( UD Waluyo) No. 26, Jl. Menur Pumpungan IV, Kec. Sukolilo Kota Surabaya.
Dosen Pembimbing :
1. AT. Diana N, SKM, M.Kes
2. Narwati, S.Si, M.Kes
3. Umi Rahayu, SKM, M.Kes
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melihat dan mengetahui Good Manufacturing Product (GMP) di Industri Rumah
Tangga (IRT) Pembuatan Kerupuk Bawang warna putih, ( UD Waluyo) Menur Pumpungan Kota
Surabaya.
2. Mahasiswa dapat melihat dan mengetahui penerapan hygiene sanitasi produk pembuatan kerupuk di
Industri Rumah Tangga (IRT) Pembuatan Kerupuk Bawang warna putih, ( UD Waluyo) Menur
Pumpungan Kota Surabaya.
Higiene sanitasi makanan merupakan bagian yang penting dalam proses pengolahan makanan
yang harus dilaksanakan dengan baik. Higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengenadalikan
faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan. Hygiene sanitasi makanan minuman yang baik perlu ditunjang
oleh kondisi lingkungan dan sarana sanitasi yang baik pula. Lingkungan yang terkontaminasi dan
sanitasi buruk yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan menyebabkan bakteri atau kuman mudah
masuk dan menyebabkan infeksi. Lingkungan yang baik harus memberikan rasa aman kepada orang
yang berada di sekitarnya. Ketentuan persyaratan hygiene sanitasi pengolahan, peralatan,
penyimpanan dan pengangkutan, yaitu sebagai berikut :
1. Setiap pengolahan makanan yang dilakukan oleh jasaboga harus memenuhi persyaratan teknis
pengolahan makanan
2. Peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian makanan harus tidak menimbulkan
gangguan kesehatan secara langsung atau tidak langsung
3. Penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi
penyimpanan makanan
4. Pengangkutan makanan harus memenuhi persyaratan teknis hygiene sanitasi pengangkutan makanan
(Marsanti, Avicena Sakufa dan Retno Widiarini, 2018)
Pedoman Penerapan Cara Produksi Makanan yang baik (CPMB) atau Good Manufacturing
Practices (GMP) adalah pedoman dalam cara berproduksi makanan yang memiliki tujuan agar
produsen memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk yang
bermutu, aman, dan layak untuk dikonsumsi. Sedangkan, di dalam GMP dipaparkan mengenai
persyaratan yang harus dipenuhi tentang penanganan bahan pangan di seluruh rantai pengolahan dari
mulai bahan baku hingga produk akhir. Dalam GMP dilakukan penekanan pada kondisi gigiene yang
penting dalam memeproduksi makanan aman dan layak dikonsumsi seperti tercantum pada pedoman
umum hygiene makanan dan menyarankan penerapan HACCP untuk meningkatkan keamanan
makanan.
Tujuan umum dari GMP atau CPMB adalah untuk mengahsilkan produk akhir pangan yang
bermutu, bergizi, aman dikonsumsi dan dapat memenuhi selera konsumen, baik konsumen dalam
negeri maupun mancanegara. GMP atau CPMB memiliki tujuan khusus yaitu untuk memeberikan
beberapa prinsip dasar yang penting dalam produksi makanan yang dapat diterapkan sepanjang rantai
makanan, mulai dari bahan baku hingga sampai konsumen akhir, untuk menjamin bahwa makanan
yang diproduksi aman dan layak untuk dikonsumsi oleh manusia, mengarahkan industry agar dapat
memenuhi berbagai persyaratan produksi.GMP terdiri dari paying GMP dan GMP spesifik. Paying
GMP menjelaskan mengenai acuan apakah GMP, yaitu tindakan pencegahan umum (peraturan
berkaitan dengan personal individu), bangunan dan fasilitas (lingkungan bersih, kontruksi pabrik,
fasilitas air, pembuangan limbah, toilet, dan pencucian tangan), perlengkapan, pengendalian produksi
dan proses, kontruksi peralatan, pengendalian produksi, pencatatan dan pelaporan, dan tingkat
kerusakan. GMP spesifikasi merupakan penerapan GMP pada produk tertentu.
