Anda di halaman 1dari 7

PENCEMARAN TANAH AKIBAT SAMPAH PLASTIK

“Microplastics Can Change Soil Properties and Effect Plant


Performance”

Oleh :
KELOMPOK 3

1. Ananda Putri Natasya (201000280)


2. Vanessa Putri Azzahra Ramanda (201000281)
3. Lolly Mutiara (201000332)
4. Lulu Artha Parapat (201000123)
5. Elvani Ferbina Sembiring (201000311)
6. Natalia Christina Sitorus (201000372)
7. Yemima Stephanie J S (201000190)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
1. SUMBER
Mikroplastik adalah kelompok beragam partikel berbasis polimer (<5 mm) yang
telah menjadi simbol ikonik dalam pencemaran lingkungan. Plastik diproduksi,
digunakan, dan dibuang di sistem terestrial atau kontinental. Mikroplastik dapat
mempengaruhi sifat biofisik tanah.

Berdasarkan jurnal yang ada, ditemukan efek dari enam mikroplastik yang
berbeda (serat poliester, manik-manik poliamida, dan empat jenis fragmen:
polietilen, polyester tereftalat, polipropilen, dan polistiren) yang berpengaruh
terhadap kualitas tanah dan kinerja daun bawang (Allium
fistulosum).

2. Jenis – Jenis Plastik

1. PET — Polyethylene Terephthalate


 Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 %), dalam
pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 %).
Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu
sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan
zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
 Titik lelehnya 85ºC
 Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni
trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan
ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui
sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
 Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami: iritasi
kulit dan saluran pernafasan.
 Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran,
pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan
yang lambat hingga usia 12 bulan.

2. HDPE — High Density Polyethylene


 HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
 HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap
suhu tinggi jika dibandingkan dengan plastik dengan kode PET.
 Ada baiknya tidak menggunakan wadah plastik dengan bahan HDPE terus menerus
karena walaupun cukup aman tetapi wadah plastik berbahan HDPE akan melepaskan
senyawa antimoni trioksida secara terus menerus.

3. V — Polyvinyl Chloride
 Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll.
 PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas
dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan
tersebut, tititk lelehnya 70 – 140ºC
 Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat
bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan.
 Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan.
 Jika jenis plastik PVC ini dibakar dapat mengeluarkan racun.
 Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan atau kemasan minuman,
seperti bahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE — Low Density Polyethylene


 Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan
permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap
senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik
bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
 Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan
fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.
 Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk tempat makanan, plastik kemasan, botol
yang lunak.
 Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan atau minuman karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan atau
minuman yang dikemas dengan bahan ini.

5. PP — Polypropylene
 Karakteristik PP adalah botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan
yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap
 Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk
menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
 Titik lelehnya 165ºC

6. PS — Polystyrene
 Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene
ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
 Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi,
pertumbuhan dan sistem syaraf, juga bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang,
bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
 Jika tidak tertera kode angka dibawah kemasan plastik, maka bahan ini dapat
dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar,
bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7. OTHER
 Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN - styrene acrylonitrile, ABS
– acrylonitrile butadiene styrene, PC – polycarbonate, Nylon.
 PC – polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke
dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom
pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
 Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman
karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya
dinaikkan karena pemanasan.

3. Dampak Sampah Plastik Terhadap Lingkungan


1. Mikroplastik Dapat Mengubah Lingkungan Tanah.
Penambahan mikroplastik mengakibatkan perubahan parameter fisik tanah dengan
konsekuensi terhadap dinamika air dan aktivitas mikroba. Kepadatan curah tanah
menurun oleh PEHD, PES, PET, PP, dan PS (probabilitas >97,5%), sedangkan
kepadatan tanah meningkat di rizosfer (probabilitas >97,5%), dan efek interaktif dari
mikroplastik dan tanaman kehadiran diamati untuk semua plastik (probabilitas>
75,0%) kecuali PP.
Penurunan secara bersamaan pada agregat tahan air signifikan untuk PA dan PES
(probabilitas >97,5%) dan untuk PS.

