Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN KE-3

Prinsip hidup dengan ODHA


FCC pada ODHA
STIGMA pada ODHA

22
/ 20
/0
2 1
07
PERAN FAMILY CENTERED CARE
(FCC) DALAM PENATALAKSANAAN
ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

OLEH:
ZAINAL MUNIR
FA K U LTA S K E S E H ATA N
U N I V E R S I TA S N U R U L
JADID
22
/ 20
/0
2 2
07
Pendahuluan

• Kualitas hidup anak akan tercapai, apabila kesejahteraan


anak terjamin. Kesejahteraan anak dipengaruhi oleh pola
asuh, gaya hidup, pola penyakit, lingkungan dan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan pada anak meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.

• Pelayananan keperawatan pada anak perlu melibatkan


peran serta keluarga atau lebih dikenal dengan konsep
Family-Centered Care. Keterlibatan keluarga merupakan
unsur penting dalam asuhan keperawatan anak, karena
kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan
keluarga
22
20
02/ 3
/
07
Family-Centered Care adalah penerapan asuhan
keperawatan dengan menekankan kepada keterlibatan
keluarga dalam asuhan keperawatan. Hal ini didasari
keluarga adalah konstanta yang ada dalam kehidupan
anak. Keluarga adalah kekuatan dan pendukung bagi anak.

Penerapan family-centered care akan menurunkan tingkat


stress keluarga, meningkatkan rasa percaya diri dan
kompetensi keluarga dalam merawat anaknya, sehingga
pada akhirnya akan menurunkan beban kerja perawat dan
membuat length of stay menjadi singkat (Hockenberry,
2007).

22
/ 20
/0
2 4
07
Konsep Family-Centered Care sebagai filosofi dalam
memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit
merupakan pendekatan yang bisa dilakukan karena dalam
pendekatan ini terjadi hubungan timbal balik antara
penyedia pelayanan, klien dan keluarga sehingga akan
meminimalkan konflik yang selama ini timbul sebagai
akibat kurangnya informasi dan komunikasi.

22
/ 20
/0
2 5
07
Famaily Cenyered Care
Family-Centered Care didefinisikan oleh Association for
the Care of Children's Health (ACCH) sebagai filosofi
dimana pemberi perawatan mementingkan dan
melibatkan peran penting dari keluarga, dukungan
keluarga akan membangun kekuatan, membantu untuk
membuat suatu pilihan yang terbaik, dan meningkatkan
pola normal yang ada dalam kesehariannya selama anak
sakit dan menjalani penyembuhan.

22
/ 20
/0
2 6
07
Ada 2 konsep dasar pd proses filosofi Family Centered Care
a. Enabling (memberdayakan)
Perawat memberdayakan keluarga dengan cara
menciptakan kesempatan dan cara bagi semua anggota
keluarga untuk menampilkan kemampuandan ketrampilan
yang ada dan untuk mendapatkan kemampuan kemampuan
dan ketrampilan baru yang perlu untuk memenuhi
kebutuhan anak dan keluarga

22
/ 20
/0
2 7
07
b. Empowering (memperkokoh)
Interaksi perawat dengan keluarga yang sedemikian
rupa sehingga keluarga mempertahankan atau
mendapatkan perasaan mampu mengontrol kehidupan
dan aspek perubahan yang positif sebagai dampak dari
perilaku bantuan.

Keluarga mampu meningkatkan kekuatan, kemampuan


dan tindakan sendiri

22
/ 20
/0
2 8
07
Interaksi perawat dan keluarga meningkatkan: kekuatan,
kemampuan, tindakan sendiri.

