Anda di halaman 1dari 7

G.

Jenis Kemasan

Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum mengalami
proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan usia pakai
dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui proses pengemasan.
Terdapat berbagai bahan / material yang dapat digunakan sebagai kemasan makanan.
Penggunaan material yang tepat dapat mempertahankan usia pakai dari bahan makanan,
namun penggunaan material yang salah juga dapat mempercepat usia pakai dari makanan
tersebut, bahkan dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi konsumen makanan. Berbagai
jenis bahan kemasan makanan antara lain (Indraswati, 2017) :

1. PLASTIK

Bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya adalah
plastik. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai
pelapis kertas. Plastik yang dikenal adalah Polyethylene, Polypropylen, Poly Vinyl
Chlorida (PVC), dan Vinylidene Chloride Resin. Secara umum plastik tersusun dari
polimer yaitu rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer.
Polimer ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila
terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Masing-masing jenis plastik
mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dan bahan kimia penyusunnya, jenis
makanan yang dibungkus (asam, berlemak), lama kontak dan suhu makanan saat
disimpan. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan dalam plastik ini maka
semakin cepat terjadinya perpindahannya. Hal ini ditandai dengan menjadi melemasnya
plastik pembungkus tersebut (untuk membungkus mie ayam, bakso panas dll). Sayur
bersantan, susu dan buah-buahan yang mengandung asam organik sebaiknya tidak
dibungkus plastik dalam keadaan panas, ataupun kalau terpaksa jangan digunakan terlalu
lama. Plastik ini boleh digunakan jika bahan yang dimasukkan dalam keadaan dingin.
Dari beberapa jenis plastik di atas yang relatif lebih aman digunakan untuk makanan
adalah Polyethylene yang tampak bening dan Polypropylen yang lebih lembut dan agak
tebal. Sedangkan Vinylidene Chloride Resin dan Poly Vinyl Chlorida (PVC) bila
digunakan mengemas bahan yang panas akan tercemar dioksin, suatu racun yang sangat
berbahaya bagi manusia. 25 Dioksin ini bersifat larut dalam lemak, maka terakumulasi
dalam pangan yang relatif tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar (97,5%) ke
dalam produk pangan secara berurutan konsentrasinya yaitu daging, produk susu, susu,
unggas, daging babi, daging ikan dan telur. Oleh karena itu penggunaan plastik ini sering
digunakan sebagai pembungkus permen, pelapis kertas nasi dan bahan penutup karena
amat tipis dan transparan.

2. KALENG

Kaleng dapat dipergunakan sebagai bahan pengemas makanan yang aman, selama
kaleng tersebut tidak berkarat, tidak penyok dan tidak bocor. Apabila kita akan
mengkonsumsi makanan yanga ada dalam kaleng ini, maka perlu dilakukan pemanasan
ulang. Yakni kurang lebih 15 menit untuk menghindarkan adanya bahaya E-coli yang
sangat mematikan.
3. GELAS

Gelas merupakan bahan pengemas yang aman. Gelas banyak digunakan untuk
mengemas minuman ataupun makanan yang telah diproses melalui proses fermentasi
seperti acar, taoco, kecap, dan lain-lain.

4. KERTAS

Kertas paling banyak digunakan untuk membungkus makanan dari makanan


gorengan sampai makanan yang memerlukan penyimpanan lama seperti teh celup dll.
Beberapa jenis kertas yang sering digunakan adalah kertas koran, kertas nasi yang dilapisi
plastik serta kertas yang telah mengalami pemutihan. Kertas yang biasa dipakai untuk
mengemas gorengan biasanya digunakan kertas koran. Secara tidak sadar kertas koran ini
mengandung tinta yang bersifat larut. Padahal tinta tersebut banyak mengandung timbal
(Pb) yang sangat bahaya bagi kesehatan. Bila timbal tersebut terakumulasi dalam tubuh
maka akan menyebabkan gangguan saraf dan bahkan dapat menyebabkan kanker. Pada
suatu penelitian, wanita hamil yang banyak terakumulasi timbal ini akan menyebabkan
cacat bawaan pada janin dan merusak otak sehingga akan mempunyai kecerdasan yang
rendah. Pada laki-laki, timbal akan menyebabkan penurunan kualitas sperma sehingga
dapat menyebabkan kemandulan. Kertas yang telah diputihkan sering digunakan sebagai
pembungkus teh celup. Kertas ini berbahaya karena sudah ditambahkan bahan pemutih
(chlorine). Bila terkena suhu tinggi akan menghasilkan dioksin, suatu senyawa racun
yang berbahaya bagi kesehatan kita. Tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman
konsumsi dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun gram) dioksin per-kilogram berat
badan. 26 Dalam jumlah sedikit saja sudah sangat berbahaya, apalagi bila dalam jumlah
besar maka dioksin akan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Konsentrasi lebih
tinggi lagi akan menyebabkan penyakit kulit chloracne (jerawat yang parah disertai
dengan erupsi kulit dan kista). Selain itu dioksin juga akan menyebabkan penurunan
hormon reproduksi pria hingga 50% dan menyebabkan kanker prostat dan kanker testis.
Pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan endometriosis, yakni
jaringan selaput lendir rahim yang masih berfungsi tumbuh di luar rongga rahim. Oleh
karena itu untuk menghindarkan hal-hal di atas bila tidak terpaksa gunakan teh (teh
tubruk) secara langsung, dan gunakan pembungkus yang aman seperti daun pisang dan
aluminium foil.