2. Mikroplastik Dapat Mengubah Sifat Akar Tanaman.


PES dan PS memicu peningkatan signifikan dalam biomassa akar (kemungkinan
>97,5%), sedangkan efek yang lebih lemah diamati pada tanaman yang terpapar
PEHD, PET, dan PP (kemungkinan >75,0%, PA menurunkan rasio biomassa kering
akar dan daun probabilitas >97,5%).
Berdasarkan jurnal tersebut, didapat bahwa kontaminasi mikroplastik yang meluas
dapat memiliki konsekuensi bagi
agroekosistem dan keanekaragaman hayati terestrial secara umum.

4. Dampak Sampah Plastik Bagi Kesehatan Manusia


1. Kanker
Berbagai senyawa kimia beracun yang berasal dari plastik bisa masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara, makanan, dan minuman yang terkontaminasi limbah plastik.
Limbah plastik ini bisa menghasilkan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker,
seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker testis.

2. Kerusakan organ
Paparan logam berat dan mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan kulit dan
memicu berbagai gangguan pada tubuh, seperti gangguan saraf, masalah pencernaan,
gangguan pernapasan, dan gangguan kelenjar endokrin, misalnya penyakit tiroid.
Selain itu, beberapa zat beracun dari limbah plastik atau olahan sampah plastik juga
bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan hati.
3. Gangguan pertumbuhan janin dan anak
Paparan zat beracun dari limbah plastik juga bisa berbahaya bagi ibu hamil, janin, dan
anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan limbah dan zat beracun
bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada janin dan anak-
anak Selain itu, ibu hamil yang terlalu sering terpapar senyawa kimia dari sampah
plastik juga berisiko tinggi mengalami keguguran, bayi terlahir prematur, atau
penyakit bawaan lahir pada janin.

5. Cara Mengelola agar Meminimalkan Tingkat Keracunan


Pada sosialisasi ini juga di berikan solusi dalam upaya mengurangi jumlah
mikroplastik dibumi yaitu dengan:
1. mengurangi penggunaan produk-produk plastik seperti piring plasti, gelas plastik
dan sedotan plastik
2. mencuci tanpa menggunakan mesin cuci dikarenakan serat buatan yang ikut
terlepas dapat menambah jumlah mikroplastik
3. tidak membuang sampah sembarangan
4. biasakan menggunakan transportasi umum

6. Kebijakan Pemerintah

Secara umum pola penanganan sampah di Indonesia hanya melalui tahapan paling
sederhana, yakni mengumpulkan, mengangkut, kemudian membuang. Pola
penanganan sampah tersebut telah berlangsung puluhan tahun, dan menjadi kebijakan
umum yang dilaksanakan pemerintah.

"Pola pengelolaan sampah tersebut berjalan karena dilandasi oleh mindset bahwa
sampah adalah sesuatu yang tidak berguna sehingga harus dibuang," Dengan
demikian, pendekatan yang dijalankan adalah pendekatan melalui penyelesaian di
tempat pemrosesan akhir.

Amanat utama Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah yaitu mengubah paradigma pengelolaan sampah. Adapun pengubahan
paradigma tersebut dari mengumpulkan, mengangkut, dan membuang, menjadi
pengurangan penggunaan material yang berpotensi jadi sampah (reduce) dan daur
ulang sumber daya (recycle). Pendekatan yang tepat menggantikan atau
mengombinasikan penyelesaian di tempat pemrosesan akhir yang selama ini
dijalankan adalah dengan mengimplementasikan pendekatan prinsip 3R (reduce,
reuse, recycle), tanggung jawab produsen diperluas (extended producer responsibility
atau EPR).

