WAKTU : TEPAT WAKTU, TERLAMBAT > 15 MENIT DIANGGAP TDK HADIR KEHADIRAN : >+ 70 % ETIKA SOPAN SANTUN TDK MEROKOK DLM KELAS HP OFF / SILENT PENILAIAN : QUIZ, TUGAS, UTS, UAS, PERSONAL SAP
1. I. Pendahuluan, Kontrak Belajar
2. II-III. Morfologi, konstitusi tubuh ternak 3. IV-V. Kondisi tubuh ternak, temperamen ternak dan tingkat kemurnian bangsa 4. VI-VII. Bangsa, breed dari ternak besar 5. VIII. UTS 6. IX-X. Breed ternak unggas 7. XI-XII. Ukuran vital tubuh ternak 8. XIII-XIV. Pendugaan umur ternak 9. XV. Penilaian ternak 10. XVI. UAS ILMU TILIK TERNAK
Ilmu Tilik Ternak sering pula dinamakan Ilmu
Eksterior atau juga terkenal dengan Animal Judging. Ilmu TilikTernak adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pendugaan prestasi produksi (kinerja) seekor ternak dengan cara mengamati bagian-bagian tubuh luar (eksterior). Menurut Supiyono (1995), Tilik Ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau meramalkan prestasi dari suatu ternak. Ilmu Tilik adalah merupakan alat bantu dalam melaksanakan program seleksi ternak dalam rangka perbaikan mutu genetic sekelompok ternak. Ilmu tilik ternak merupakan ilmu pengetahuan untuk memberi penilaian dalam menentukan tipe dan kapasitas ternak sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas apa yang terlihat dari segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap potensi perkembangbiakan atau produksi. untuk melakukan penilaian terhadap hasil karkas, perlu dipelajari dan diketahui terlebih dahulu tentang pembagian karkas Ternak. Sebab dengan mengetahui pembagian karkas tersebut, para peternak ataupun tukang potong akan mampu melakukan penilaian dengan betul. untuk menentukan bakalan yang akan dipilih dalam usaha penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan ternak dengan melakukan penilaian/scoring Kegunaan dari ilmu tilik yaitu :
(1) untuk menyeleksi;
(2) untuk menentukan ukuran ternak; (3) untuk mencegah penipuan; (4) menemukan cacat tubuh; (5) prasyarat dalam perlombaan; (6) untuk mengetahui harga ternak tersebut => Menaksir BB ternak Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Untuk memperbaiki mutu genetic sekelompok ternak maka diperlukan program seleksi. Keadaan ternak yang perlu mendapat perhatian pada saat menilai produktivitas ternak adalah umur dan berat, pengaruh kelamin, perdagingan, derajat kegemukan dan persentase karkas. Untuk menilai ternak, terlebih dahulu harus diketahui bagian-bagian serta konformasi tubuh yang ideal dari ternak itu sendiri. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara kondisi ternak yang ideal dengan kondisi ternak yang akan kita nilai. Bagian-bagian tubuh ternak yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi yang akan dihasilkan. Pada ternak unggas (ayam & itik) untuk mengukur laju pertumbuhannya lebih mudah karena ukuran ternaknya kecil. Bagaimana kalau pada ternak ruminansia pada saat ingin mengetahui berat badannya, tentu memerlukan timbangan ternak khusus. Pada perusahaan peternakan yang mempunyai populasi ternak banyak tidak menjadi masalah untuk membeli timbangan ternak. Namun bagaimana jika skala kepemilikan kita kecil dan dalam proses merintis usaha. Oleh sebab itu peranan Ilmu Tilik Ternak sangatlah diperlukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengamatan yaitu:
(1) Posisi ternak berdiri normal, jarak antara
kuku kaki depan harus berjarak sejauh satu kuku; (2) (2) Kuku kaki ternak berada di keempat tiitk sudut; (3) (3) Pada saat ternak berjalan, hal ini kemungkinan ternak tersebut pincang; (4) (4) Mengetahui pencernaanya. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ternak Tumbuh - kembang dipengaruhi oleh: 1. faktor genetik, 2. pakan, 3. jenis kelamin, 4. hormon, 5. lingkungan dan 6. manajemen. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan sebelum lepas ternak adalah genotipe, bobot lahir, produksi susu induk, jumlah anak perkelahiran, umur induk, jenis kelamin anak dan umur ternak MORFOLOGI TUBUH
Morfologi tubuh adalah bentuk secara umum seekor
ternak dikaitkan dengan tujuan pemeliharaan ternak. Contoh untuk ternak perah, bentuk umumnya harus segi tiga dilihat dari belakang. Sedang untuk ternak daging, bentuk umumnya harus segi empat dilihat dari belakang. Untuk ternak dual purpose (dwiguna) yaitu merupakan ternak perah dan daging, maka morphologi tubuh merupakan bentuk kombinasi antara segi tiga dan segi empat. Berdasarkan tujuan pemeliharaan, maka ternak dibedakan atas beberapa tipe, yaitu: a. Tipe perah. b. Tipe daging. c. Tipe petelur. d. Tipe kerja. e. Kombinasi berbagai tipe. PENILAIAN KONDISI TUBUH Penentuan kualitas atau kemampuan dari suatu ternak harus memperlihatkan : 1. Konstitusi tubuh 2. Temperamen 3. Kondisi Tubuh KONSTITUSI TUBUH TERNAK
- Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian
tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. - Letak bagian tersebut dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya dengan bagian lain. - Contoh untuk ternak sapi perah, antara garis punggung dan pangkal ekor hendaknya merupakan garis punggung yang cembung. Bentuk cekung akan menunjukkan ternak yang bersangkutan tidak mampu berproduksi secara maksimal atau justru ternak tersebut lemah. - TEMPERAMEN TERNAK
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami
dari seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal. Terdapat beberapa perbedaan temperament pada beberapa bangsa/breed ternak yang berbeda, misal : temperament sapi bangsa Inggris (British Breed) akan berbeda dengan sapi bangsa India (Indian Breed). Perbedaan temperament akan menyebabkan perbedaan pula di dalam pengelolaan ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal. Ayam-ayam import atau Ras akan berbeda apabila dibandingkan dengan temperamentnya ayam kampung/bukan Ras (Buras), sehingga manajemen penangananya harus dibedakan agar supaya dapat memberikan produksi yang maksimal. Pengelolaan/managemen terhadap ternak-ternak tidak boleh mengabaikan tingkah laku atau temperament ternaknya. Ternak akan mampu memberikan produksi secara maksimal apabila ternak merasa diperlakukan secara alami/lestari sesuai di alam bebasnya. KONDISI TUBUH TERNAK
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya,
gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal. Yang dimaksud dengan kondisi tubuh ternak adalah menyangkut : a. Gemuk (penuh dengan daging) b. Sedang c. Kurus (sedikit sekali dagingnya).
