Anda di halaman 1dari 53

Materi Perkuliahan Ke-2 & 3

MANEJEMEN PENILAIAN TERNAK


(Livestock Judging Management)

OLEH :
DR. FERRY LISMANTO SYAIFUL, S.PT., MP

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan


manfaat dan cara penilaian ternak potong
untuk mendapatkan produktivitas ternak
potong yang tinggi.
Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan


definisi, manfaat, fungsi judging, cara
penilaian ternak potong.
POKOK BAHASAN

Manajemen Penilaian Ternak (Livestock


judging management)
SUB POKOK BAHASAN

1. Pengenalan dan pemahaman konsep:


Definisi, tujuan & manfaat, dan fungsi
judging
2. Teknik judging/ cara penilaian ternak
potong
BENTUK PENYAJIAN

Ceramah, Tugas dan Diskusi


Materi Perkuliahan Ke-2 & 3

MATERI PERKULIAHAN
PENILAIAN TERNAK (LIVESTOCK JUDGING)

ILMU SENI

PENILAIAN
TERNAK

SEGI PENAMPILAN FISIK/LUAR/EKSTERIUR


 Ilmu Tilik Ternak disebut juga dengan
eksterieur atau judging.
 Judging adalah penilaian tingkatan ternak
dengan beberapa karakteristik penting untuk
tujuan tertentu secara subjektif.
 Jadging adalah cara peternak menilai seekor
sapi dengan tujuan untuk mengukur kualitas
sapi tersebut. (istilah lain)
 Judging dapat digunakan untuk melihat
hubungan antara bentuk luar dengan kualitas
ternak.
 Tilik (Judging/Penilaian) adalah keterampilan
dasar yang penting untuk menjadi seorang
manajer peternak yang sukses.
 Kemampuan peternak yang harus dimiliki
dalam menilai seekor ternak:
1. Memiliki pengetahuan tentang bagian-
bagian tubuh ternak, terutama yang
berkaitan dengan konformasi tubuhnya.
2. Mengetahui kriteria tipe ternak yang akan
diusahakan, harus sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan pasar.
3. Mampu menilai ternak potong secara akurat
dan membuat keputusan berdasarkan fakta.
4. Bersikap jujur dan netral disertai dengan
alasan yang kuat dalam menentukan
penilaiannya.

 Judging terdiri atas tiga langkah yaitu:


1. Penilaian melalui kecermatan pandangan
(visual),
2. Penilaian melalui kecermatan perabaan
(palpasi),
3. Penilaian melalui pengukuran tubuh.
 Pengetahuan tentang judging penting untuk
membantu peternak dalam menentukan bibit.
 Seleksi yang dilakukan terhadap ternak selalu
melalui judging
 Judging merupakan tindakan seleksi dari
sekelompok ternak.
 Penggolongan ternak yang akan diseleksi
berdasarkan pada: jenis kelamin, umur
ternak, asal-usul ternak, bobot badan dan
bangsa.
 Judging tidak mungkin dilakukan kecuali
diketahui jenis ternak yang akan diseleksi.
TUJUAN DAN KEGUNAAN
A. Tujuan Judging
1. Mengetahui prestasi seekor ternak.
 Prestasi seekor ternak adalah nilai yang diberikan
kepada ternak sesuai dengan tujuan produksinya,
 misalnya: untuk sapi potong prestasinya adalah
berat hidup, % karkas, tebal lemak punggung, luas
urat daging mata rusuk, dll.
 Untuk menduga berat hidup,
 misalnya dapat dilakukan dengan mengambil
beberapa ukuran tubuh ternak. Seorang pedagang
ternak memiliki kemahiran menduga berat daging
seekor sapi hanya dengan memperhatikan tampilan
luar beberapa bagian tubuh ternak.
 Namun demikian namanya dugaan tentu tidak akan
persis sama dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Mengetahui ternak terbaik dari sekumpulan
ternak.
 misalnya menentukan seekor ternak juara dalam suatu
kontes ternak.
3. Menentukan jenis dan bangsa ternak.
 Dengan memperhatikan karakteristik luar tubuh seekor
ternak,
 Misalnya warna bulu tubuh kita dapat menentukan
apakah seekor ternak itu termasuk Simmental murni
atau silangan, sapi Bali atau bukan, sapi PO atau bukan,
dll.
4. Menentukan umur seekor ternak.
 Umur ternak pastinya diketahui apabila ada catatan
kelahirannya.
 Jika tidak, maka umur ternak dapat diduga dari cincin
tanduk (khusus untuk yang betina), pertukaran dan
pergesekan gigi.
5. Menentukan jenis kelamin ternak.
 Hal ini misalnya dapat dilihat dari alat kelamin luar
yang dimiliki oleh seekor ternak, atau tampilan dari
warna bulu tubuh (misalnya pada unggas terdapat
perbedaan warna bulu yang nyata antara jantan dan
betina.

