OLEH
IMRON HADI
B1D018116
4B1
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PETERNAKAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas nikmat yang Allah SWT berikan berupa
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pratikum
Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia.
Saya berterimakasih pula kepada seluruh pihak yang telah membantu serta
memberikan dukungannya dalam penyelesaian laporan ini yakni teman terutama
kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan kita bersama dalam mata
kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia yang didasarkan pada praktikum yang
telah dilaksanakan supaya menjadi titik acuan dalam studinya yang mempunyai
peran penting dalam kehidupan seharihari umumnya dan dunia peternakan
khususnya.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dan dapat memperbaiki
laporan ini kedepannya sangat saya harapkan. Tidak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada para pihak yang telah membantu saya dalam menyusun dan
membuat laporan ini yang dalam hal ini tidak dapat saya sebutkan.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
DAFTAR TABEL................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum.......................................................................2
1.2.1 Tujuan Praktikum.........................................................................................2
1.2.2 Kegunaan Praktikum ...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Sapi Bali.............................................................................................................3
2.2 Rumput Lapangan..............................................................................................3
2.3 PBB (Penambahan Bobot Badan)......................................................................4
2.4 Bahan Kering (BK) dan Bahan Organik (BO) Hijauan Pakan Ternak..............4
2.5 Kecernaan BK....................................................................................................5
2.6 Tabel Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Ternak.................................................5
2.7 Perhitungan Bahan Kering.................................................................................6
BAB III MATERI DAN METODE......................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum...........................................................................7
3.2 Materi Praktikum...............................................................................................7
3.3 Metode Praktikum..............................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................8
4.1 Hasil Praktikum..................................................................................................8
4.2 Pembahasan........................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13
5.1 Kesimpulan......................................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN..........................................................................................................15
II
DAFTAR TABEL
III
BAB I
PENDAHULUAN
Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai
gizi serta nilai ekonomi yang tinggi. Sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk, kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia terus meningkat setiap
tahunnya. Peluang usaha beternak sapi potong sangat menjanjikan karena dengan
melihat meningkatnnya permintaan bahan makanan yang berasal dari hewan
sebagai sumber protein hewani khususnya daging. Pertumbuhan ternak potong
meliputi pertumbuhan pre natal dan post natal. Pertumbuhan pre natal adalah
pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung di dalam kandungan induk dan
pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung mulai
ternak dilahirkan sampai mati.
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan hasil
domestikasi dari Banteng (Bos-bibos banteng), sapi cukup potensial untuk
dikembangkan karena memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik
serta memiliki produktivitas tinggi.
Sapi Bali merupakan salah satu pemasok kebutuhan daging nasional. Hal
ini terlihat dari tingginya kuota yang diberikan kepada daerah Bali untuk
memenuhi pasar daging di jakarta maupun di daerah lain di Jawa. Sapi Bali
merupakan ternak primadona di Bali, dan banyak dipelihara oleh masyarakat Bali.
Di samping karena kualitas dagingnya yang baik, sapi Bali juga memiliki
persentase karkas yang tinggi 56-58%, bila dibandingkan dengan ternak yang
lainnya Saat ini populasi sapi Bali mencapai 633.789 ekor dan setiap tahun
meningkat rata rata 4,11%.
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan
kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari,
Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong,
antara lain memilih bibit/bakalan yang baik, sistem pemeliharaan, pemberian
pakan yang baik, dan pengawasan terhadap kesehatan ternak.
1
Nutrien yang terkandung dalam pakan merupakan prekursor produksi susu
dan daging pada ternak ruminansia karena dapat mempengaruhi pola fermentasi
rumen. Keseimbangan dan ketersediaan nutrien dalam ransum sangat penting
untuk diperhatikan agar kecukupan nutriennya tercukupi. Pakan yang diberikan
peternak seringkali mengalami defisiensi nutrien sehingga mempengaruhi
kebutuhan ternak untuk hidup pokok maupun produksi karena terbatasnya sumber
pakan yang berkualitas. Selain itu, minimnya pengetahuan peternak terhadap
kecukupan nutrisi bagi ternaknya dapat menyebabkan kerugian yang besar karena
produksi tidak mencapai batas optimalnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan hasil
domestikasi dari Banteng (Bos-bibosbanteng) dan merupakan sapi asli Pulau Bali.
Sapi Bali menjadi primadona sapi potong di Indonesia karena mempunyai
kemampuan reproduksi tinggi, serta dapat digunakan sebagai ternak kerja di
sawah dan lading. Potensi produktivitas ternak dasarnya dipengaruhi faktor
genetik, lingkungan serta interaksi antara genetik dan lingkungan (Karnaen dan
arifin, 2009).
