TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Disusun oleh:
Nama Nahasiswa : Ayu Amylia llza
Nomor Mahasiswa : 12 522 179
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin
Dengan segala puja dan puji kehadirat Allah SWT dan atas do’a dari kedua orang tua,
adik, sahabat, dan kerabat, akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu
dengan rasa syukur dan bangga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Kepada Allah SWT karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat
dan selesai. Puji syukur yang tak terhingga pada Allah penguasa alam yang meridhoi dan
mengabulkan segala do’a.
Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Bpk. Supriadi dan Ibu. Isminingsih, yang
telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk
kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling
khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah
cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan
cinta ku untuk kalian bapak ibuku.
Kepada adik Fadel Abror Adriansyah, terima kasih untuk semua motivasi, senyuman,
dan doanya agar skripsi ini segera terselesaikan. Cintamu adalah
mengobarkan semangat yang tak ujung. Terima kasih dan sayangku untukmu.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan
ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan
bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.
Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.
Teruntuk sahabat-sahabat tersayang yang telah berbagi canda, tawa, dan tangis dalam
hari-hariku. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua hamba yang berilmu dan beramal sholeh.
Aamin
vi
HALAMAN MOTTO
Artinya:
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak
yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya, sehingga baik langsung maupun tidak
langsung turut membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih
ini penulis ucapkan kepada:
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya penulisan laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mohon maaf
sebesar – besarnya. Harapan terakhir, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ABSTRAK
Pupuk organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir
berbentuk padat. Pupuk jenis ini biasa digunakan dalam pertanian untuk meningkatkan hasil
panen padi, sayuran, serta buah-buahan. Persaingan bisnis pupuk organik padat semakin ketat
karena penggunaan pupuk padat lebih populer dibandingkan dengan pupuk organik cair. Saat
ini PT. Indmira sedang mengeluarkan produk pupuk organik padat untuk menambah kualitas
dan eksistensi perusahaan, namun pihak perusahaan belum mendapat hasil yang memuaskan
dari pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan keluhan pelanggan yang kurang menyukai kemasan
pupuk organik padat tersebut. Oleh karena itu pupuk organik padat produksi Indmira
memerlukan evaluasi sekaligus perbaikan dalam hal desain kemasan produk yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
rekomendasi berupa desain kemasan usulan untuk pupuk organik padat menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD). Pemilihan metode QFD didasarkan pada keterlibatan
pelanggan dalam proses perbaikan desain kemasan pupuk sehingga memberikan jaminan
kepuasan pelanggan. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai pelanggan, identifikasi
Voice of Customer (VOC), penyebaran kuisioner, penentuan karakteristik teknis, pembuatan
matrik House of Quality (HOQ), pengembangan konsep rancangan, penentuan Part
Specification, pembuatan matrik Part Deployment, dan visualisasi rancangan. Rancangan
perbaikan desain kemasan yang dihasilkan berupa kemasan berbentuk ember pail warna putih
dengan ukuran 1 kilogram berbahan plastik jenis HDPE, terdapat handle pada ember agar
memudahkan kemasan untuk dibawa, kelengkapan label kemasan yang berisi informasi-
informasi penting terkait pupuk (logo, merek, komposisi, cara pemakaian, expired date,
peringatan penggunaan pupuk, nomer customer service, nomer deptan, dan gaambar
pertanian sebagai kejelasan penggunaan pupuk), serta menggunakan 3 warna pada label
sebagai pembeda dengan kemasan pupuk lain agar pupuk produksi PT. Indmira mudah
dikenali.
Kata kunci: Pupuk Organik Padat, Desain Kemasan, Quality Function Deployment
ix
DAFTAR ISI
BAB V ..................................................................................................................................... 56
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 56
5.1 Desain Kemasan Pupuk Padat ........................................................................................... 56
5.1.1 Desain Kemasan Pupuk Padat Lama ........................................................................ 56
5.1.2 Desain Kemasan Pupuk Padat Baru ......................................................................... 57
5.1.4 Analisis Uji Perbedaan ............................................................................................... 61
5.2 Proses Perancangan Desain Kemasan Pupuk Padat Baru .............................................. 62
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 64
6.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 64
6.2 Saran .................................................................................................................................... 65
LAMPIRAN........................................................................................................................... xiv
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rumah Kualitas atau House of Quality (HOQ) ................................................. 155
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ..................................................................................... 299
Gambar 4.1 Grafik Evaluasi Desain Kemasan Lama ............................................................ 388
Gambar 4.2 Matriks Korelasi ................................................................................................... 41
Gambar 4.3 House Of Quality (HOQ) ................................................................................... 488
Gambar 4.4 Fault Tree Analysis .............................................................................................. 50
Gambar 4.5 Matrix Part Deployment ...................................................................................... 52
Gambar 4.6 Urutan Proses Operasi .......................................................................................... 53
Gambar 4.7 Matrik Perencanaan Proses .................................................................................. 54
Gambar 4.8 Matrix Production Planning ................................................................................ 55
Gambar 5.1 Kemasan Lama ................................................................................................... 566
Gambar 5.2 Kemasan Baru .................................................................................................... 588
Gambar 5.3 Grafik Evaluasi Perbandingan Kemasan Baru & Kemasan Lama ..................... 599
Gambar 5.4 Hasil nilai posisi antara kemasan lama dan kemasan baru .................................. 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
Produk pupuk padat yang telah banyak beredar tentu saja menjadikan persaingan perusahaan
yang memproduksi pupuk menjadi semakin ketat. Dimana target dari perusahaan pupuk adalah
suppliers pupuk dan para petani yang meggunakan pupuk padat. Tentunya untuk menciptakan
nilai produk kepada pelanggan maka perusahaan perlu menarik minat pelanggan dari segi
visual dan fisik produk terlebih dahulu, yaitu dengan desain kemasan yang memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
adanya penelitian lebih lanjut untuk melakukan pengembangan terhadap kemasan pupuk padat
yang diproduksi oleh PT. Indmira.
