Disusun Oleh :
NIM : 14/368715/SV/07039
Assalamu’alaikum Wr. Wb
kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul
PALUR’’.
satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (AMd) program Studi Diploma III
dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini terdapat banyak kekurangan, hal ini tak
Penyusunan laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa saran, kritik, bimbingan maupun bantuan lainnya.
laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan mudah dan lancar
2. Orang tua saya terutama dan keluarga yang selalu memberikan kasih
v
3. Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T, IP.MD selaku Direktur Sekolah
4. Dr. Moh. Affan Fajar Falah, STP, M.Agr selaku Ketua Program Studi
6. Dr. Wagiman STP, M.Si selaku dosen pembimbing tugas akhir yang selalu
selama bimbingan tugas akhir ini hingga selesai dengan baik dan tepat
waktu.
7. Ibu Annie Mufyda Rahmatika ST, MT selaku dosen penguji tugas akhir saya
8. Seluruh pihak PT Jamu Air Mancur terutama pak sigit, mbak windy dan
anisa dan thata, terimakasih kalian yang selalu memberi semangat dan
10. Sahabat-sahabat saya yang selalu ada ketika susah senang, yang selalu
menemani ketika saya butuh wkwk, yang menjadi sasaran ketika marah,
partner ghibah, mbak rini, retno, mbak wull, rahmah, lisa, anisa, tyas dan
terimakasih yaa.
neni rous, dan yang tidak pernah ada kabarnya rosa dan anita, semangat ya
kalian.
14. Sahabat-sahabat Agroindustri 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu-
persatu, banyak cerita indah, nyinyiran dan apapun itu yang terukir kurang
lebih 3 tahun ini. Khususnya untuk kelas A selalu jadi keluarga yang
mendukung satu sama lain ya, udah jangan ada ghibah antara kita wkwk.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan. Penulis berharap laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
vii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..............................................................................................................5
D. Manfaat ............................................................................................................5
B. Sanitasi ..........................................................................................................28
C. Higiene ..........................................................................................................29
viii
E. Sanitasi Peralatan ..........................................................................................37
B. Saran ..............................................................................................................66
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
EVALUASI SANITASI BANGUNAN, PERALATAN DAN HIGIENE
KARYAWAN RUANG PRODUKSI EKSTRAK PT JAMU AIR MANCUR
PALUR
Oleh:
Syarifah Nur Hasanah MA , Wagiman2 , Annie Mufyda Rahmatika2
1
INTISARI
Kata kunci: Sanitasi, higiene, peraturan BPOM, diagram Pareto, metode 5 Whys,
diagram Ishikawa
Keterangan :
1. Mahasiswa Diploma III Agroindustri SV UGM
2. Dosen Diploma III Agroindustri SV UGM
xiii
EVALUATION OF SANITATION BUILDING, EQUIPMENT AND
HYGIENE OF EMPLOYEES PRODUCTION EXTRACT ROOM PT
JAMU AIR MANCUR
By :
Syarifah Nur Hasanah MA1 , Wagiman2 , Annie Mufyda Rahmatika2
ABSTRACT
Traditional drug industry such as herbs industry should pay attention to the
safety of product like implementation of sanitation and hygiene. Sanitation and
hygiene are very important to avoid any contamination of product, so the products
are safe dan worth for consumption.
Evaluation of conformity in PT Jamu Air Mancur condition was compared
with the Regulation National Agency of Drug and Food of the Republic of
Indonesia (BPOM RI) Number HK.00.05.4.1380 year 2005 about guidance on
how to produce the good traditional herbs that related to implementation of
building sanitation, equipment sanitation and employees hygiene. Evaluation has
been done in extract room especially herbal product for women after giving birth.
Then proceed with the Pareto diagram to determine the main deviation, 5 whys
and Ishikawa method to determine the root cause.
The result of assessment then calculated for the percentage and it obtained
that building sanitation had 75% suitable and 25% incompatibility, equipment
sanitation obtained 75% suitable and 25% incompatibility and employees hygiene
obtained 62,5% suitable and 37.5% incompatibility that compared with the
BPOM rules. The main problem of that deviation from pareto diagram was caused
by employees hygiene factor. Root cause from 5 whys method and Ishikawa
diagram have shown that the deviation was caused by manpower factor, method
factor, environment factor and material factor. The most influential factor was
methods factor because of the unclear rules and jobdesk .