Sapi Bali adalah salah satu aset nasional yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Penyebaran sapi Bali telah meluas hampir ke seluruh wilayah
Indonesia, hal ini terjadi karena breed ini lebih diminati oleh para petani peternak
disebabkan beberapa keunggulan yang dimilikinya, antara lain tingkat kesuburan
yang tinggi, sebagai sapi pekerja yang baik dan efisien serta dapat memanfaatkan
hijauan yang kurang bergizi dimana bangsa lain tidak dapat, persentase karkas
tinggi, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase beranak
dapat mencapai 80% (Ngadiyono, 2010).
Rumput lapangan merupakan jenis hijauan pakan ternak yang tumbuh liar
terdiri dari campuran beragam rumput lokal yang tumbuh secara alami.
Produksinya cukup rendah begitu juga kualitas nutrisinya. Rumput ini dapat
tumbuh di segala macam tanah dan mudah ditemukan di pinggiran jalan, tanah
lapangan yang terdiri dari beragam tanaman seperti rumput para, rumput buffel
dan lain sebagainya.
3
Sebagai salah satu sumber hijauan makanan ternak, rumput lapang cukup
disukai oleh ternak ruminansia terutama domba dan kambing. Rumput lapangan
banyak dan mudah didapat, tetapi kualitas hijauan ini sangat bervariasi tergantung
dari jenis, umur, musim dan lokasi rumput tersebut tumbuh. Rumput yang masih
muda pada umumnya kualitasnya lebih baik. Begitu juga halnya dengan jenis
tanah, pada tanah yang subur kualitas rumput lapangan lebih baik dari pada yang
tumbuh di daerah tandus.
2.4 Bahan Kering (BK) dan Bahan Organik (BO) Hijauan Pakan
Ternak
Bahan kering merupakan sisa sampel yang sudah dioven dengan suhu 105
ºC sampai sampel tidak lagi turun beratnya (Tilman et al., 1998). Pengovenan ini
dilakukan untuk menguapkan seluruh kandungan air pada sampel. Sedangkan
bahan organik merupakan semua bahan yang menguap dalam pengovenan
4
menggunakan tanur dengan suhu 600 ºC dan yang tersisa dari hanyalah bahan
anorganik atau abu.
Berdasarkan hasil penelitian Arifin (2015), hijauan legum memiliki rata-
rata kadar bahan kering 88,33% dan kadar bahan organik 76,18%. Sedangkan
menurut Ramadhan (2013), pada rumput lapangan rata-rata kadar bahan kering
85,24% dan kadar bahan organik 96,13%.
2.5 Kecernaan BK
Kecernaan atau daya cerna adalah bagian dari nutrien pakan yang tidak
diekskresikan dalam feses terhadap konsumsi pakan (Tillman dkk., 1991). Tingkat
kecernaan nutrien makanan dapat menentukan kualitas dari ransum tersebut,
karena bagian yang dicerna dihitung dari selisih antara kandungan nutrien dalam
ransum yang dikonsumsi dengan nutrien yang keluar lewat feses atau berada
dalam feses.
Perlu diketahui adalah tabel kandungan nutrisi bahan pakan ternak ini
sifatnya global. Artinya isi tabel tidak dipisahkan antara bahan untuk unggas dan
ruminansia. Kita harus menentukan sendiri, jenis bahan apa yang akan dipakai
untuk ransum. Untuk ruminansia, bahan pakan yang berasal dari hewan tidak
boleh diberikan. Misalnya tepung ikan, telung daging dan tulang (MBM), tepung
5
bekicot, tepung darah, tepung bulu dan lain – lain tidak boleh untuk sapi,
kambing, kerbau, dan domba. Ini bisa menyebabkan penyakit sapi gila
(Anonimous,2019).
Di bawah ini adalah tabel kandungan nutrisi bahan pakan ternak. Ada
banyak sekali bahan yang bisa dipakai.
Nama BK TDN PK SK Ca P
Gamal
(Gliricidi
27 76 25,2 18 0,67 0,19
a
maculata)
Jerami
86 76 19,1 18 1,5 0,2
Kedele
Daun
16 70 14,4 23,1 1,16 0,23
Pisang
Daun
15 62 25 18 1 0,5
singkong
Sumber : (Anonimous, 2019)
Berat kering adalah berat pakan setelah dikurangi kandungan air. Misalkan
rumput gajah berat keringnya 19%. Berarti kandungan airnya sebanyak 81%.
