Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha peternakan itik semakin diminati sebagai alternatif sumber
pendapatan bagi masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa kondisi lingkungan strategis yang lebih memihak pada
usaha peternakan itik, antara lain adalah semakin terpuruknya usaha peternakan
ayam ras skala kecil dan munculnya wabah penyakit flu burung yang sangat
merugikan peternakan ayam ras maupun ayam kampung. Di samping itu, semakin
terbukanya pasar produk itik ikut mendorong berkembangnya peternakan itik di
Indonesia. Pasar telur itik yang selama ini telah terbentuk masih sangat terbuka
bagi peningkatan produksi karena permintaan yang ada pun belum bisa terpenuhi
semuanya, sedangkan pasar daging itik yang selama ini hanya dipenuhi secara
terbatas oleh daging itik Peking yang diimpor secara perlahan mulai terbuka lebih
luas.
Di Indonesia tersedia beberapa jenis itik yang diberi nama sesuai daerah
utama pengembangannya, seperti misalnya itik Tegal, Alabio, Mojosari, Bali dan
lain-lain. Masalah utama selama ini adalah belum tersedianya sistem pembibitan
yang memadai untuk menghasilkan bibit berkualitas, yang ada hanyalah penetasan
dari telur-telur tetas yang tidak diproduksi secara terarah untuk menghasilkan bibit
yang berkualitas. Oleh karena itu, perkembangan peternakan itik yang cukup pesat
akhir-akhir ini diharapkan juga akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha
pembibitan untuk meningkatkan kualitas bibit yang tersedia di pasar. Kualitas
bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan usaha dan tingkat
keuntungan, dan jenis produksi yang dihasilkan sudah harus ditentukan dari awal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak itik adalah (i)
kualitas bibit yang digunakan, (ii) prosedur pemeliharaan yang benar, (iii) kualitas
pakan dan cara pemberian pakan yang tepat, (iv) sistem usaha dan analisa
keuangan yang baik, dan (v) pengalaman dalam memelihara ternak itik yang

1 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


cukup. Faktor-faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan dan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari suatu sistem pemeliharan intensif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan itik petelur ?
2. Apa saja jenis itik petelur yang ada di Indonesia ?
3. Bagaimana cara pemilihan bibityang unggul pada itik petelur ?
4. Bagaimana cara pemeliharan dan pemberian pakan pada itik petelur ?
5. Bagaimana sistem perkandangan itik petelur ?
6. Apa saja penyakit yang menyerang itik petelur dan pencegahannya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan itik petelur ?
2. Untuk mengetahui apa saja jenis itik petelur yang ada di Indonesia ?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan bibityang unggul pada itik
petelur ?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeliharan dan pemberian pakan pada
itik petelur ?
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem perkandangan itik petelur ?
6. Untuk mengetahui apa saja penyakit yang menyerang itik petelur dan
pencegahannya ?

2 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Itik / bebek adalah salah satu jenis unggas air (water fowls) yang
termasuk dalam kelas aves, ordo anseriformes, famili anatidae sub famili
anatinae, tribus anatinae dan genus anas (Srigandono, 1997). Itik
merupakan unggas air yang cenderung mengarah pada produksi telur,
dengan cirri-ciri umum : tubuh ramping, berdiri hampir tegak seperti botol
dan lincah (Rasyaf, 2002).
Menurut Windhyarti (2002), hampir seluruh itik asli Indonesia adalah
itik tipe petelur. Itik Indian Runner (Anas javanica) disebut juga itik jawa
karena banyak tersebar dan berkembang di daerah daerah di pulau Jawa. Itik
itik ini mempunyai beberapa nama sesuai dengan nama daerah itik tersebut
berkembang, seperti itik tegal, itik mojosari dan itik karawang.
B. Jenis itik petelur
a. Itik Tegal
Ciri - ciri umum bebek jenis ini adalah bentuk badan yang mirip
botol, langsing, postur tubuhnya tegak, tinggi badannya dapat mencapai
50cm. Lehernya cenderung membulat namun panjang, proporsi kepala
jauh lebih kecil daripada badan dan letak mata mengarah sedikit ke atas
bagian kepala. Ciri khususnya adalah corak warna nya kecoklatan,
isitilahnya adalah jarakan, totol totol hitam dan putih bercampur coklat
biasa disebut branjangan. Selain warna coklat ada pula yang berwarna
putih, kuning - kuningan dan abu - abu.
Bebek tegal yang berbulu totol branjangan biasanya dapat
memproduksi telur sebanyak 250 butir tiap tahunnya. Sedangkan bebek
tegal berbulu coklat jarakan mampu menghasilkan 200 butir telur setiap
tahunnya. Untuk jenis jenis bebek diluar warna branjangan dan jarakan,
biasanya bebek berbulu putih, dapat menghasilkan telur tidak sebanyak
kedua jenis diatas. Maksimal untuk bebek tegal putih dapat
memproduksi 150 butir telur per-tahun