Ditambah pengolahan dan pemanfaatan sampah menjadi sumber daya baik


sebagai bahan baku atau sumber energi terbarukan serta pemrosesan akhir sampah di
TPA berwawasan lingkungan. "UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah mengamanatkan perlunya perubahan yang mendasar dalam pengelolaan
sampah yang selama ini dijalankan. Sesuai Pasal 19 UU tersebut, pengelolaan sampah
dibagi dalam dua kegiatan pokok,". Dua kegiatan pokok tersebut adalah pengurangan
sampah dan penanganan sampah. Tiga aktivitas utama dalam kegiatan pengurangan
sampah antara lain pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan
pemanfaatan kembali sampah. "Ketiga kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari
prinsip pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan,". Lima aktivitas utama
dalam kegiatan penyelenggaraan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

"Kegiatan penanganan sampah bermakna agar pada saatnya nanti seluruh lapisan
masyarakat dapat terlayani dan seluruh sampah yang timbul dapat dipilah,
dikumpulkan, diangkut, diolah dan residu hasil pengolahan ditimbun di TPA,"
Pemerintah menegaskan seluruh rangkaian kegiatan penanganan sampah semestinya
dilakukan dengan baik. Sehingga, dampak terhadap lingkungan dan gangguan
terhadap kesehtaan yang timbul dapat diminimalisasi karena kondisi penanganan
sampah saat ini masih jauh dari harapan.

Arah kebijakan pengelolaan difokuskan kepada beberapa hal, seperti berikut:

1. Meningkatkan kinerja pengurangan sampah


Hal ini dapat dilakukan melalui pembatasan sampah melalui penerapan tanggung
jawab produses yang diperluas.
Selain itu, dilakukan pendauran ulang sampah melalui penerapan penyediaan dan
operasional bank sampah, penyediaan dan operasional tempat pembuangan sampah
(TPS) 3R, pengembangan ekonomi kreatif dari produk daur ulang serta pemanfaatan
kembali sampah melalui pengembangan ekonomi kreatif produk daur ulang.

2. Meningkatkan kinerja penanganan sampah


Penanganan sampah meliputi pengumpulan sampah melalui penyediaan sarana
pemilahan sesuai standar, penyediaan pedoman teknis pemilahan, dan optimasi peran
bank sampah.

Pengangkutan sampah melalui penyediaan sarana, prasarana dan operasional


pengangkutan sesuai standar, penyediaan pedoman teknis pengangkutan, peningkatan
kompetensi operator pengangkutan.

Dalam hal pengolahan sampah, dilakukan melalui penyediaan sarana,


prasarana, dan operasional pengolahan sampah menjadi bahan baku dan sumber
energi yang sesuai standar, penyediaan pedoman teknis pengolahan, peningkatan
kompetensi operator pengolahan, dan penyediaan informasi teknologi pengolahan
yang sesuai standar.
Pemrosesan akhir sampah dilakukan melalui sarana dan prasarana serta operasional
tempat pemrosesan akhir sistem lahan urug saniter atau lahan urug terkendali yang
sesuai standar, penyediaan sarana dan prasarana serta operasional pemanfaatan gas
metana yang sesuai standar.

Selain itu, juga dilakukan dengan penyediaan pedoman teknis pemrosesan akhir
sampah, peningkatan kompetensi operator pemrosesan akhir sampah, serta
pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan sistem tempat pemrosesan akhir.

7. Cara Mengidentifikasi Orang yang Terpajan


Cara pemajanan atau cara pencemar masuk kedalam tubuh manusia, meliputi:
• Tertelannya pencemar dalam air tanah, air permukaan, tanah dan makanan
• Inhalasi pencemar dalam air tanah atau air permukaan melalui uap dan aerosol,
udara, atau tanah
• Kontak kulit dengan pencemar dalam tanah berupa plastik
• Adsorbsi kulit dari pencemar dalam tanah akibat plastik.

Anda mungkin juga menyukai