Anda di halaman 1dari 9

Penentuan Umur pada domba berdasarkan giginya

Gigi ternak mengalami erupsi dan keterasahan secara kontinyu. Pola erupsi gigi pada
ternak memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menduga umur ternak.
Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak mengakibatkan terasahnya gigi (Heath dan
Olusanya, 1988). Bedasarkan tahap pemunculannya, gigi seri ternak ruminansia dapat
dikelompokkan menjadi gigi seri susu (deciduo incosors = DI) dan gigi seri permanen (incisors =
I). Gigi seri susu muncul lebih awal daripada gigi seri permanen dan digantikan oleh gigi seri
permanen. Permuculan gigi seri susu, pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri permanen, dan
keterasahan gigi seri permanen terjadi pada kisaran umur tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman penentuan umur ternak ruminansia. Kambing dewasa memiliki susunan gigi
permanen sebagai berikut : sepasang gigi seri sentral (central incisors), sepasang gigi seri lateral
(lateral incisors), sepasang gigi seri intermedial (intermedial incisors), sepasang gigi seri sudut
(corner oncisors) pada rahang bawah, tiga buah gigi premolar pada rahang atas dan bawah, dan
tiga buah gigimolar pada rahang atas dan bawah (de Lahunta dan Habel, 1986; Edey, 1993; Heat
danOlusanya, 1988). Gigi seri susu pada kambing berjumlah 4 pasang (2DI1, 2DI2, 2DI3, 2DI4).
Cempe berumur 1 hari sampai 1 minggu memiliki sepasang gigi seri susu sentral (2DI1),
padaumur 1 - 2 minggu terdapat sepasang gigi seri susu lateral (2DI2 ), pada umur 2 – 3 minggu
terdapat sepasang gigi seri susu intermidial (2DI3), dan pada umur 3 - 4 minggu terdapat
sepasang gigi seri susu sudut (2DI4 ). Pada umur 1 - 1,5 tahun, 2DI1 digantikan oleh sepasang
gigi seri permanen sentral (2I1). Pada umur 1,5 - 2,5 tahun, 2DI2 digantikan oleh sepasang gigi
seri permanen lateral (2I2). Pada umur 2,5 – 3,5 tahun, 2DI3 digantikan oleh sepasang gigi seri
permanen intermedial (2I3 ). Pada umur 3,5 – 4,0 tahun, 2DI4 digantikan oleh sepasang gigi seri
permanen sudut (2I4) (Frandson, 1993).

Kenyataan bahwa gigi seri susu tumbuh dan digantikan oleh gigi seri permanen terjadi
pada umur tertentu, maka hal tersebut merupakan pedoman yang banyak digunakan di lapangan
untuk menentukan umur kambing. Selain itu, gigi seri permanenmengalami keterasahan yang
bentuknya dipengaruhi oleh jenis pakan yang dikonsumsi. Ukuran gigi ternak ruminansia
ditentukan secara genetik dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sedangkan mahkota gigi
dipengaruhi pakan maternal. Gigi ternak ruminansia berkembang dalam suatu deretan unit dalam
bidang morfogenik yang berkesinambungan. Setiap unit berkembang dengan cara tertentu
menurut posisinya pada bidang morfogenetik, Bidang tertentu mengalami diferensiasi ke wilayah
yang berhubungan dengan pembentukan gigi seri, gigi premolar, dan gigi molar (Colyer, 1990).

Judging dan Palpasi pada ternak

Judging Ternak

Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan
tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan
pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui
pengukuran tubuh.

Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping,
belakang, dan depan ternak tersebut. Untuk mengetahui ternak dalam kondisi sehat, perlu
diketahui karakteristik ternak yang sehat. Karakteristik tersebut meliputi, keadaan mata dan
kulitnya normal, pergerakannya tidak kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal, pengeluaran
kotoran (feces) dan urine tidak sulit, tidak ada gangguan dalam berjalan dan berdiri, serta
memiliki respirasi dan sirkulasi darah yang normal.

Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs) untuk
memilih ternak yang gemuk. Ternak kurus tidak selalu dalam keadaan sakit, tetapi ternak yang
gemuk menandakan produksi daging yang optimal. Pada hewan sapi, terdapat 13 tulang rusuk.
Semakin sedikit tulang rusuk yang membayang di balik kulit, ternak tersebut semakin gemuk.
Hal ini terjadi karena tulang rusuk tertutup oleh perdagingan dan lemak.

Kegemukan ternak (hewan ternak ruminansia) dapat diketahui dengan meraba perkembangan
otot di antara tulang processus spinosus (tulang belakang) dan processus transversus (tulang
rusuk rudimenter). Pada ternak yang gemuk, processus transversus tidakdapat teraba oleh tangan
dan terasa sekali perlemakan yang tebal di balik kulit.

Pada domba yang tertutup rambut tebal, perabaan dilakukan dengan tangan terbuka pada
punggung dari arah belakang dekat pangkal ekor sampai ke leher dengan jarak perabaan tidak
lebih dari lima sentimeter.
1. Inspeksi (pengamatan secara visual)

- depan

- samping

- belakang

2. Palpasi (perabaan)

- pangkal ekor

- sepanjang tulang punggung

- daerah bahu

- sternum

Tubuh domba yang baik (Bruns; 2003):

- berukuran panjang

- bagian loin yang panjang dan lebar.

- tulang pinggul yang lebar

- leher yang panjang

- berbentuk agak kotak

Body Condition Score

bersifat menduga perkembangan

perototan dan lemak dari domba

BCS 1
Tulang rusuk sangat terasa melalui kulit,tidak ada lapisan lemak, loin sangat tipis,terlihat sangat
kurus

BCS 2

Terlihat kurus, rusuk masih terlihatnamun tidak terlalu jelas, bagian loin eyecukup berotot,
bagian pinggul terlihat bundar dari samping

BCS 3

Terlihat sedang, rusuk mulai tidak terlihatdan tertutup kulit dengan rapih, perototanloin penuh
dan mulai tertutup lemak, bagian pinggul semakin bundar

BCS 4

Terlihat gemuk, terlihat akumulasi lemak di pangkal ekor, rusuk tertutup daging
danmembutuhkan tekanan lebih bila inginmeraba rusuk, loin eye tebal,

