Disusun Oleh:
Romelia Aprilianti
M. Kholil Arifin
Nanik Istyowati
Muzaeyanatul Azizah
2021
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan............................................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................................................. 2
C. Etiologi ........................................................................................................................... 5
D. Pathofisiology ................................................................................................................ 6
Pathway ............................................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan bayi adalah matur, sehat dan terbentuk sempurna pada saat lahir, tetapi
dalam presentase kecil tidaklah demikian. Bagi mereka yang mengalami hal demikian,
kemudian diketahui bahwa baik usia gestasi dan pertumbuhan yang diukur melalui berat
badan merupakan indicator penting terhadap derajat resiko yang sesuai. Berbicara sesuai
umum, bayi paterm dan mereka dengan BBLR memiliki tingkat mortalitas yang tinggi
dibandingkan dengan bayi lahir fullterm dengan berat badan yang sesuai. Bayi yang memiliki
Namun belakangan ini teknologi kedokteran sangat maju. Jaman dulu bayi prematur
yang lahir usia 6 bulan ke bawah (25 minggu atau kurang) hamper tidak ada harapan hidup
sama sekali. Boleh dibilang hampir semuanya mati. Karena kemajuan kedokteran sekarang,
Pada mulanya tim dokter dan orang tua senang dengan adanya teknologi ini. Mereka
bisa menyelamatkan nyawa bayi yang pada jaman dulu sudah hampir pasti akan mati jika
lahir usia kandungan 25 minggu atau kurang. Karena teknologi ini sangat baru, efeknya tidak
terlalu diketahui. Sampai pada akhirnya ada yang mempelajari efek bayi prematur. Dan
hasilnya bahwa bayi prematur yang diselamatkan dahulu hanya 25% yang bisa dianggap
nomal. Dari jumlah yang sedikit itupun, sebagian besar kecerdasannya sangat terbatas
(bodoh). 75% sisanya mengalami berbagai macam kelainan, dari gagal ginjal, problem
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mampu untuk mengidentifikasi dan memberikan asuhan keperawatan pada bayi prematur
2. Tujuan Khusus
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1. Vital Statistik
a. Berat badan bayi baru lahir tergantung dari factor nutrisi, genetic dan factor
intrauterine selama kehamilan. Pengelompokan berat badan bayi baru lahir membantu
kemungkinan memiliki masa gestasi yang kecil. Bayi matur memiliki berat badan kira
– kira 3,4 kg pada perempuan dan 3,5kg pada laki – laki. Batas berat badan terendah
bagi bayi matur adalah 2,5 kg. bayi dengan berat badan lahir sekitar 4,7 kg harus
badan bayi merupakan cairan tubuhnya. Bayi akan kehilangan cairan sekitar 5 % - 10
cairan yang inisial, maka bayi akan mengalami berat badan yang stabildalam waktu
10 hari. Kemudian akan bertambah sebanyak 6 – 8 ons/ minggu pada 6 bln pertama
kelahiran.
b. Panjang badan bayi baru lahir kira – kira 53 cm pada perempuan dan pada bayi laki –
c. Lingkar kepala baru lahir adalah 34 – 35 cm. Bayi baru lahir dengan lingkar kepala
dilakukan pada tengah – tengah dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.
d. Lingkar dad pada bayi baru lahir adalah 2 cm kurang dari lingkar kepala. Pengukuran
dilakukan tepat diatas nipple, yakni tonjolan berpigmen pada permukaan anterior
kelenjar mamae. Dikelilingi oleh areola, tempat keluarnya air susu dari payudara.
2. Tanda Vital
a. Temperature
Suhu tubuh bayi baru lahir adalah 37,2 ˚C, suhu tubuh ini dapat menurun dengan
cepat karena kehilangan panas. Kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui 4 cara,
yaitu :
4
1) Konfeksi
Adalah kehilangan panas dari permukaan tubuh menuju udara sekitar yang lebih
dingin.
2) Konduksi
Adalah transfer panas pada obyek/ benda yang lebih dingin tanpa kontak denagn
tubuh bayi.
3) Radiasi
Adalah transfer panas pada obyek yang lebih dingin tanpa kontak dengan tubuh
bayi.