Pada saat ini persaingan di dunia bisnis bukan hanya mengenai persaingan harga tetapi
telah berkembang menjadi persaingan dalam hal “packaging” terhadap produk yang
dihasilkan. Perusahaan- perusahaan berlomba untuk menciptakan produk yang memiliki desain
kemasan yang diinginkan konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen. Sebab dengan
wujud kemasan yang bagus dan sesuai harapan konsumen maka konsumen yang nantinya
membeli produk akan memperoleh kesan dan menciptakan nilai terhadap produk tersebut
karena kemasannya. Pada kenyataannya saat ini konsumen lebih cerdas, kritis dan menilai
secara praktis tentang produk yang dibeli dari segi desain kemasannya selain dari segi harga
dan kualitas. Hal ini di karenakan customer akan memilih dan membeli merk tertentu dengan
desain kemasan yang sesuai.
Banyak perusahaan yang memproduksi pupuk organik padat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan tanaman yang siap panen. Salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang agroteknologi komplek adalah PT. Indmira yang
terletak di jalan Kaliurang KM 16,3, Pakem, Sleman. Perusahaan sebelumnya telah banyak
memproduksi pupuk organik cair yang cukup eksis di pasaran, sehingga dengan melihat
peluang yang ada perusahaan akhirnya memproduksi pupuk padat dengan harapan mampu
2
memenuhi kebutuhan dari para petani. Seiring berjalannya waktu dalam memproduksi pupuk
padat untuk kalangan petani, maka pihak perusahaan ingin mengetahui apakah produk pupuk
padatnya dapat memuaskan petani dari segi desain kemasan, mampukah desain kemasan yang
saat ini digunakan memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen tentang persepsi yang ada
mengenai desain kemasan pupuk padat. Sehingga akhirnya perusahaan memutuskan untuk
melakukan penelitian pasar tentang produk pupuk padat yang dinilai dari segi desain kemasan
berdasarkan fungsi dari pupuk padat tersebut. Harapannya setelah melakukan penelitian, maka
perusahaan akan memperoleh seperti apa persepsi konsumen yang sebenarnya, seperti apa
keinginan dan kebutuhan konsumen untuk desain kemasan pupuk padat produksi PT. Indmira.
Setelah hasil yang diperoleh maka perusahaan dapat langsung melakukan evaluasi terhadap
kemasan pupuk padat yang ada dan menginginkan adanya pengembangan berupa desain ulang
yang dilakukan untuk memenuhi desain kemasan pupuk padat sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen. Pentingnya atribut-atribut yang diharapkan konsumen untuk kemasan
pupuk padat menjadikan pertimbangan penting untuk melakukan desain ulang kemasan dan
label pada kemasan.
Desain kemasan pada pupuk padat merupakan hal penting mengingat pupuk padat lebih
tahan lama umurnya dari pada pupuk cair. Selain itu volume atau isi dari pupuk padat lebih
banyak dibandingkan pupuk cair. Apabila pupuk cair hanya digunakan dengan cara semprot
atau dituangkan, lain halnya dengan pupuk padat. Penggunaan pupuk padat dengan cara ditabur
dan dapat pula dicampur kemudian digunakan di tanah membuat desain kemasan dari pupuk
padat berbeda dengan desain kemasan pupuk cair. Oleh karena itu desain ulang kemasan pupuk
padat difokuskan pada desain kemasan berdasarkan fungsi produk.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septian Indra tentang mendesain ulang
kemasan makanan dengan metode Kansei Engineering pada tahun 2015. Tahun 2014 Listia
Natadjaja melakukan penelitian mengenai kondisi kemasan makanan ringan dan minuman
instan dengan menggunakan metode Survey dan Analisis Persepsi. Kemudian pada tahun 2013
dilakukan penelitian dengan objek kemasan keripik buah oleh Laras Gustari Pamanggiasih
dengan metode Kansei Engineering dan Model Kano. Lain halnya dengan Cindyramitha yang
mendesain kemasan gulaku Sugar Stick dengan metode analisis Semiostika pada tahun 2012.
Terakhir adalah penelitian dari Jilly Tania Boedijanto tahun 2011 melakukan desain ulang
kemasan kue dengan metode SWOT dan VIEW.
Sebagai metode untuk melakukan pengembangan produk berupa redesain kemasan
produk pupuk padat maka digunakan metode QFD (Quality Function Deployment). Quality
function Deployment adalah metode terstruktur yang digunakan untuk perencanaan dan
3
pengembangan suatu produk dimana bertujuan untuk memenuhi harapan konsumen dari segi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Metode ini dipakai sebagai redesain packaging karena
selain sebagai alat kualitas tetapi juga sebagai alat perencanaan untuk pengenalan produk /
kemasan produk yang diusulkan dan melakukan perbaikan terhadap produk yang lama. Dengan
metode Quality Function Deployment maka pelanggan ikut terlibat dalam melakukan
pengembangan desain kemasan yang hasilnya berupa desain kemasan berdasarkan keinginan
dan kebutuhan konsumen sehingga memberikan jaminan kepuasan pelanggan.
Mengingat pentingnya desain kemasan yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran
yang erat kaitannya dengan pengambilan keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tugas akhir dengan judul :
“USULAN DESAIN KEMASAN PUPUK ORGANIK PADAT
MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi
Kasus PT. Indmira)”
4
1. Bagi Penulis
Untuk memperoleh pengetahuan lebih luas tentang strategi pemasaran khususnya
mengenai desain kemasan produk dan mampu mengimplementasikan metode yang
digunakan sebagai referensi bagi perusahaan.
2. Bagi Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pembaca untuk mengkaji ilmu ataupun
ingin melakukan penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan bidang
pemasaran.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan
untuk meningkatkan strategi pemasaran dan evaluasi variabel-variabel apasaja yang
belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan khususnya dalam desain
kemasan produk.
6
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, fokus, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB V PEMBAHASAN
Berisi informasi tentang pembahasan atau diskusi hasil penelitian, kesesuaian dengan
latar belakang masalah, rumusan dan tujuan serta hipotesis (jika ada) penelitian yang
mengarahkan kepada kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam Bab ini, hasil yang
berupa table dan grafik tidak perlu dicantumkan kembali, cukup dengan acuan saja dari
nomer table dan gambar yang telah diperoleh dalam Bab IV.
BAB VI PENUTUP
Dalam Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pernyataan singkat
dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
7
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber kepustakaan yang digunakan dalam penelitian,
baik berupa jurnal, buku, majalah, maupun sumber-sumber kepustakaan lain.
