MANAJEMEN REPRODUKSI SAPI

POTONG

Dr. ABDUL SAMIK, drh., M.Si.

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNAIR

HP. 08123573638 EMAIL : samik_s3@yahoo.co.id
 TUJUAN
• MEMPEROLEH ANAK SEKALI SETAHUN
• MEMPERBAIKI PERFORMAN REPRODUKSI
• MENINGKATKAN
INDEKS FERTILI-
TAS

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 SIKLUS
REPRODUK
SI

KELAHIRAN

MANAJEMEN EFISIENSI
REPRODUK REPRODUK
SI SI

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 MANAJEMEN REPRODUKSI
1. SIKLUS REPRODUKSI
– PUBERTAS
– BIRAHI DAN SIKLUS BIRAHI
– FERTILISASI
– KEBUNTINGAN
– KELAHIRAN

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 Lanjutan......
2. EFISIENSI REPRODUKSI
– DAYS OPEN (DO)
– SERVIVE/CONCEPTION (S/C)
– CONCEPTION RATE (CR)
– CALVING RATE (CvR)
– CALVING INTERVAL (CI)
– FERTILITY STATUS (FS)

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI REPRODUKSI

LINGKUNGAN PAKAN

EFISIENSI
REPRODUKSI

UMUR PENYAKIT

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 • Repeat breeding
• Sistik Folikel
• Distokia
• Torsio uteri
• Prolapsus uteri
• Birahi tenang
• Anestrus : Sapi Potong
CLP 1 Tahun = 365 hari
• Retensio placenta HP
• Endometritis Atropi ovarium
• Metritis 63 hari Sistik luteal Masa
40- 100 hari
• Piometra Sistik CL

Sapih
Musim kawin kering

Melahirkan
Day open
Melahirkan

Laktasi Musim
205 hari Kelahiran

Berat Sapih
63 hari

• Kematian embrio dini

BCS
• Abortus
• Stillbirth
• Maserasi fetus
• Mumifikasi fetus Bunting
• Prolapsus Vagina

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Nilai Normal Efisiensi Reproduksi
Sapi

No Variabel Efisiensi Reproduksi Nilai Normal

1 Conception Rate (CR) 65%-75% (Hariadi dkk., 2011)

2 Service per Conception (S/C) 1,6 – 2,0 (Hariadi dkk., 2011)

3 Calving Rate (CvR) 55%-65% (Hariadi dkk., 2011)

4 Days Open (DO) 60-90 Hari (Hariadi dkk., 2011)

5 Calving Interval (CI) 365-400 Hari (Hariadi dkk., 2011)

6 Status Fertilitas (SF) 56 – 60 (Mattheij et al., 1982)

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Service per Conception (S/C) adalah angka yang
menunjukkan jumlah inseminasi untuk menghasilkan
kebuntingan dari sejumlah pelayanan inseminasi (service)
yang dibutuhkan oleh ternak betina sampai terjadi
kebuntingan.

S/C = Jumlah IB sampai terjadi kebuntingan

Jumlah sapi betina bunting

Nilai normal S/C = 1,6 – 2,0

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

FAKTOR YG MEMPENGARUHI S/C

• Penyebab tingginya angka S/C :

1) Peternak terlambat mendeteksi saat estrus atau terlambat
melaporkan estrus sapinya kepada petugas inseminator
2) Adanya kelainan pada alat reproduksi induk sapi
3) Inseminator yang kurang terampil
4) Fasilitas pelayanan inseminasi yang terbatas
5) Kualitas semen dan handling semen kurang baik
6) S/C juga dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya
diantaranya adalah fertilitas betina, fertilitas pejantan, dan
faktor lingkungan.
7) Penyakit umum maupun reproduksi

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Days Open (DO) adalah rentang waktu (dihitung
dalam hari) dari induk sapi beranak sampai sapi
tersebut dikawinkan kembali dan buntingn

Nilai normal DO= 60-90 hari

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

FAKTOR YG MEMPENGARUHI DO

1. Singkatnya masa kosong dapat disebabkan oleh keputusan

peternak yang terlalu dini mengawinkan sapi betinanya setelah
sapi tersebut beranak.
2. Sedangkan tingginya masa kosong, disebabkan karena
kesulitan untuk mendapatkan kebuntingan setelah beberapa
kali sapi tersebut dikawinkan (repeat breeder)
3. Nilai DO yang tinggi juga dapat disebabkan kurang
pengetahuan peternak tentang tanda – tanda birahi dan
peternak memang sengaja memperpanjang masa kosong agar
ternak terus berproduksi susu pada periode satu laktasi
4. Infeksi pascapartus

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Calving Rate (CvR) adalah persentase anak yang
lahir dari hasil satu kali inseminasi baik pada
inseminasi pertama atau kedua, dan seterusnya.

CvR(%) = Jumlah sapi lahir x 100 %

Total sapi Bunting

Nilai normal CvR = 55-65 %

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

FAKTOR YG MEMPENGARUHI CvR

Besarnya CvR bergantung pada :

1. Ketersediaan pakan sewaktu bunting
2. Kesehatan sapi betina selama bunting
3. Keseimbangan horman yang diperlukan selama
kebuntingan
4. Kesanggupan induk memelihara anak dalam
kandungan.
5. Penyakit infeksius maupun non infeksius

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Conception Rate (CR) adalah besarnya
persentase ternak yang bunting pada inseminasi
pertama dari seluruh ternak yang diinseminasi.

CR = Jumlah betina bunting pada IB I

Jumlah seluruh betina yang di IB

Nilai normal CR = 60-70%

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 FAKTOR YG MEMPENGARUHI CR

1. Nilai CR ditentukan oleh tiga faktor yaitu kesuburan pejantan,

kesuburan betina, dan teknik inseminasi
2. Kualitas dan penanganan semen, waktu perkawinan, dan
deteksi estrus
3. Pengelolaan reproduksi yang nantinya akan berpengaruh
pada fertilitas dan nilai konsepsi ternak
4. Interval pasca melahirkan yang cukup lama juga akan
mempengaruhi tingkat konsepsi pada ternak
5. Nutrisi pakan yang diterima sapi sebelum dan sesudah
beranak

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Calving Interval (CI) adalah jangka waktu antara
satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya atau
yang sebelumnya.

Nilai normal CI = 365-400 hari

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

FAKTOR YG MEMPENGARUHI CI

• Panjangnya waktu DO
• Keterlambatan estrus pertama Post Partum.
• Kebuntingan kembali pascapartus lama
• Anestrus pascapartus lama
• Repeat breeding

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Status Fertilitas (FS) adalah nilai fertilitas induk
sapi yang dihitung berdasarkan Conception Rate
(CR), Service per Conception (S/C), dan Days
Open (DO).

FS

Nilai normal FS= 56-60

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

FAKTOR YG MEMPENGARUHI FS

Fertilitas pada sapi betina juga dapat dilihat :

• Kebuntingan, kondisi saluran reproduksi, pakan yang
diberikan, perubahan kondisi tubuh dari kelahiran sampai
perkawinan kembali, umur dan bangsa.
• Gangguan fungsional (organ reproduksi tidak berfungsi
dengan baik).
• Infertilitas bentuk fungsional ini disebabkan oleh adanya
abnormalitas hormonal.

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 • LINGKUNGAN • KUALITAS
ABORTUS • KONDISI HWN SEMEN
• PENYAKIT • HANDLING
• NUTRISI SEMEN
• KETRAMPILAN
INSEMINATOR
PERKAWINAN
• DETEKSI BIRAHI
BERANAK BUNTING
(CvR) (S/C) SIKLUS BIRAHI
ABNORMAL BETINA :
• BCS
1. KED • NUTRISI
2. INDUK : • PENYAKIT
• BCS • ANESTRUS
• NUTRISI POST PARTUS
CoR • LINGKUNGAN • LAKTASI
• PENYAKIT • KECELAKAAN
• ESTRUS
3. SEMEN BEKU
4. INSEMINATOR
5. DETEKSI
ETRUS
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 MANAJEMEN REPRODUKSI SAPI

ADA TIGA FAKTOR UNTUK PERBAIKAN EFISIENSI

REPRODUKSI :
1. PROGRAM PEMBERIAN PAKAN
2. KONTROL KESEHATAN TERNAK
3. SISTEM PERKAWINAN TERPROGRAM

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 PROGRAM PEMBERIAN PAKAN

• PAKAN SAPI DARA

• PAKAN SAPI BUNTING
• PAKAN PASCA PARTUS

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 PAKAN
BIBIT
± 70 % biaya

Usaha Peternakan

PEMELIHARAAN
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
Pakan ternak Kondisi tubuh , BCS Reproduksi Efisiensi IB

Pakan ternak
Kondisi tubuh ternak (BCS)
Reproduksi ternak
Keberhasilan IB
Penggunaan pakan
dalam tubuh sapi
 Ukuran BCS
• Body Condition Score adalah cara untuk
menilai derajat perlemakan pada sapi
• BCS dapat bernilai dengan kisaran 1 – 9 atau
nilai 1 - 5
• Nilai 1 = sangat kurus dan nilai 9 = sangat
gemuk
• Agar ternak memiliki reproduksi normal, maka
nilai BCS harus berkisar 4 – 6 (untuk skala 1 –
9) atau 2,5 – 3 (untuk skala 1 – 5).
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
BODY CONDITION SCORE(BCS)
1 2 3

4 5
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 BCS dan persentase kebuntingan

BCS near Calving

2 = very thin 3 = thin 4 = borderline 5&6 = 7 = good
moderate
No. Of 115 545 564 344 234
Cows
Pregnant

After 5 15 19 40 56
Breeding
60 days (%)

120 23 51 73 86 95
days (%)
BCS dan Calving Interval
 Resumption of Ovarian Activity After Calving

Estradiol
Hypothalamus
LH GnRH
Surge Pituitary
LH -EB
Pulses
F1
Ovulation

Follicle
CL Growth Ovary +EB
Insulin, IGF-1,
NEFA

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Progesterone Energy Balance
DARA PRE PARTUS PARTUS PASCA PARTUS

kebuntingan

Pakan baik

•Pertumbuhan maksimal
• Masa pubertas lebih cepat
• Dewasa tubuh lebih cepat

memasuki masa reproduksi

BCS optimal

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

DARA PRE PARTUS PARTUS POST PARTUS SIAP IB

kebuntingan Estrus

Status nutrisi yang rendah selama kebuntingan dan atau setelah partus,
munculnya estrus lagi pascapartus, 2-3 kali lebih lama dibandingkan sapi yang
status nutrisi yang baik

Pada sapi dara

- kurang gizi - kurus dan diikuti tidak aktifnya fungsi
ovarium,

- Kelebihan gizi  gemuk diikuti gangguan reproduksi

yaitu kegagalan kebuntingan dan
kemajiran.
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
dara Pre partus partus Post partus SIAP IB

kebuntingan Estrus

Pubertas

Umur pubertas sapi dapat dipengaruhi oleh nutrisi

Sapi dara sebaiknya dikawinkan menurut berat badan (BCS),

bukan menurut umur.

Jka nutrisi cukup tinggi pubertas dicapai pada usia 9 bulan,

jika nutrisinya rendah maka pubertas bisa dicapai umur 11- 15 bl

Pakan miskin protein dan mineral khususnya P dan Co dapat

menyebabkan menurunnya nafsu makan , pubertas terlambat
dan kegagalan estrus.
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 Heifer Development
Birth 1st Calving

Calf Heifer

Nonlactating

2 Years

Puberty (9 mo) AI (14 mo)

High Fertility

AI: CR>50%

Nonpregnant Pregnant (282 d)

0 12 18 24 30 36 42 48
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015 Age (months)
DARA PRE PARTUS PARTUS PASCA PARTUS SIAP IB

kebuntingan Estrus

Munculnya estrus pertama setelah melahirkan dipengaruhi oleh

faktor lingkungan termasuk ketersediaan pakan.
Perbaikan pakan dapat mempercepat munculnya estrus
pascapartus
Anestrus :
anestrus pascapartus dapat mencapai 146 hari pada sapi potong
dengan kualitas pakan yang rendah.
Faktor yang memengaruhi anestrus pascapartus :
 menyusui,
 produksi susu,
 kondisi tubuh, dan
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 nutrisi
 BIRAHI
• INDUKSI BIRAHI
• SINKRONISASI BIRAHI
• INSEMINASI BUATAN
• GANGGUAN REPRODUKSI

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

HORMONAL BIRAHI

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

GELOMBANG PERTUMBUHAN FOLIKEL

Proestrus Estrus Metestrus Diestrus

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 19
HORMONAL SIKLUS BIRAHI

CL

CR
LH

P4
Estrus

Estrus
FSH

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0
Waktu siklus birahi

Hubungan hormonal selama 21 hr siklus birahi ((3 gelombang

pertumbuhan folikel)
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 18
HORMONAL SIKLUS BIRAHI

Progesterone
Estrogen PG
Estrus

Estrus
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0
Waktu siklus birahi