4) Evaporasi
b. Nadi
Tekanan nadi fetus yang masih dalam kandungan adalah 120 – 160 bpm. Segera
setelah lahir, dimana bayi akan berjuang untuk bernafas, maka denyut jantung
menjadi cepat sekitar 180 bpm. Beberapa jam setelah lahir, denyut jantung akan stabil
sekitar 120 – 140 bpm. Denyut jantung pada bayi baru lahir biasanya irregular karena
inkomplit pada sirkulasi. Pada saat menangis, denyut jantung menjadi 180 bpm dan
c. Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir adalah 80X/ mnt, setelah beberapa menit kehidupan.
mnt dalam keadaan istirahat. Kedalaman ritme masih irreguler dan terjadi apnea yang
singkat tanpa sianosi yang disebut pernafasan periodik dan merupakan keadaan
normal. Reflek batuk dan bersin pada bayi baru lahir dilakukan untuk membersihkan
saluran nafas.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir adalah 80/ 46 mmHg.Setelah 10 hari akan meningkat
B. Definisi Penyakit
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram. Bayi baru
lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi prematur.
Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama dengan
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke-37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek (Nelson.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan kesepakatan
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan, Rusepno. 2005)
C. Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari kelahiran
prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin). Di
negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan di
negeri yang sedang berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
1. Faktor ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada
multigravida yang jarak antara kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah adalah
d. Ibu mengalami pendarahan yang jika tidak ditangani denagn mengakhiri kehamilan
i. Stress
j. Ibu pernah mengalami keguguran (abortus) atau melahirkan bayi premature pada
Lemahnya bagian bawah rahim atau disekitar mulut rahim (serviks) sehingga rahim
l. Faktor uterus
m. Kelainan bentuk rahim, misalnya uterus lebih berbentuk seperti buah pear, atau uterus
p. Pemeriksaan kehamilan
a. Kehamilan ganda
d. Gawat janin
e. Infeksi
D. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data statistik
menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial ekonomi
rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan
antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan,
infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran bayi
prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
7
mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa
sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ tubuh
bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus
PATHWAY Premaurita
Kehilangan panas
Ketidakefektifan Pola Nafas Insuf pernafasan Pertumbuhan dinding dada dan Paru
vaskuler paru belum sempurna
Usus
Gangguan Motilitas
Gastrointestinal
9
E. Penatalaksanaan medis
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan
dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka
perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai
yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan
lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah
hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap
normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg
incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada
bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1˚C
perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur – angsur ia
dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C.
Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh
bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah dengan memakai alat “perspexheat shield” yang
diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan incubator yang
dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini ditempelkan di
kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu
kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu
pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang
melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan premature. Hal
ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak
tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau
kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks,
peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu
dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan
ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok,
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat
langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari – hari pertama kalau ASI
belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali
sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34 minggu), refleks hisap
belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok
/ cangkir, 10 – 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram
(30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang
disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari),
agar berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
11
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3
lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan
pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram
kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari – hari
pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5 ml/jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang
diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu
Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang
dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi
silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan
dengan bayi.
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi
3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan
6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu
sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi
kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak
ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS
yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau
beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa
Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan
memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI
eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum ada yang
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum
stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan
13
sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa
dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang tua
harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu
dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi
susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain
F. Pemeriksaan penunjang
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar PaCO2 35 –
Hb (Hemoglobin)
Ht (Hematokrit)
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
Leukosit (SDP)
14
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 –
225.000/ mm³.
Trombosit
Adalah 14 – 27 mEq/ L
MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
KASUS:
Bayi prematur, gestasi 32 minggu, berat 1500 gram, AS 10/10, lahir spontan karena
pecah ketuban, tiba di RS rujukan usia 4 jam. Menangis lemah, suhu 35 derajat celsius.
Gula 15 mg/dL.