6. Menentukan kesehatan seekor ternak.


 Hal ini dapat dilihat misalnya dari nafsu makan,
pergerakan, keadaan bulu tubuh, dsb.

7. Menentukan laju pertumbuhan seekor ternak.


 Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan melihat
lekukan-lekukan pada bagian tubuh tertentu, atau
dapat juga dilakukan dengan perabaan.
B. Kegunaan Judging
1. Seleksi ternak
 Untuk memilih ternak yang akan dipelihara,
peternak dengan memperhatikan tampilan luar
dapat menentukan bangsa, tipe yang ideal sesuai
dengan tujuan produksinya.

2. Menentukan pemberian pakan


 Pemberian pakan ditentukan a.l oleh berat badan
ternak tsb.
 Jika tidak ada timbangan, maka keahlian menaksir
berat hidup akan sangat membantu dalam
pemberian jumlah dan kualitas pakan yang sesuai.
c. Menetapkan harga
 harga pada umumya ditentukan oleh bobot
hidup/daging seekor ternak.
 Jika tidak ada timbangan maka keahlian menaksir
bobot hidup/daging sangat membantu menetapkan
harga yang cocok bagi seekor ternak.

d. Penilaian lomba/ kontes ternak


 Pemberian angka/skor oleh juri dalam kontes/lomba
ternak ditentukan oleh kriteria ternak sesuai dengan
umur dan tipe ternak, ukuran-ukuran tubuh sesuai
bangsa dan umur ternak.
c. Menetapkan harga
 harga pada umumya ditentukan oleh bobot hidup/daging
seekor ternak.
 Jika tidak ada timbangan maka keahlian menaksir bobot
hidup/daging sangat membantu menetapkan harga yang
cocok bagi seekor ternak.

d. Penilaian lomba/ kontes ternak


 Pemberian angka/skor oleh juri dalam kontes/lomba
ternak ditentukan oleh kriteria ternak sesuai dengan
umur dan tipe ternak, ukuran-ukuran tubuh sesuai
bangsa dan umur ternak.

‘’ Secara singkat dapat dikatakan penilaian dalam kontes


ternak selalu berdasarkan pada tampilan sifat kualitatif dan
kuantitatif ternak ’’.
Langkah Persiapan Penilikan/judging
Pada Ternak

a. Informasi
 Penilik mesti mengetahui tujuan penggunaan
individu yang ada dalam suatu kelompok.
b. Observasi
 Penilik mesti dengan hati-hati mengamati setiap
individu dalam kelompok
 Catat bagaimana individu tersebut berhasil atau gagal
mencapai persyaratan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
c. Membandingkan
 setiap individu mesti dibandingkan dengan yang
lainnya dalam kelompok tsb untuk menentukan
perbedaan dan kesamaannya.

d. Menyimpulkan
 setelah menyelesaikan tiga langkah pertama di atas,
penilik sampai pada penempatan yang logis dari
suatu individu atau karkas menurut kelasnya
Penilikan/ Judging Pada Ternak