3 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Bebek tegal dapat mulai memproduksi telur jika sudah memasuki
usia 22 sampai 24 minggu. Namun usia tersebut bukanlah usia
produktif. Biasanya umur produktif yang baik untuk jenis bebek tegal ini
adalah 1-2 tahun, yang mana usia produktif dapat berulang sebanyak 3x
dalam setahun. Satu lagi, bebek tegal tidak mengerami telur.
b. Itik Mojosari
Bebek jenis ini merupakan bebek lokal unggul yang mulai diternak
di daerah Modupuro, Mojosari, Daerah Mojokerto Jawa Timur, oleh
karena itu terkenal pula disebut bebek mojokerto. Kenapa bebek
Mojosari ini cepat sekali populer dan menjadi komoditas utama para
peternak bebek? Karena bebek ini memiliki rasa yang enak. Lebih
empuk karena struktur tubuh yang lebih kecil dari bebek kebanyakan.
Namun bebek mojokerto ini mempunyai andalan lainnya, yaitu telur
yang lebih besar dari bebek lainnya dan warnanya lebih hijau. Bentuk
umum badan bebek mojosari hampir sama dengan bebek tegal, namun
badan lebih kecil dengan warna bulu yang cenderung kemerahan dengan
campuran warna coklat, hitam, dan putih.
Bebek mojosari merupakan bebek hibrida yang unggul. Bebek ini
dapat memproduksi setidaknya 200 butir telur tiap tahunnya jika kita
ternak di areal sawah yang subur dan sekedar tercukupi kebutuhan
pakannya. Namun jika kira optimalkan dengan media kandang tanpa air
dan diperhatikan lebih intensif, maka bebek ini dapat menghasilkan 265
butir telor per ekor tiap tahunnya. Peningkatan yang tajam.
Bebek mojosari dapat mulai bertelur jika sudah memasuki usia 6
hingga 7 bulan. Namun masa produktif masih belum stabil. Jika sudah
melebihi usia 7 bulan(masuk masa produktif stabil), maka wajib kita
perhatikan pemeliharaan dan kesehatan bebek, karena pada usia ini
produksi telur dapat mencapai 80% keseluruhan.
c. Itik Bali (Anas SP)
Bebek bali adalah varian bebek lokal yang banyak dibudidaya di
Pulau Bali dan Pulau Lombok. Daya tahan tubuh yang sangat bagus