1. Pengkajian
a. Data Demografi
1) Sirkulasi
o ”Maaf bu, saya mau memeriksa nadi bayi ibu apakah normal atau tidak?” (Nadi
apical mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal 120 sampai
160 dpm)
o Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktus arteriosus paten
(PDA)
2) Makanan / cairan
o ”Apakah bayi ibu mau menyusu saat bayi ibu menangis karena merasa
kehausan?” (Disesuaikan denga berat badan bayi kurang dari 2500 gram)
15
3) Neurosensori
o ”Kalau saya boleh tahu, bisa ibu ceritakan tentang bentuk badan bayi ibu?”
o ”Apakah antara bentuk kepala dengan badan lebih besar bentuk kepalanya?”
o ”Apakah pada saat melihat mata bayi ibu bisa melihat ke kanan dan kekiri, atau
o ”Apakah kelopak matanya terlihat agak bengkak?” (Edema kelopak mata umum
4) Pernafasan
o ”Kadang terdengar suara seperti mengorok tidak bu sewaktu bayi ibu sedang
paernafasan (RDS)
5) Keamanan
o ”Apakah bayi ibu kadang – kadang tubuhnya terasa panas kemudian panasnya
o Bu, bagaimana suara tangisan anak ibu? Keras atu pelan? (Menangis mungkin
lemah)
o ”Muka bayi ibu terlihat agak bengkak tidak?” (Wajah mungkin memar,
o ”Kulit pada bayi ibu tampak merah tidak bu?” (Kulit kemerahan atau tembus
pucat)
o ”Apakah tangan dan kaki pada bayi ibu terlihat agak bengkak?” (Ekstremitas
o ”Apakah ada atau tidak garis pada telapak tangan bayi ibu?” (Garis telapak
tangan mungkin ada mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak)
o ”Apakah kuku – kuku pada bayi ibu tampak lebih pendek?” (Kuku mungkin
pendek)
6) Seksualitas
o Genitalia, labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan
klitoris menonjol, testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau
o ”Maaf bu, bisa sebutkan berapa usia ibu sekarang” (Usia muda)
o ”Maaf kalau boleh tau apakah penghasilan dari suami ibu bisa mencukupi semua
o Gestasi multiple
o ”Pada saat hamil apakah kebutuhan makanan sehat ibu bisa terpenuhi?” (Nutrisi
buruk)
o ”Apakah pada saat melahirkan dulu usia kandungan ibu juga belum cukup bulan?”
o Adanya infeksi
D.0029 Menyusui Tidak Efektif berhubungan dengan Tujuan : Intervensi : Bottle Feeding
prematuritas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam 1) Posisikan bayi semi fowler.
1. Bayi prematur gestasi 32 minggu bayi dapat diberikan minum ASI dengan efektif. 2) Letakkan pentil dot di atas lidah bayi.
2. BB 1500 gram Kriteria Hasil: 3) Monitor atau eveluasi reflek menelan sebelum
4. Menangis lemah 2) Perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam batas 4) Tentukan sumber air yang digunakan untuk
5. Gula darah 15 mg/dL normal. mengencerkan susu formula yang kental atau dalam
penghangatkan, pencairan, dan penyimpanan ASI secara 5) Pantau berat badan bayi setiap hari.
5) Tidak ada respon alergi sistemik pada bayi. 1) Fasilitasi proses bantuan interaktif untuk membantu
6) Status respirasi seperti jalan napas, pertukaran mempertahanan keberhasilan proses pemberian ASI.
gas, dan ventilasi napas bayi adekuat. 2) Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik
7) Tanda-tanda vital bayi dalam batas normal. memompa ASI (secara manual atau elektrik), cara
berhubungan dengan penurunan jaringan lemak subkutan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1) Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal (36,6˚C-
1. Bayi prematur gestasi 32 minggu 1x24 jam termoregulasi bayi menjadi seimbang. 37,2˚C).
2. BB 1500 gram Kriteria Hasil: 2) Pantau suhu tubuh bayi sampai stabil.
3. Suhu 35 0C 1) Suhu badan dalam batas normal (36,6˚C-37,2˚C). 3) Pantau tanda-tanda vital dengan tepat.
4. Menangis lemah 2) Tanda-tanda vital dalam batas normal. 4) Pantau warna dan suhu kulit.
5. Gula darah 15 mg/dL 3) Hidrasi adekuat. 5) Pantau dan laporkan adanya tanda hipotermi dan
5) Gula darah dalam batas normal (> 45 mg/dL). 6) Tingkatkan keadekuatan masukan cairan dan nutrisi.
6) Kadar bilirubin dalam batas normal (0,3-1,0 mg/dL). 7) Tempatkan bayi pada inkubator atau infant warmer.
tepat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M. E. 2001. Rencana Maternal Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC
Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Asculapius FKUI
Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta : Bagian IKA FKUI
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.