Description:
1. Student of Diploma III Agroindustri SV UGM
2. Lecturer of Diploma III Agrondustri SV UGM
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Palur yang berada dijalan Raya Solo. Perusahaan ini memproduksi aneka
jamu mulai jamu pil bersalin, param, jamu khusus untuk perempuan dan
dan higiene diruang produksi agar keamanan dari produk selalu terjamin.
diterapkan oleh perorangan. Tujuan dari keduanya pun sama yaitu untuk
manusia selalu hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Dengan
tujuan tersebut maka sanitasi dan higiene sangat penting untuk diterapkan
pembersihan bangunan yang benar, serta tata letak yang sesuai agar tidak
tersebut.
2
kebersihannya agar terhindar dari pencemaran fisik ataupun mikrobiologi.
secara benar agar peralatan tersebut aman, bersih dan layak ketika akan
menerapkan higiene dengan baik dan benar sesuai yang ada di peraturan,
dilakukan oleh karyawan pada bagian ekstrak obat dalam ini. Karyawan
alat pelindung diri, tidak melakukan cuci tangan dengan sabun serta
produk.
agar diperoleh produk yang bermutu, aman serta layak dikonsumsi sebagai
3
Diagram pareto digunakan untuk menentukan faktor terbesar yang
dari sebelah kiri, dengan mengetahui faktor paling besar tersebut akan
akibat dari suatu masalah dengan demikian dapat diperoleh solusi untuk
masalah tersebut.
B. Batasan Masalah
4
C. Tujuan
D. Manfaat
mutu produk.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jamu
luar dan obat dalam yang harus diminum. Menurut Sumarny (2002). Jamu
dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-bahan
dan belum diolah. Namun wujudnya sudah dalam keadaaan bersih dan
telah dikeringkan. Selain itu, bentuk seperti ini telah siap direbus sesuai
pengobatan daripada bentuk tanaman tanaman obat yang segar atau kering.
6
Pemerintah sebetulnya telah mengeluarkan banyak peraturan yang
dan alat kesehatan yang dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan atau
ramuan bahan yang sarian atau campuran dari bahan tersebut yang secara
pembuatan obat tradisional yang baik atau CPOTB. Secara tegas juga
B. Sanitasi
7
disebabkan oleh makanan. Oleh karena itu, sanitasi dalam proses
2001).
kontaminasi lagi.
gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan
atau air limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan. Sistem
8
sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus dipasang
manusia antara lain sarana air bersih, jamban, toilet, saluran limbah,
tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari, pakaian kerja,
peralatan kebersihan.
9
Cleaning adalah pembersihan kotoran yang tampak oleh penglihatan,
upaya yang sangat memakan biaya dan tidak praktis diterapkan pada
dengan uap, air panas dan bahan kimia. Efektivitas sanitasi termal
pada kadar dan waktu tertentu. Bahan pembersih kimia yang ideal
cepat, stabil pada setiap kondisi, sifat toksik dan korosif yang rendah,
C. Higiene
Misalnya melakukan cuci tangan dengan air dan sabun yang mengalir.
10
seperti pendapat dari Musfirah (2014), keracunan pada produk disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain higiene perorangan yang buruk, cara
higiene bagi produk dan juga karyawan itu sendiri. Karyawan yang
Karyawan yang sehat dan bersih akan berdampak baik bagi produk karena
D. Sanitasi Bangunan
11
Perancangan sanitasi suatu bangunan harus dinilai secara berkala
(Arisman, 2009).
lantai harus halus, mudah dicuci, dibuat dengan bahan yang tidak poros,
ruangan zona H, lantai sebaiknya dilapisi dengan resin atau epoxy anti
gelap serta dilengkapi dengan lampu yang menerangi tempat kerja secara
membuang kelebihan panas, debu, uao, aerosol, bau dan debu biologis dari
tertutup, kran air panas, sabun dan handuk atau tisu atau mesin pengering.