Seandainya kita memotong rumput gajah sebanyak 100 kg, maka berat kering dari
rumput gajah yang kita potong adalah sebanyak 19 kg. Kemudian, nilai protein
kasar (PK) rumput gajah sebesar 10%. Nilai PK ini dihitung dari berat keringnya.
Bukan berat segar saat setelah pemotongan. Jadi, misalkan rumput gajah diatas,
maka PK dari 100 kg rumput gajah segar adalah sebanyak 10% x 19 kg = 1,9 kg.
6
Begitu juga perhitungan untuk Serat kasar, lemak, abu, Ca dan P. Caranya
menghitungnya sama dengan rumput gajah di atas (Anonimous,2019).
BAB III
7
BAB IV
Tabel 3. Ukuran Lingkar Dada (Cm) Dan Estimasi Bobot Badan (Kg)
No. Jenis Kelamin Lingkar dada (cm) Estimasi bobot
Sapi badan (kg)
1 Dara 142 268,96
2 Jantan 130 231,04
3 Jantan 140 262,44
8
4.2 Pembahasan
Sapi Bali merupakan sapi potong yang banyak di ternakkan oleh peternak
lokal di Indonesia seperti yang dikemukakan Karnaen dan arifin (2009) sapi Bali
merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan hasil domestikasi dari
Banteng (Bos-bibosbanteng) dan merupakan sapi asli Pulau Bali. Sapi Bali
menjadi primadona sapi potong di Indonesia karena mempunyai kemampuan
reproduksi tinggi, serta dapat digunakan sebagai ternak kerja di sawah dan ladang.
Potensi produktivitas ternak dasarnya dipengaruhi faktor genetik, lingkungan serta
interaksi antara genetik dan lingkungan.
Sapi Bali adalah salah satu aset nasional yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Penyebaran sapi Bali telah meluas hampir ke seluruh wilayah
Indonesia, hal ini terjadi karena breed ini lebih diminati oleh para petani peternak
disebabkan beberapa keunggulan yang dimilikinya, antara lain tingkat kesuburan
yang tinggi, sebagai sapi pekerja yang baik dan efisien serta dapat memanfaatkan
hijauan yang kurang bergizi dimana bangsa lain tidak dapat, persentase karkas
tinggi, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase beranak
dapat mencapai 80% (Ngadiyono, 2010).
Pada tabel 3 tertera ukuran lingkar dada dari ternak yang ada di Teaching
Farm yang menunjukkan ukuran bobot badan yang bervariasi mulai dari 231,04-
268,96. Bobot badan sapi berkaitan dengan seberapa pesat pertumbuhan berat
badan harian sapi. Penambahan bobot badan merupakan fase bertambahnya berat
badan yang terjadi pada ternak dengan tujuan meningkatkan produksi dagingnya
dengan cara memberikan pakan yang bermutu tinggi dan berkualitas baik.
Penambahan bobot badan pada ternak dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pada
ternak dan juga tingkat nutrisi yang terkandung dalam pakan ternak yang
diberikan, semakin tinggi tingkat konsumsi dan nilai nutrisi pada pakan maka
semakin cepat laju pertumbuhan pada ternak sehingga mempepengaruhi bobot
badan ternak (Nurman, 2014).
9
pisang sebagai tambahannya. Rumput lapangan merupakan jenis hijauan pakan
ternak yang tumbuh liar terdiri dari campuran beragam rumput lokal yang tumbuh
secara alami. Produksinya cukup rendah begitu juga kualitas nutrisinya. Rumput
ini dapat tumbuh di segala macam tanah dan mudah ditemukan di pinggiran jalan,
tanah lapangan yang terdiri dari beragam tanaman seperti rumput para, rumput
buffel dan lain sebagainya. Kandungan dari rumput lapangan tentunya masih
kalah dengan rumput unggul seperti rumput gajah maupun jerami namun rumput
lapangan mempunyai palatabilitas cukup tinggi sehingga ternak menyukainya.
10
hasil ini dapat kita tau masing-masing sapi membutuhkan kecukupan nutrisi yang
berbeda.