LAMPIRAN
Adapun termasuk dalam lapiran adalah sebagai berikut :
DAFTAR TABEL
Daftar table berisi judul tabel dan nomor halaman tempat table tersebut terdapat dalam
laporan.
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar berisi judul gambar disertai nomor halaman tempat gambar tersebut
terdapat dalam laporan.
8
BAB II
KAJIAN LITERATUR
sesuai dengan suara konsumen terhadap kebutuhan dan keinginan dari produk tersebut. Fungsi
perancangan memainkan peran penting dalam mendefinisikan bentuk fisik dari suatu produk
agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan (Ullrich & Eppinger, 2011).
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan sebagai pendekatan dalam merancang produk
menurut Purnomo (2004), yaitu:
a. Menarik Pasar
Keberhasilan suatu produk dipasaran ditentukan melalui riset pasar dengan sedikit perhatian
terhadap pengaruh teknologi di dalamnya, dimana pelanggan yang memberikan umpan
balik terhadap produk tersebut.
b. Mendorong Teknologi
Produk dapat dihasilkan dari pengaruh teknologi yang digunakan dan sedikit perhatian
pasar. Teknologi yang lebih dominan dalam menciptakan suatu produk yang memiliki
keunggulan dalam pasar.
c. Antar Fungsional
Proses pengembangan produk tidak dilakukan dengan menarik pasar atau mendorong
teknologi, melainkan oleh usaha antar fungsi yang terkoordinasi baik itu dalam fungsi
pemasaran, operasi, teknik, dan fungsi lainnya.
d. Uji coba dan evaluasi merupakan pembuatan produk, seperti percontohan prototipe untuk
dievaluasi sebelum dilakukan proses produksi.
e) Uji coba proses produksi merupakan proses untuk melatih para pekerja dan mengetahui
permasalahan yang terjadi ketika produk itu di coba untuk dibuat.
2.2.3 Desain
Desain adalah proses perancangan terhadap suatu produk baik berupa barang atau pun jasa,
sistem dan sejenisnya yang melibatkan kreatifitas manusia dan hasil dari desain memiliki
manfaat bagi manusia. Desain dapat diartikan pula sebagai seni terapan, arsitektur, dan
berbagai pencapaian kreatif lainnya. Sebagai kata keja, desain memiliki arti menciptakan objek
baru. Sedangkan sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari suatu
proses kreatif yang berwujud sebuah rencana, proposal atau berbentuk objek nyata (Yuamita,
2010).
Desain digunakan untuk membuat produk baru yang bisa diterima oleh masyarakat.
Produk tersebut merupakan hasil dari atribut-atribut yang dapat menimbulkan daya tarik bagi
masyarakat yang melihatnya, daya tarik itu berasal dari model, corak, desain, label, merk,warna
dan lainnya .
f. Alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini desain bentuk kemasan
harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan
selain menarik harus dapat menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri.
terbagi atas dua bagian yaitu atribut yang berwujud seperti desain produk, bungkus,
merk. Sedangkan atribut tidak berujud seperti nama atau label produk (Yamit, 2003).
Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), label adalah bagian dari sebuah produk
yang berupa keterangan atau penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualannya. Label
dapat dibedakan atas 3 (tiga) macam yaitu :
1. Brand label
2. Grand label (tingkatan mutu)
3. Descriptive label (informative label) merupakan label yang menggambarkan tentang cara
penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan,hasil kerja dari suatu produk dan
sebagainya.
2.3 Metode Quality Function Deployment (QFD)
2.3.1 Definisi QFD
Quality Function Deployment (QFD) merupakan sebuah metode untuk perancangan dan
pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan suara-suara konsumen
dalam proses perancangannya. QFD juga sebagai jalan bagi perusahaan atau produsen untuk
dapat memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Pengembangan desain menggunakan metode QFD diarahkan pada pemuasan kebutuhan
pelaggan dan menyesuaikan terhadap keinginan pelanggan. QFD adalah metode yang
digunakan unuk mengidentifikasi atribut pelanggan secara kritis dan menciptakan hubungan
mata rantai yang spesifik antara atribut pelanggan dan parameter desain (Purnomo, 2004).
Konsep QFD untuk menjamin produk yang telah dikembangkan akan memenuhi
kepuasan konsumen atau pelanggan dengan cara menunjukkan kulaitas produk yang telah
dikembangkan serta kesesuain kebutuhan yang diinginkan pelanggan. Fokus utama QFD
adalah melibatkan konsumen atau pelanggan ketika proses pengembangan produk sedini
mungkin (Hasanah, 2007). Menurut (Widodo, 2003) dalam bukunya Perencanaan dan
Pengembangan Produk, ada empat fase dalam pengembangan QFD yang terdiri atas empat
bagian yaitu: House of Quality, Matrix Part Deployment, Matrik Perencanaan Proses, dan
Matrik Perencanaan Manufakturing.
E
Korelasi Respon Teknis
Respon Teknis
C
A B
Kebutuhan
Hubungan (pengaruh Matrix
dan
persyaratan teknis terhadap Perencana
Keinginan
kebutuhan pelanggan) an
Pelanggan
d. Goal, merupakan target kepuasan pelanggan yang ingin dicapai oleh perusahaan
berdasarkan kondisi tingkat kepuasan.
e. Improvement ratio, kombinasi dari Customer Satisfaction Performance dan Goal.
Improvement ratio merupakan hasil bagi antara faktor Goal dan tingkat kepuasan
pelanggan.
𝐺𝑜𝑎𝑙
= Improvement Ratio ...........................(1)
𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝑆𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
f. Sales point, adalah daya jual yang dimiliki oleh sebuah produk. Sales point
memiliki nilai: 1.0, 1.2, dan 1.5. Arti dari ketiga nilai tersebut adalah:
1.0 = Atribut tidak memiliki daya jual (daya jual rendah)
1.2 = Atribut memiliki daya jual sedang
1.5 = Atribut memiliki daya jual tinggi
g. Raw weight, berisi nilai dari data dan keputusan yang diambil dari kolom-kolom
bagian matriks perencanaan. Nilai dari raw weight adalah:
Raw weight = (important to customer) x (improvement ratio) x (sales
point).............(2)
h.Normalized raw weight, merupakan presentase nilai raw weight dari masing-masing
atribut kebutuhan.
i. Cumulative normalized raw wight, merupakan nilai kumulatif keseluruhan dari
normalized raw weight.