Keuntungan apabila melakukan GMP atau CPMB bagi industry adalah dapat memproduksi dan
menyediakan makanan yang dapat dipastikan aman dan layak bagi konsumen, memberikan informasi
yang mudah dimengerti kepada masyarakat, misalnya dengan pelabelan, dan pemberian petunjuk
mengenai cara penyimpanan dan penyediaan, sehingga masyarakat dapat melindungi makanan dari
kemungkinan terjadinya kontaminasi dan kerusakan makanan dengan cara penanganan, penyimpanan,
dan penyiapan yang baik.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) mendefinisikan GMP sebagai
cara pengolahan atau produksi yang baik, yang mencakup ketentuan mengenai lokasi, bangunan, ruang
dan sarana pabrik, proses pengolahan, peralatan, penyimpanan, distribusi produk olahan, kebersihan
dan kesehatan pekerja, serta penanganan limbah dan pengelolaan lingkungan.
Kerupuk adalah makann kering yang terbuat dari dasar tepung tapioca dan atau
tanpa bahan tambahan yang lain yang diizinkan, harus disiapkan dengan cara
menggoreng atau memanggang terlebih dahulu sebelum disajikan(SNI 0272/1991).
Kerupuk merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh semua orang, baik
anak-anak maupun orang tua serta dikonsumsi oleh semua golongan. Kerupuk banyak
digunakan sebagai pendamping atau lauk saat makan nasi sehari-hari atau pada saat
pesta. Selain itu juga banyak dimakan sebagai makanan selingan. “Pengertian lain dari
kerupuk adalah makanan camilan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan
berpati cukup tinggi.
C. PERALATAN PRODUKSI MI MA SE KR
5. Permukaan yang kontak
langsung dengan pangan
berkarat dan kotor
6. Peralatan tidak dipelihara,
dalam keadaan kotor, dan tidak
menjamin efektifnya sanitasi.
7. Alat ukur / timbangan untuk
mengukur /menimbang berat
bersih / isi bersih tidak tersedia
atau tidak teliti.
H. PENYIMPANAN MI MA SE KR
Bahan pangan, bahan
pengemas disimpan
23. bersama-sama dengan
produk akhir dalam satu
ruangan penyimpanan yang
kotor, lembab dan gelap dan
diletakkan di lantai atau
menempel ke dinding.
Peralatan yang bersih
24.
disimpan di tempat yang
kotor.
I. PENGENDALIAN PROSES MI MA SE KR
IRTP tidak memiliki
catatan; menggunakan
25. bahan baku yang sudah
rusak, bahan berbahaya,
dan bahan tambahan
pangan yang tidak sesuai
dengan persyaratan
penggunaannya.
IRTP tidak mempunyai atau
26.
tidak mengikuti
bagan alir produksi pangan.
IRTP tidak menggunakan
27.
bahan kemasan
khusus untuk pangan.
28.
BTP tidak diberi penandaan
dengan benar
29. Alat ukur / timbangan untuk
mengukur /
menimbang BTP tidak
tersedia atau tidak
teliti.
J. PELABELAN PANGAN MI MA SE KR
30. Label pangan tidak
mencantumkan nama
produk, daftar bahan yang
digunakan, berat bersih/isi
bersih, nama dan alamat
IRTP, masa
kedaluwarsa, kode produksi
dan nomor P-IRT
Label mencantumkan klaim
31.