Karena keluarga adalah mitra (sejajar) biarkan orang


tua /keluarga memutuskan apa yang berguna bagi dirinya dan
keluarganya

22
/ 20
/0
2 9
07
Alasan dilakukan Family-Centered Care

1. Membangun sistem kolaborasi daripada kontrol.


2. Berfokus pada kekuatan dan sumbersumber keluarga
daripada kelemahan keluarga
3. Mengakui keahlian keluarga dalam merawat anak
seperti sebagaimana profesional
4. Mebangun pemberdayaan dari pada ketergantungan
5. Meningkatkan lebih banyak sharing informasi
dengan pasien, keluarga dan pemberi pelayanan dari
pada informasi hanya diketahui oleh professional.
6. Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku.
22
/ 20
/0
2 10
07
Elemen Family-Centered Care
Sembilan element Family-Centered Care yang
teridentifikasi oleh ACCH:
1. Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan
sementara kehadiran profesi kesehatan fluktuatif
2.Memfasilitasi kolaborasi orang tua – professional
pada semua level perawatan kesehatan.
3.Meningkatkan kekuatan keluarga, dan mempertim-
bangkan metode-metode alternative dalam koping.
4.Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi
lebih komplit oleh orang tua tentang perawatan
anaknya yang tepat.
22
2/ 20 5.Menimbulkan kelompok support antara orang tua. 11
7/0
0
Elemen Family-Centered Care
6. Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan perkembangan bayi, anak,
dewasa dan keluarganya
7. melaksanakan kebijakan & program yg tepat,
komprehensif meliputi dukungan emosional dan finansial
dalam memenuhi kebutuhan kesehatan keluarganya.
8. Menunjukkan desain transportasi perawatan kesehatan
fleksibel, accessible, dan responsive terhadap kebutuhan
pasien
9. Implementasi kebijakan dan program yang tepat
komprehensif meliputi dukungan emosional dengan staff.
22
/ 20
/0
2 12
07
Konsep dari Family Centered Care
1. Martabat dan kehormatan
Praktisi keperawatan mendengarkan dan menghormati
pandangan dan pilihan pasien. Pengetahuan, nilai,
kepercayaan dan latar belakang budaya pasien dan keluarg
bergabung dalam rencana dan intervensi keperawatan

2.Berbagi informasi
Praktisi keperawatan berkomunikasi dan memberitahukan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga
denganbenar dan tidak memihak kepada pasien dan
keluarga. Pasien dan keluarga menerima informasi setiap
waktu, lengkap, akurat agar dapat berpartisipasi dalam
perawatan
2
dan pengambilan keputusan
02
2/2 13
/0
07
Konsep dari Family Centered Care

3. Partisipasi
Pasien dan keluarga termotivasi berpartisipasi dalam
perawatan dan pengambilan keputusan sesuai dengan
kesepakatan yang telah mereka buat.
4. Kolaborasi
Pasien dan keluarga juga termasuk ke dalam komponen
dasar kolaborasi. Perawat berkolaborasi dengan pasien dan
keluarga dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan
program, implementasi dan evaluasi, desain fasilitas
kesehatan dan pendidikan profesional

22
/ 20
/0
2 14
07
Fokus baru Family-Centered
Care

1.Menghormati
2.Kekuatan
3.Pilihan
4.Fleksibel
5.Informasi
6.Support
7.Kolaborasi
8.Pemberdayaan

22
/ 20
/0
2 15
07
Banyak faktor yang mempengaruhi Kualitas hidup
ODHA diantaranya kriteria diagnostik, IO, lama
diagnostik , lama terapi, dukungan sosial, moda
transportasi, jenis kelamin, umur dan status
pernikahan. Tapi yang lebih berpengaruh terhadap
kualitas hidup ialah lama diagnostik, dukungan
sosial dan lama terapi (Mardia;UGM,2016)

22
/ 20
/0
2 16
07
Kualitas hidup anak remaja pada keluarga dengan
HIV/AIDS menunjukkan bahwa keberadaan
HIV/AIDS dalam keluarga berdampak buruk
terhadap kualitas hidup remaja. Terlebih akan
memperparah apabila remaja mendapat pengasuh
kurang baik terutama bila pengasuh laki-laki dan
pendidikan rendah. Dampak kualitas berdampak
buruk baik pada remaja perempuan maupun laki-
laki (Toha Muhaimin;FKM UI, 2010).

22
/ 20
/0
2 17
07
Keterbukaan keluarga tentang status HIV/AIDS ibu dan
anak merupakan faktor penting yang mendukung
keberhasilan perawatan dan pengobatan terutama pada
anak, sehingga anak memiliki kesempatan hidup lebih
besar. Tapi, bahwa stigma HIV mempengaruhi keterbukaan
pada ibu yang memiliki anak dengan HIV/AIDS terhadap
keluarga, sehingga diperlukan pendampingan yang intensif
terhadap kasus HIV/AIDS, dan kerjasama dengan KPA,
Dinas kesehatan, masyarakat setempat untuk pembentukan
kader HIV sebagai upaya untuk perlindungan, pencegahan
penularan dan pengobatan (Aini Alifatin; UMM,2013).

22
/ 20
/0
2 18
07
Pemberdayaan keluarga (FCC)
dalam penatalaksanaan ODHA
demi tercapainya kualitas hidup
yang Well Being dalam menjalani
kehidupan.

22
/ 20
/0
2 19
07
TERIMAKASIH

22
/ 20
/0
2 20
07

Anda mungkin juga menyukai