Oleh
Dr. Drh. Dasrul, M.Si
Mendorong percepatan
populasi sapi dan
kerbau untuk
terwujudnya
swasembada daging
SIKOMANDAN
di Indonesia
(2020-
sekarang)
UPSUS SIWAB
(2017-2019)
Aktivitas Sikomandan dilaporkan melalui
sistem iSIKHNAS yang terintegrasi dengan
GBIB Agriculture War Room (AWR) 2/28/2024
(2015-2016)
• Realisasi akseptor dan pelayanan IB sepanjang 2021 juga
mencapai angka positif.
• Capaian akseptor dan IB yang telah dilakukan inseminasi
sampai mencapai 36,73%.
• "Total akseptor sebanyak 1.469.349 ekor dan pelayanan
inseminasi buatan telah berhasil mencapai 1.667.084 dosis,"
Kesiapan
Ternak uterus untuk
implantasi
2/28/2024
Penyebab Kista ovarium
Kista ovarium disebabkan dari malfungsi neuroendokrin
yang mengontrol ovulasi, ➔ketidak teraturan siklus
estrus.
Ditandai dengan munculnya folikel yang berukuran
besar, persisten, dan tidak ovulasi pada fisik ovarium.
2/28/2024
Kista Ovarium menurut bagian dari ovarium yang
mengalami kista
2/28/2024
SKEMATIS PATOGENESA KISTA OVARIUM 2/28/2024
KISTA FOLIKULER (Cystic folliculer)
• Cystic Luteal
✓ Pada beberapa kasus kejadian cyctic luteal fase awal
saat dipalpasi rektal bentuk dan konsistensinya sama
dengan cystic folliculer
✓ Diagnosa sebaiknya dilakukan dengan USG dan
mengukur tebal dinding kista
• Cystic Luteal
✓ Pada beberapa kasus kejadian cyctic luteal fase
awal saat dipalpasi rektal bentuk dan
konsistensinya sama dengan cystic folliculer
✓ Diagnosa sebaiknya dilakukan dengan USG dan
mengukur tebal dinding kista
α
Terapiα Hormon Hari ke 14 - 17
Protokol Pemberian
2/28/2024
Terapi
2/28/2024
1.GnRH → meningkatkas sekresi LH dan menyebabkan kista
mengalami luteinisasi. Kista yg luteinisasi menghasilkan
progesteron sehingga dapat mengembalikan respon
hipotalamus. Yg pada akhirnya siklus ovarium kembali setelah
endogen pgf2@ dihasilkan.
2.Efek GnRH dan hCG sama.
3.Pengobatan GnRH dan PGF2@ sangat dianjurkan. → sulitnya
membedakan kista folikle dan luteal.
4.Implan progesteron selama 9-12 hari → menurunkan sekresi LH
(setelah 5 hari pasang implan, menyebabkan regresi kista dan
munculnya gelombang folikel). 7 hari setelah implan ditarik →
progesteron mengembalikan responsivitas hipotalamus ke efek
umpan balik positif estradiol dan diikuti oleh ovulasi.
2/28/2024
KAWIN BERULANG (REPEAT BREEDING)
❖ REPEAT BREEDING (RB) ➔ Sebagai suatu keadaan
pada induk hewan yang mempunyai siklus berahi
yang normal dan gejala jelas, tetapi bila
dikawinkan dengan pejantan yang subur atau di IB
berulang-ulang, tidak pernah menjadi bunting
❖ REPEAT BREEDING (RB) dapat terjadi pada induk
dara atau induk yang sudah sering melahitkan
❖ REPEAT BREEDING (RB) dapat memberi efek
negative bagi Industri Peternakan ➔ Menurunkan
Performan Reproduksi
❖ Di
Indonesia Sapi betina yang dikawinkan berkali-kali
atau lebih dari 3 X tidak bunting, masih sering di
masukan dengan istilah Repeat Breeding meskipun
penyebab abnormal yang terdeteksi
❖ Gangguan hormonal
➢ Kadar estrogen yang rendah: silent heat (berahi
tenang) dan subestrus (berahi pendek) disebabkan
oleh rendahnya kadar hormon estrogen
➢ Kadar hormon gonadotropin yang rendah: kasus
delayed ovulasi, anovulasi dan sista folikuler
disebabkan oleh rendahnyanya kadar hormon
gonadotropin (FSH dan LH).
2/28/2024
❖ Kesalahan Pengelolaan Reproduksi
➢ Kurang telitinya dalam deteksi berahi
➢ Kualitas sperma yang tidak baik dan teknik
inseminasi yang tidak tepat
➢ Sapi betina mengalami metritis,
endometritis, cervitis dan vaginitis
➢ Manajemen pakan dan sanitasi kandang
yang tidak baik
➢ Kesalahan dalam memperlakukan sperma
➢ Pemelihara atau pemilik ternak kurang
paham dalam bidang kesehatan reproduksi
2/28/2024
KEMATIAN EMBRIO DINI (Early embryonic dead)
Faktor Genetik: inbreeding
Faktor Laktasi: kurang efektifnya mekanisme
pertahanan dari uterus, stres selama laktasi
dan regenerasi endometrium yang belum
sempurna
Faktor Infeksi: penyakit kelamin dapat diikuti
dengan kematian embrio dini atau abortus
Faktor Kekebalan: mekanisme imunosupresi
tidak berjalan dengan baik, maka antibodi
yang terbentuk akan mengganggu
perkembangan embrio
Faktor Lingkungan: Kematian embrio dini
meningkat pada hewan induk dimana suhu
tubuhnya meningkat
Faktor Hormon: Ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron dapat
menyebabkan terjadinya kematian embrio dini
Faktor Pakan: Kekurangan pakan mempunyai
pengaruh terhadap proses ovulasi,
pembuahan dan perkembangan embrio
dalam uterus
Umur Induk: Kematian embrio dini banyak
terjadi pada hewan yang telah berumur tua
Jumlah Embrio atau Fetus dalam Uterus: Karena
placenta berkembang dimana berisi beberapa
embrio didalam ruang uterus maka suplai
darah vaskuler akan menurun sehingga dapat
menyebabkan kematian embrio
DIAGNOSA KAWIN BERULANG (REPEAT BREEDING)