Disusun Oleh :
(Kelompok 6)
Ramza Romadhoni 170254241043
Dedet Ananda 170254241038
Ridwan Bahri 170254241039
Rizki Abdullah 170254241037
Anna Kristine Sigarlaki 170254241042
Suhelmi Fergianda 170254241040
A. Definisi Plastik
Plastik merupakan bahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses poli-
merisasi dimana tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari yang umumnya
kita jumpai dalam bentuk plastik kemasan ataupun penggunaannya pada alat-alat
listrik dan peralatan rumah tangga. Sifatnya yang sulit terdegradasi di alam
menjadikannya penyumbang limbah terbesar yang menyebabkan rusaknya
keseimbangan alam. Beberapa carauntuk mengurangi limbah plastic yang makin
banyak jumlahnya, diantaranya dengan melakukan metode 3R yaitu Reuse,
Reduce dan Recycle.
B. Sampah Plastik mencemari lautan
Pencemaran di laut dapat berupa plastik yang tidak terurai. Jumlah limbah
ini semakin lama semakin besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti
dampak lingkungannya secara jangka panjang, selain dampak estetikanya yang
sudah jelas merugikan. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan
minyak yang disebut ethylene.Minyak, gas dan batu bara rnentah adalah
sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.Semakin banyak penggunaan palstik
berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alamtersebut. Fakta tentang
bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivin terbuat
dadpolychloinated biphenyl{PCB} yang mempunyai struktur mirip DDT.
Serta kantong plastic yang sulit untuk diuraioleh tanah hingga membutuhkan
waktu antara 100 hingga 500 tahun (Wibowo.N.D,2016)
3. V —Polyvinyl Chloride
Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak,
dll.PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang
dikemas 8 FORUM TEKNOLOGI Vol. 03No.1dengan plastik berbahan PVC
ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut, tititk lelehnya 70 –
140ºCKandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik
pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila
dipanaskan.Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat
badan.Jika jenis plastik PVC ini dibakar dapat mengeluarkan
racun.Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan atau kemasan
minuman, sepertibahan alami (daun pisang misalnya).
5. PP —Polypropylene
Karakteristik PP adalah botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk
menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman
Titik lelehnya 165ºC.
6. PS —Polystyrene
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah
reproduksi, pertumbuhan dansistem syaraf, juga bahan ini sulit didaur
ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat
panjang dan lama
Jika tidak tertera kode angka dibawah kemasan plastik, maka bahan ini
dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari).
Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga,
dan meninggalkan jelaga
Titik leleh pada 95ºC.
7. OTHER
Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN -styrene
acrylonitrile, ABS –acrylonitrile butadiene styrene, PC –polycarbonate,
Nylon.
PC –polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-
A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem
hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan
mengubah fungsi imunitas
Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun
minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau
makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang teratur
secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat
digolongkan menjadi sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah
organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain, sampah yang tidak
mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan
lain-lain; sampah yang berupa debu/abu; dan sampah yang berbahaya (B3) bagi
kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung
zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
(Ecolink, 1996). Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:
1 Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang
lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2 Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal bukan dari makhluk hidup.
sampah anorganik memerlukan waktu yang lama atau bahkan tidak dapat
terdegradasi secara alami. Beberapa sampah anorganik diantaranya styrofoam,
plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu pemanfaatan sampah
anorganik adalah dengan cara proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan
upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat
dipakai kembali. Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui
proses daur ulang, misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas.
1 Sampah plastik
Sampah plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga
digunakan sebagai perabotan rumah tangga seperti ember, piring, gelas, dan lain
sebagainya. Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak
berkarat dan tahan lama. Banyaknya pemanfaatan plastik berdampak pada
banyaknya sampah plastik. Padahal untuk hancur secara alami jika dikubur dalam
tanah memerlukan waktu yang sangat lama. Karena itu, upaya yang dapat
dilakukan adalah memanfaatkan limbah plastik untuk didaur ulang menjadi
barang yang sama fungsinya dengan fungsi semula maupun digunakan untuk
fungsi yang berbeda. Misalnya ember plastik bekas dapat didaur ulang dan hasil
daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa ember kembali atau dibuat
produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah, atau pot bunga. Plastik dari
bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjdai kerajinan
misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol
bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan
minuman dapat dibuat bunga-bungaan, asbak, pot, bingkai foto, taplak meja,
hiasan dinding atau hiasan lainnya.
2 Sampah logam
Sampah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium, timah, dan lain
sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita. Sampah
dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita temukan dan yang paling
mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari bahan
kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai
produk yang dapat dihasilkan dari limbah kaleng di antaranya tempat sampah, vas
bunga, gantungan kunci, celengan, gif box dll.
4 Sampah kertas
Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak
langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau
barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas
tersebut dapat dilebur terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat
berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak
hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya. Dari
penjelasan diatas maka kita mengetahui bahwa sampah anorganik diperlukan
waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong
plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak
negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsi nya juga,dibutuhkan waktu 1000
tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai
dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai,
partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah
plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika
proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai
dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara
lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem
saraf dan memicu depresi. Untuk menangani permasalahan sampah ini secara
menyeluruh maka diperlukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill
yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru
memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan
air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan
kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.
Plastik merupakan barang yang tidak asing bagi kehidupan manusia, karena
hampir semua peralatan baik rumah tangga, industri kecil hingga industri besar
menggunakan plastik. Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang
mengikat satu sama lain. Bahan dasar plastik yang utama adalah dari minyak
mentah atau minyak bumi (crude oil) dan gas bumi atau gas alam yang telah
mengalami proses lebih lanjut sehingga menjadi produk petrokimiaPlastik dapat
digolongkan berdasarkan sifat fisikanya yaitu :
1 Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur ulang/dicetak lagi
dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS),
ABS, polikarbonat (PC).
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel
dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60OC sangat resisten
terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan
tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, sedangkan jenis plastik
HDPE mempunyai sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya dan kurang
terasa berlemak. Polietilena berdensitas rendah (low density polyethylene)
merupakan jenis plastik yang terbuat dari campuran minyak bumi, biasa
digunakan sebagai bahan plastik kemasan makanan dan botol yang lunak. Sifat
mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, sedikit tembus cahaya, dan fleksibel.
Jenis plastik ini dapat didaur ulang karena memiliki karakteristik fleksibel, kuat,
dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia (Imasilkan, 2012).
Plastik jenis ini sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat makanan karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas menggunakan bahan ini,
dan dapat bertahan pada temperatur 90 oC dalam waktu yang tidak terlalu lama.
3 HIGH DENSITY POLYETHYLEN (HDPE).
Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara
molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang rendah,
sedangkan high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit
dibanding jenis low density. Dengan demikian, high density memiliki sifat bahan
yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan
hidrogen antar molekul juga berperan dalam menentukan titik leleh plastic
(Harper, 1975).
4 POLYPROPILENA
Jenis Limbah B3
Limbah B3 adalah sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu
kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.
Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah
tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Berdasarkan sumbernya,
jenis limbah B3 dibedakan menjadi tiga jenis.
3 Limbah B3 Kedaluwarsa
Jenis limbah B3 terakhir adalah berasal dari sumber lain. Limbah ini berasal
dari sumber yang tidak diduga, misalnya produk kedaluwarsa, sisa kemasan,
tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
2 Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena
teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya.
Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar
pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.
Limbah B3 dengan karakteristik oksidasi adalah limbah yang melepaskan panas
dan memercikan api saat terkontaminasi dengan bahan lainnya. Misalnya saja
kaporit. Kaporit merupakan limbah yang serius dan butuh penanganan khusus
karena sifatnya yang dapat memicu kebakaran.
5 Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas
yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
melalui kontak inhalasi ataupun oral.
6 Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai
pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3
dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja,
limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida
pada industri logam. Ciri-ciri limbah korosif adalah limbah yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit saat terjadinya kontak atau karatan pada baja.
Beberapa contoh limbah korosif adalah asam sulfat, accu, limbah asam dari
baterai, dan sodium hidroksida yang sering digunakan di industri logam.
Guern, Claire. 2019. When The Mermaids Cry: The Great Plastic
Tide. Di http://plastic-pollution.org/ (diakses 11 Oktober 2019).
Jaya.2019. Pengertian, Contoh, Serta Sifat dan Karakteristik Limbah B3 di
https://logamjaya.co.id(di akses pada tanggal 12 oketober 2019).