Hubungan estrogen, progesterone, dan PG selama 21 hr siklus

birahi
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
ENDOKRIN PD FOLLICULAR WAVE
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 JUMLAH
FOLLICULAR DIAMETER FOLIKEL MAKSIMUM
SPESIES WAVE/SIKLUS NON-OVULATORY OVULATORY
(mm) (mm)
SAPI 2-3 10 – 15 12 – 20
DOMBA 2-4 5–7 6–7
KAMBING 3-4 5–9 6–9
KUDA 1-2 30 – 45 40 – 55
BABI 0 6–7 7 – 10
KERBAU 2-3 10 – 16 13 – 18
ANJING ? 1–2 7 – 11
KUCING 1 setiap 8-24 hr ? 3-4
AYAM 0 6-8 > 40
MANUSIA 2-3 ? 23

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

Fol. Prim Fol. Sec Fol. Ter

Fol. De Graf

C. Albicans
Ovulasi

C. Luteum C. Rubrum

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
SINKRONISASI
BIRAHI

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 METODE SINKRONISASI BIRAHI:
Nama obat dan efektivitas
Metode Nama Betina
dagang
Prostaglandins Lutalyse* *Sapi betina dewasa atau dara
Estrumate* bersiklus
∞Kuda betina bersiklus
Prostamate*
Equimate∞
Progestins MGA* *Sapi betina dewasa atau dara
CIDR* bersiklus
Regumate∞ *Sapi betina dewasa atau dara
anestrus
∞Kuda betina
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
* Sapi ∞Kuda
ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015 Cost $2.50/head
 INJEKSI PG 1 KALI

• Keuntungan • Kelemahan
– Digunakan deteksi birahi – 10-25% betina tidak
sapi betina dewasa dan menunjukkan birahi
dara dalam 0-10 hari
– Biaya murah – Harus ada CL
– Abortus

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015 Cost $4.70/head
 INJEKSI PG 2 KALI
• Keuntungan • Kelemahan
– Digunakan untuk deteksi – Betina bersiklus
birahi sapi betina – Ada CL
dewasa dan dara – Bisa abortus
– Hasil sinkronisasi birahi
lbh tinggi dibanding
injeksi PG 1 kali
– Waktu IB dpt ditentukan
dg tepat

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 CIDR dibanding Prostaglandin

• Keuntungan • Kelemahan
– Digunakan pada sapi – Butuh waktu lama
dara – Waktu terjadinya birahi
– Digunakan pd sapi bervariasi
betina dewasa anestrus
– Biaya murah
– Tingkat kebuntingan
tinggi

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015 PIRD CIDR

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015
 INDUKSI BIRAHI
MENGGUNAKAN PGF2α

ABDUL SAMIK FKH UNAIR 2015

 PRESYNCH
• ADA FOLIKEL
• ADA CL
• TDK BOLEH HIPOFUNGSI

PGF2α PGF2α
25 mg 25 mg

2-5 HR 2-5 HR
1 HARI 14

DETEKSI DETEKSI
BIRAHI & IB BIRAHI & IB
 CO-SYNCH
• ADA FOLIKEL MATANG, LH (GnRH) MEMICU OVULASI
• ADA CL, FSH (GnRH)MEMICU PERTUMBUHAN FOLIKEL BARU
• BARU OVULASI, GnRH BERPERAN PEMBENTUKAN CL

GnRH PGF2α GnRH

100 μg 25 mg 100 μg

1 HARI 7 9

IB
 OVSYNCH
• ADA FOLIKEL MATANG, LH (GnRH) MEMICU OVULASI
• ADA CL, FSH (GnRH)MEMICU PERTUMBUHAN FOLIKEL BARU
• BARU OVULASI, GnRH BERPERAN PEMBENTUKAN CL

GnRH PGF2α GnRH

100 μg 25 mg 100 μg

12-18 J
1 HARI 7 9 10

IB
• ADA FOLIKEL MATANG, LH (GnRH) MEMICU OVULASI
• ADA CL, FSH (GnRH)MEMICU PERTUMBUHAN FOLIKEL BARU SELECT-
SYNCH
• BARU OVULASI, GnRH BERPERAN PEMBENTUKAN CL

DETEKSI BIRAHI & IB

GnRH
100 μg PGF2α
25 mg

1 HARI 6 7 10 12

DETEKSI BIRAHI &

IB GnRH & IB
Ada Pertanyaan ?