4 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


membuat bebek ini dapat diternak di berbagai daerah dengan berbagai
suhu yang berbeda-beda. Inilah yang menjadikan bebek bali banyak
diminati juga oleh para peternak bebek.
Bentuk umum bebek bali juga hampir sama dengan bebek jawa/
bebek tegal, namun badannya terlihat lebih lebar/berisi dibandingkan
bebek jawa, lehernya juga lebih pendek. Hal lain dari bebek bali yang
membedakan dari bebek jawa adalah warna bulu yang lebih terang.
Warna bulu juga mempengaruhi jumlah produksi telur bebek bali, sama
seperti bebek tegal.
Bebek Bali dengan warna bulu sumi adalah yang paling banyak
produksi telurnya, yaitu mencapai 153 butir telur per tahun. Bebek Bali
dengan bulu sumbian dapat memproduksi sekitar 145 butir telur tiap
tahunnya. Yang terakhir adalah Bebek bali berbulu sikep hanya mampu
menghasilkan 100 butir telur per tahun. Jenis Bebek bali yang lain
adalah berbulu putih bersih dengan jambul di kepala, namun jenis
berjambul ini lebih banyak dijadikan sebagai sesaji atau bebek hias
daripada dijadikan bebek petelur karena keindahan bentuk dan
warnanya.
Bebek bali memiliki ukuran telur yang lebih kecil daripada bebek
lainnya. Dengan berat kurang dari 60 gr per butir. Bebek ini juga banyak
dipanggil sebagai bebek penguin karena tubuhnya yang hampir tegak
seperti burung penguin. Mulai memasuki usia produktif sekitar 23
hingga 24 minggu. Tidak memiliki sifat mengerami telur.
d. Itik Alabio (Anas platurynchos)
Bebek alabio adalah salah satu bebek yang paling terkenal di
Indonesia dan banyak pula dijual di pasaran. Bebek ini merupakan jenis
bebek asli dari Kalimantan. Lahir dari persilangan bebek/bebek peking
dengan bebek lokal kalimantan. Orang yang pertama kali menamai
bebek alabio adalah Drh. Saleh Puspo. Pada tahun 1950 Alabio adalah
salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu daerah Kalimantan Selatan.

5 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Bebek alabio mempunyai ciri umum yaitu badan membentuk
segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dari tanah. Bentuk kepala lebih
mengecil dengan paruh berwarna kuning. Warna umum bulu bebek
alabio betina adalah kuning bercampur dengan warna abu-abu. Ujung
dada, sayap, kepala ekor ada sembur warna hitam. Namun warna bebek
alabio jantan adalah abu-abu hitam dan ekornya ada bulu yang
melengkung keluar.
Bebek ini dapat menghasilkan kurang lebih 130 butir telur jika
hanya di gembala biasa di sawah atau ladang yang banyak terdapat
sumber makanan. Namun jika dikandangkan maka produksi telur bebek
alabio dapat meningkat tajam sebanyak 200 sampai 250 butir telur tiap
tahun. Namun untuk besarnya telur bebek alabio cenderung lebih kecil
dari bebek lainnya. Hampir sama dengan bebek bali.
e. Itik Rambon
Bebek Cirebon/Karawang tergolong jenis bebek/bebek baru. Seekor
bebek cirebon dapat disebut sebagai bebek Rambon jika berasal dari
anakan hasil silangan bebek lokal asli Karawang dan Cirebon dengan
bebek Alabio dari Kalimantan. Hasil persilangan kedua bebek tersebut
membuat varian baru bebek pedaging yang lebih enak dengan produksi
telur yang meningkat.
Ciri khusus bebek Rambon adalah warna bulu coklat mengkilat
yang kecil, kaki dan paruhnya berwarna sedikit kehitaman. Badannya
tinggi ramping seperti botol dengan leher agak panjang. Bebek rambon
tergolong sebagai bebek yang cepat kawin karena masa birahinya yang
sangat sering. Produksi telur tidak kurang dari 70%, bahkan kebanyakan
dapat mencapai 80% dengan warna telur hijau setengah biru.
C. Pemilihan Bibit
Untuk itik jenis pedaging atau petelur dan pejantan bibit, harus
mempunyai sifat-sifat :
a. Pertumbuhan badannya cepat tetapi besar badan seragam, tidak
mempunyai cacat tubuh. Berat itik pejantan muda pada umur 20