5. STYROFOAM

Sering dikenal sebagai gabus ini digunakan untuk mengemas makanan instan, atau
makanan siap saji. Wadah ini banyak disukai karena ringan, tahan bocor dan dapat
menahan panas sampai beberapa waktu. Namun yang perlu diingat styrofoam ini
merupakan bahan yang terbuat dari foamed polistirenpolistiren. Yaitu suatu jenis plastik
yang mempunyai ciri ringan, kaku, rapuh dan tembus cahaya. dengan bahan dasar bahan
ini kemudian dicampur dengan karet sintetis (butadiena) sehingga warnanya menjadi
putih susu. Agar lebih lentur dan awet, ditambahkan zat plastizer seperti dioktiplatat
(DOP) dan butil hidroksi toluena (BHT). Kandungan zat pada proses terakhir inilah
menurut penelitian kimia LIPI dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir
anak. Selain itu bila pengemas ini digunakan untuk mengemas makanan bersuhu tinggi,
maka kandungan kimianya dapat terurai dan masuk terakumulasi dalam tubuh. Ambang
batas stiren di dalam tubuh sangat sedikit, sehingga bila melebihi batas maka akan
mengakibatkan gangguan-gangguan saraf seperti kelelahan, nervous, sulit tidur dan
anemia serta kesuburan menurun. Di negara-negara maju seperti Jepang dan negara Eropa
pengemas ini sudah dilarang, sedang di Cina masih menjadi polemik. Tidak
diperbolehkannya dipergunakan selain alasan yang berhubungan dengan kesehatan juga
berhubungan dengan pemusnahannya yang sangat sulit membusuk.

6. Kayu

Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia, dan secara
tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat seperti barang
antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti
atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah
banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak
menimbulkan masalah karena makin langkahnya hutan penghasil kayu. Desain kemasan
kayu tergantung pada sifat dan berat produk, kontruksi kemasan, bahan kemasan dan
kekuatan kemasan, dimensi kemasan, metode dan kekuatan. Penggunaan kemasan kayu
baik berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi berbagai
komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan seperti
keramik sering di bungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik dari resiko
pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi
kemasan lain yang ada di dalamnya. (Syukrianti dan Nurif, M. 2015)

H. Pemilihan Jenis Kemasan

Jenis kemasan yang digunakan untuk membungkus makanan dan minuman harus
diperhatikan sedemikian rupa, karena jenis kemasan yang tidak sesuai dengan karakteristik
produk akan dapat menimbulkan bahaya dan kerugian. Contohnya, berkurangnya kerenyahan
produk pangan karena kemasan yang tidak ditutup dengan rapat, dan lain – lain. Untuk
melindungi produk dari air/udara, maka kadar air dalam kemasan harus rendah untuk
menghindarkan terjadinya reaksi – reaksi kimia atau kerusakan yang ditimbulkan oleh
mikroba. Selain itu, bahan kemasan yang digunakan juga harus kedap air agar uap air tidak
bebas keluar masuk kemasan. Beberapa pertimbangan berikut dapat menjadi pedoman dalam
memilih kemasan pangan: (BPOM, 2017b)

1. migrasi komponen kemasan ke pangan;

2. permeasi gas dan uap air melalui kemasan;

3. penyerapan dan/atau permeasi zat organik dari pangan ke bahan kemasan; dan

4. transfer interaktif akibat transmisi cahaya.

Sedangkan tujuan dari memilih bahan kemasan dan membuat desain kemasan adalah sebagai
berikut (BPOM, 2017b).
1. Mewujudkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

2. Menjamin keamanan produk bagi konsumen.

3. Menyediakan informasi mengenai produk.

4. Memenuhi persyaratan yang diminta oleh konsumen.

5. Menyediakan sarana komunikasi antara produsen dan konsumen.

I. Tata cara pengemasan

Secara umum dapat dikatakan bahwa tata cara pengemasan memiliki dua fungsi
yaitu fungsi teknis dan fungsi pemasaran. Fungsi teknis meliputi mewadahi, melindungi,
mengawetkan, ukuran, informasi dan menyimpan produk. Sementara fungsi pemasaran
meliputi komunikasi, display, informasi, promosi, menjual dan memotivasi konsumen.
Agar kemasan dapat berperan sesuai fungsinya maka untuk fungsi teknis perlu
mempelajari lebih dalam tentang produk terkait seperti jenis produk, kelemahan produk,
kelembaban produk, masa kadaluwarsa produk dan sebagainya serta mempelajari
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah baik pemerintah dalam negeri maupun negara
tujuan ekspor. Sedangkan untuk memenuhi fungsi pemasaran perlu mempelajari
perkembangan pasar, desain dan preferensi konsumen. Kemasan harus dapat menciptakan
respons POSITIF menampilkan pesan “BELILAH SAYA”. Kemasan harus memiliki daya
tarik tersendiri agar disukai konsumen. Daya tarik kemasan terdiri atas daya tarik visual
dan daya tarik fungsional.(Nyoman, dkk.2017)

