk 60%, fertilitas 80%, daya tetas 90% serta %DOC hidup
10%, kira-kira bagaimana perusahaan itu mengatur jumlah induk dan pejantan yang harus
dipelihara?

PENUTUP
A. Rangkuman
Manajemen pasca penetasan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha
pembibitan ayam. Produksi DOC tergantung dari fertilitas, daya tetas dan persentase DOC
hidup yang menghasilkan DOC yang sehat, untuk mendapatkan DOC yang sehat perlu
penanganan pasca penetasan. Penetasan yang efisien adalah dengan menggunakan mesin
penetas, karena induk mempunyai banyak keterbatasan, terutama sangat terbatas
kemampuannya dalam mengerami telur. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
penetasan adalah mengendalikan suhu, kelembaban, aerasi serta pemutaran telur dan
penanganan pasca penetasan.
B. Tes Formatif
1. Jelaskan bagaimana penanganan Pasca penetasan atau DOC setelah menetas!
2. Egiatan apa saja yang dilakukan pada saat pull chick ?
3. Bagaimana cara vaksinasi pada ayam yang baru menetas?
4. Apa yang dilakukan saat pullchick ternyata ada ayam yang masih mau menetas (Baru
keluar Paruhnya )?
5. Jelaskan penanganan DOC yang mengalami black navel!

Anda mungkin juga menyukai