Pada tabel 5 terdapat rincian kebutuhan bahan kering (BK) sapi I yakni
5,80 Kg ; sapi II 5,40 Kg dan sapi III sebesar 5,30 Kg yang jika dibandingkan
dengan suplai yang diterima ternak sebesar 4,729 Kg maka didapati kesimpulan
bahwa kecukupan nutrisi dari ternak I,II dan III belumlah terpenuhi dengan selisih
secara berturut-turut kurang dari 1,071 Kg, 0,671 Kg dan 0,571 Kg. Hal ini
disebabkan kurangnya asupan pakan yang diberikan kepada ternak yang dimana
hanya diberikan 12 Kg rumput lapangan dan 3 Kg daun pisang. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pemberian pakan dapat ditingkatkan baik
dari segi kuantitas dengan menambah kapasitas pemberian pakan dan dari segi
kualitas dengan memberikan rumput unggul.
Setelah itu, untuk kecukupan nutrisi dari segi protein kasar didapatkan
hasil 0,353 Kg untuk suplai dari pakan sementara kebutuhan ternak I-III secara
berturut-turut yakni 0,340 Kg ; 0,622 Kg dan 0,534 Kg. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa untuk sapi I sudah memenuhi kebutuhan nutrisinya sedangkan
untuk sapi II dan sapi III belum terpenuhi. Hal ini disebabkan perbedaan
kebutuhan sapi seperti sapi I adalah sapi dara yang belum membutuhkan asupan
protein yang tinggi sedangkan sapi II dan III adalah sapi jantan yang tentunya
membutuhkan asupan protein kasar yang lebih banyak daripada sapi dara. Hal ini
dapat diatasi dengan meningkatkan mutu hijauan yang diberikan seperti rumput
unggul dan konsentrat yang tinggi kandungan protein kasarnya.
11
tergantung dari seberapa besar tubuh menyerap intisari pakan dan seberapa besar
hasil ekskresi dari ternak itu sendiri mulai dari ekskresi urin, feses, uap air dan
keringat. Hal ini tentunya dapat diatasi dengan memberikan pakan yang mudah
dipecah oleh mikroba dalam lambung sapi agar penyerapannya semakin
maksimal.
Kemudian untuk kalsium (Ca) dan forfor (P) dapat dilihat dari tabel 5 pada
semua sapi sudah memenuhi kecukupan nutrisi bahkan bisa dikatakan jauh
melampaui dari kebutuhan. Hal ini menandakan kandungan Ca dan P pada rumput
lapangan dan daun pisang cukup tinggi.
12
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2019. Tabel Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Ternak 100+ Jenis
Bahan Pakan. https://kambingjoynim.com/tabel-kandungan-nutrisi-bahan-
pakanternak/#Tabel_kandungan_nutrisi_rumput_atau_hijauan_pakan_tern
ak. Diakses pada 26 Juni 2020.
Arifin, S. 2015. Evaluasi Nilai Kecernaan In Vitro Bahan kering dan bahan
Organik Pakan Ternak Kambing. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas
Mataram.
Anitasari, L. 2010. Pengaruh Tingkat Penggunaan Limbah Tape Singkong dalam
Ransum terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Ransum
Domba Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran,
Bandung.
Jakarta.
Hartadi H., S. Reksohadiprojo, AD. Tilman. 1997. Tabel Komposisi Pakan Untuk
Indonesia. Cetakan Keempat, Gadjah Mada Uivesity Press, Yogyakarta.
14
LAMPIRAN
1. Dokumentasi kegiatan
Sisa Pakan Sapi I Sisa Pakan Sapi II Sisa Pakan Sapi III
15
Pakan Hijauan Ternak
2. Lampiran Tabel
a. Komposisi Bahan Pakan Sapi
BK PK SK TDN ME Ca P
Bahan Pakan
(%) (%) (%) (%) (Mcal/kg) (%) (%)
Klas I
Dedak halus padi (Kpg) 86 6.3 12.00 60.5 2.56 0.70 1.50
Dedak halus padi (Pabrik) 86 12,50 10,00 70 2,73 0,06 1,55
16
Dedak jagung 86 11,30 5,00 52 1,85 0,06 0,77
Dedak gandum 86 15,00 15,70 70 2,50 0,15 1,23
Jagung kuning 86 10,30 1,4 80 3,12 0,02 0,33
Gaplek 86 1,70 1,6 69 2,60 0,10 0,04
Onggok 86 2,20 26,90 65 2,45 0,68 0,05
Cantel (sorghum) 86 11,20 2,8 80 3,11 0,19 0,20
Tetes (a) 66 - - 96 - - -
Tetes (b) 86 4,20 0 53 1,92 0,71 0,07
Klas V (sumberprotein)
BB PBBH BK ME TDN PK Ca P
Sapi Jantan
17
0.25 5.30 9.52 2.6 534 12 10
18
0,50 5,6 10,2 2,8 358 14 13
19
450 - 9.60 18.60 5.1 793 26 26
20