a. Daya Tarik Visual

Unsur Visual mempunyai peran yang besar terhadap tampilan kemasan suatu
produk karena daya tarik visual berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis
yang terletak pada bawah sadar manusia. Oleh karena itu, unsur grafis dalam kemasan
menjadi penting seperti merek, warna, ilustrasi, huruf, tata letak dll. Bahasa verbal
dan ilustrasi pada kemasan berperan kuat dalam menimbulkan daya tarik visual.

Bahasa verbal berupa tulisan pada permukaan kemasan. Berisi informasi dasar
yang ditampilkan pada bagian muka meliputi identitas perusahaan atau merk, nama
produk dan deskripsinya, manfaat untuk konsumen, dan keperluan-keperluan hukum.
Kata-kata dan kalimatnya harus singkat agar mudah dipahami. Bentuk huruf dan
tipografi tidak saja berfungsi sebagai media komunikasi, tapi juga merupakan
dekorasi kemasan. Oleh karena itu huruf-huruf yang digunakan harus serasi. Bahasa
visual berupa ilustrasi, warna, dan simbol-simbol yang digunakan. Fungsi utama
ilustrasi adalah untuk informasi visual tentang produk yang dikemas, pendukung
teks, penekanan suatu kesan tertentu dan penangkap mata untuk menarik calon
pembeli. Ilustrasi, simbol dan warna adalah hal pertama yang biasanya diingat oleh
konsumen. Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis dan
fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik dari kemasan.

b. Daya Tarik Fungsional

Kepraktisan suatu kemasan merupakan daya tarik tersendiri. Keyakinan bahwa


produk benar-benar terlindungi, kemudahan membuka dan menutup kembali ukuran
kemasan sesuai dengan keperluan, kemudahan penyimpanan, membawa dan lain
sebagainya yang bersifat praktis merupakan daya tarik fungsional yang juga dapat
menimbulkan kesan positif.

J. Fungsi Label

Fungsi pelabelan yaitu :

1. Identifikasi produk Memberikan informasi kepada konsumen tentang:

a) bahan yang dikemas

b) cara menggunakan produk

c) cara menangan produk

d) tanggal kadaluarsa

e) komposisi produk

f) ukuran

g) volume

h) bobot

i) siapa produsennya

j) lokasi produksi,

k) customer service

l) cara penanganan kemasan bekas

m) identifikasi persyaratan lingkungan

2. Membantu Penjualan Produk Kemasan menjadi promosi bagi produk. Aspek


pemasaran :

a) menarik perhatian : warna, bentuk, merk, foto/gambar, tata letak - daya tarik praktis :
mudah dibuka/ ditutup, volume yang sesuai, dapat digunakan kembali, dapat diisi
ulang
3. Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan - Komposisi label harus sesuai dengan
kandungan bahan pangan tersebut;

a) Tidak boleh menyesatkan konsumen.

b) Label halal dapat dipertanggungjawabkan.

c) Tanggal kadaluarsa harus benar.

d) Nomor registrasi sertifikasi produksi.

(Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004)

Menurut Kotler (2000), fungsi label adalah:

1. Label mingidentifikasi produk atau merek

2. Label menentukan kelas produk

3. Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk (siapa pembuatnya, dimana


dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana
menggunakan secara aman)

4. Label mempromosikan produk lewat aneka gambar yang menarik. Pemberian label
dipengaruhi oleh penetapan, yaitu:

a. Harga unit (unit princing); menyatakan harga per unit dari ukuran standar.

b. Tanggal kadaluarsa (open dating); menyatakan berapa lama produk layak


dikonsumsi.

c. Label keterangan gizi (nutritional labeling); menyatakan nilai gizi dalam


produk.

Daftar Pustaka

Nyoman I, dkk. 2017. Pengemasan Pangan Kajian Pengemasan Yang Aman, Nyaman, Efektif
dan Efisien. Bali: Udayana University Press.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2017b. Pengemasan dan Pelabelan Pangan.
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Disampaikan pada
pelatihan Kader Keamanan Pangan, Agustus 2017.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu
dan Gizi Pangan.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo.


Syukrianti dan Nurif, M. 2015. PERANAN PACKAGING DALAM MENINGKATKAN
HASIL PRODUKSI TERHADAP KONSUMEN Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 No.2.

Indraswati, Indraswati. 2017. Pengemasan Makanan. Ponorogo: Forum Ilmiah kesehatan


(FORIKES)

Anda mungkin juga menyukai