Bak air yang digunakan untuk pencucian tangan harus terpisah dari bak
cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan. Satu bak pencuci tangan
12
E. Higiene Karyawan
baik. Untuk itu disarankan pekerja melakukan tes kesehatan, terutama tes
darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-
rumah sakit. Pakaian pengolah dan penyaji makanan harus selalu bersih.
sebaiknya tidak bermotif dan berwarna terang. Hal ini dilakukan agar
(Purnawijayanti, 2001).
perorangan meliputi,
1. Rambut
biasakan selalu mencuci secara teratur agar selalu bersih dan gunakan
topi atau penutup kepala pada waktu bekerja. Sehelai rambut yang
13
diartikan betapa joroknya penjamah makanan dan makanan tersebut
tidak sehat.
2. Wajah
3. Hidung
hidung pada waktu bersin dan jika sedang sakit batuk pilek gunakan
4. Mulut
Kesehatan mulut dan gigi dijaga dengan baik, biasakan menyikat gigi
piring kecil.
14
suatu tempat kepada makanan. Menjaga kebersihan kuku merupakan
Purnawiyatun, 2004).
(Suma’mur, 1987).
15
F. Sanitasi Peralatan
Sanitasi peralatan dan mesin adalah kebersihan dari alat dan mesin
yang digunakan agar tidak mencemari lingkungan dan hasil produk akan
tetap terjaga kualitasnya. Usaha untuk menjaga kebersihan alat dan mesin
2014).
bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat menjadi bahaya
16
G. Diagram Pareto
Data yang penting berada di sebelah kiri dan yang lainnya disebelah
ukuran relatif masalah mutu tetapi juga merupakan alat bantu visual yang
masalah mutu yang telah ditentukan dari grafik kendali yaitu berada diluar
rentang spesifikasi.
17
masalah utama yang harus segera ditangani, supaya dapat segera dilakukan
H. Metode 5 whys
cacat yang terjadi pada produk atau jasa yang sama maupun yang
terpecahkan bila kita berhenti sampai disitu. Ketika kita bertanya lagi dan
kali namun kata 5 ini digunakan sebagai parameter seberapa dalam akar
teknik 5 Whys ini digunakan dalam rangka mencari dan menemukan akar
18
pada pertanyaan Why ketiga, dan adakalanya baru ditemukan pada Why
kedelapan. Jadi tidak ada standar baku harus lima kali bertanya Why.
I. Diagram Ishikawa
Diagram sebab dan akibat dikenal juga sebagai diagram (cause and
19
atas material, peralatan (mesin), metode kerja (manusia) dan
3. Pada setiap cabang tulis faktor-faktor penyebab yang lebih rinci dapat
penyebab ini berupa ranting, yang bila diperlukan bisa dijabarkan lebih
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pengumpulan Data
a. Data primer
21
b. Data Sekunder
terakhir karyawan
a. Metode Wawancara
b. Metode Observasi
22
produk, APD yang digunakan serta rancang bangun bangunan
dibagian ekstraki.
3. Pengolahan data
persentasenya pada aspek yang sudah sesuai dan yang belum sesuai.
Ishikawa.
C. Jadwal Pelaksanaan
Kerja praktik dimulai pada tanggal 18 Juli 2016 hingga 16 Agustus 2016.
23
Tabel 3.1 Tabel jadwal pelaksanaan kerja praktik
Tanggal Kegiatan
karyawan.