kesehatan atau klaim gizi
K. PENGAWASAN OLEH MI MA SE KR
PENANGGUNG JAWAB
IRTP tidak mempunyai
32. penanggung jawab yang
memiliki Sertifikat
Penyuluhan Keamanan
Pangan (PKP)
33. IRTP tidak melakukan
pengawasan internal secara
rutin, termasuk monitoring
dan tindakan koreksi
L. PENARIKAN PRODUK MI MA SE KR
M. PENCATATAN DAN MI MA SE KR
DOKUMENTASI
N. PELATIHAN KARYAWAN MI MA SE KR
Level IRTP IV
VI. Pembahasan
Dalam penetuan kategori ketidaksesuaian dalam industri rumah tangga pangan terdapat 4
penetapan ketidaksesuaian. Penetapan ketidaksesuaian tersebut terdiri dari Mi= minor, Ma=
mayor, Se= serius, dan Kr= kritis. Hasil formulir pemeriksaan sarana produksi pangan industri
rumah tangga ini menggunakan rumus total jumlah penyimpangan, seluruh hasil tiap-tiap standar
dijumlahkan. Setelah hasil didapatkan maka dapat dilihat jumlah penyimpangan tersebut
termasuk dalam level I, II, III, atau IV. Level tertinggi berada pada level I, sedangkan level
terendah pada level IV. Semakin tinggi level yang didapat makan semakin kecil jumlah
penyimpangan yang dilakukan oleh IRTP.
Data yang terkumpul dari hasil formulir pemeriksaan sarana produksi pangan industri
rumah tangga Kerupuk Waluyo memiliki bobot levelnya. Dari hasil yang didapat IRT Kerupuk
Waluyo mendapatkan Level IV dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu, kurangnya perilaku
PHBS yang dimiliki oleh karyawan maupun penanggung jawab, lokasi dan lingkungan IRTP
yang tidak terawat, dan hewan peliharaan yang terlihat berkeliran di sekitar dan di dalam ruang
produksi pangan.
Hasil evaluasi kategori ketidaksesuaian yang ditemukan pada industri rumah tangga
pangan terdapat pada tabel 2. Dari hasil evaluasi kategori ketidaksesuaian yang ditemukan pada
industri rumah tangga Kerupuk Waluyo maka diketahui bahwa hamper semua elemen
merupakan ketidaksesuaian. Hanya terdapat 13 elemen sesuai dari 37 elemen yang diamati. 13
elemen yang sesuai tersebut adalah D8 dan D9 tentang ketersediaan air bersih, E11 tentang
sarana cuci tangan lengkap dengan sabun, E13 tentang keberadaan tempat sampah yang tertutup,
F16 tentang PHBS karyawan yang selalu cuci tangan dengan sabun, F17 tentang perilaku baik
karyawan, G19 tentang penanganan bahan kimia sesuai dengan prosedur, E21, E22, H24 tentang
peralatan yang disimpan di tempat kotor, I25, I26, dan J30 tentang pencantuman label pangan.
VII. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, IRT Kerupuk Waluyo memiliki banyak sekali
penyimpangan dan hal itu tak bisa dispelekan. Hampir semua elemen merupakan
ketidaksesuaian. Hanya terdapat 13 elemen sesuai dari 37 elemen yang diamati. Penyimpangan
yang terjadi bisa mengurangi nilai GMP, sehingga kehigenisan dan kelayakan dari makanan
B. Saran
Masih banyak sekali hal yang perlu dibenahi. Meski terkesan spele, namun jika dilakukan akan
membawa perubahan besar pada kelayakan industri mereka untuk memproduksi makanan yang
baik dan bersih, sehingga mutu dan kualitas makanan terjamin.
PHBS para karyawan perlu ditingkatkan, hal ini sangat penting, karena karyawan tersebut lah
yang bertindak sebagai penjamah. Sehingga, bisa saja kontaminasi pada makanan dapat terjadi
bila kebersihan para karyawan nya kurang.
Tempat produksi yang kumuh dan tidak terawat harusnya lebih diperhatikan. Mengingat tempat
produksi juga bisa berpengaruh pada proses produksi makanan. Disarankan untuk rajin
membersihkan tempat produksi tersebut sehingga tempat produksinya aman dan terawat.
Pada tempat produksi yang banyak binatang peliharaan memintas, seharusnya pemilik tempat
lebih memperhatikan dan bertanggung jawab. Hewan peliharaan sangat besar kemungkinannya
untuk menyebabkan kontaminasi pada makanan yang diproduksi. Sehingga, ada baiknya pemilik
sebisa mungkin menjaga tempat produksi agar tidak dilewati oleh hewan peliharaan.