Selain kondisi di dalam pengertian banyak atau sedikitnya daging, juga
menyangkut ada tidaknya penyakit yang sedang diderita atau cacat- cacat tubuh baik cacat genetic maupun cacat yang bersifat mekanik. a. Cacat genetic adalah cacat yang terjadi akibat faktor genetic, misalnya testes hanya satu (monorchidis). b. Cacat mekanik adalah cacat tubuh yang disebabkan karena faktor luar, antara lain akhibat jatuh, kanibalisme antara sesama ternak, misal : kaki pincang, kulit luka. TINGKAT KEMURNIAN BANGSA
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di
dalam menduga kemampuan berproduksi ternak. Pada sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni (pure breed) akan mampu berproduksi secara maksimal apabila dikelola secara memadai, sedang untuk kelompok ternak yang tingkat kemurnian bangsanya rendah (sering disebut peranakan/turunan) akan berproduksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan kelompok ternak yang tergolong bangsa murni (pure breed). BANGSA (BREED)
- Bangsa murni (pure breed ).
- Bangsa silangan (crossbreed). - Bangsa local (local breed).
Apakah syarat-syarat ternak tergolong dalam suatu
bangsa….? Tingkat kemurnian bangsa akan dapat dipergunakan untuk melakukan pendugaan mengenai kemampuan ternak tersebut berproduksi secara maksimal. Akan terjadi perbedaan kemampuan untuk berproduksi antar ternak tergolong bangsa murni, bangsa silangan serta bangsa local. Perkecualian pada kasus heterosis, dimana produksi ternak silangan justru lebih tinggi dari pada bangsa murninya. PENDUGAAN BOBOT BADAN
Ukuran-ukuran tubuh mempunyai korelasi
(hubungan) yang cukup erat dengan bobot badan. Rumus penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada. LINGKAR DADA
Rumus yang telah dikenal adalah rumus Schoorl
yang mengemukakan pendugaan bobot ternak sapi berdasarkan lingkar dada: RUMUS SCHOORL :
(lingkar dada (cm) + 22)2
Bobot badan (kg) = 100 Lingkar Dada dan Panjang Badan
Rumus lain diturunkan oleh Winter yang telah
menggunakan lingkar dada dan panjang badan dalam pendugaannya. Rumus itu sebagai berikut :
Bobot badan (lbs) = Lingkar dada (inchi)2 x Panjang badan (inchi)
300 RUMUS ARJODARMOKO
Rumus winter yang telah diubah oleh Arjodarmoko
yaitu sebagai berikut :
[Lingkar dada (cm)]2 x Panjang badan (cm)
Bobot badan (kg) = 104 Rumus Denmark yang menggunakan lingkar dada dalam satuan cm. rumus itu sebagai berikut : Bobot badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 18)2 100 Mengukur Lingkar Dada
Lingkarkan pita ukur pada posisi di belakang bahu
melewati gumba (pundak) sapi di bagian atas dan belakang kaki depan. Untuk sapi berpunuk, pengukuran lingkar dada, pas di belakang tonjolan punuk Mengukur panjang badan
Panjang badan diukur secara lurus dengan tongkat
ukur dari ujung sendi haluan ( bagian depan bahu) samapi ke tonjolan tulang duduk, kemudian catat hasil yang di peroleh. Mengukur tinggi Badan (Gumba)
Tinggi gumba merupakan ukuran tinggi sapi
Tinggi badan diukur lurus dengan tongkat ukur dari titik tertinggi pundak (pundak), di belakang kaki depan tegak lurus sampai ditanah Judging
Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan
beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging. Morfologi sapi berbeda-beda begitu pula pada hasil produksinya. Sapi perah bentuk morfologinya segitiga, jika dilihat pada bagian samping dan hasil produksinya susu; sapi potong bentuk morfologinnya segiempat dan hasil produksinya berupa daging; sapi dwiguna yaitu gabungan dari sapi yang dipekerjakan dan sapi yang dikomsumsi dagingnnya.