3. Bagian C berisi Tanggapan Teknis (technical response) yaitu berisi informasi mengenai
tanggapan teknis perusahaan, merupakan gagasan produk atau jasa yang akan
dikembangkan biasanya gambaran tersebut diturunkan dari customer needs pada bagian
pertama HOQ. Perlu ditentukan arah peningkatan atau target terbaik yang dapat dicapai,
yaitu:
↑ semakin besar nilainya, semakin baik
↓ semakin kecil nilainya, semakin baik
O nilai target yang ditentukan adalah yang terbaik
4. Bagian D berisi Hubungan (Relationship) (dampak tanggapan teknis perusahaan
dengan kebutuhan pelanggan), pada bagian ini menggunakan metode matrix prioritas
(the prioritation matrix), berisi mengenai keputusan tim kerja terhadap tingkat
kekuatan hubungan masing-masing elemen antara tanggapan teknik perusahaan
dengan kebutuhan konsumen. Dari hubungan ini ada 4 kemungkinan yang terjadi,
yaitu:
17
7. Membuat matriks korelasi yang terletak di atas matriks House of Quality (HOQ) dan sebagai
penentu dari struktur hubungan disetiap item How.
8. Menentukan bobot dari hubungan korelasi antara customer requirement dan technical
requirement yang ditentukan dengan rumus:
BKj = IRi ( Bti x Hij ) ...............................................(3)
Dimana:
BKj = bobot kolom untuk kolom j.
Iri = Importance rating untuk keinginan konsumen.
Hij = nilai hubungan untuk keinginan konsumen (i) dengan keinginan teknik (j), nilai
hubungan itu dapat berupa simbol hubungan kuat, sedang, dan lemah.
9. Menetukan perlakuan terhadap produk baru yang akan diusulkan. Hal ini dapat dilakukan
melalui analisis dalam House of Quality.
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis validitas data adalah:
1. Menentukan Hipotesis
H0 = skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor, maka dinyatakan valid.
H1 = skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor, maka dinyatakan tidak
valid.
2. Mengukur korelasi antar pertanyaan dengan skor total, digunakan rumus teknik korelasi
product moment Pearson dalam Azwar, (2000) adalah:
Keterangan:
indikator dalam pengambilan data (Ghozali, 2009). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan
akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliable.Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara:
1. Menentukan Hipotesisnya
H0 = merupakan skor item kuisioner reliabel
H1 = merupakan skor item kuisioner tidak reliabel
2. Menentukan nilai rtable
Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) = n-2
3. Menentukan nilai ralpha / rhitung
Perhitungan manual diperoleh dengan menggunakan rumus:
𝑀 𝑉𝑡−𝑉𝑥 𝑀 𝑉𝑥
rhitung = 𝑀−1 ( } 𝑀−1 (1 − 𝑉𝑡 )
𝑉𝑡
𝐽𝐾𝑥
𝑀 𝑁−1 𝑀 𝐽𝐾𝑥
rhitung = 𝑀−1 (1 − 𝐽𝐾𝑦 } = 𝑀−1 (1 − 𝐽𝐾𝑦)
𝑁−1
Keterangan:
rhitung = korelasi alpha
M = jumlah butir pertanyaan
Vx = variansi butir-butir
Vt = Variansi total (faktor)
Sedangkan untuk perhitungann tidak manual menggunakan software SPSS. Derajat
kebebasan (db) untuk menguji signifikansi rhitung yaitu db = n-2 dimana n = jumlah
subjek.
Variansi adalah bilangan kuadrat simpang baku, dengan rumus V = SB2, dimana SB
𝐽𝐾
(simpang baku) dengan rumus ; SB = √𝑁−1′ sedangkan untuk menghitung JK
(Ʃ𝑋) x (ƩX) (Ʃ𝑌) x (ƩY)
(jumlah kuadrat) yaitu : JKx = ƩX2 - 𝑁
dan Jky = ƩY2 -
𝑁
4. Pengambilan keputusan
a. Jika ralpha > rtable, maka kuisioner dinyatakan realibel.
b. Jika ralpha ≤ rtable, maka kuisioner dinyatakan tidak realibel.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh berdasarkan literatur berupa, jurnal, buku , pakar para
ahli dan literatur lain. Informasi yang diperoleh dari literatur tersebut berupa konsep,
informasi, teori yang dapat menunjang penelitian.
c. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang berdasar pada hasil kuantitatif dan hasil kualitatif. Data
ordinal berupa penskalaan sikap individu terhadap sesuatu dan bisa diwujudkan dalam
beberapa bentuk, misalnya: sikap Sangat Penting (5), Penting (4). Netral (3), Tidak
Penting (2) dan Sangat Tidak Penting (1). Pada penelitian ini juga terdapat penskalaan
individu untuk mendapatkan informasi konsumen terhadap produk pupuk padat.
setiap pertayaan memiliki nilai atau bobot kepentingan sendiri setiap point
pertanyaannya. Untuk menentukan tinngkat kepentigan konsumen kuisioner
menggunakan Skala Likert yang dimodifikasi untuk mengukur tingkat kepentingan
dan harapan konsumen. Jawaban setiap item pertanyaan yang ada memiliki bobot
berupa:
Sangat Tidak Penting (STP) memiliki nilai : 1
Tidak Penting (TP) memiliki nilai : 3
Netral (N) memiliki nilai : 5
Penting (P) memiliki nilai : 7
Sangat Penting (SP) memiliki nilai : 9
Tujuan modifikasi jawaban dari skala likert adalah untuk menghindari responden
yang menjawab ragu, maka dari skala likert yang asli seperti, sangat tidak setuju
(sts), tidak setuju (ts), belum memutuskan (bm), setuju (s)dan sangat setuju (ss)
dimodifikasi untuk melihat kecenderungan pendapat responden terhadap kemasan
pupuk padat ke arah penting atau tidaknya setiap variabel pertanyaan yang diajukan.
e. Pengujian Konsep
Tahap terakhir adalah pengujian konsep yang bertujuan untuk mengetahui apakah
produk yang baru dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta sesuai dengan
keinginan pelanggan sekaligus mengidentifikasi kelemahan yang mungkin masih
ada untuk diperbaiki pada pengembangan selanjutnya.
Dimana:
Dengan:
i = baris
j = kolom
Dengan Hipotesis:
H0 = desain parameter usulan tidak sesuai dengan atribut yang diinginkan pengguna
a. Hipotesis
Ho : µo = µ1 : Tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah penelitian
H1 : µo > µ1 : Ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah penelitian
b. Menetukan taraf signifikan Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 5% atau 0,05,
dengan df = n – 1
c. Membandingkan probabilitas dengan taraf signifikansi Jika probabilitas > 0,05, maka
Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Mulai
Studi Literatur
Identifikasi
Masalah
Observasi
Lapangan
Pendekatan
Responden
Kuisoner
Penyebaran
Kuisioner &
Wawancara
Pengumpulan Penambahan
Data Data
Ya
House of Quality
(HOQ)
Analisis &
Pembahasan
Kesimpulan &
Saran
Selesai
A. Studi Literatur
Studi Literatur merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk memulai suatu
penelitian. Dalam tahap ini dilakukan berupa pendalaman materi mengenai topik
30
BAB IV
Dimana:
N’ = Jumlah sampel minimal
Za/2 = Nilai distribusi normal
α = Tingkat ketelitian
p = Proporsi yang diduga
e = Error
Selang kepercayaan = 90% dengan tingkat ketelitian (α) = 10% = 0,1 : α/2 = 0,05 :
sehingga Zα/2 = 1,645 : e = 5% (0,05)
40−1
p=[ ] = 0,975
40
33
dengan jumlah kuisioner yang disebar sebanyak 40 responden (N) dan kembali dalam jumlah
yang sama serta 40 kuisioner tersebut sah (benar), maka diperoleh jumlah data (sampel)
minimal sebesar:
𝑍𝛼/2 2
N’ = [ ] px(1-p)
𝑒
1,645
N’ = [ 0,05 ]2.0,975 x (1 - 0,975)
N’ = 26.38374375 = 26
Jadi data sampel minimal yang dibutuhkan adalah 26 data karena N > N’ maka data dinyatakan cukup.
Pada tabel di atas merupakan hasil uji validitas dengan menggunakan software SPSS, dapat
dilihat bahwa nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel. Hal tersebut berarti H0 diterima atau
skor butir yang digunakan dalam kuisioner valid.
e. Membuat kesimpulan
Apabila rhitung > rtabel maka tiap butir pertanyaan kuisioner dianggap reliable, karena
reliable maka apabila kuisioner diajukan terhadap responden yang berbeda hasilnya
tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden. Hasil uji
reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Hasil dari output keseluruhan uji
reliabilitas menggunakan SPSS terlampir pada lampiran.
Dari hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa masing-masing rhitung lebih besar dari rtabel, dan
nilai ralpha lebih besar dari rtabel, yaitu 0.611>0.320 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa butir kuisioner dianggap Reliable.
36
Nilai importance rating tiap atribut keinginan pelanggan diperoleh dengan perhitungan
rata-rata, yaitu data tingkat kepentingan pelanggan sebanyak 40 responden dengan
rumus sebagai berikut:
Ʃ𝑥𝑖
X= 𝑛
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Xi = Data yang diperoleh dari kuisioner (data kepentingan konsumen)
N = Jumlah responden
Atau secara sederhana rumus IR dapat ditulis:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
IR = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑢𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
Kelengkapan Kemasan
Kebutuhan Konsumen
Pemilihan Warna
Importance Rating (IR)
Bahan Kemasan
Layout Tulisan
No. Suara Konsumen
Bentuk Desain
1 2 3 4 5
No. Urut Kebutuhan Teknis
Mudah dibawa 1 7.65
Kejelasan penggunaan pupuk 2 7.575
Informasi penting penggunaan pupuk 3 7.5
Kemasan yang mudah dikenali 4 7.15
Terdapat komposisi pupuk 5 7.15
Terdapat keterangan isi (berat) pupuk 6 7.125
Adanya nomer telepon customer service 7 7.1
Kemasan awet 8 6.55
40
Tabel 4.7 Hasil Matrik Hubungan Kebutuhan Konsumen dengan Kebutuhan Teknik
Kelengkapan Kemasan
Pemilihan Warna
Bahan Kemasan
Bentuk Desain
Kebutuhan Teknis
Layout Tulisan
1 2 3 4 5
Kebutuhan Konsumen No. Urut Kebutuhan Teknis
Mudah dibawa 9 9
Kejelasan penggunaan pupuk 9 9
Informasi penting penggunaan pupuk 9 9
Kemasan yang mudah dikenali 9 9
Terdapat komposisi pupuk 9 9
Terdapat keterangan isi (berat) pupuk 9 9
Adanya nomer telepon customer service 9 9
Kemasan awet 9
e. Bobot Kolom
Bobot kolom dalam Quality Function Deployment untuk mendapatkan informasi dan
tingkat pengembangan desain produk. Untuk mendapatkan nilai bobot kolom yaitu
dengan menjumlah hasil perkalian importance rating dengan nomer urut kebutuhan
yang ada. Sehingga hasil bobot kolom dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut:
Pemilihan Warna
Bahan Kemasan
Layout Tulisan
Desain Bentuk
f. Matriks Korelasi
41
8 Kemasan awet 3
43
b. Sales Point
Sales Point merupakan keinginan pelanggan yang berpengaruh pada daya saing yang
nantinya akan digunakan dalam pemasaran. Simbol sales point yaitu dengan nilai
tertentu yang besarnya lebih dari (1), yaitu (1.2) yang dapat diartikan berpengaruh
lemah, (1.5) artinya berpengaruh kuat sedangkan yang bukan merupakan sales point
memiliki nilai (1) yang artinya tidak berpengaruh. Nilai sales point dapat dilihat pada
tabel 4.12 sebagai berikut:
44
c. Improvement Ratio
Improvement Ratio merupakan tolak ukur usaha yang akan dilakukan untuk mengubah
tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut kebutuhan konsumen untuk mencapai
tujuan atau goal yang diinginkan. Rasio pengembangan diperoleh dari membagi nilai
goal dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap desain kemasan produk pupuk lama.