24
Lanjutan Tabel 3.1 Tabel jadwal pelaksanaan kerja praktik
25
BAB IV
PT Jamu Air Mancur unit Palur yang beralamatkan Jl. Raya Solo-
beberapa produk jamu seperti pil jamu bersalin, jamu prourat, param
kocok, jamu nafsu makan dan galian singset. Proses produksi yang
dilakukan di PT Jamu Air Mancur unit Palur ini dimulai dari proses
pembersihan bahan baku karena unit Jetis memiliki banyak ruangan yang
beberapa bagian antara lain ruang produksi obat luar padat, bagian obat
dalam, obat luar cair dan bagian pengemasan. Hal ini untuk memudahkan
26
beberapa depo, agen, salesman, dan distributor di berbagai daerah yang
Proses pembuatan salah satu produk ekstrak yaitu pil bersalin yang
dapat dilihat pada Lampiran 1 Peta proses operasi. Proses pembuatan jamu
selanjutnya, jadi dalam pengecilan ukuran ini tidak harus memiliki ukuran
yaitu penggilingan agar bahan menjadi lebih halus lagi. Untuk memastikan
agar bahan sudah halus semua maka dilakukan proses pengayakan dengan
bahan rata. Proses selanjutnya yaitu granulasi atau membuat jamu menjadi
kemasan primer. Jamu kemudian dikemas lagi dalam etiket dan harus
27
kemasan seperti kemasan yang bocor, tidak rapat, dan berat dalam
sehingga dalam satu bulan terdapat 3 kali bets produksi. Bets sendiri
B. Sanitasi
rancang bangun yang sesuai dengan syarat sanitasi ataupun perawatan dan
mencemari produk.
prinsip sanitasi. Lingkungan di ruang produksi yang baik dan bersih akan
dijaga. Maka dari itu perlu dilakukan perawatan pada lingkungan produksi
dan bersih.
28
C. Higiene
sangat dituntut dalam mencapai tujuan higiene yang baik dan benar.
higiene yang benar. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Pada peta proses operasi yang dapat dilihat pada Lampiran 1 Peta proses
atau Standar Air Mancur. Pada proses tersebut karyawan yang memeriksa
setelah itu akan dilakukan proses pencucian pada bahan sehingga kotoran
29
PT Jamu Air Mancur seharusnya lebih peduli dengan higiene
baik bagi kesehatan karyawan sehingga secara tidak langsung hal tersebut
juga akan meningkatkan mutu produk. Karyawan yang sehat dan bersih
terkontaminasi oleh beberapa bakteri yang ada pada tangan, rambut, atau
pun dari anggota badan lainnya namun setelah proses ini akan dilakukan
peran karyawan hanya sebatas mengambil bahan yang sudah halus dengan
pada proses pengayak ini ada beberapa karyawan yang tidak menggunakan
30
Proses selanjutnya yaitu pemeriksaan menggunakan mesin
moisture analyzer analyzer dan ayakan mesh 120. Pada proses tersebut
bulatan. Proses selanjutnya yaitu coating atau pelapisan pada pil agar
mengkilat.
selesai dengan cara memeriksa satu per satu apakah pil dalam keadaan
rusak atau tidak. Proses pemeriksaan ini dilakukan secara manual dan
Produk yang tercemar tentunya akan memiliki mutu rendah dan berbahaya
mesin counter namun karyawan juga berperan dalam hal ini. Produk yang
keluar dari mesin counter akan langsung dimasukkan kedalam plastik klip
melalui lubang mesin tersebut. Tidak jarang produk keluar dari kemasan
31
sehingga diambil oleh karyawan secara manual. Hal tersebut
sarung tangan, masker dan penutup kepala namun hal tersebut tidak
D. Sanitasi Bangunan
32
Tabel 4.1. Sanitasi bangunan bagian ekstrak
Pelaksanaan
CPOTB Tidak Keterangan
Sesuai sesuai
33
Lanjutan Tabel 4.1. Sanitasi bangunan bagian ekstrak
Penyiapan, √ a. Sudah sesuai dengan
penyimpanan, syarat kebersihan.
mengkonsumsi b. Syarat kebersihan antara
makanan dan lain adanya wastafel yang
minuman dilengkapi dengan sabun,
dilaksanakan di air mengalir dan kain
dapur dan atau pengering.
ruang makan yang c. Makanan terpisah dengan
memenuhi syarat piring kotor
kebersihan. d. Adanya tempat sampah
e. Lantai bersih dan tidak
licin.
Rodentisida, √ a. Rodentisida dan
insektisida, bahan insektisida berada di luar
fumigasi dan bahan ruang produksi.
pembersih tidak b. Bahan pembersih
boleh mencemari diletakkan diruang janitor
peralatan produksi, c. Bahan fumigasi
bahan baku, bahan diletakkan digudang yang
pengemas, produk terpisah dengan ruang
antara, produk produksi.
ruahan ataupun
produk jadi.
34
Lanjutan Tabel 4.1. Sanitasi bangunan bagian ekstrak
Ruangan hendaklah √ d. Sudah sesuai dengan WI
dibersihkan sesuai (work instruction)
dengan prosedur, pembersihan dari
sebelum dan perusahaan. Work
sesudah digunakan. instruction dapat dilihat
pada Lampiran 2 Work
instruction sanitasi
e. Ruangan dibersihkan 2
kali sehari yaitu sebelum
dan setelah produksi. Data
pembersihan ruangan
dapat dilihat pada
Lampiran 3 catatatan
pembersihan ruangan
tersebut dipengaruhi oleh tidak tersedianya jumlah jamban dan tempat cuci
2. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan
35
a. Untuk karyawan Pria
produksi, misalkan ketika sabun sudah habis namun tidak segera diisi
36
E. Sanitasi Peralatan
Penerapan sanitasi pada peralatan juga sangat penting karena
dapat dilihat pada Tabel 4.4 Kesesuaian sanitasi peralatan ruang ekstraki.
Pelaksanaan
CPOTB Tidak Keterangan
Sesuai
sesuai
Prosedur sanitasi √ Sudah ada WI sanitasi
peralatan hendaklah peralatan dan label bersih.
dirancang dengan tepat WI sanitasi peralatan dapat
agar dapat dicegah dilihat di Lampiran 4 Work
pencemaran peralatan instruction sanitasi
oleh bahan pembersih peralatan.
atau bahan untuk sanitasi Label bersih dapat dilihat
di Lampiran 5 Label bersih
Peralatan sebelum √ Karyawan kadang
dipakai hendaklah langsung menggunakan
diperiksa lagi untuk peralatan
memastikan
kebersihannya
Peralatan setelah √ Sudah sesuai seperti yang
digunakan hendaklah ada di prosedur WI
dibersihkan baik bagian sanitasi peralatan di
luar maupun bagian Lampiran 4 Work
dalam sesuai dengan instruction sanitasi
prosedur serta dijaga dan peralatan.
disimpan dalam kondisi
bersih dan diberi tanda
37
Lanjutan Tabel 4.4 Kesesuaian sanitasi peralatan ruang ekstrak
peduli ini seharusnya dicegah karena jika dibiarkan maka akan menjadi
F. Higiene Karyawan
sehat tentunya akan berdampak pada mutu produk. Produk menjadi terjaga
38
Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.1380 tahun 2005 mengenai
higiene pada karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.5 Higiene karyawan
Pelaksanaan
CPOTB Sesuai Tidak Keterangan
sesuai
Karyawan hendaklah √
a. Karyawan hanya
menjalani pemeriksaan
melakukan
kesehatan baik sebelum
pemeriksaan setelah
diterima menjadi karyawan
diterima kerja yang
maupun selama menjadi
meliputi buta warna,
karyawan yang dilakukan
berat badan dan
secara berkala
tinggi badan.
39
Lanjutan Tabel 4.5 Higiene karyawan
Gambar 4.3
Penyimpangan
karyawan
40
Lanjutan Tabel 4.5 Higiene karyawan
produksi ekstrak PT Jamu Air Mancur karena beberapa aspek yang tidak
41
kesehatan ketika diterima jadi karyawan. Pemeriksaan kesehatan
berupa tes buta warna, berat badan dan tinggi badan. Namun tes kesehatan
yang dianjurkan sebaiknya meliputi tes tekanan darah, tes rontgen berupa
ke karyawan lain.
habis tidak ada yang melaporkan kepada atasan sehingga karyawan tidak
42
misalkan menggunakan tutup rambut, hal tersebut dapat mengakibatkan
produk tercemar oleh benda asing. Selain itu tidak ada yang mengingatkan
karyawan lain untuk tidak menggunakan perhiasan atau jam tangan ketika
produk.
diare. Bakteri Shigella dapat berasal dari toilet dan produk yang
antara anggota badan dengan bahan baku, produk antara dan produk
tangan. Alasan mereka tidak menggunakan sarung tangan antara lain tidak
menemukan jenis sarung tangan yang sesuai. Selain itu karyawan juga
tidak menggunakan APD sesuai aturan seperti pada hasil pengamatan yang
43
dapat dilihat pada Lampiran 11 lampiran pengamatan pemakaian APD
Karyawan.
Jenis sepatu kerja yang digunakan yaitu sepatu kain namun pihak
catatan suhu dan kelembapan ruang ekstrak. Alasan lainnya yaitu jumlah
oleh perusahaan, kemudian ada jas lab yang digunakan oleh pekerja di
bagian tertentu serta celemek. Namun ada beberapa pekerja yang tidak
baju biasa saja. Baju kerja seperti celemek dan jas lab ini ditinggal di loker
memperhatikan kebersihan celemek dan jas lab nya agar tidak menjadi
sumber kontaminan.
44
Tutup kepala dipakai kurang dari setengah pekerja yang ada.
bagian kepala dan telinga. Penggunaan masker di bagian obat dalam ini
mengganggu dan sudah terbiasa dengan bau yang ada disana. Serbuk yang
ada pada udara juga tidak terlalu banyak dihasilkan dibagian obat dalam
jaringan tubuh.
menemukan sarung tangan yang cocok untuk proses produksi seperti pada
bahan kain akan membuat tangan pekerja berkeringat dan menjadi sumber
45
Penggunaan APD yang tidak dipatuhi karyawan tersebut
belum.
jumlah bakteri yang ada pada produk masih dibawah batas cemaran dan
46
sedangkan pada peraturan BPOM No 12 tahun 2014 bahwa nilai maksimal
AKK kurang dari 104 sehingga produk tersebut aman dari cemaran fungi.
pada produk terdapat bakteri yang berbahaya atau tidak. Pengujian bakteri
produk berupa jamu pil bersalin negatif dari bakteri patogen. Sehingga
tangan karyawan.
47
Tabel 4.6 Lembar data penyimpangan sanitasi dan higiene
pada karyawan, maka dari itu dapat diketahui faktor utama penyebab
yang menyangkut tentang penerapan higiene. Hal ini tentunya tidak baik
48
terlebih menyangkut proses produksi obat yang akan dikonsumsi oleh
manusia.
1. Manusia
49
a) Mengapa? Karena karyawan tidak bekerja sesuai standar higiene
rutin.
2. Metode
50
b) Mengapa tidak ada pembagian pengawasan diruang produksi
ekstrak dari pihak SSH? Karena pembagian job desk dari pihak
c) Mengapa pembagian job desk dari pihak SSH tidak jelas? Karena
tingkat produktivitas.
3. Lingkungan
51
d) Mengapa tidak ada pengawasan yang ketat dari pihak SSH?
Karena pembagian job desk tidak jelas sehingga pihak dari SSH
e) Mengapa pembagian job desk tidak jelas sehingga pihak dari SSH
4. Material
sarung tangan.
produksi.
sesuai.
52
pemenuhan permintaan akan lebih menguntungkan daripada
produksi menjadi tidak berjalan. Waktu produksi yang tidak berjalan akan
53
mengurangi keuntungan. Solusi dari akar masalah faktor manusia tersebut
kerja. Pohon faktor untuk faktor metode digambarkan pada Gambar 4.7
54
produktivitas. Maka dari itu pihak perusahaan tidak memperhatikan fungsi
baik seperti fasilitas cuci tangan, peraturan yang jelas mengenai perilaku
sanitasi dan higiene yang seharusnya dilakukan dan fasilitas APD untuk
sepenuhnya sama dengan yang ada di CPOTB karena ada beberapa yang
55
Pohon faktor untuk faktor lingkungan digambarkan pada Gambar
dari departemen tersebut tidak berjalan dengan baik. Contohnya tidak ada
56
Perusahaan harus lebih peduli dengan fungsi SSH agar lingkungan ruang
produksi sesuai dengan aturan. Selain itu pembagian job desk harus lebih
jelas.
dibawah ini:
tingkat produksi bukan penerapan sanitasi yang baik dan benar. Solusinya
57
agar perusahaan segera menyelesaikan penelitian mengenai material APD
who, when, where, why, dan how dimana pada metode ini bertujuan untuk
berlangsung. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7 Hasil 5W+1H.
58
Lanjutan Tabel 4.7 Hasil 5W+1H
Where Penyimpangan Diruang Di locker Material
terjadi di ruang produksi wanita dan untuk
produksi jamu pria ruang bagian
ekstrak ekstrak produksi ruang
khususnya di khususnya ekstrak. produksi
bagian bagian pil ekstrak
penggilingan, bersalin
inspeksi
setelah coating
dan proses
counter
When Penyimpangan Ketika Sabun tidak Ketika
oleh karyawan proses terdapat proses
dilakukan produksi diruang produksi
misalnya saat berjalan. locker ketika berjalan
memasuki sudah habis terdapat
ruang produksi karena tidak beberapa
tidak segera diisi material
melakukan kembali. APD yang
cuci tangan tidak cocok
dengan sabun, digunakan
memegang seperti saat
produk proses
dibagian counter
penggilingan, karena
inspeksi lengket
setelah coating dengan
dan proses produk.
counter.
59
Lanjutan Tabel 4.7 Hasil 5W+1H
Why Tidak ada Tidak ada Tidak ada Penelitian
pengawasan, jobdesk yang rasa peduli belum
aturan jelas antara kepala selesai
sanitasi dan mengenai bagian sehingga
higiene tidak tugas produksi, belum
jelas dan pengawasan karyawan dan menemukan
rinci, tidak diruang pihak SSH. material
ada fasilitas produksi APD yang
APD yang tersebut. sesuai
sesuai dan
mencukupi.
How Perlu Jobdesk Harus ada Penelitian
dilakukan dibuat lebih pengawasan harus segera
pengawasan jelas dan rutin diselesaikan
rutin dan setiap orang sehingga supaya
sanksi yang bagian SSH ketika sabun menemukan
tegas, aturan diberi habis material
lebih jelas tanggung langsung diisi APD yang
dan rinci jawab untuk kembali. sesuai.
serta harus melakukan
disediakan pengawasan
APD yang di masing-
sesuai dan masing ruang
jumlahnya produksi.
cukup.
I. Diagram Ishikawa
60
Diagram Ishikawa penyimpangan higiene karyawan ditunjukkan
61
Faktor manusia menunjukan bahwa karyawan kurang mengetahui
Peraturan yang ada mengenai sanitasi dan higiene tidak begitu jelas
yang ada dan mengerti pentingnya hal tersebut bagi produk. Sanitasi dan
higiene yang baik akan berdampak baik juga untuk keamanan dari produk
yang dihasilkan. Selain itu penerapan higiene yang baik akan membuat
pihak SSH sebab pembagian job desk yang tidak jelas. Perusahaan lebih
62
juga tidak jelas dalam pembagian tugas terutama pengawasan penerapan
limbah dan penyediaan air bersih untuk produksi sehingga untuk tugas
berperan penting dalam penerapan sanitasi dan higiene yang sesuai dengan
Maka dari itu pentingnya pembuatan job desk yang jelas agar setiap
karyawan dimana jenis APD tidak sesuai. Misalnya sarung tangan yang
penggunaan hanya sekali pakai. Selain itu lateks akan lengket dengan
penggunaan APD.
63
produksi agar memenuhi permintaan konsumen sehingga seharusnya
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan sanitasi bangunan sebesar 75% sesuai dan 25% tidak sesuai,
sanitasi peralatan sebesar 75% sesuai dan 25% tidak sesuai serta pada
dikurangi.
65
B. Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
Armala. 2012. Buku Saku Manager, Petunjuk Praktis bagi manajer & Supervisor
dalam Menjalankan Fungsi Manajemen. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Arisman. 2009. Keracunan Makanan Buku Ajar Ilmu Gizi. Penerbit Katalog
dalam Terbitan. Jakarta
Harmanto, Ning dan Ahkam S. 2007. Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek
Samping. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta
Kuswadi. 2004. Delta Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk
Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. PT Elex Media Komputindo. Jakarta
Pranoto. 2009. Sains dan Teknologi Berbagai Ide untuk Menjawab Tantangan dan
Kebutuhan oleh Ristek. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
68
LAMPIRAN
69
70
Lampiran 2 Work instruction sanitasi ruangan
71
72
Lampiran 3 Catatan pembersihan ruangan
73
Lampiran 4 Work instruction sanitasi peralatan
1. Produksi didampingi personil EHS melakukan pengawasan dan pembersihan / sanitasi bangunan
fasilitas dan peralatan yang ada di lingkup PT. Air Mancur.
2. Bagian produksi melakukan pembersihan dan sanitasi ruangan maupun bangunan yang di awasi
maupun di dampingi oleh personil EHS.
3. Bagian produksi melakukan pembersihan dan sanitasi peralatan maupun mesin yang di awasi maupun
di damping oleh personil EHS.
4. Bagian Produksi plant Kosmetika melakukan pembersihan ruangan seluruh area pengolahan atau
produksi sesuai dengan wi no WI.KM.GA.RU-001 s/d 029 dan dicatat dalam form no FR.UM.GA.RU-
001 dan LS.UM.GA.RU-001.
5. Bagian Produksi plant Kosmetika melakukan pembersihan mesin seluruh area pengolahan atau
produksi sesuai dengan wi no WI.KM.GA.RU-001 s/d 013 dan dicatat dalam form no FR.UM.GA.MS-
001 dan LS.UM.GA.MS-001.
6. Bagian Produksi plant Jamu melakukan pembersihan ruangan seluruh area pengolahan atau produksi
dibagian masing-masing sesuai dengan wi no WI.JM.GA.RU-001 s/d 012, no WI.OL.GA.RU-001 s/d
022, no WI.CL.GA.RU-001 s/d 009, no WI.EX.GA.RU-001 s/d 028 dan dicatat dalam form no
FR.UM.GA.RU-001 dan LS.UM.GA.RU-001.
7. Bagian Produksi plant Jamu melakukan pembersihan mesin seluruh area pengolahan atau produksi
dibagian masing-masing sesuai dengan wi no WI.JM.GA.RU-001 s/d 012, no WI.OL.GA.RU-001 s/d
014, no WI.CL.GA.RU-001 s/d 010, no WI.EX.GA.RU-001 s/d 022 dan dicatat dalam form no
FR.UM.GA.MS-001 dan LS.UM.GA.MS-001.
8. Bagian Produksi plant Minkes melakukan pembersihan ruangan seluruh area pengolahan atau
produksi sesuai dengan wi no WI.MK.GA.RU-001 s/d 024 dan dicatat dalam form no FR.UM.GA.RU-
001 dan LS.UM.GA.RU-001.
9. Bagian Produksi plant Minkes melakukan pembersihan mesin seluruh area pengolahan atau produksi
sesuai dengan wi no WI.MK.GA.RU-001 s/d 015 dan dicatat dalam form no FR.UM.GA.MS-001 dan
LS.UM.GA.MS-001.
10. Setelah melakukan pembersihan ruangan maupun mesin dimasing – masing bagian baik plant Jamu,
plant Kosmetik dan plant Minkes apabila masih dinyatakan kurang berih ulangi langkah pada point 4
s/d 9 dimasing-masing bagian dan apabila sudah bersih lakukan sanitasi ruang di area grey
(pengolahan) sesuai dengan wi no WI.UM.GA.RU-001 dan WI.UM.GA.RU-001 dan dicatat dalam form
no FR.UM.GA.RU-001 dan LS.UM.GA.RU-001.
11. Setelah sanitasi selasai dilakukan pemeriksaan cemaran ruangan maupun mesin oleh Laboratorium
Quality Control yaitu Laboratorium Mikrobiologi.
12. Hasil pemeriksaan memenuhi syarat bisa digunakan untuk proses produksi.
74
Lampiran 5 Label bersih peralatan
75
Lampiran 7 Peringatan cuci tangan dengan sabun
76
Lampiran 9 Catatan suhu dan kelembapan ruang ekstrak
77
Lampiran 11 Pengamatan pemakaian APD Karyawan
Tutup kepala 7 4 4 6
Masker 6 2 4 4
Baju kerja 10 12 8 12
Sarung tangan 0 0 0 0
Sepatu kerja 19 19 19 19
78
Lampiran 12 Peraturan CPOTB
79
80
81
82
83