Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENCEMARAN LAUT

SAMPAH PLASTIK SEBAGAI MEDIA BAHAN PENCEMAR


BERBAHAYA

Dosen Pengampu : Dr. Agung Dhamar Syakti S.Pi., DEA.

Disusun Oleh :
(Kelompok 6)
Ramza Romadhoni 170254241043
Dedet Ananda 170254241038
Ridwan Bahri 170254241039
Rizki Abdullah 170254241037
Anna Kristine Sigarlaki 170254241042
Suhelmi Fergianda 170254241040

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
JUDUL TUGAS
Sampah Plastik Sebagai Media Bahan Pencemar Berbahaya

A. Definisi Plastik
Plastik merupakan bahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses poli-
merisasi dimana tidak dapat lepas dari kehidupan kita sehari-hari yang umumnya
kita jumpai dalam bentuk plastik kemasan ataupun penggunaannya pada alat-alat
listrik dan peralatan rumah tangga. Sifatnya yang sulit terdegradasi di alam
menjadikannya penyumbang limbah terbesar yang menyebabkan rusaknya
keseimbangan alam. Beberapa carauntuk mengurangi limbah plastic yang makin
banyak jumlahnya, diantaranya dengan melakukan metode 3R yaitu Reuse,
Reduce dan Recycle.
B. Sampah Plastik mencemari lautan
Pencemaran di laut dapat berupa plastik yang tidak terurai. Jumlah limbah
ini semakin lama semakin besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti
dampak lingkungannya secara jangka panjang, selain dampak estetikanya yang
sudah jelas merugikan. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan
minyak yang disebut ethylene.Minyak, gas dan batu bara rnentah adalah
sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.Semakin banyak penggunaan palstik
berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alamtersebut. Fakta tentang
bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivin terbuat
dadpolychloinated biphenyl{PCB} yang mempunyai struktur mirip DDT.
Serta kantong plastic yang sulit untuk diuraioleh tanah hingga membutuhkan
waktu antara 100 hingga 500 tahun (Wibowo.N.D,2016)

C. Dampak plastic dan bahayanya mencemari tertadap lingkungan


1. Tercemamya tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah. Plastic yang
menutupi akar mangrove dapat menyebabkan perlahan-lahan kematian
bagi mangrove.
2. Sampah plastic dapat membunuh terumbuh karang sebagai
biodeversitas tinggi bagi lautan.
3. Berkurangnya mangrove sebagai pengurai racun di laut
dapat menyebaban kerusakan bagi ekosistem laut lainnya. Hewan-
hewan laut seperti ikan, lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut
menganggap kantong-kantong plastik tensebut makanan dan
akhimya mati karena tidak dapat menelanya.
4. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam
tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat
meracuni hewan lainnya.
5. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah
akan membunuh hewan-hewanpengurai di dalam tanah seperti cacing.
6. PCB yang tidak dapat terurai rneskipun termakan oleh
binatang maupun tanaman akanmenjadi racun berantai sesuai
urutan nantai makanan.
7. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke
dalam tanah.
8. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi
sirkulasi udara di dalamtanah dan ruang gerak makhluk bawah
tanah yang mampu meyuburkan tanah.
9. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang,
dan ringan akan mudahditerbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
10. Hewan-hewan dapat terierat dalam tumpukan plastic

D. Jenis Sampah Plastik


Jenis –jenis utama plastik adalah sebagai berikut :

1. PET —Polyethylene Terephthalate


Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60
%), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar
botol kemasan 30 %). Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA
SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk
menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer
pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker). Titiklelehnya85ºC Di dalam membuat PET,
menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida, yang
berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun
daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang
mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasinya senyawa ini dalam
periode yang lama akan mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi
pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan
keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan
mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

2. HDPE —HighDensity Polyethylene


HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk
digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara
kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi jika dibandingkan dengan plastik dengan kode
PET.Ada baiknya tidak menggunakan wadah plastik dengan bahan HDPE
terus menerus karena walaupun cukup aman tetapi wadah plastik berbahan
HDPE akan melepaskan senyawa antimoni trioksida secara terus menerus