Nilai Improvement Ratio lebih dari 1 menunjukkan atribut tersebut memerlukan
perbaikan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Hasil perbandingan goal dengan
produk lama (Improvement Ratio) dapat dilihat dari tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.12 Improvement Ratio perbandingan Goal dengan Posisi Produk Lama
Posisi Desain Improvement
No. Atribut Kebutuhan Konsumen Kemasan Lama Goal Ratio
1 Mudah dibawa 3 5 1.67
2 Kejelasan penggunaan pupuk 3 4.5 1.5
3 Informasi penting penggunaan pupuk 2 5 2.5
4 Kemasan mudah dikenali 2 4 2
5 Terdapat komposisi pupuk 5 5 1
6 Terdapat keterangan isi (berat) pupuk 3 4 1.33
7 Adanya nomer telepon customer service 1 4 4
45
d. Row Weight
Row Weight adalah suatu nilai yang menggambarkan tingkat kepentingan secara
keseluruhan dari setiap kebutuhan konsumen. Perolehan hasil row weight dicari dengan
mengalikan Goal, Sales Point, dan Improvement Ratio. Untuk hasil perhitungan seluruh
atribut penelitian maka dapat diliha pada tabel 4.14 sebagai berikut:
e. Tindakan (Action)
Aksi terhadap pengembangan desain kemasan pupuk padat yang baru ditentukan melalui
strategi analisis dalam HOQ. Penilaian yang digunakan dalam pengambilan tindakan
adalah sebagai berikut:
1. Bila kemasan pupuk organik padat PT. Indmira lebih baik dalam hal memenuhi
keinginan konsumen dibandingkan kemasan pupuk organik padat yang diusulkan,
maka disimbolkan dengan kode A yaitu mempertahankan desain kemasan pupuk
organik padat.
2. Bila kemasan pupuk organik padat PT. Indmira dapat mengambil referensi dari
desain kemasan pupuk usulan untuk meningkatkan kualitas desain kemasan karena
menurut konsumen desain kemasan usulan lebih baik, maka disimbolkan dengan
kode B yaitu mempertahankan kualitas desain kemasan dan memberikan inovasi
terhadap desain kemasan tersebut.
46
3. Bila kemasan pupuk organik padat PT. Indmira tidak dapat memenuhi keinginan
konsumen dibandingkan dengan desain kemasan pupuk organik padat usulan, maka
disimbolkan dengan kode C yaitu meningkatkan kualitas desain kemasan pupuk
organik padat.
Pada tabel 4.15 semua z hitung berada di atas 0.05. Artinya desain yang diusulkan sudah sesuai
dengan keinginan pengguna pupuk padat.
Desain_Baru -
Desain_Lama
Z -5.524b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Hasil Uji Beda yang telah dilaukan menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara desain lama dan desain baru, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.000
yang artinya kurang dari tetapan signifikansi uji beda sebesar 0.05.
48
No
8
4
3
2
1
Adanya nomer telepon customer service 7.10
Kebutuhan konsumen
Kemasan awet
Mudah dibawa
Bobot Kolom
Target
6.55
7.13
7.15
7.15
7.50
7.58
7.65
Important Rating
Ember pail 1 kg warna dasar putih dengan tambahan handle tangan bentuk
68.85
1
pupuk yang mudah dibawa
ukuran emberØatas: 130,5 mm Øbawah: 108 mm, H: 120 mm. Label stiker
127.8
Plastik HDPE(High-Density Polyethylene) recyle symbol 03, tahan Bahan kemasan pupuk yang
2
terhadap suhu tinggi sampai 1200 C, lebih keras. awet
132.53
3
tidak mencolok
Menggunakan font baku (TNR) ukuran font standar, setiap keterangan
259.88
dibingkai kotak agar dapat dibaca secara jelas, tidak berdempetan satu Layout tulisan mudah terbaca
4
sama lain
Informasi-informasi penting pupuk (logo perusahaan produksi,expired Kelengkapan informasi
392.4
date, customer service, petunjuk penyimpanan, peringatan pemakaian, penting tercantum pada label
5
: nilainya 1.2
: nilainya 1.5
2
C : Meningkatkan kualitas kemasan pupuk padat
inovasi kemasan secara kontinyu
B : Mempertahankan kualits kemasan dan melakukan
A : Mempertahankan desain kemasan pupuk padat
Sales point
3
4
: korelasi positif
: produk baru
: produk lama
: korelasi negatif
5
: lemah (1)
: sedang (3)
: kuat (9)
Relationship Key
4.5
goals
5
4
4
5
4
sales point
improvement
1.67
1.33
1.67
2.5
1.5
4
1
2
ratio
12.525
10.125
12.525
18.75
7.98
7.5
24
12
bobot baris
tindakan
C
C
A
A
C
C
B
Wadah dapat
digunakan
kemabali
Bentuk Desain
Cara memilih
warna yang sesuai
Pemilihan Warna
Mencantumkan
informasi penting
Kelengkapan kemasan
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang Fault Tree Analysis di atas:
a. Rancangan desain pada kemasan pupuk padat telah dirumuskan pada desain di kebutuhan
teknis dimana kemasan dibuat dari segi fungsi kemasan yang serbaguna, sehingga apabila
pupuk sudah habis kemasan dapat digunakan kembali (tidak dibuang). Cara mendesain label
kemasan juga diperhatikan, hal ini berdasarkan pada suara konsumen dimana konsumen
menginginkan kelengkapan keterangan pada kemasan. Selain itu cara mendesain juga
dilakukan melihat pada kebutuhan teknis yang berdasarkan permintaan konsumen yakni
kemasan pupuk yang mudah dibawa.
b. Rancangan pewarnaan berdasarkan kriteria kemasan agar mudah dikenali. Dalam hal ini
Peneliti mengusulkan terdapat tiga warna pada kemasan pupuk. Warna yang dipilih nantinya
juga harus sesuai dan terdapat toleransi perbedaan warna berdasarkan konsep warna yang
telah ada.
c. Kelengkapan kemasan agar sesuai dengan keinginan konsumen maka dalam mendesain
label kemasan harus memperhatikan informasi-informasi penting yang dibutuhkan
konsumen terkait dengan pupuk padat, serta layout tuisan juga diperhatikan agar informasi-
informasi penting tadi mudah terbaca oleh konsumen.
d. Rancangan cara mendesain dengan adanya fungsi tambahan pada kemasan pupuk padat.
