Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHAN PAKAN ALTERNATIF

“Potensi dan Pemanfaatan Limbah Industri Kecap”

Disusun oleh:

Kelompok 3

Ananda Salsabila 200110190149

Kustiawan Triputra 200110190158

Dewi Fortuna Muslim 200110190195

Chika Trinita 200110190192

Pipih Nuraeni Lestari 200110190139

Mochammad Reza R. 200110190168

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi

kami petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah dengan tema

“Potensi dan Pemanfaatan Limbah Industri Kecap” ini disusun dengan tujuan untuk

menyelesaikan tugas pada mata kuliah Bahan Pakan Alternatif yang diberikan

kepada kelompok kami.

Selanjutnya, kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam proses penulisan makalah ini. Khususnya terima

kasih kepada Dr, Ir. Budi Ayuningsih, M. Si., Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M. Si. IPM,

Lizah Khairani, S. Pt., M.T., M. Agr. dan Dr. Romi Zamhir Islami, S. Pt., M. Si.

selaku dosen pengampu mata kuliah Bahan Pakan Alternatif.

Walaupun makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin, kami menyadari

bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

kami menerima adanya kritik dan saran yang dapat membangun. Kami berharap

semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah informasi bagi para pembaca

dan bagi kami sebagai penyusun.

Sumedang, 17 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Maksud dan Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Ampas Kecap 3
2.2 Kandungan Nutrien 3
2.3 Potensi Limbah Industri Kecap 3
2.4 Penggunaan Ampas Kecap dalam Pakan Ternak 5
2.5 Pengaruh Pemberian Ampas Kecap pada Ternak 5
BAB III 6
KESIMPULAN 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan merupakan salah satu faktor penting di dalam suatu usaha peternakan,

terlebih terhadap tinggi rendahnya produksi. Ketersediaan pakan baik kualitas,

kuantitas maupun kontinuitasnya merupakan faktor yang penting dalam

menentukan keberhasilan usaha peternakan. Kecukupan pakan harus ditunjang oleh

usaha penyediaan pakan secara kontiniu dan mencukupi kebutuhaan ternak.

Seringkali dalam usaha peternakan terdapat permasalahan dalam hal pakan.

Salah satunya yaitu terkait biaya pakan konvensional dari pabrikan yang semakin

mahal. Pembelian pakan pabrikan dalam kuantitas sedikit tentu menyebabkan

harganya lebih tinggi dan menjadi tidak efisien. Selain itu, ketergantungan peternak

terhadap pakan hijauan pada sistem budidaya tradisional sangat besar. Kasus yang

terjadi di beberapa daerah pada saat musim kemarau peternak menghadapi

permasalahan kekurangan pakan hijauan sehingga harus mencari hijauan yang

jaraknya berkilo-kilo meter dari rumahnya yang tentu saja menyita waktu tenaga

dan biaya transportasi.

Limbah agro industri merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan

permasalahan mengenai pakan ternak. Limbah agro industri dapat diperoleh dengan

harga relatif murah, terjangkau dan mudah didapat. Ampas kecap merupakan suatu

limbah industri pabrik kecap yang memiliki bahan baku berupa biji kedelai dan

kira-kira menghasilkan ampas kecap yang sekitar 59,7% dari bahan baku kedelai.

Ampas kecap berpotensi dijadikan sebagai sumber protein dalam pakan ternak.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai limbah

industri kecap yaitu ampas kecap.

1
1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah pengertian ampas kecap.

2. Bagaimana kandungan nutrien ampas kecap.

3. Bagaimana kelemahan dan keunggulan ampas kecap.

4. Bagaimana penggunaan ampas kecap dalam pakan ternak.

5. Bagaimana pengaruh pemberian ampas kecap pada ternak.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Menjelaskan pengertian ampas kecap.

2. Mengetahui kandungan nutrien ampas kecap.

3. Mengetahui kelemahan dan keunggulan ampas kecap.

4. Mengetahui penggunaan ampas kecap dalam pakan ternak.

5. Mengetahui pengaruh pemberian ampas kecap pada ternak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ampas Kecap

Ampas kecap merupakan suatu limbah industri pabrik kecap yang memiliki

bahan baku berupa biji kedelai dan kira ± kira menghasilkan ampas kecap yang

sekitar 59,7% dari bahan baku kedelai. Ampas kecap juga dapat digolongkan

sebagai sumber protein karena memiliki kandungan protein lebih dari 18 %

yaitu sebesar 28,78% (Analisis Proksimat, 2016). Ampas kecap ini termasuk ke

dalam kelas bahan pakan kelas 5 yaitu bahan pakan sumber protein.

2.2 Kandungan Nutrien

Kandungan Nutrisi Nilai Satuan

Energi 3924,14 kkal/gr

Protein kasar 28,78 %

Lemak kasar 1,84 %

Serat kasar 46,17 %

Kalsium 1,70 %

Fosfor 0,70 %

Sumber: Hartadi, 1997

2.3 Potensi Limbah Industri Kecap

A. Kelebihan Ampas Kecap

Ampas kecap merupakan limbah padat dari industri kecap, dihasilkan

sebesar 59,70% dari total bahan baku kedelai yang digunakan. Sehingga dari 650

ribu ton bahan baku kedelai, dihasilkan ampas kecap sebesar 388.050 ton. Ampas

kecap dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif karena banyak produsen

3
kecap yang kesulitan dalam menangani limbah padat kecap bahkan ampas kecap

langsung dibuang ke TPA.

Ampas kecap mengadung sekitar 60% protein kedelai yang tertinggal

setelah proses fermentasi. Ampas kecap masih mengandung protein yang tinggi

sekitar 24,90 % (Widyawati dan Widalestari, 1996). Ampas kecap mengandung zat

aktif berupa senyawa isoflavon. Senyawa isoflavon terdapat dalam bentuk aglikon

yang mudah diserap oleh usus. Senyawa isoflavon dalam ampas kecap dapat

mempercepat penyerapan nutrisi dengan cara mengoptimalkan metabolis bakteri

yang terdapat dalam saluran pencernaan. Senyawa isoflavon juga berfungsi sebagai

antioksidan, dengan adanya antioksidan maka ternak dapat meningkatkan sistem

immun yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang ada di dalam tubuh.

Radikal bebas yang terhambat membuat ternak dalam kodisi sehat, yang berakibat

proses kecernaan ternak dapat berlangsung optimal.

B. Kelemahan Ampas Kecap

Ampas kecap berasal dari kedele dan oleh karena itu anti nutrisi yang

terdapat pada ampas kecap adalah sama dengan kedele hanya konsentrasinya lebih

sedikit karena telah mengalami pengolahan. Ampas kecap tidak mempunyai sifat

pencahar. Tetapi perlakuan yang tidak baik terhadap ampas kecap segar dapat

mengakibatkan tumbuhnya jamur yang selanjutnya dapat mengakibatkan

menurunnya nilai nutrisi ampas tersebut.

Penggunaan ampas kecap sebagai penyusun ransum unggas perlu dibatasi

karena kandungan serat kasar yang tinggi yaitu 16,39%. Kandungan serat kasar

yang tinggi akan mempengaruhi pencernaan zat-zat makanan lain karena serat kasar

tidak bisa dicerna oleh ayam. Penggunaan ampas kecap yang disarankan dalam

ransum ayam pedaging periode awal tidak melebihi 7,5%.

4
Kelemahan dari ampas kecap adalah karena tingginya kadar NaCl. Sesuai

pendapat Rahayu dkk (1993) menyatakan bahwa ampas kecap yang diperoleh dari

eksraksi dalam larutan garam setelah penyaringan dan pengepresan kembali

diekstraksi dengan larutan garam dan disaring dimana proses ini diulang 4-5 kali.

Keadaan ini yang menyebabkan kandungan NaCl dalam ampas kecap tinggi.

Upaya untuk mengurangi kadar NaCl pada ampas kecap sebelum diberikan pada

ayam broiler dapat dilakukan dengan perendaman dalam air pada suhu 25-29oC

selama 24 jam. Perbedaan suhu perendaman menunjukkan bahwa selain terjadi

penurunan kadar NaCl, juga menyebabkan penurunan kadar protein ampas kecap.

Hal ini disebabkan terjadinya proses browning karena pemanasan (Cahyadi, 2000).

Winarno (1987) menyatakan bahwa perbedaan suhu perendaman dapat

menyebabkan terjadinya browning dan denaturasi protein.

2.4 Penggunaan Ampas Kecap dalam Pakan Ternak

Ampas kecap merupakan sisa pembuatan kecap dengan bahan dasar

kedelai. Proses pembuatan kecap melalui beberapa tahap sebelum diperoleh hasil

utama kecap dan hasil samping berupa ampas kecap yang berwarna coklat

kehitaman. Penggunaan ampas kecap sebagai pakan ternak harus dibatasi karena

kandungan serat kasar yang tinggi yaitu 16,30%. Kandungan serat kasar yang tinggi

akan mempengaruhi pencernaan zat-zat makanan lainnya. Sutanto (1995)

menyarankan penggunaan ampas kecap dalam ransum tidak melebihi 7,5%.

2.5 Pengaruh Pemberian Ampas Kecap pada Ternak

Selain memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, ampas kecap juga memiliki

kandungan senyawa isoflavon. Isoflavon sendiri adalah mampu mengatasi adanya

5
stress oksidan. Pada ternak unggas, ampas kecap dapat menurunkan kolesterol telur

dikarenakan ampas kecap mengandung zat aktif isoflavon yang merupakan

antioksidan dan sterol yang berasal dari tumbuhan (fitoestrol), apabila dikonsumsi

unggas, maka akan menghambat penyerapan kolesterol jahat yang berasal dari

pakan maupun dari dalam tubuh (hati). Hal ini dapat terjadi karena fitoesterol

berkompetisi dengan kolesterol dan menggantikan kolesterol di dalam micelle,

maka penyerapan kolesterol di dalam usus dapat berkurang, sehingga kolesterol

yang dideposisikan ke dalam sel telur menjadi sedikit. (Saputro, dkk., 2018).

Penelitian lain mengenai ampas kecap dalam ayam petelur 80/100 mg dapat

menurunkan rasio LDL dan meningkatkan HDL oksidan SOD darah ayam (Malik

et al, 2015). Peneliti Sukarini et al. (2004) mengenai pemberian ampas kecap

fermentasi sampai level 12,5% pada ayam broiler, berpengaruh nyata menurunkan

kadar lemak daging dan meningkatkan kandungan protein daging.

BAB III

KESIMPULAN

Ampas kecap merupakan limbah padat dari industri kecap, dihasilkan sebesar

59,70% dari total bahan baku kedelai yang digunakan. Indonesia mempunyai

menghasilkan 388.050 ton ampas kedelai tiap tahunnya. fermentasi. Ampas kecap

masih mengandung protein yang tinggi sekitar 24,90 %. Ampas kecap mengandung

zat aktif berupa senyawa isoflavone yang mudah diserap usus dan mengoptimalkan

penyerapan nutrisi. Namun, perlakuan yang tidak baik terhadap ampas kecap segar

dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur dan menurunkan nutrisi ampas kecap.

Ampas kecap juga menggandung serat kasar yang tinggi yaitu 16,39%. Sehingga

penggunaan maksimal ampas kecap khususnya ternak unggas sebesar 7,5%. Ampas

kecap juga tinggi menggandung NaCL akibat proses sebelumnya. Proses

6
perendaman dalam air pada suhu 25-29oC selama 24 jam dapat menurunkan kadar

NaCL tersebut.

Pada pengaplikasian ampas kecap dalam bahan pakan ayam petelur sebanyak

80/100 mg dapat menurunkan rasio LDL dan meningkatkan HDL oksidan SOD

darah ayam. pemberian ampas kecap fermentasi sampai level 12,5% pada ayam

broiler juga berpengaruh nyata menurunkan kadar lemak daging dan meningkatkan

kandungan protein daging.

7
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, B. 2011. Pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subtitusi bungkil

kedelai dalam ransum terhadap nilai kecernaan ayam pedaging broiler

periode Grower (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim).

Jayanti R. D, Mahfudz L. D, dan Kismiati S. 2016. Pengaruh Penggunaan Ampas

Kecap Dalam Ransum Terhadap Kadar Protein, Lemak dan Kalsium Kuning

Telur Itik Mojosari. Jurnal Peternakan Indonesia, Universitas Diponegoro.

Rahayu, E.S., R. Indrati, T. Utami, E. Harmayani, dan M.N. Cahyanto. 1993. Bahan

Pangan Hasil Fermentasi. PAU Pangan & Gizi, Yogyakarta

Saputro, H., Mahfudz, L. D., & Sarjana, T. A. 2018. Pengaruh Penggunaan Ampas

Kecap dalam Ransum terhadap Isoflavon LDL dan HDL Telur Itik Mojosari.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(3), 238-243.

Sukarini, N. E. 2004. Studi penggunaan ampas kecap yang diproses dengan larutan

asam asetat untuk pakan terhadap komposisi kimia dan karakteristik fisik

daging ayam broiler. Tesis. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro.

Semarang.

Susanto, H. 1995. Siput Murbei, Pengendalian dan Pemanfaatannya. Yogyakarta:

Kanisius.

Widayati, E. dan Y. Widalestari. 1996. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus

Agrisarana. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai