OLEH:
GHEA BUNGA PERTIWI
E10017013
PETERNAKAN
A
FAKUTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
1. BABI
Jenis Babi yang saat ini ada sangat beragam. Bermacam-macam babi, mulai dari
yang asli lokal ataupun didatangkan dari manca negara ada di Indonesia. Peternakan babi di
Indonesia merupakan salah satu peluang ternak yang mempunyai prospek bagus. Hal ini
disebabkan karena babi adalah ternak yang dapat berkembang biak dengan cepat, mudah
menyesuaikan dengan lingkungan, tidak memerlukan lahan yang luas, cara pemeliharaan
yang mudah, serta biaya infestasi yang digunakan juga relatif murah. Pemasaran ternak babi
juga cukup mudah, baik dalam bentuk ternak hidup ataupun dalam bentuk daging potong.
Peternakan babi termasuk salah satu komoditi ekspor yang cukup diminati di manca negara.
Menurut asal-usulnya babi yang ada di Indonesia di bagi menjadi 2 jenis babi, yaitu babi
lokal dan babi dari luar negeri.
Babi lokal
Merupakan jenis babi yang telah dipelihara masyarakat secara turun temurun, kemungkinan
berasal dari babi hutan yang disilangkan dengan babi lainnya. Berikut ini beberapa jenis babi
lokal beserta ciri-cirinya
1. babi sumba
merupakan babi dengan warna hitam ( kadang berwarna merah kehitaman ), mempunyai
bentuk fisik menyerupai babi hutan, badan sedang pendek namun dalam, mempunyai
bentukan kepala lonjong, moncong lancip, telinga kecil berdiri. Bila babi jenis sumba
dipelihara dengan baik, maka akan dapat mencapai berat optimum sekitar 70-80kg pada usia
10 bulan.
2. babi bali
memiliki ciri berwarna hitam dengan bagian berwarna putih pada daerah perut, dada, dan
kadangkala warna putih ada juga pada pangkal ekor babi. Bentuk tubuh babi bali kecil
dengan berat rata-rata sekitar 60kg untuk babi dewasa dan 90 kg pada babi yang sudah tua.
Bentuk kepalanya kecil, panjangnya sedang, badan dalam, telinga berdiri. Pada babi jenis ini
memilliki ciri spesifik, yaitu punggung lentik dan perutnya turun ke bawah.
Selain babi yang tersebut di atas, ada beberapa jenis babi lokal lainnya yang saat ini
berkembang di peternakan babi Indonesia. Merupakan babi-babi persilangan dari berbagai
jenis, diantaranya adalah Babi Tapanuli, babi Papua, Babi Karawang, Babi Nias. Babi
tersebut bukan merupakan babi hutan, tetapi dulunya didatangkan dari luar Indonesia,
kemudian mengalami persilangan dengan babi lainnya.
Pada saat ini ada beberapa babi yang berasal dari luar negeri dan cukup terkenal, beberapa
diantaranya adalah :
1. Landrace
memiliki ciri berwarna putih ( kadang disertai bintik hitam pada kulitnya ), badannya panjang
dengan bentukan paha seperti segi empat, panjang kaki relatif pendek, besaran telinga sedang
walau ada juga yang mempunyai telinga besar bahkan sampai rebah.
2.Yorkshire
Adalah babi luar dengan ciri berwarna putih, kadang disertai bintik hitam pada kulitnya,
bagian muka babi sedikit melebar, daun telinga tegak dan mengarah ke depan.
3. Duroc
berwarna merah sampai kecoklatan dengan berbagai variasinya. Daun telinga berukuran
sedang, agak rebah ke depan dengan dua pertiganya tegak dan sepertiga telinga tegak.
4.Hampshire
Memiliki ciri khusus berwarna hitam, terdapat warna putih seperti selendang yang berukuran
bahu dan termasuk kaki depannya juga. Bentukan kaki panjang dan badan babi tidak terlalu
dalam.
Selain jenis babi yang telah tersebut di atas, sebenarnya masih ada jenis lainnya yang
terkenal di Indonesia seperti Backshire, Chester White, Saddleback, Polland China,
Tamworth, dan Hereford
Pada dasarnya ternak babi memiliki bangsa yang membedakan antara babi yang satu
dengan babi yang lain. Adapun bangsa-bangsa babi tersebut terbagi menjadi tiga (3) tipe,
yaitu diantaranya :
1. Tipe lemak (lard type), memiliki ciri-ciri:
- Ukuran tubuh berlebihan, lebar
- Cepat atau mudah menjadi gemuk, kemampuan dalam pembentukan lemak cukup
tinggi
- Ukuran kaki pendek
Contoh : bangsa-bangsa babi Indonesia cenderung ke arah tipe lemak.
2. Tipe daging (Meat type), memiliki ciri-ciri:
- Ukuran tubuh panjang dan halus
- Bagian sisi tubuh panjang, dalam halus
- Punggung berbentuk busur, kuat dan lebar
- Susunan badan padat, lemak sedikit
- Kepala dan leher ringan, halus
- Ukuran kaki panjang sedang, tumit pendek kuat
- Ham berkembang cukup bagus dan dalam
Kelompok babi ini banyak diternakkan di AS.
Contoh: Hampshire, Polan China, Spotted Poland China, Berkshire, Chester White,
Duroc.
3. Tipe dwiguna (bacon type). Termasuk kelompok babi type sedang ialah yang memiliki
tanda-tanda sebagai berikut:
- Ukuran tubuh panjang dan dalamnya tubuh sedang dan halus
- Ukuran lebar tubuh sedang, timbunan lemak sedang, halus
Kelompok babi tipe bacon banyak diternakkan di Inggris, Belanda, Kanada dan
Polandia.
Contoh : Yorkshire, Landrace, Tamworth
Selain ternak babi dibedakan berdasarkan bangsa-bangsa, namun ada juga faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan tipe babi, yaitu :
a) Pemasaran
b) Tujuan peternak
c) Bangsa atau strain
d) Makanan
e) Saat pemotongan
Adapula jenis babi yang lain, diantaranya seperti babi liar (babi hutan) mungil, Aili
(batak), Jani (dayak), Babui (kayan), Dahak (Kapuas), dimana spesies ini belum dijinakkan,
namun sering diburu sebagai sumber daging tergolong besar tinggi 1m panjang 1m dan berat
dewasa bisa 150 kg, makanannya tumbuhan biji-bijian, buah-buahan, rumput-rumputan,
serangga, hewan melata dan liar.
Babi piara ada 312 varietas dan 87 varietas yang resmi kini dikenal dengan babi unggul,
merupakan hasil seleksi dan persilangan beberapa bangsa babi sehingga dihasilkan bangsa
baru kemudian menyebar keseluruh dunia misalnya 60% babi potong komersial didunia
adalah Yorkshire (large White).
Babi Lokal
Jenis babi lokal terdiri dari babi batak dan babi toraja, adapun karakteristik kedua babi
tersebut, yaitu :
a) Babi Batak:
ü Tinggi pundak 54-51 cm, panjang 71-95 cm
ü Telinga tengah warna rata-rata hitam walaupun ada warna bercak-bercak putih
ü Bulu pada bagian bahu dan leher agak tebal
ü Rata-rata putting susu 10
b) Babi Tana Toraja
ü Babi kecil (minipig)
ü Tinggi pundak 45 cm, panjang 71 cm
ü Warna hitam putih dan ada yang hitam semua.
Tujuan Penggunaan Binatang Babi Lokal
Pada masyarakat Batak (Karo) babi biasanya digunakan untuk :
Bangsa-bangsa babi dibagi menjadi beberapa 3 type yaitu tipe lemak, tipe daging dan
tipe dwiguna (bacon), hal ini terjadi karena permintaan konsumen, sifat bahan makanan yang
diberikan dan cara pemeliharaan akan tetapi pada peternakan modern saat ini bangsa ini tidak
ada karena satu tujuan yaitu untuk menghasilkan daging yang bermutu.
Berikut ini Bangsa Babi dan karakteristiknya :
1. American Landrace
Dikembagkan di Denmark
Bewarna putih
Karkas panjang, paha besar, kaki pendek
Konversi pakan baik
2.) Berkshire
5.) Hampshire
Berwarna hitam dengan sabuk pitih disekeliling pundak dan kaki depan
Berasal dari Boone, kentunky
Karkas panjang, daging banyak, lemak punggung sedikit
Petambahan bobot badan baik dan sifat keindukan masih bagus
6.) Hereford
Muka putih, tubuh merah, dua kaki dan lipatan ekor berwarna puth
Karkas baik, daging bagian pundak padat dan kompak
9.) Yorkshire
Berasal Jerman
Tubuh yang besar dan dangingnya banyak
Telinga besar dan panjang
Kepala yang besar dan sedikit panjang
Tulang belakang panjang dan lebar hampir bulat
Saddleback merupakan bangsa babi unggul yang berasal dari Inggris. Saddle
Back termasuk babi tipe daging
Kepala sedang dan halus
Telinga terkulai
Rahang rata
Punggung berbentuk busur.
Saddleback memiliki persamaan khas dengan Hampshire, yaitu sama-sama berwarna
hitam dengan bagian bahu berwarna putih sampai ke kaki.
Babi Liar di Indonesia
Berbadan besar, panjang badan 1-1,6m tinggi pundak 1m dan bobot badan 150kg
Jantan dewas ada kutil kecil di muka, & bulu seperti sikat di pipi, seperti janggut
Warna bervariasi, merah, coklat pucat, kuning kecoklatan, dan hitam.
2. KUDA
Kuda merupakan hewan yang sudah lama didomestikasi oleh manusia dan pada
umumnya dimanfaatkan jasanya sebagai sarana transportasi. Menurut catatan Wikipedia,
kuda pertama kali didomestikasi pada tahun 30.000 SM dan mulai digunakan sebagai
kendaraan pada tahun 2000 SM.
Kini, kita dapat mengenal kuda berdasarkan kegunaannya nya yaitu kuda pacu/balap,
kuda tunggang (stock horse), dan kuda penarik (draft horse). Berdasarkan ukuran tinggi dan
berat, kuda diklasifikasikan menjadi kuda ringan (light horses), kuda berat (heavy horses) dan
kuda poni.
Kuda-kuda yang kita kenal sekarang merupakan keturunan dari 5 spesies kuda yaitu ;
Equus caballus germanicus (Kuda Eropa Timur)
Equus caballus gmelini (tarpan)
Equus caballus orientalis (Kuda Asia)
Equus caballus occidentalis (Western Horse)
Equus caballus ferus/przewalski (Kuda Mongolia)
Kelima spesies tersebut hingga kini menurunkan Bangsa-bangsa kuda yang berbeda-beda dan
tersebar di seluruh dunia. Kebanyakan adalah hasil persilangan antara satu dan bangsa lain
yang berbeda sehingga menciptakan bangsa yang baru.
1. American Quarterhorse
3. Appaloosa
4. Percheron
Sering diikutkan dalam kompetisi draft horse di Jepang, yaitu festival Ban’ei. Tipe : kuda
penarik
5. Andalusian
6. Clydesdale
Termasuk jenis kuda liar namun memiliki perangai yang ramah, setia serta kekuatan yang
hebat. Tipe : kuda tunggang & penarik
8. Criollo
9. Gipsy
Dikenal karena keindahan bulunya. Tipe : kuda tunggang
10. Lipizzan
11. Akhal-Teke
Berasal dari Turkmenistan. Tipe : kuda balap
12. Arabian
Berasal dari Tennessee , USA dan memiliki keunikan sendiri yaitu four-beat running-walk-
nya
14. Falabella
Berasal dari Argentina. Dikenal juga sebagai Falabella miniature horse. Unik karena
ukurannya yang tergolong mini. Baisanya dimanfaatkan untuk latihan menunggang anak-
anak.
15. Pinto
Berikut ini adalah bangsa-bangsa kuda yang terapat di Indonesia dan bisa
dikategorikan sebagai kuda lokal. Kebanyakan adalah keturunan dari Kuda Sandel yang
merupakan hewan endemik Indonesia dan populasinya menyebar ke hampir seluruh pelosok
nusantara.
Merupakan pemuliaan antara Kuda Thoroughbred dan kuda lokal Indonesia seperti
Sandalwood.
2. Sandalwood/Sumba/Sandel
3. Kuda Batak
4. Kuda Gayo (Aceh)
7. Kuda Jawa
Kuda lokal yang biasa ditemui di pulau Jawa.
Kuda TB Champion
Berbekal dengan cara trial and error, persilangan beberapa kuda merubah jalan cerita dunia
perkudaan, kuda arab dapat dianggap sebagai cikal bakal berbagai jenis kuda di dunia.
Menurut keterangan penjelajah dunia Marco Polo saat berkunjung ke India tahun 1290. Para
sultan di India telah menyebar luaskan kuda arab ke berbagai negara lain di Asia. Salah satu
caranya adalah melalui hadiah perkawinan. Melalui ekspansi tentara arab ke berbagai penjuru
Negara pada awal abad pertengahan, maka kuda arab menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Kuda arab tersebut kemudian dikawin silangkan dengan kuda lokal di daerah masing-masing
negara. Sampai saat ini telah dikenal lima ekor kuda pejantan arab yang terkemuka, masing-
masing bernama The Byerley Turk (1684), The Leeds Arabian (1965), The Dardley Arabian
(1700), The Alcock Arabian (1704), dan The Godolphin Arabian (1730). Nama dari kuda
pejantan ini akan kita temukan pada silsilah keturunan kuda jenis Throughbred yang tersebar
di seluruh dunia.
Mengenali kuda jenis ini tergolong mudah, selain bentuk fisik yang bagus, warna yang sangat
umum dapat dijumpai seperti bopong, dawuk, napas, jeragem. Selain itu jika kita perhatikan
dari leher, kuda ini memiliki leher yang lebih panjang dari kuda jenis lain, bentuk dada yang
lebih ramping daripada kuda jenis cold blood dan kuku yang berukuran besar. Sifat yang
sangat antusias terhadap orang dan cenderung aktif.
Thoroughbred Indonesia mulai dikenalkan sejak 1960-an saat keputusan dari Presiden
Soeharto tentang perbaikan mutu kuda. Tim kavaleri kuda TNI AD pada akhirnya mulai
mendatangkan beberapa pejantan unggulan dan melakukan kawin silang dengan kuda lokal
Indonesia. Thoroughbred termasuk salah satu jenis kuda yang dikembangbiakkan, dan mulai
1990 PORDASI mengadakan kelas khusus Thoroughbred Indonesia. Kuda ini sendiri
sebenarnya merupakan persilangan kuda Thoroughbred asli Australia dengan kuda lokal kita.
Sehingga banyak dikenal sebagai kuda G atau kuda keturunan. Sampai saat ini Indonesia
sudah memiliki G7 yang artinya keturunan ke 7 dari Thoroughbred asli. Tahun 2010 baru ini
pemangku kepentingan sudah menetapkan adanya ras baru dimulai dari kuda G5- seterusnya
mengingat susunan genetikanya sudah berbeda dari kedua induknya, Hal ini ditandai dengan
adanya PP dari menteri pertanian.