3. V —Polyvinyl Chloride
Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak,
dll.PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang
dikemas 8 FORUM TEKNOLOGI Vol. 03No.1dengan plastik berbahan PVC
ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut, tititk lelehnya 70 –
140ºCKandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik
pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila
dipanaskan.Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat
badan.Jika jenis plastik PVC ini dibakar dapat mengeluarkan
racun.Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan atau kemasan
minuman, sepertibahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE —Low Density Polyethylene


 Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya,
fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat
resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong
baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen
 .Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik
terhadap reaksi kimia.
 Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk tempat makanan, plastik
kemasan, botol yang lunak.
 Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk
tempat makanan atau minuman karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan atau minuman yang dikemas dengan bahan ini.

5. PP —Polypropylene
 Karakteristik PP adalah botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap
 Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk
menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman
 Titik lelehnya 165ºC.

6. PS —Polystyrene
 Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
 Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah
reproduksi, pertumbuhan dansistem syaraf, juga bahan ini sulit didaur
ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat
panjang dan lama
 Jika tidak tertera kode angka dibawah kemasan plastik, maka bahan ini
dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari).
Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga,
dan meninggalkan jelaga
 Titik leleh pada 95ºC.

7. OTHER
 Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN -styrene
acrylonitrile, ABS –acrylonitrile butadiene styrene, PC –polycarbonate,
Nylon.
 PC –polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-
A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem
hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan
mengubah fungsi imunitas
 Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun
minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau
makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang teratur
secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat
digolongkan menjadi sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah
organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain, sampah yang tidak
mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan
lain-lain; sampah yang berupa debu/abu; dan sampah yang berbahaya (B3) bagi
kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung
zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-


hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknology
pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan
oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
Tim Penulis PM (2008) mengatakan bahwa sampah anorganik (sampah
kering), yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
dan sebagainya. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami oleh alam.
Walaupun demikian, sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya sehingga apabila diolah lebih
lanjut dapat menghasilkan keuntungan. Selain dijual sampah anorganik dapat
diolah menjadi barang hiasan rumah tangga, peralatan rumah tangga, dan bahan
dalam pembuatan karya seni rupa. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
dan diolah menjadi produk baru adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton.

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
(Ecolink, 1996). Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:

1 Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang
lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

2 Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Dampak negatif dari sampah anorganik


1 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap estetika lingkungan.
2 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya
pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
3 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
4 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang
akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan
jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal bukan dari makhluk hidup.
sampah anorganik memerlukan waktu yang lama atau bahkan tidak dapat
terdegradasi secara alami. Beberapa sampah anorganik diantaranya styrofoam,
plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu pemanfaatan sampah
anorganik adalah dengan cara proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan
upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat
dipakai kembali. Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui
proses daur ulang, misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas.

1 Sampah plastik
Sampah plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga
digunakan sebagai perabotan rumah tangga seperti ember, piring, gelas, dan lain
sebagainya. Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak
berkarat dan tahan lama. Banyaknya pemanfaatan plastik berdampak pada
banyaknya sampah plastik. Padahal untuk hancur secara alami jika dikubur dalam
tanah memerlukan waktu yang sangat lama. Karena itu, upaya yang dapat
dilakukan adalah memanfaatkan limbah plastik untuk didaur ulang menjadi
barang yang sama fungsinya dengan fungsi semula maupun digunakan untuk
fungsi yang berbeda. Misalnya ember plastik bekas dapat didaur ulang dan hasil
daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa ember kembali atau dibuat
produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah, atau pot bunga. Plastik dari
bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjdai kerajinan
misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol
bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan
minuman dapat dibuat bunga-bungaan, asbak, pot, bingkai foto, taplak meja,
hiasan dinding atau hiasan lainnya.