A. Judging Sapi Potong Bibit


 Pondasi dari produksi ternak adalah kelompok ternak
bibit.
 Pilih ternak yang memiliki:
a. Indikasi efisiensi reproduksi yang tinggi
b. Konversi pakan yang efisien
c. Tipe yang akan menghasilkan komposisi karkas yang
diinginkan, karakteristik bulu atau kapabilitas
penampilannya
d. Kaki-kaki yang kuat dan struktur yang benar
Kemampuan individu untuk memenuhi persyaratan di
atas ditentukan oleh dua faktor: hereditas/sifat
warisan dan lingkungan.
 Pada sistem produksi modern diharapkan
menggunakan catatan sebagai alat bantu dalam
menentukan potensi genetik suatu individu dan
responnya terhadap lingkungan. Namun, catatan tidak
dapat menyatakan sejarah secara lengkap.
 Penilaian visual terhadap ternak hidup adalah penting
dalam memilih ternak bibit yang unggul.
 Seekor ternak hidup memiliki banyak fitur yang dapat
membantu perkiraan penilaiannya dalam satu
kelompok ternak bibit.
 Latihlah mata dan pikiran kita untuk mendeteksi dan
menilai fitur-fitur tsb.
 Dengan menilai satu individu terhadap yang lainnya,
kita dapat memilih individu yang terbaik dalam satu
program pembibitan/pemuliaan.
 Penilaian sapi potong bibit diperlukan alat penilaian
dalam bentuk table skor, timbangan, alat pengukur
tubuh dll.
 Beberapa hal yang dilakukan dalam penilaian sapi
potong bibit yaitu:
1. Perhatian lebih ditujukan pada tipe individual
daripada perototan atau kondisinya.
 walaupun karakteristik idealnya sesuai dengan
permintaan pasar.
2. Melakukan pengamatan pada jarak yang mencakup
keseluruhan frame ternak yang dinilai.
 (Pengamatan dilakukan dari samping dengan
jarak 2,5 – 3 m, dari depan dengan jarak 2,5 m dan
dari belakang dengan jarak 2,5 m)
3. Mengamati pada saat ternak berjalan untuk menilai
pergerakannya atau adanya kecacatan
4. Perabaan dilakukan untuk merasakan kualitas kulit,
perdagingan dan perlemakannya
5. Melakukan pengukuran ukuran-ukuran tubuh
penting yang sesuai dengan tujuan judging

Ciri sapi potong yang baik:


a. Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh
panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung
jumlah makanan yang banyak.
b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian
depan, tengah dan belakang serasi, garis badan atas dan
bawah sejajar.
c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging.
d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan.
e. Kaki besar, pendek dan kokoh
Pemilihan pejantan
berdasarkan penampilannya,
secara umum:
a. Postur tubuh besar, dada lebar
dan dalam.
b. Kaki kuat, mata bersinar.
c. Bulu halus.
d. Testis simetris dan normal
e. Sex libidonya tinggi (agresif)
f. Responsif terhadap induk
berahi
g. Sehat dan tidak cacat
h. Umur dewasa :
>2 tahun,untuk ternak sapi;
> 1 tahun, dombing
Pejantan sapi yang baik harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
 umur sekitar 4-5 tahun,
 memiliki kesuburan tinggi,
 daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-
anaknya,
 berasal dari induk dan pejantan yang baik,
 besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-
sifat pejantan yang baik,
 kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
 muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
 paha rata dan cukup terpisah,
 dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
 badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar,
 sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat
pada keturunannya.
B. Judging Sapi Perah
Pemilihan induk sapi perah
berdasarkan penampilannya :
a. Berpostur tubuh baik
b. Ambing baik, besar, dan nipple
nya ada 4
c. Rambut halus, mata bersinar
d. Nafsu makan baik
e. Tanda-tanda berahi teratur
f. Sehat dan tidak cacat
g. Umur siap kawin
> 1,5 - 2 tahun, sapi
> 10 -12 bulan, dombing
C. Judging Kambing/ Domba
Pemilihan bibit pedet/anak
dombing
 Idealnya mempunyai tanda telinga,
artinya pedet tersebut memiliki daftar
silsilah. Usahakan membeli bibit jangan
inbreeding (perkawinan
saudara/sedarah)
 Mata tampak cerah dan bersih
 Tidak ada tanda2 terganggu
pernafasannya, serta hidung tidak
berlendir
 Kuku tidak terasa panas bila diraba
 Tidak tampak ada parasit di tubuh dan
bulu(rambut)nya
 Daerah ekor dan anusnya bersih dan
kering
 Tidak nampak ada kerusakan kulit dan
kerontokan bulu
 Diusahakan beli bibit jangan inbreeding
D. Usaha Fattening ( Penggemukan )
 Pada usaha penggemukan, bakalan yang akan digemukkan
harus cocok untuk iklim tropis.
 Syarat-syarat bakalan yang baik antara lain adalah:
a. Umur : 12 – 18 bulan (laju pertumbuhan tinggi, efisien
dalam penggunaan pakan) paling tua 2,5 tahun
b. Jenis kelamin : jantan lebih cepat pertumbuhannya
daripada betina
c. Kesehatan : (sehat, kulit lentur dan bersih, mata bersinar,
nafsu makan baik)
d. Kondisi fisik : (badan persegi panjang, dada lebar dan
dalam, temperamen tenang, kondisi sapi boleh kurus tetapi
sehat, pertumbuhan baik)
e. Bangsa : mudah beradaptasi dan genetiknya baik.
Judging Sapi Siap Potong/ Siap Jual