6 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


minggu adalah 1,6 kg, pada umur 40 minggu adalah 1,8 kg. Berat
itik betina muda pada umur 20 minggu adalah 1,4 kg, pada umur 40
minggu beratnya 1,6 kg.
b. Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah
harus lengkap pada umur 14 hari.
c. Cepat mencapai dewasa kelamin atau umur mulai bertelur adalah 5 -
6 bulan.
d. Mempunyai daya hidup yang tinggi, hal ini dapat diukur dari angka
kematian yang rendah. Angka kematian pada priode pemeliharaan
anak (d.o.d) s/d mencapai umur mulai bertelur adalah sebesar 3%,
dari awal bertelur s/d diafkir adalah sebesar 2%.
e. Telur yang diperoduksi sebesar 200–300 butir atau lebih pertahun
sampai diafkir. Ternak itik sebaiknya diafkir setelah umurnya 1,5
tahun.
f. Kemampuan mengola pakan yang sering disebut angka konversi
pakan harus kecil (nilainya 2 – 2,5).
Kg. Pakan
Konversi pakan =
Kg. Produksi Telur
Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak
2,5 kg.

Untuk memperoleh bibit seperti di atas, peternak dapat melakukan :


a. Membeli bibit itik dari poultry shop yang memiliki breeding farm.
Dengan demikian akan diperoleh jaminan :
a) Kemurnian darah ras itik
b) Keseragaman umur anak itik (DOD) dan beratnya juga
seragam
c) Keseragaman jenis kelamin
d) Ketahanan terhadap penyakit sama, dan
e) Kemampuan produksi dari bibit tersebut.

7 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


b. Melakukan pembibitan sendiri. Tahapan pekerjaan yang harus
dilakukan adalah :
a) Pilih calon pejantan dan betina yang akan dijadikan sumber
anak itik dengan syarat-syarat berikut :
 sehat dan tidak cacat.
 bentuk fisik yang disenangi.
 dihasilkan dari perkawinan itik yang sehat dan
produksi telurnya banyak.
 umur diatas 8 bulan.
b) Pemelihara secara khusus, bedakan dengan ternak itik yang
dipelihara hanya untuk tujuan pengutipan telur. Hal-hal yang
harus dilakukan :
 pakan diusahakan lebih tinggi kadar gizinya.
 pengutipan telur lebih awal agar jangan tercemar.
 1 ekor pajantan untuk 6 – 8 ekor betina.
 cegah terhadap penyakit Pullorum, karena penyakit
ini disebarkan melalui telur.
c) Pilih telur dengan kriteria sebagai berikut :
 berat + 60 gram.
 bentuknya oval bulat lonjong, karena diduga yang
lonjong adalah calon jantan.
 beri tanggal pada telur agar jelas umur telur,
dieramkan sebaiknya umur telur jangan lebih 7 hari.
 simpan di ruangan yang bersih, segar tetapi tertutup.
d) Penetasan telur Untuk penetasan telur itik dapat dipakai
induk ayam, entok atau mesin tetas. Untuk 1 ekor ayam atau
entok mampu mengerami 10 butir telur itik.
D. Pakan Itik
Pedoman nutrisi pakan itik yang baku di Indonesia sampai sekarang
memang belum ada, akan tetapi para peternak sendiri yang meramunya
secara mencoba-coba. Para peternak biasanya menyusun pakan ternak

8 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


itiknya berpedoman kepada formula dari luar negri, kemudian disesuaikan
dengan bahan pakan yang ada di Indonesia.
Syarat pakan yang baik untuk ternak itik adalah sebagai berikut :
1. Ransum disusun dari bahan-bahan makanan yang mengandung gizi
lengkap seperti protein, lemak, serat kasar, vitamin dan mineral.
Susunlah dari beberapa jenis bahan makanan, semakin banyak
ragamnya semakin baik, terutama dari sumber protein hewani.
2. Setiap bahan makanan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam
bentuk pil tau butiran, agar jangan banyak tercecer waktu itik
memakannya. Bahan yang biasa digunakan untuk pakan itik adalah;
dedak, jagung, bungkil kedele, bungkil kelapa, lamtoro, ikan, bekicot,
remis, sisa dapur, tepung tulang, kepala/kulit udang dan lain-lain.
3. Jumlah pemberian dan kadar protein di sesuaikan dengan umur
pertumbuhan dan produksi telur.
4. Tempat makanan harus dicegah jangan sampai tercemar jamur
ataupun bakteri. Jadi harus selalu dalam keadaan bersih dan kering.
5. Sesuaikan jumlah tempat makanan dan minuman dengan jumlah itik,
agar jangan saling berebutan pada waktu makan.
Formula ransum itik yang memenuhi syarat dapat dilihat dari Tabel 1.
dan jumlah kebutuhan ransum itik per ekor per hari dapat dilihat pada
Tabel 2
Tabel 1. Formula Ransum Itik yang Memenuhi Syarat
Bahan Baku Awal Dara Petelur
( 0 – 4 mgg ) ( 5 - 22 mgg ) ( 23 mgg dst)
Jagung giling 25 % 20 % 15 %
Dedak halus 40 % 50 % 60 %
Ubi kayu 5% 5% 5%
Tepung ikan 20 % 15 % 10 %
Bungkil kelapa 5% 5% 5%
Bungkil kedele 5% 5% 5%
Jumlah 100 % 100 % 100 %