BCS 5

Terlihat sangat gemuk, tulang rusuk sulitdiraba, loin eye tebal dan tertutup lemak,lemak mulai
teras di seluruh tubuh.Gambar 2 : Body Condition Score pada domba(Sumber : Tames 2010)
Domba merupakan salah satu hewan ruminansia kecil penghasil wool yang suka berkelompok.
Sifat domba suka berkelompok, maka handling dan tilik ternak terhadap domba pun lebih mudah
dilakukan. Handling yang baik sangat diperlukan oleh peternak untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Eksterior atau tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh
dari luar untuk menentukan atau mengetahui kualitas dari suatu ternak. Penentuan kualitas atau
kondisi dari suatu ternak harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut : 1. Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara
membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingkan dengan
bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya dengan bagian lain. 2. Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga
kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak.
Perbedaan temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak
tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal. 3. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau
tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak
sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal.
Cacat genetik adalah cacat yang terjadi akibat faktor genetik misalnya testisnya hanya satu,
lambung hanya satu dan sebagainya. Cacat mekanik adalah cacat tubuh yang disebabkan karena
faktor luar, antara lain tubuh, kanibalisme, kaki pincang, kulit luka dan sebagainya. Penilaian
kondisi tubuh ternak juga dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 1. Morfologi Tubuh Bentuk
secara umum seekor ternak berkaitan dengan tujuan pemeliharaan ternak. Apabila bentuk
tubuhnya baik, maka seekor ternak pun dapat berproduksi dengan optimal. 2. Tingkat Kemurnian
bangsa. Tingkat kemurnian bangsa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memperkirakan kemampuan berproduksi pada sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni.
Bangsa murni (Pure breed) akan mampu berproduksi secara maksimal apabila dikelola secara
memadai. Sedangkan untuk sekelompok ternak yang tingkat kemurnian bangsanya rendah
(sering disebut bangsa peranakan atau turunan), akan berproduksi lebih rendah apabila
dibandingkan dengan sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni (Pure breed). Pane
(1986), peternak umumnya sangat memperhatikan bentuk atau penampilan fisik ternak yang
dipelihara. Beberapa karakter sifat fisik yang biasanya diperhitungkan dalam menilai seekor
ternak, misalnya perbandingan anggota tubuh, struktur tubuh keseluruhan, tipe ternak dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, dalam penentuan seleksi ternak sebaiknya dinilai berdasarkan
konstitusi tubuh, temperamen, dan kondisi tubuh ternak tersebut sehingga didapatkan hasil yang
maksimal. Ukuran-ukuran Tubuh Domba untuk Seleksi Seleksi berarti memilih ternak domba,
baik jantan maupun betina yang memiliki kualitas dan penampilan yang bagus sebagai bibit.
Semua ternak untuk bibit yang bagus dengan cara seleksi guna menggantikan ternaknya yang
sudah tua. Domba yang baik harus memiliki organ tubuh yang lengkap (tidak cacat),
pertumbuhannya cepat dan sehat. Seleksi ternak domba di Indonesia pada umumnya diarahkan
pada dua tujuan, yaitu domba potong dan untuk bibit yang baik. Sebagai pendekatan hasil seleksi
untuk mendapatkan bibit yang baik, oleh peternak digunakan sebagai cara berdasarkan penilaian
individual, penampilan, uji produksi dan silsilah. 1. Bobot badan Penimbangan untuk
mengetahui bobot badan domba dapat dilakukan dengan menggendong domba dan ditimbang
dengan alat timbangan yang disediakan. Selain bisa ditimbang secara langsung, bobot badan
dapat diketahui dengan cara penafsiran, yaitu dengan mengukur lingkar dada dan menggunakan
rumus tertentu untuk mengetahui bobot domba tersebut. 2. Tinggi pundak Tinggi pundak diukur
dengan tongkat ukur dari permukaan tanah sampai bagian pundak tepat dibelakang kaki depan.
Dalam pengukuran tinggi pundak ini posisi kaki domba harus berbentuk segi empat dan lurus.
Domba harus ditempatkan di tempat yang datar. Lokasi dan cara berdiri sangat mempengaruhi
hasil pengukuran. Jika domba berdiri dan kakinya menekuk maka ukuran akan berkurang. 3.
Lingkar dada Untuk mengetahui berapa besar lingkar dapat kita ukur dengan menggunakan pita
ukur. Pengukuran dilakukan pada daerah dad tepat di belakang kaki depan. Pengukuran langkar
dada berguna untuk penaksiran bobot badan, mengetahui perkembangan organ dalam apakah
rongga dada bisa menampung organ dalam dengan baik. 4. Dalam dada Untuk mengukur dalam
dada biasanya dugunakan tongkot ukur. Mengukur dalam dada dilakukukan diabagian pundak
sampai dasar dada tepat di bagian belakang kaki depan. 5. Lebar dada Lebar dada diukur dengan
menggunakan tongkat ukur atau caliper dari dada kiri sampai dada kanan tepat di belakang kaki
depan. 6. Panjang badan Untuk pengukuran panjang badan biasanya dilakukan dengan menarik
panjang dari bagian penonjolan tulang bahu sampai penonjolan tulang panggul (tulang ichi) atau
diukur dari pangkal tulang panggul sampai pangkal tulang leher (Denny, 2008).
Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan
tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan
pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui
pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan
sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk
tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. Ternak yang sehat
dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan
atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui
karakteristik ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan
tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).

Penilaian ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor ternak yang memiliki kapasitas
brreproduksi dan produksi serta tingkat kesehatan yang normal sesuai dengan bangasa ternak dan
daya beradaptasi pada suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan
untuk memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging, tipe perah,
tipe dwiguna, dan tipe wol.

Domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena pakan utamanya adalah tanaman atau
tumbuhan. Meskipun demikian domba lebih menyukai rumput dibanding dengan jenis bahan
pakan lainnya. Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui anaknya. Sistem
pencernaan yang khas didalam dirumen, menyebabkan domba digolongkan sebagai hewan
ruminansia.

Sifat domba suka berkelompok, maka handling dan tilik ternak terhadap domba pun lebih mudah
dilakukan. Handling yang baik sangat diperlukan oleh peternak untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Eksterior atau tilik ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh
dari luar untuk menentukan atau mengetahui kualitas dari suatu ternak (Anonim, 2011).

Daging domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat,
susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak domba adalah
bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil.

Domba tipe pedaging mempunyai bentuk badan panjang, lebar dan dalam. Keseluruhan
badannya penuh dengan urat daging dan lapisan lemak yang padat. Ia mempunyai leher yang
pendek, tetapi tebal. Dada lebar dan dalam. Punggungnya lurus kebelakang. Antara kakinya lebar
tetapi pendek. Kesan yang terlihat keseluruhannya untuk tipe domba pedaging ialah mempunyai
bentuk seperti tong, dengan timbangan badan yang berat, sedangkan ia hanya mempunyai bulu
yang tipis.

Langkah yang dapat ditempuh untuk menilai domba tipe potong adalah sebagai berikut :

a. Lihatlah domba yang akan kita nilai dari jarak 5 meter. Perhatikan dari arah depan,
samping dan belakang. Dari pandangan ini kita akan memperoleh kesan tentang panjang, dan
lebar badan. Kita juga akan lebih jelas untuk menyaksikan ketebalan bagian depan dan belakang
badan. Selain itu kokoh kaki depan dan belakang serta antara kedua kakinya.

b. Setelah selesai menilai dari jarak dekat, kita melakukan penilaian dengan cara mengukur
dengan tangan pada kaki sebelah atas untuk mengetahui seberapa besar tempat itu.

c. Langkah terakhir adalah merasakan lapisan lemak pada punggug dan dada dengan jalan
menyusup jari-jari kedalam bulu, dan usahakan jari kita menempel pada kulit pada bagian itu.
Jika empuk dan tebal itu adalah domba yang gemuk (Sumoprastowo,1987).

Domba pedaging bila dilihat dari depan tampak gemuk dan kompak. Untuk memilih (judging)
domba seyogyanya dilihat dari jarak 6-8 feet (1 feet = 0,3048) dan dilihat dari depan, samping
kiri, kanan dan belakang. Dari samping dilihat tebal dan tipis, bagian ham, panjang kaki, panjang
leher, punggung kuat, rata, leher sedang. Dilihat dari belakang cukup tampak lebar dan bentuk
agak bulat,terutama bagian belakang tampak sebert huruf U, bukan seperti hurufv. Bila dilihat
dari depan tampak kaki kuat, chest dan brisket gemuk, kalau kaki panjang mungkin kaki akan
bengkok.

a. Berat (weight)

Berat antara 70-80 lbs ( 1 lbs= 0,4536 kg)

b. Kondisi (condition)

c. Daging dan lemak seimbang kompak tampak rata (halus) bila dipegang, karena ada
estimasi kalau diraba bagus maka dagingnya juga bagus.
d. Kualitas (quality)

e. Kepala kecil, leher haluss, daging bagus kalau tampak perut kecil dan wol tampak bagus.

f. Head and neck ; diutamakan dari dahi lebar, muka kurus dan leher pendek.

g. Forequarter : tampak kecil bukan tipis karena daerah ini murah harganya.

h. Body : badan tampak besar sampai ke belakang paling mahal pada loin, rumps dan thinghs.

i. Bentuk (form) : bila dilihat dari belakang tampak bulat dan merata, rump dan things adalah
30% .

(Soenarjo,1988).

Anda mungkin juga menyukai