Memilih ternak untuk dipotong


 Saat ini, ternak tipe-daging memiliki prosentase
otot yang tinggi dan prosentase lemak yang
rendah.
 Indikator terbaik dari perdagingan adalah:
a. Ketebalan yang menyeluruh pada bagian belakang
tubuh/pantat
b. Ketebalan yang alami pada bagian atas tubuh
c. Kaki depan yang berotot
d. Lebar antara kaki yang alami
Lemak diukur oleh tiga kriteria: jenis, jumlah, dan
lokasinya.
 Penilaian sapi siap jual lebih ditekankan pada
karakteristik konformasi dan kondisi akhir
daripada terhadap karakteristik jenis kelamin
dan bangsa.
 Karakteristik idealnya adalah sapi yang siap
dipasarkan harus memiliki katagori dan
pertimbangan yang sesuai selera konsumen dan
secara ekonomis akan lebih menguntungkan.
 Bentuk penilaiannya terlihat pada Tabel 1.
Mengukur Produksi Ternak Sapi Potong
sebelum dipotong/ disembelih

Produksi ternak sapi pedaging


sebelum di potong dapat diukur
dari dimensi tubuhnya:
 Tinggi Pundak (a) : Jarak dari
permukaan yang rata sampai bagian
tertinggi pundak melewati bagian
scapulla secara tegak lurus, diukur
dengan menggunakan tongkat ukur.
 Panjang Badan (b): Jarak dari
bongkol bahu (tuberositas humeri)
sampai ujung tulang duduk (tuber
ischii), diukur dengan menggunakan
tongkat ukur.
 Lingkar Dada (c) : melingkarkan pita
ukur pada bagian dada belakang
bahu, diukur dengan pita ukur.
Sapi Kurus
(otot yang sempit, dangkal, dan otot ringan)
Sapi Gemuk
Tabel 2. Skor penilaian sapi potong betina dewasa
Modifikasi skor
Karakteristik Nilai
konformasi maksi Derajat Pengali Angka
mum pendugaan maksimum
Penampilan umum 15 1–5 3 15
(perototan tipe
komersial, proporsi
dan perkembangan

Kepala dan leher 5 1–5 1 5


Tubuh bagian depan 15 1–5 3 15
(dalam, lebar, tulang
rusuk, cantelan)
Bagian tengah tubuh 15 1–5 3 15
(punggung, loin,
perut)
Modifikasi skor
Karakteristik Nilai
konformasi maksi Derajat Pengali Angka
mum pendugaan maksi
mum
Tubuh bagian 20 1–5 4 20
belakang (pinggul,
pelvis) lebar, panjang,
bentuk.
Kaki dan gaya 10 1–5 2 10
berjalan
Ambing (ukuran, 20 1–5 4 20
bentuk, kekenyalan
dan putting)
Total 100 100
Tabel 3. PENILAIAN SAPI PERAH BETINA
Judging pada Kambing & Domba