Peneliti menambah desain handle pada kemasan pupuk padat agar pupuk mudah dibawa
kemana-mana serta memudahkan untuk dibawa petani ketika berada di sawah tanpa
khawatir akan terjatuh atau licin karena tidak terdapat pegangan tangan atau handle pada
kemasan.
Dari keinginan konsumen yang terpilih ditentukan kebutuhan teknis yang berhubungan
kuat yaitu bentuk desain, bahan kemasan, pemilihan warna untuk label kemasan, layout tulisan,
dan kelengkapan informasi pada kemasan. Dari ke 5 kebutuhan teknis tersebut, kebutuhan yang
harus diteliti lebih lanjut adalah bentuk desain, pemilihan warna, dan kelengkapan informasi
pada kemasan. Sedangkan untuk bahan kemasan dan layout tulisan dapat langsung diperbaiki.
Berikut adalah gambar dari Matrik Part Deployment:
52
Rancangan mendesain
Rancangan pewarnaan
Technical Requirement Target
Bentuk Desain Ember pail 1kg warna putih dengan handle (ØA: 130.5 ØB: 108 H: 120 mm) 9
Pemilihan Warna 3 warna pada label (kuning, hijau karat, biru aegean) 9
logo perusahaan & merk pupuk di tengah, expired date, petunjuk peyimpanan dan
Kelengkapan Informasi pemakaian, peringatan penggunaan pupuk, dan nomer customer service
9
3 warna
Kelengkapan
pada label
Ember pail 1 informasi
(kuning,
kg dengan penting terkait
hijau karat,
handle pupuk pada
dan biru
label kemasan
aegean)
68.85 68.18 324.225
Pembuatan Desain 1
Penentuan Ukuran 2
Pemesanan Kemasan 3
Penyortiran Kemasan 1
Pengisian kemasan
4
dengan pupuk
Desain Label 5
Pengukuran Label 6
Pencetakan Label 7
Pemotongan Label 8
Penempelan Label 9
Pemeriksaan 2
Penyimpanan 1
Pengiriman 1
Planning
Needs
Analisis Pekerjaan
Kualifikasi
Process Step Key Process Requirement Notes
Cara mendesain kemasan Rancangan cara
Bentuk Desain
Ketepatan pengukuran mendesain
Cara mendesain label Teknis pemilihan
Pemilihan Warna warna pada desain
Pemeriksaan warna pada label
label
Cara mengatur layout Rancangan desain
Kelengkapan Informasi
Pemeriksaan kelengkapan informasi label
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah adanya desain usulan baru untuk kemasan pupuk padat, maka juga dilakukan penilaian
atau evaluasi terhadap desain kemasan usulan, dimana evaluasi tersebut dapat dibandingkan
dengan evaluasi penilaian terhadap kemasan lama. Hasil evaluasi perbandingan kedua kemasan
lama dan kemasan baru dapat dilihat pada Tebel 5.1 di bawah ini:
Gambar 5.3 Grafik Evaluasi Perbandingan Kemasan Baru & Kemasan Lama
Evaluasi Kemasan Baru Evaluasi Kemasan Lama
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Menentukan nilai posisi untuk kemasan baru diperoleh dari rekapan kuisioner mengenai
evaluasi atau penilaian terhadap desain baru yang diusulkan berdasarkan nilai proporsi
kuisioner. Hal ini juga telah dilakukan untuk menentukan nilai posisi dari kemasan yang lama.
Adapun hasil nilai posisi kemasan baru dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan hasil nilai posisi antara
kemasan lama dan kemasan baru dapat dilihat pada Gambar 5.4 sebagai berikut:
Pada HOQ , lambang yang digunakan untuk simbol nolai posisi pada tabel adalah:
= Produk Lama
= Produk Baru
Sehingga nilai posisi antara produk terdahulu dengan produk yang baru jika menggunakan
lambang dalam bentuk simbol dapat dilihat sebagai berikut:
Performansi yang ingin dicapai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(Goals) dari kemasan usulan / kemasan baru hasilnya lebih baik dibandingkan dengan posisi
dari kemasan lama yang masih jauh dari target. Adapun goals yang dihasilkan oleh kemasan
baru sebagai berikut:
kemasan usulan dicantumkan kemasan isi pupuk. Dan atribut kedelapan yaitu informasi
penting, pada kemasan lama tidak dicantumkan tanggal kadaluwarsa, peringatan penggunaan
dan penyimpanan pupuk sedangkan pada kemasan usulan dicantumka.
diperoleh dari wawancara maka penulis dapat menyimpulkan poin-poin yang menjadi fokus
untuk melakukan perancangan ulang desain kemasan pupuk padat yang sesuai dengan keingina
dan kebutuhan konsumen. Dari hasil pengamatan tersebut, kemudian dibuat desain kemasan
pupuk padat dengan menggunakan software AutoCad untuk membantu dalam menerjemahkan
desain kemasan pupuk padat.
64
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap desain kemasan pupuk yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan penelitian terkait penggunaan kemasan pupuk padat oleh petani,
ternyata masih banyak keluhan dari petani mengenai kemasan pupuk yang lama.
Sehingga ketika pengambilan data dilakukan dengan beberapa kuisioner didapatkan
kesimpulan bahwa masih banyak atribut-atribut yang diinginkan petani dari kemasan
pupuk lama. Diantara atribut-atribut yang ada, petani lebih menekankan pada atribut
kemasan pupuk yang mudah dibawa, mudah dikenali, serta adanya informasi penting
terkait dengan kelengkapan label kemasan yang berisi informasi penting pupuk yang
dibutuhkan petani.
2. Rancangan desain usulan kemasan baru yang diinginkan konsumen dengan
menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dapat dilihat berdasarkan
tingkat kepentingan dari masing-masing atribut yang diperoleh hasilnya dari pembagian
kusioner 2. Dari perhitungan tingkat kepentingan (IR) dapat dilihat ranking (prioritas
kepentingan berdasarkan skor IR tertinggi) yaitu yang pertama adalah kemasan pupuk
mudah dibawa. Oleh sebab itu kemasan baru yang diusulkan berupa ember pail 1
kilogram yang terdapat handle agar mudah dibawa dan dengan harga yang lebih
ekonomis dibandingkan dengan kemasan pupuk yang lama. Sehingga dalam hal ini
perusahaan dapat meningkatkan kualitas mutu dan isi pupuk secara maksimal dari yang
semula 500 gram menjadi 1 kilogram tanpa dibebani peningkatan harga kemasan.