9 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Kadar protein 20 – 22 % 17 – 19 % 15 – 17 %
Ransum

Tabel 2. Jumlah Kebutuhan Ransum (Pakan) per Ekor per Hari


Umur (minggu) Jumlah (gr) Umur (minggu) Jumah (gr)
1 15 12 76
2 30 13 76
3 40 14 70
4 60 15 70
5 65 16 80
6 70 17 80
7 70 18 95
8 72 19 90
9 74 20 90
10 74 21 100
11 75 22 110
Catatan : pada umur 23 minggu s/d diafkir : 120-175 per ekor per hari, tergantung
produksi telur.

E. Sistem Perkandangan
Di Indonesia masih banyak ternak itik dipelihara secara tradisional
yaitu dengan mengembalakan itik di sawah atau di tempat-tempat yang
banyak air. Dengan semakin sempitnya areal pengembalaan dan banyaknya
kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, maka pemeliharaan cara
ini makin terancam kelestariannya.
Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini
adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaan dari sistem tradisional ke
sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air atau di kandangkan,
ini lebih menguntungkan karena kesehatan dan keselamatan itik lebih
terjamin. Selain itu, produktivitas telur lebih tinggi serta biaya pemeliharaan
lebih efisien.

10 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Banyak penelitian membuktikan bahwa itik tidak mutlak
membutuhkan air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara
intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu
sebanyak 203 butir/tahun/ekor, sedangkan yang digembalakan hanya
menghasilkan telur sebanyak 124 butir/tahun.
1. Syarat Perkandangan
Kandang merupakan tempat kediaman ternak dan dari kandang
tersebut, ternak memperoleh manfaat. Agar pembuatan kandang
tersebut benar-benar menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
itik, maka diperlukan pengetahuan tentang perkandangan antara lain:
a. Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya
tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut.
b. Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di
dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah).
c. Kandang yang dibangun harus memberikan hasil bagi peternak
berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa
kandang.
d. Dalam membangun kandang hendaknya tidak mengganggu
peternak dan keluarganya. Dan sebaliknya keluarga peternak juga
tidak mengganggu itik tersebut
e. Kandang yang dibangun itu harus memenuhi syarat ekonomis,
artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas.
2. Jenis Kandang
a. Kandang Itik Sistem Terkurung
Kandang ini sesuai bagi itik komersial untuk produksi telur
konsumsi. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan,
bagian atas dilapisi kapur dan barulah diletakkan alas berupa kulit
padi atau bekas serutan gergaji. Kelemahannya adalah bila alas
kandang basah karena tumpahan air minum, agak sulit untuk
membersihkan dan mengeringkannya terutama pada daerah yang