 Tujuan judging pada kambing & domba:


1. tujuan pasar atau potong (market classes),
2. tujuan bibit (breeding classes).
 Untuk tujuan dipotong, penilaian lebih dititik beratkan
pada tipe ternak, perototan, keunggulan karkas, hasil
daging, kualitas, kesimetrisan dan kehalusannya.
 Penilaian tipenya didasarkan pada konformasi tubuh
(struktur dan bentuk tubuhnya).
 Domba yang siap dipasarkan harus mempunyai
ketebalan lemak punggung 0,35 – 0,65 cm yang diukur
pada tulang rusuk ke 12 dan 13.
 Untuk ternak bibit, penilaian
lebih ditujukan pada:
1. Kondisi tubuh,
2. Ukuran tubuh,
3. Keadaan kaki
4. Pertulangan
5. Bangsa
6. Jenis kelamin,
7. kehalusan tubuh.
Langkah-langkah judging pada domba:
 Mengamati domba dari jarak yang cukup dekat
dari depan, belakang dan samping.
 Pastikan bahwa domba berdiri dengan baik
pada ke empat kakinya dalam posisi segi empat.
 Saat jari-jari melakukan perabaan, lakukan
penekanan pada bagian-bagian tubuh domba
agar bisa merasakan perdagingan dan
perlemakannya.
 Perabaan (palpasi) pada domba penting artinya
karena keadaan tubuh domba sangat dipengaruhi
oleh penutupan bulu.
 Untuk mengetahui perototan, kekuatan, dan
kelurusan punggung, perabaan dilakukan dengan
tangan terbuka
 Perabaan dimulai dari bagian bahu
atau ekor.
 Bila perabaan dimulai dari ekor,
awali dari bagian lutut menuju ekor.
Kemudian dilanjutkan dari ekor ke
bagian bahu sambil dirasakan
perdagingan dan perlemakan-nya.
 Dengan penekanan jari, rasakan
pada titik bahu keadaan
perlemakannya bila domba tersebut
digemukkan.
 Rentangkan jari tangan dengan
jengkalan pada bagian bahu, agar
bisa dirasakan kedalam dadanya.
Keadaan rusuk depan saat dinilai
harus melengkung seperti busur.
 Dengan tangan dan jari-jari
yang masih direntangkan,
telusuri bagian tubuh samping
domba, rasakan perdagingan
dan perlemakannya pada
bagian rusuk.
 Rentangkan jari tangan pada
bagian pinggang (loin) untuk
menilai luas dan dalamnya
bagian tersebut. Jengkalkan
tangan dari bagian akhir rusuk
sampai ke bagian tulang duduk
untuk menilai panjang loin.
 Amati ketebalan bagian legok
lapar belakang untuk menilai
hasil penggemukannya.
 Amati ketebalan bagian legok lapar
belakang untuk menilai hasil
penggemukannya.
 Amati bagian pinggul/bokong
(rump) untuk melihat keluasannya,
merata dan seragam lebarnya.
Jengkalkan tangan pada bagian ekor.
 Rasakan keadaan kaki-kakinya
dengan menekankan jari tengah
pada bagian dalam paha atas
sampai ke betis untuk menilai
perototannya.
 Apabila terasa perototannya cukup
dalam dan merata menandakan
bahwa penggemukannya terlalu
berlebihan.
 Dalam menilai domba bibit, nilailah
keadaan bulunya.
Daerah utama untuk merasakan perdagingan dan
perlemakan dengan palpasi adalah:
• Daerah seputar pangkal ekor.
• Daerah seputar spinous processes sepanjang tulang
punggung dan seputar eye muscles, serta ujung-ujung
tranverse processes di daerah lumbar.
• Seputar spinous processes di daerah bahu.
• Seputar breast bone atau daerah sternum.
 Kondisi ideal
Kambing adalah
lemak eksternal tipis,
tapi seragam,
menutupi pinggang,
tulang rusuk dan
bahu.
 Ketebalan lemak
eksternal di atas
pinggang pada
tulang rusuk ke-13
harus antara 0,08
hingga 0,12 inci atau
rata-rata 0,1 inci
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai