Anda di halaman 1dari 11

KUNYIT SEBAGAI INDIKATOR ALAMI PENDETEKSI BORAKS PADA

KRUPUK
Makalah
Disusun Untuk Syarat Kenaikan Kelas XI Tahun 2015

Disusun Oleh :
Muhammad Ihza Bachtiar Anantama (1/XI IPA 5)
Muhamad Ibrahim (2/XI IPA 5)
Muhammad Anwar (3/XI IPA 5)
Muhammad Arif Prayoga (4/XI IPA 5)
Muhammad Lutfi Al As’ari (5/XI IPA 5)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SURAKARTA


JALAN SUMPAH PEMUDA 25 KADIPIRO, BANJARSARI, SURAKARTA
SURAT PENGESAHAN MAKALAH
DARI SEKOLAH
Kunyit Sebagai Indikator Alami Pendeteksi BoraksPada Krupuk
Naskah hasil penelitian dengan tema “Kunyit Sebagai Indikator Alami Pendeteksi
BoraksPada Krupuk”yang disusun oleh :
Muhammad Ihza Bachtiar Anantama (1/XI IPA 5)
Muhamad Ibrahim (2/XI IPA 5)
Muhammad Anwar (3/XI IPA 5)
Muhammad Arif Prayoga (4/XI IPA 5)
Muhammad Lutfi Al As’ari (5/XI IPA 5)
Telah diterima dan disetujui untuk Memenuhi Tugas Akhir Kenaikan Kelas XI
Mengetahui,

Penguji Pembina Karya Tulis Ilmiah

Dra. Siti Maemunah Umi Afidah, S.Pd


NIP. 196307081989032005 NIP. 197804252008012015

KUNYIT SEBAGAI INDIKATOR ALAMI PENDETEKSI BORAKS PADA KRUPUK


Penulis1: Muh. Ihza B, Penulis 2 : Muh. Ibrahim,
Penulis 3: Muh. Anwar, Penulis 4: Muh. Arif P , Penulis 5:Muh Lutfi A
Madrasah AliyahNegeri (MAN)1 Surakarta
JalanSumpahPemudaNo.25 Kadipiro, Banjarsari, Surakarta
ABSTRAK
Sudah sejak lama makanan ringan krupuk di konsumsi masyarakat indonesia.Krupuk
sudah menjadi makanan yang populer dikonsumsi masyarakat indonesia dari yang tua , muda ,
laki-laki , maupun perempuan suka dengan krupuk.Dari tahun ke tahun produksi krupuk
mengalami peningkatan. Karena peningkatan produksi itu macam krupuk di indonesia menjadi
beraneka macam.
Diluar dari itu semua banyak oknum tak bertanggung jawab yang memanfaatkan
kepopuleran krupuk untuk berbuat kriminal.Diantaranya yaitu oknum yang menyampur senyawa
boraks pada pembuatan krupuk. Alasan melakukan perbuatan kriminal itupun bermacam-
macam.Diantaranya:keterbatasan ekonomi,ingin meracuni konsumen,dll.
Kunyit sendiri banyak tersebar di daerah tropis seperti Indonesia. Kunyit memiliki
kandungan Kurkumin dan desmetoksikumin 10%, Bisdesmetoksikurkumin 1-5%, Minyak atsiri
yang terdri dari : keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen,
borneol dan sineil, Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%,
protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan
kalsium.
Dan borak sekarang ini hamper dapat dijumpai di warung-warung di sekitar tempat tinggal
kita. Borak sendiri merupakan campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam
pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar.
Dari penelitian yang dilakukanpenulis memperoleh hasil bahwa dari tiga sempel kerupuk
hanya satu yang terindikasi adanya boraks. Dan dua sampel tidak mengandung borak.

Kata kunci: boraks, produksi kerupuk, kerupuk


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamin, kami haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ini tepat waktu.
Karya Ilmiah berjudul “Kunyit Sebagai Indikator Alami Pendeteksi BoraksPada Krupuk”
disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Kenaikan Kelas XI.
Dalam penyusunan ini penulis melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs.H.M.Haryadi Purwanto.M.Ag selaku kepala madrasah yang memberikan penghargaan
dan dorongan.
2. Ibu Umi Afidah, S.Pd selaku guru pembimbing Karya Tulis Ilmiyah.
3. Bapak Ibu guru dan pegawai MAN 1 Surakarta.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa karya ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis menerima kritik
dan saran membangun.
Penulis berharap karya ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Judul..............................................................................................................................i
Lembar Pengesahan...................................................................................................................ii
Abstrak .....................................................................................................................................iii
Kata Pengantar..........................................................................................................................iv
Daftar Isi.....................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...….1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….........1
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………1
E. Ruang Lingkup…………………………………………………………………….2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Selayang Pandang Krupuk………..……...…….…………………………………...3
B. Selayang Pandang Boraks.........................................................................................3
C. Selayang Pandang Kunyit……………………………………………………..........4
D. Ciri-Ciri Krupuk Mengandung Borak…...….…………………………………......5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat…………...…………………………………………...............6
B. Alat Penelitian…………………………………………………………………......6
C. Sampel……………………………………………………………………………..6
D. Langkah Kerja…………………………………………………………………......6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.........................................................................................................8
B. Pembahasan..............................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….9
B. Saran………………………………………………………………………………9
Daftar pustaka...........................................................................................................................10
Lampiran..................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan ringan sangat banyak macam dan jenisnya yang beredar di masyarakat
Indonesia.Tidak kurang 2000 jenis produk makan ringan beredar di Indonesia.Termasuk kerupuk.
kerupuk sendiri memiliki berbagai varian, ada sekitar 27 jenis kerupuk, seperti kerupuk udang,
kerupuk rambak, kerupuk kuli, kerupuk rempeyek dan kerupuk karak.
Namun dalam kenyataanya kerupuk yang sejatinya teman santap dalam setiap makan
malah banyak oknum yang mencampurkan bahan-bahan berbahaya kedalam pembuatan
kerupuk.seperti menambahkan borak, pemutih, formalin dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Oleh karena itu kami menguji beberapa sampel kerupuk dengan kunyit sebagai indikator
adanya boraks.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah kerupuk memiliki kandungan borak?
2. Bagaimana cara membedakan kerupuk yang mengandung borak dengan yang tidak?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kandung boraks pada kerupuk.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membedakan kerupuk yang mengandung borak dengn yang
tidak mengandung boraks.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian kami adalah :
1. Member informasi mengenai kandung boraks pada kerupuk.
2. Memberikan informasi mengenai tips memilih kerupuk yang tidak mengandung boraks.

E. RUANG LINGKUP
Agar permasalahan ini tidak terlalu luas kami membatasi dengan catatan sebagai berikut :
1. Karyaini terbatas pada kerupuk.
2. Obyek karya ilmiah ini adalah kerupuk yang dibeli disekitar lingkungan MAN 1
Surakarta
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Selayang Pandang kerupuk


Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang pada umumnya dibuat
dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat
dengan mengukus adonan sampai matang, kemudian dipotong tipis-tipis, dikeringkan di
bawah sinar matahari sampai kering dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Kerupuk tidak selalu berbahan dasar tepung tapioka, tetapi lebih kepada 3 proses persiapan.
Pembuatan, pengeringan, dan pemasakan (bisa digoreng dengan minyak ato pasir, atau dibakar).
Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia
seperti nasi goreng dan gado-gado.
Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di
Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya dibuat dari
adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan, dan vetsin.
Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng. Kerupuk ikan dari jenis
yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng.
Kerupuk kulit atau kerupuk ikan yang sulit mengembang perlu digoreng sebanyak dua kali.
Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan
ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.
Kerupuk kulit (kerupuk jangek) adalah kerupuk yang tidak dibuat adonan tepung tapioka,
melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan.

B. Selayang Pandang Boraks


Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas,
pengawet kayu, pengusir kecoa dan industry keramik. Di masyarakat luas boraks sering disalah
gunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso
dan produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan
akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis.
Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah,
mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan. Boraks juga merupakan garam
natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik.
Boraks tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal kita ketahui, gelas pyrex yang
terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks.
Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat. Asam
borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan
dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks.
Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,
larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai
boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka
kecil.
Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena
beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Pengaruh terhadap kesehatan diantaranya muntah,
diare, merah dilendir, konvulsi, dan depresi. Selain itu, tanda dan gejala kronis diantaranya nafsu
makan menurun, gangguan pencernaan, dan gangguan sistem saraf otak, serta anemia, rambut
rontok, dan kanker.

C. Selayang Pandang Kunyit


Kunyit atau kunir, (Curcuma longa atau Curcuma domestica) tergolong dalam
kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Dengan Klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Ke las : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa L
Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama yang berbeda, seperti: turmeric
di Inggris, kurkuma di Belanda, serta kunyit di Indonesia dan Malaysia. Kunyit termasuk salah
satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami
penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap
orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini,
baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar.
Adapun kandungan yang terdapat dalam kunyit, yaitu: Kurkumin dan desmetoksikumin
10%. Bisdesmetoksikurkumin 1-5%. Minyak atsiri yang terdri dari : keton sesquiterpen, turmeron,
tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung
lemak sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan
garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
D. Ciri-ciri Kerupuk Mengandung Boraks
1. Lebih renyah.
2. Warna mencolok.
3. Menimbulkan rasa getir dimulut setelah dimakan.
4. Lalat tidak mau hinggap.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT


Karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Kunyit Sebagai Indikator Pendeteksi Boraks pada
Kerupuk” kami laksanakan di laboratorium Biologi MAN 1 Surakarta pada hari Senin dan
Selasa, 9 dan 10 Maret 2015 pukul 13.30-14.00 WIB.

B. ALAT dan BAHAN


Untuk mendukung terlaksananya karya tulis ilmiah ini maka peneliti menggunakan alat
dan bahan berupa:
No. Alat Bahan
1. plat tetes kunyit
2. penyaring air
3. kertas lakmus kerupuk rambak
4. pisau kerupuk udang
5. penghalus kerupuk bundar
6. gelas
7. pipet

C. SAMPEL
Sampel yang kamigunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengujian ilmiah.
D. LANGKAH KERJA
Langkah-langkah yang kami lakukan dalam penelitian ini:
1. Menentukan tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.
2. Menyiapkan alat dan bahan.
3. Menghaluskan kunyit dengan alat penghalus.
4. Menyaring kunyit yang sudah dihaluskan dengan air.
5. Menyiapakan dan memotong kertas lakmus secukupnya.
6. Mencampurkan kertas lakmus dengan sari kunyit.
7. Angkat kertas lakmus dari sari kunyit.
8. Mengeringkan kertas lamus di tempat yang teduh.
9. Menyiapakan tiga gelas untuk masing-masing sampel.
10. Menghaluskan masing-masing sampel menjadi halus.
11. Mengambil gelas untuk wadah masing-masing sampel.
12. Mencampurkan kerupuk yang telah halus dengan air kedalam gelas yang telah disedikan utuk
masing-masing sampel.
13. Mengambil kertas lakmus yang telah kering.
14. menuang 3 larutan sampel kedalam cekungan palat tetes dengan berturut-turut menggunakan
pipet, masing-masing tiga samapi empat tetes.
15. Mengambil kertas lakmus yang sudah kering tadi kedalam masing-masing sampel.
16. Mengamati adakah perubahan warna kertas lakmus pada tiap sampel.
17. Mencatat hasil penelitian.
18. Menyimpulkan hasil perbandingan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
No sampel Perubahan pada kertas
lakmus
merah Oranye kuning
1 Kerupuk rambak ü

2 Kerupuk udang ü

3 Kerupuk bundar ü

Keterangan: - merah : terdapat boraks yang sangat banyak


- oranye : terdapat boraks namun kadarnya sedang.
- kuning : tidak ada boraks

B. Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan penulis memperoleh hasil bahwa dari tiga sampel kerupuk
yakni kerupuk rambak, kerupuk udang, kerupuk bundar, menunjukkan bahwa kertas lakmus
pertama yang mengandung kunyit tidak berubah warna setelah ditetesi larutan kerupuk rambak
yakni berwarna kuning yang berarti kerupuk rambak tidak mengandung boraks.
Kertas lakmus yang kedua mengandung kunyit setelah ditetesi larutan kerupuk udang
menunjukkan perubahan warna dari kuning menjadi merah yang menandakan kerupuk udang
mengandung boraks.
Kertas lakmus ketiga yang mengandung kunyit setelah ditetesi larutan kerupuk bundar tidak
menunjukkan perubahan warna yakni tetap berwarna kuning yang menunjukkan kerupuk bundar
tidak mengandung boraks.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami laksanakan, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga sampel yang diuji
menunjukkan kerupuk udang mengandung borak dan dua lainya yakni kerupuk rambak dan
kerupuk bundar tidak mengandung boraks.
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan penulis memberikan saran kepada:
1. Produsen
2. Produsen krupuk hendaknya mengolah kerupuk dengan bahan yang sehat dan higienis.
3. Produsen hendaknya selalu memperhatikan kesehatan para konsumen..
4. Produsen hendaknya mendaftarkan produknya kepada BPOM.
2. Konsumen
1. Konsumen hendaknya lebih jeli dalam membeli kerupuk
2. konsumen hendaknya sadar bahwa boraks berbahaya jika dikonsumsi,
3.konsumen hendaknya tidak tergiur kerupuk yang harganya jauh dibawah harga
pasar.

DAFTAR PUSTAKA

http://nasional.tempo.co/read/news/2013/08/01/078501588/BPOM-Temukan-35-Persen-Makanan-
Olahan-Tak-Layak-Edar
diakses: 2 juni 2015 pukul 16:18
http://forum.detik.com/foto-27-jenis-kerupuk-yang-ada-di-indonesia-t717547.html
diakses: 2 juni 2015 pukul 16:51
http://kurupukseuhah.blogspot.com/2013/04/kerupuk-atau-krupuk-dan-sejarahnya.html
diakses: 2 juni 2015 pukul 17:15
http://resepmakansedap.com/cara-membuat-kerupuk-bawang-putih-renyah/
diakses: 2 juni 2015 pukul 17:20
http://dewichandrawati.blogspot.com/2013/11/ciri-ciri-makanan-berformalin.html
diakses: 2 juni 2015 pukul 18:14

Anda mungkin juga menyukai