11 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


kelembabannya terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan timbulnya
penyakit.
b. Kandang Itik Sistem Pekarangan
Kandang itik sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung
dengan sistem lepas. Lantai kandang padat yang dilapisi sekam
padi. Atap kandang yang cocok adalah atap satu muka dengan
lubang angin di atasnya. Pada pekarangan yang disediakan itulah
terdapat tempat pakan dan minuman itik. Sedikit pelindung akan
berguna melindungi itik dari teriknya matahari dan hujan. Sekitar
pekarangan dibuat pagar dengan tinggi 75 cm.
c. Kandang Itik Sistem Baterai
Kandang sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam
petelur yaitu kandang individual. Semua kandang baterai
dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya
dipagar dengan bambu anyaman atau kawat.
d. Kandang yang Ideal
Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk
memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam
kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi
sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2
meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada
saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang
sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai,
sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat
atau bilah-bilah bambu.
3. Pemeliharaan Itik
Pemeliharaan Anak Itik
 Masa 0 – 4 minggu
a. Kandang panggung, dari kawat dengan alas bahan lunak
b. 20 – 25 ekor per m2

12 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


c. Fasilitas lampu pemanas (lamanya tergantung suhu
lingkungan)
d. Pakan dan air selalu tersedia
 Masa 5 – 8 minggu
a. 10 – 15 ekor per m2
b. Tanpa lampu pemanas
Pemeliharaan Itik Dara (masa pertumbuhan)
 Umur 8 – 20 minggu kandang kelompok
a. Bahan lantai terbuat dari semen atau tanah yang dipadatkan
dengan diberi campuran pasir dan kapur
b. Saluran air dangkal untuk minum dan membersihkan badan
c. Kepadatan 6 – 8 ekor per m2
d. Air minum tersedia terus menerus
e. Pemberian pakan 2 kali per hari
f. Pada akhir periode, bobot badan ideal tidak melebihi 1,6 kg
Pemeliharaan Itik Petelur (masa produksi) :
 Umur 20 minggu keatas
a. Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun
b. Kandang liter (tidur dan bertelur) yang beratap, dan kandang
lantai (bermain, makan dan minum) yang terbuka, dengan
perbandingan 1/3 dan 2/3
c. Lantai liter dialasi campuran pasir dan kapur dan ditutup
dengan kulit padi atau sekam
d. Tersedia saluran air yang lebar dan dangkal untuk minum,
membersihkan bulu dan mempertahankan suhu tubuh
e. Kepadatan kandang tidak melebihi 4 ekor per m2
f. Air minum tersedia terus menerus
g. Pemberian pakan 2 kali per hari
h. Pengambilan telur pada pagi hari
i. Kebersihan tempat pakan, tempat minum dan lantai kandang
harus terjaga

13 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


j. Cahaya lampu kecil untuk malam hari
k. Tersedia obat anti stress
F. Penyakit dan Pengendalian Penyakit Ternak Itik
Pencegahan (pengendalian) penyakit adalah salah satu kewajiban yang
tak terhindarkan apabila usaha ternak itik diharapkan memberi keuntungan.
Berbagai cara pengendalian dilakukan antara lain pemeliharaan kesehatan
dan kebersihan lingkungan peternakan maupun vaksinasi terhadap penyakit
tertentu yang sulit diobati.
Penyakit itik pada dasarnya terbagi dua yaitu :
 Penyakit tidak menular
 Penyakit menular
1. Penyakit Tidak Menular
Penyakit ini disebabkan oleh buruknya tata laksana pemeliharaan, seperti
keracunan, pemeliharaan kesehataan dan kebersihaan yang buruk,
kekurangan vitamin dan mineral, dll.
a. Strees (Cekaman)
Steres atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai faktor
pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik,
misalnya; kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah
tempat, pertukaran pakan dan lain – lain.
Obat untuk menanggulangi “stress” tidak ada. Yang dapat dilakukan
peternak adalah menghindari segala gangguan yang mungkin
menimbulkan “stress” dengan cara memelihara lingkungan dan
menjaga kebersihan lingkungan peternakan.
b. Kekurangan (defisiensi) Vitamin A
Makanan (pakan) yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat
menyebab-kan kekurangan vitamin A pada itik dan akhirnya
mengganggu pertumbuhan. Itik akan tampak selalu mengantuk,
kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan mudah
terkena infeksi.

14 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Pada anak itik umur sekitar 4 minggu yang kekurangan vitamin A
terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata keluar
berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Sedang pada
itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibat-kan penurunan
produksi telur, tubuh mengurus dan lemah. Jagung kuning merupakan
sumber vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik.
Penyakit kekurangan vitamin A umumnya terjadi karena peternak
mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang miskin vitamin A.
c. Brooder Pneumonia
Penyakit Brooder Pneumonia umumnya menyerang anak itik yang
masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena
kotak atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk
buatan kurang panas sehingga anak itik kedinginanan merasa pengap.
Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan di
kepala, pernafasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.
Pencegahan terhdap penyakit ini pada anak itik dapat dilakukan
dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol
panas induk buatan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking
soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk
mengurangi penyebaran penyakit
d. Rickets Duck
Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium dan
Fosfor menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan
pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang
terserang penyakit ini mengalami penyimpangan dan kelainan pada
persendian kakinya.
Pencegahan hanya bisa dengan memberikan pakan yang cukup
mengundang minural Calsium, Fosfor dan vitamin D. Ke dalam
ransum (pakan) itik harus ditambahkan 2 % tepung tulang dan itik
harus mendapat sinar matahari langsung.

15 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


e. Antibiotika Dermatitis
Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-obatan yang
mengandung antibiotika secara berlebihan. Akibatnya kulit itik
menjadi kering, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena
gatal-gatal pada kulitnya. Pencegahaan terhadap penyakit ini adalah
dengan menggunakan antibiotika seperlunya.
Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian “laxative” (obat
pencahar) ringan seperti “molasses” dapat memulihkan kondisi ternak
itik yang menderita dalam 4-6 hari.
f. Mycosis
Penyakit “Mycosis” pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau
tak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang
tumbuh di lantai (litter) kandang itik.
Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan
dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui,
itik akan mati dalam waktu seminggu.
Pencegahaan hanya bisa dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan
dan kebersihan kandang yang baik. Lantai (litter) kandang secara
berkala dijemur, diusahakan tidak lembab dan diberi kapur, terutama
dimusim penghujan.
Pengobatan penyakit Mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan
memberi antibiotika yang dicampurkan kedalam air minum atau pakan
itik.
g. Botulism (Limberneck)
Penyakit Botulism pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai.
Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu.
Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu
“Clastrididium Botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
Tanda – tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti
tidak bertulang, tidak tegag atau lunglai setelah itik memakan bangkai

16 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai
mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang
baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih
mungkin ternak itik yang sakit dapat diberikan obat–obatan pencahar
agar itik menceret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari
saluran pencernan.
Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan
yaitu dengan memberi : minyak kelapa satu sendok makan dan air
minum yang bersih. Minyak kelapa yang menbuat itik hausdan ingin
minum sebanyak–banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam
darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian
angka kematian akan menurun.
h. Keracunan Garam
Penyakit keracunan garam umumnya terjdi bila air itik atau air kolam
mengandung kadar garam yang tinggi, juga bils bahan baku pakan
tertentu berkadar garam tinggi. Keracunan garam pada itik lebih
sering terjdi di lokasi peternakan dekat pantai / tambak yang airnya
tercemar garam.
Ternak itik tidak begitu tahan terhadap garam yang berlebihan,
konsentrasi 2% saja dalam ransum (pakan) atau 4.000 ppm dalam air
minum dapat menimbulkan kematian.
2. Penyakit Menular
Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan
oleh ; virus, bakteri atau kuman yang bisa ditularkan melalui kontak
langsung atau lewat udara.
a. Fowl Cholera (kolera itik)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang
yang basah serta lembab mempercepat penularan. Penyakit yang
menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian

17 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


sampai 50%, sedang pada itik dewasa menimbulkan kematian kurang
dari 50%.
Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak, dan panas, jalan
sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan
meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari
kelompoknya.
Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah, dan itik
akan matii secara mendadak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera.
Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat
digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat
Sulfat.
b. Fowl Pox (Cacar)
Penyakit cacar ini menyerang itik semua umur yang disebabkan oleh
virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-
benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu sepertikaki
dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dalam
bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan
dan minum.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntukan
dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa benjolan-benjolan
dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan itu
sampai berdarah kemudian mengolesinya dengan yodium tingture (6-
10 %).
c. White Eye (Mata Memutih)
Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik segala
umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan.
Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini.
Kandang yang lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan
itik terserang penyakit ini.