3. Desain kemasan pupuk baru dirancang dengan label yang memiliki warna mencolok
tetapi kontras dengan layout label, penulisan merk, dan logo perusahaan. Tujuannya
adalah agar kemasan pupuk mudah dikenali oleh konsumen sehingga meninggalkaan
kesan tersendiri serta menimbulkan daya tarik yang berbeda. Adapun tiga warna yang
dipilih adalah kuning, hijau karat, dan biru aegean.
65
6.2 Saran
Setelah usulan kemasan baru selesai maka ada beberapa saran untuk penelitia selanjutnya,
saran tersebut adalah:
1. Perlu dianalisis dari segi ergonomis desain kemasan untuk pengembangan desain baru
yang sudah ada.
2. Rancangan kemasan yang akan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya perlu
dipertimbangkan inovasi kemasan dari bahan lain selain plastik jenis HDPE.
xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KUISIONER 1
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KONSUMEN
KUISIONER 2
IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN ATRIBUT
No. Atribut 1 3 5 7 9
1. Seberapa penting kemasan pupuk mudah dibawa ?
2. Seberapa penting bahwa kemasan pupuk mudah
dikenali bagi Anda ?
3. Seberapa penting kemasan yang awet untuk kemasan
pupuk bagi Anda ?
4. Seberapa penting adanya komposisi pupuk pada
kemasan pupuk ?
5. Seberapa penting adanya nomer Customer Service pada
kemasan pupuk ?
6. Seberapa penting adanya kejelasan penggunaan pupuk
pada kemasan pupuk ?
7. Seberapa penting adanya keterangan isi (berat) pada
kemasan pupuk ?
8. Seberapa pennting adanya informasi penggunaan
pupuk bagi Anda ?
xvi
KUISIONER 3
EVALUASI DESAIN KEMASAN PUPUK LAMA
Usia :..................................................
Spesifikasi:
Bentuk: Tabung
Kelebihan: Awet dan mudah disimpan
Bobot
No. Kebutuhan Konsumen penilaian
kemasan lama
1 Kemasan pupuk mudah dibawa
2 Kemasan pupuk yang mudah dikenali
3 Kemasan pupuk awet
4 Terdapat komposisi pembuatan pupuk pada kemasan
5 Terdapat nomer customer service pada kemasan
6 Terdapat kejelasan penggunaan pupuk
7 Terdapat keterangan isi (berat) pada kemasan
8 Tercantum informasi penting penggunaan pupuk
xviii
KUISIONER 4
Usia :..................................................
2. Bentuk Desain:
xix
Spesifikasi:
Bentuk: Ember Pail 1 kg
Kelebihan: Mudah dibawa, awet, kemasan
mudah dikenali, informasi penting tentang
pupuk tercantum lengkap pada kemasan
Uji Validitas
xxi
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 total
X1 Pearson Correlation 1 .210 .608** .247 .286 .714** .241 .745** .638**
Sig. (2-tailed) .193 .000 .125 .074 .000 .134 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2 Pearson Correlation .210 1 .542** .566** .581** .193 .398* .503** .670**
Sig. (2-tailed) .193 .000 .000 .000 .232 .011 .001 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X3 Pearson Correlation .608** .542** 1 .763** .786** .581** .703** .914** .924**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X4 Pearson Correlation .247 .566** .763** 1 .697** .338* .592** .622** .832**
Sig. (2-tailed) .125 .000 .000 .000 .033 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X5 Pearson Correlation .286 .581** .786** .697** 1 .213 .638** .663** .774**
Sig. (2-tailed) .074 .000 .000 .000 .187 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X6 Pearson Correlation .714** .193 .581** .338* .213 1 .218 .582** .627**
Sig. (2-tailed) .000 .232 .000 .033 .187 .176 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X7 Pearson Correlation .241 .398* .703** .592** .638** .218 1 .625** .660**
Sig. (2-tailed) .134 .011 .000 .000 .000 .176 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X8 Pearson Correlation .745** .503** .914** .622** .663** .582** .625** 1 .886**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total Pearson Correlation .638** .670** .924** .832** .774** .627** .660** .886** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Uji Reliabilitas
N %
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
Reliability Statistics
.611 9
Item-Total Statistics
X1
162.10 603.067 .576 .598
X2
163.55 569.536 .548 .574
X3
162.45 557.638 .830 .559
X4
162.80 563.959 .703 .566
X5
162.65 568.182 .607 .571
X6
162.55 580.100 .616 .580
X7
162.40 569.785 .559 .574
X8
162.25 575.731 .782 .575
total
57.25 115.833 .723 .891
xxiv
Distinct Values 3
Off-Diagonal Cases 8
Observed MH Statistic 33.000
Mean MH Statistic 35.500
Std. Deviation of MH Statistic 1.658
Distinct Values 3
Off-Diagonal Cases 19
Observed MH Statistic 82.000
Mean MH Statistic 85.000
Std. Deviation of MH Statistic
2.345
Distinct Values 2
Off-Diagonal Cases 15
Observed MH Statistic 7.000
Mean MH Statistic .000
Std. Deviation of MH Statistic
3.873
Distinct Values 2
Off-Diagonal Cases 7
xxv
Distinct Values 2
Off-Diagonal Cases 7
Observed MH Statistic 1.000
Mean MH Statistic .000
Std. Deviation of MH Statistic
2.646
Distinct Values 2
Off-Diagonal Cases 10
Observed MH Statistic 4.000
Mean MH Statistic .000
Std. Deviation of MH Statistic
3.162
Distinct Values 2
Off-Diagonal Cases 13
Distinct Values 2
Off-Diagonal Cases 17
Observed MH Statistic 1.000
Mean MH Statistic .000
Std. Deviation of MH Statistic
4.123
Ranks
Ties 0c
Total 40
Test Statisticsa
Desain_Baru -
Desain_Lama
Z -5.524b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Tampak Depan
Tampak Samping
xxxii
Tampak Atas
Tampak Bawah
Tampak Isometric