2 Sampah logam
Sampah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium, timah, dan lain
sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita. Sampah
dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita temukan dan yang paling
mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari bahan
kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai
produk yang dapat dihasilkan dari limbah kaleng di antaranya tempat sampah, vas
bunga, gantungan kunci, celengan, gif box dll.

3 Sampah Gelas atau Kaca


Sampah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang-
barang sama seperti barang semula atau menjadi barang lainseperti botol yang
baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai
artistik dan ekonomis.

4 Sampah kertas
Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak
langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau
barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas
tersebut dapat dilebur terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat
berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak
hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya. Dari
penjelasan diatas maka kita mengetahui bahwa sampah anorganik diperlukan
waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong
plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak
negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsi nya juga,dibutuhkan waktu 1000
tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai
dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai,
partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah
plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika
proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai
dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara
lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem
saraf dan memicu depresi. Untuk menangani permasalahan sampah ini secara
menyeluruh maka diperlukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill
yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru
memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan
air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan
kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.

Plastik merupakan barang yang tidak asing bagi kehidupan manusia, karena
hampir semua peralatan baik rumah tangga, industri kecil hingga industri besar
menggunakan plastik. Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang
mengikat satu sama lain. Bahan dasar plastik yang utama adalah dari minyak
mentah atau minyak bumi (crude oil) dan gas bumi atau gas alam yang telah
mengalami proses lebih lanjut sehingga menjadi produk petrokimiaPlastik dapat
digolongkan berdasarkan sifat fisikanya yaitu :
1 Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur ulang/dicetak lagi
dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS),
ABS, polikarbonat (PC).

2 Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak


lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekulmolekulnya.
Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea formaldehida.

Sifat Thermal Bahan Plastik


Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting dalam
proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah
titik lebur (Tm), suhu transisi (Tg) dan suhu dekomposisi. Suhu transisi adalah
suhu di mana plastik mengalami perengganan struktur sehingga terjadi perubahan
dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel. Di atas titik lebur, plastik mengalami
pembesaran volume sehingga molekul bergerak lebih bebas yang ditandai dengan
peningkatan kelenturannya. Suhu lebur adalah suhu di mana plastik mulai
melunak dan berubah menjadi cair. Suhu dekomposisi merupakan batasan dari
proses pencairan. Jika suhu dinaikkan di atas suhu lebur, plastik akan mudah
mengalir dan struktur akan mengalami dekomposisi.
1 POLYETHYLEN

Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai


kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan akan
menjadi lunak dan mencair pada suhu 110OC. Berdasarkan sifat permeabilitasnya
yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen mempunyai
ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi, yang banyak digunakan sebagai pengemas
makanan, karena sifatnya yang thermoplastik, polietilen mudah dibuat kantung
dengan derajat kerapatan yang baik (Sacharow dan Griffin, 1970). Konversi etilen
menjadi polietilen (PE) secara komersial semula dilakukan dengan tekanan tinggi,
namun ditemukan cara tanpa tekanan tinggi.
Polietilen dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh
dari hasil samping dari industri minyak dan batubara. Proses polimerisasi yang
dilakukan ada dua macam, yakni pertama dengan polimerisasi yang dijalankan
dalam bejana bertekanan tinggi (1000-3000 atm) menghasilkan molekul makro
dengan banyak percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara
kedua, polimerisasi dalam bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan
molekul makro berantai lurus dan tersusun paralel.
2 LOW DENSITY POLYETHYLEN (LDPE)

Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel
dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60OC sangat resisten
terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan
tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, sedangkan jenis plastik
HDPE mempunyai sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya dan kurang
terasa berlemak. Polietilena berdensitas rendah (low density polyethylene)
merupakan jenis plastik yang terbuat dari campuran minyak bumi, biasa
digunakan sebagai bahan plastik kemasan makanan dan botol yang lunak. Sifat
mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, sedikit tembus cahaya, dan fleksibel.
Jenis plastik ini dapat didaur ulang karena memiliki karakteristik fleksibel, kuat,
dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia (Imasilkan, 2012).
Plastik jenis ini sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat makanan karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas menggunakan bahan ini,
dan dapat bertahan pada temperatur 90 oC dalam waktu yang tidak terlalu lama.
3 HIGH DENSITY POLYETHYLEN (HDPE).

Pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara
molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang rendah,
sedangkan high density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit
dibanding jenis low density. Dengan demikian, high density memiliki sifat bahan
yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan
hidrogen antar molekul juga berperan dalam menentukan titik leleh plastic
(Harper, 1975).
4 POLYPROPILENA

Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya juga


serupa (Brody, 1972). Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan
cukup mengkilap (Winarno dan Jenie, 1983). Monomer polypropilen diperoleh
dengan pemecahan secara thermal naphtha (distalasi minyak kasar) etilen,
propylene dan homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada
temperatur rendah. Dengan menggunakan katalis NattaZiegler polypropilen dapat
diperoleh dari propilen (Birley, et al., 1988). Polietilen adalah polimer dari
monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang
diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara. Polietilen merupakan
film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan
kekuatan sobek yang baik. Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini
menjadi lunak dan cair pada suhu 110oC. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan
sifat mekaniknya yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi
banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk
golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat
kerapatan yang baik.

SAMPAH PLASTIK MENGADUNG LIMBAH B3


Limbah B3 merupakan singkatan dari Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia, merusak lingkungan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta
organisme lainnya.Bahan-bahan yang termasuk limbah B3 apabila memiliki salah
satu atau lebih karaktersitik seperti mudah meledak, mudah terbakar, bersifat
reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain yang apabila
diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. Karakteristik
limbah B3 berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 5 adalah mudah meledak, mudah menyala,
reaktif, infeksius, korosif, dan beracun.Limbah B3 tidak hanya dihasilkan dari
kegiatan industri saja. Melainkan kegiatan rumah tangga juga menghasilkan
beberapa limbah jenis ini.

Jenis Limbah B3
Limbah B3 adalah sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu
kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.
Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah
tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Berdasarkan sumbernya,
jenis limbah B3 dibedakan menjadi tiga jenis.

1 Limbah B3 dari Sumber Spesifik


Jenis limbah B3 ini merupakan limbah yang berasal dari proses suatu industri
atau kegiatan utama. Pelarut terhalogenasi misalnya metilen klorida,
klorobenzena, dan lain-lain. Sedangkan pelarut yang tidak terhalogenasi seperti
aseton, toluene, nitrobenzene, dan lain-lain. Asam atau basa seperti asam fosfat,
asam sulfat, natrium hidroksida, dan lain-lain.

2 Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik


Jenis limbah B3 berikutnya adalah limbah B3 dari sumber tidak spesifik.
Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan
alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, penegmasan, dan lain-lain.
Contoh dari sumber tidak spesifik seperti aki bekas, limbah laboratorium yang
mengandung B3, kemasan bekas B3, dan lain-lain.

3 Limbah B3 Kedaluwarsa
Jenis limbah B3 terakhir adalah berasal dari sumber lain. Limbah ini berasal
dari sumber yang tidak diduga, misalnya produk kedaluwarsa, sisa kemasan,
tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Sifat dan Klasifikasi Limbah B3


Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki
sifat-sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah
menyala, mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau
menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain
sebagainya.

1 Mudah meledak (explosive)


Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar
dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat
penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan
ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah
meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam
prikat. Explosive berarti mudah meledak. Limbah B3 dengan karakteristik ini
cukup berbahaya untuk ditangani, karena kandungan gas di dalamnya yang
bercampur dengan tekanan suhu dapat memicu ledakan kapan saja. Sehingga
Anda perlu sangat berhati-hati dalam menanganinya. Yang termasuk dalam
limbah B3 dengan sifat exploisive atau mudah meledak misalnya adalah limbah
laboratorium seperti asam prikat.

2 Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena
teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya.
Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar
pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.
Limbah B3 dengan karakteristik oksidasi adalah limbah yang melepaskan panas
dan memercikan api saat terkontaminasi dengan bahan lainnya. Misalnya saja
kaporit. Kaporit merupakan limbah yang serius dan butuh penanganan khusus
karena sifatnya yang dapat memicu kebakaran.

3 Mudah menyala (flammable)


Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat
terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski
dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala
misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari
industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.

4 Beracun (moderately toxic)


Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang
bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit,
atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh
limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida. Sifat limbah
yang satu ini adalah beracun atau dengan kata lain terdapat zat berbahaya di dalam
limbah yang membahayakan manusia atau pun makhluk hidup lainnya. Dampak
yang ditimbulkan dari zat ini antara lain keracunan, pusing, sakit-sakit lainnya,
hingga kematian. Media penularannya pun sangat rentan, kontak melalui udara,
kulit, atau pun terkonsumsi dapat langsung memberika efek-efek tersebut. Contoh
dari moderately toxic antara lain adalah limbah pestisida yang biasa digunakan
untuk pertanian.

5 Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas
yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
melalui kontak inhalasi ataupun oral.

6 Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai
pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3
dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja,
limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida
pada industri logam. Ciri-ciri limbah korosif adalah limbah yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit saat terjadinya kontak atau karatan pada baja.
Beberapa contoh limbah korosif adalah asam sulfat, accu, limbah asam dari
baterai, dan sodium hidroksida yang sering digunakan di industri logam.

7 Bersifat iritasi (irritant)


Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing,
dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang
dihasilkan dari industri karet.

8 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin

9 Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel
kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio,
sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan
kromosom. Limbah dengan karakteristik karsinogenik dapat memicu aktifnya sel
kanker dalam tubuh. Limbah mutagenik merupakan limbah yang menyebabkan
terjadinya perubahan kromosom. Sedangkan limbah teratogenik adalah limbah
yang dapat memengaruhi pembentukan embrio.
DAFTAR PUSTAKA
Asia., Arifin, Zainal, Muh. 2017. Dampak Plastik Bagi Ekosistem
Laut. Jurnal lingkungan.Vol 14. No 01.
Astrianti.W.2019. UPAYA INDONESIA MENANGGULANGI LIMBAH SAMPAH
PLASTIK DARI BELANDA. Pekanbaru
Cahyadi, D. Lanta, L. Nurabdiansyah. F, Muhammad. 2012. Studi Perancangan
Alat Cetak Pembuat Kemasan Thermoplastic Bagi IKM Dengan Metode
Vacuum Forming. Fakultas Seni dan Desain UNM.
Karuniastuti, Nurhenu, Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan
Lingkungan,Jurnal .Forum Teknologi, Vol. 03, No. 1. Dalam
http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/t2-_Bahaya_Plastik_---
_Nurhenu_K.pdf.

Purwaningrum, P. 2016. UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH


PLASTIK DI LINGKUNGAN. JTL Vol 8 No.2, Desember 2016, 141-147.
Syahnur, H.R. Zaelana, Y. 2017. KONTAKTOR MEMBRAN POLIPROPILENA
UNTUK PROSES ABSORPSI-DESORPSI CO2 MENGGUNAKAN VARIASI
PELARUT AMIN TERAKTIVASI. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA.
Yuliani E.2011.PENGELOLAAN LIMBAHBAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)
DI PT.BAYER INDONESIA-BAYER CROPSCIENCESURABAYA
PLANT.Surakarta

Guern, Claire. 2019. When The Mermaids Cry: The Great Plastic
Tide. Di http://plastic-pollution.org/ (diakses 11 Oktober 2019).
Jaya.2019. Pengertian, Contoh, Serta Sifat dan Karakteristik Limbah B3 di
https://logamjaya.co.id(di akses pada tanggal 12 oketober 2019).

Anda mungkin juga menyukai