18 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih
bening keluar dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam
beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas,
lemah dan akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak
bisa dihindari.
Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan dengan antibiotika yang
dicampur kedalam air minum atau pakan. Antibiotika yang sering
digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline
(aureomycin) dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram
dalam 40 gallon air minum akan membantu mengontrol penyakit
White Eye.
d. Coccidiosis
Coccdiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyarang itik.
Gejala itik yang diserangpenyakit ini adalah kurang nafsu makan,
berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui
kotoran itik yang membawa coccidia dan terjadi relatif cepat pada itik
segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah pada anak itik.
Untuk pencegahan dan atau pengobatan penyakit C0ccidiosis dapat
dipakai obat-obatan seperti : “furazolidone, nitrofurazone atau
nicardbazin”. Obat-obatan tersebut dicampurkan kedalam pakan itik
atau dilaturkan kedalam air minum. Untuk membantu kontrol penyakit
Coccidiosis, berikan vitamin A dengan konsentrasi tinggi.
e. Coryza
Penyakit Coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya
adalah semacam microorganisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada
awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat, melalui kontak
langsung antara itik yang sakit dengan itik yang sehat.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular ini adalah
keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip
dengan penyakit White Eye. Anak itik berumur 1 minggu sampai 2

19 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


bulan merupkan yang paling sering menderita. Akan tetapi itik dewasa
pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.
Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan
“Streptomycin Sulphat” secara individual dengan disis 0,4 gram
rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan dapat diulang
sekali dalam sehari untuk selama beberapa hari, dengan dosis
Streptomycin setengah dari dosis diatas.
f. Salmonellosis
Penyakit Salmonellosis menyerang itik segala umur dan dapat
menyebabkan angkan kematian sampai 50%. Penyebabnya adalah
kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan
atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : keluarnya
kotoran dari mata dan hidung dan menceret. Itik yang bisa sembuh
sendiri cukup berbahaya cukup berbahaya sebagai sumber penyakit,
maka sebaiknya disingkirkan saja.
Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan dan
kebersihan. Secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar
kandang bebas dari kuman Salmonella. Pengobatan dapat dilakukan
dengan memberikan “Furazolidone”.

g. Sinusitis
Penyakit Sinusitis menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana
pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakannya dan
tidak tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta
mendapat infeksi sekunder.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi
pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi
mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan
benjolan di bawah dan di depan mata.

20 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan
yang baik. Pengobatan bagi itik yang sakit ada;lah disuntuk dengan
antibiotika (strepto-mycin) ke dalam sinus yang menderita. Dosis pada
itik dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke
dalam 20 cc aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk
pengobatan yang lebih muda, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti
ini dilakukan sekali dalam 48 jam sampai sembuh.
h. Aflatoksikosis
Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh
“Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus Flavus”. Aflatoksin
menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya
membesar.
Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat
lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit kaki dan jari, terhuyung-
huyung, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda
terserang penyakit ini dibanding itik dewasa.
Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan
lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan
kandang agar bebas dari serangga. Pengobatan hanya bisa diusahakan
dengan memberikan anti biotika yang dicampurkan dalam air minum
atau pakannya.

21 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

22 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1 : Itik Tegal gambar 2 : Itik Alabio

Gambar 3 : Itik Mojosari

23 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”


24 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”
25 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, bambang. (2014). Berbagai Jenis Itik Lokal Unggul di


Indonesia. http://www.usahaternak.com/2014/01/berbagai-jenis-itik-lokal-unggul-
di.html

Saleh, eniza. (2004). Pengelolaan Ternak Itik di Pekarangan Rumah.USU


Digital Library

L, hardy Prasetyo, dkk. (2010). Panduan Budidaya dan Usaha Ternak


Itik.Balai Penelitian Ternak : Bogor.

26 | Ilmu Peternakan “Itik Petelur”

Anda mungkin juga menyukai