Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN OBSERVASI

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BBM DI PERUMAHAN


TROSO, KARANGANOM, KABUPATEN KLATEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bermula dari ide yang hanya sebatas iseng-isengan dari warga
perumahan subsidi pemerintah yang mana merupakan golongan ekonomi
menengah kebawah yang memliki rumah sekitar 60 m2. Awal mulanya dari
sebuah ide karena tidak memiliki tempat pembuangan sampah seperti warga
desa pada umumnya yang biasanya berada dibelakang rumah karena
keterbatasan tersebut munculah ide untuk membuat alat yang bisa menampung
sampah dan menjadikan sampah sebagai hal yang lebih berharga. Dari ide
tersebut mulailah kerja sama dengan para tetangga perumahan tersebut untuk
membuat suatu alat yang bisa mengatasi kesulitan mereka menangani sampah
dan membuat sampah untuk bisa menjadi suatu hal yang bermanfaat lainya, alat
tersebut mengolah sampah menjadi bahan setara bahan bakar minyak dan kristal
pasir yang bisa dijadikan tempat sampah dan bahan untuk batako.
Proses pengolahan sampah dengan metode pembakaran menggunakan oli
bekas, yang biasa dikumpulkan saat service motor oli bekas dari bengkel dibawa
pulang untuk pembakaran sampah. Setelah berhasil membuat alat tersebut
sekarang diakui menjadi BUNDES (Badan Usaha Milik Desa), kemudian alat
tersebt juga sudah dipasarkan ke berbagai daerah yang mana hasil dari penjualan
dimasukkan kedalam kas bagi anggota yang aktif. Bank sampah akhirnya
berkembang dan menimbulkan kesadaran bagi warga perumahan untuk bisa
memilah sampah dan menjadikan sampah tersebut sebagai hal yang lebih
bermafaat bagi kehidupan serta sebagai energi yang terbarukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana muncul ide untuk mengubah sampah menjadi bahan bakar dan
bahan yang bermanfaat lainya?
2. Bagaimana pelaksanaan bank sampah?
3. Bagaimana proses pembuatan alat, dan pengolahan sampah?
4. Bagaimana keluaran dari alat pengolahan sampah plastik tersebut?
5. Bagaimanakah pengembangan dari alat tersebut?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses sumber energi terbarukan
2. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan bank sampah
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan alat, dan pengolahan
sampah plastik
4. Mahasiswa dapat mengetahui keluaran dari alat pengolahan sampah plastik
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengembangan dari alat pengolahan sampah
plastik
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Bahan Plastik
Sejak dipertemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan
barang-barang berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan
penggunaan plastik ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi,
industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik
terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Tahun
2002, tercatat 1,9 juta ton, ditahun 2003 naik menjadi 2,1 juta ton, selanjutnya
tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Di tahun 2010, 2,4 juta ton,
dan pada tahun 2011, sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari
peningkatan penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik.
Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari
penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total
sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah
plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan
proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul
sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar
(makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur
penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah
satu bahan baku yang sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang
dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran,
untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi , untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya
(Kumar dkk., 2011).
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastic
dan termosetting. Thermoplastic adalah bahan plastik yang jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi
bentuk yang diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah plastik yang jika telah
dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan cara
dipanaskan. Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik di atas, thermoplastik
adalah jenis yang memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik yang dapat
didaur ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkan dalam
mengidentifikasi dan penggunaannya (lihat Gambar dan Tabel dibawah).

No.
Jenis Plastik Penggunaan
Kode
1 PET (polyethylene botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus,
terephthalate) botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik
2 HDPE (High-density botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan botol
Polyethylene) kosmetik
3 PVC (Polyvinyl pipa selang air, pipa bangunan, mainan, taplak meja
Chloride) dari plastik, botol shampo, dan botol sambal.
4 LDPE (Low-density kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus
Polyethylene) daging beku, dan berbagai macam plastik tipis lainnya.
5 PP (Polypropylene cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan anak, dan
atau Polypropene) margarine
6 PS (Polystyrene) kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau
tempat makanan dari styrofoam, dan tempat makan
plastik transparan
7 Other (O), jenis botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air minum,
plastik lainnya selain suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer,
dari no.1 hingga 6 alat-alat
elektronik, sikat gigi, dan mainan lego

B. Sifat Thermal Bahan Plastik


Pengetahuan sifat thermal dari berbagai jenis plastik sangat penting dalam
proses pembuatan dan daur ulang plastik. Sifat-sifat thermal yang penting adalah
titik lebur (Tm), temperatur transisi (Tg) dan temperatur dekomposisi.
Temperatur transisi adalah temperatur di mana plastik mengalami perengganan
struktur sehingga terjadi perubahan dari kondisi kaku menjadi lebih fleksibel. Di
atas titik lebur, plastik mengalami pembesaran volume sehingga molekul
bergerak lebih bebas yang ditandai dengan peningkatan kelenturannya.
Temperatur lebur adalah temperatur di mana plastik mulai melunak dan berubah
menjadi cair. Temperatur dekomposisi merupakan batasan dari proses pencairan.
Jika suhu dinaikkan di atas temperatur lebur, plastik akan mudah mengalir dan
struktur akan mengalami dekomposisi. Dekomposisi terjadi karena energi
thermal melampaui energi yang mengikat rantai molekul.

C. Daur Ulang Sampah Plastik


Daur ulang merupakan proses pengolahan kembali barang-barang yang
dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi melalui proses fisik
maupun kimiawi atau kedua-duanya sehingga diperoleh produk yang dapat
dimanfaatkan atau diperjualbelikan lagi. Daur ulang (recycle) sampah plastik
dapat dibedakan menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, daur ulang
sekunder, daur ulang tersier dan daur ulang quarter. Daur ulang primer adalah
daur ulang limbah plastik menjadi produk yang memiliki kualitas yang hampir
setara dengan produk aslinya. Daur ulang cara ini dapat dilakukan pada sampah
plastik yang bersih, tidak terkontaminasi dengan material lain dan terdiri dari
satu jenis plastik saja. Daur ulang sekunder adalah daur ulang yang
menghasilkan produk yang sejenis dengan produk aslinya tetapi dengan kualitas
di bawahnya. Daur ulang tersier adalah daur ulang sampah plastik menjadi
bahan kimia atau menjadi bahan bakar. Daur ulang quarter adalah proses untuk
mendapatkan energi yang terkandung di dalam sampah plastik (Kumar dkk.,
2011).

D. Uji Coba Bahan Bakar Minyak dari Sampah Plastik pada Mesin
Penelitian unjuk kerja mesin diesel berbahan bakar minyak dari sampah
plastik dan solar juga dilakukan oleh Narayana dan Mojeswararao, 2012.
Penelitian dilakukan dengan dua variasi campuran, yaitu dengan prosentase
minyak dari sampah plastik 20 % dan 40 % . Penelitian ini menggunakan mesin
diesel satu silinder. Perbandingan sifat minyak dari sampah plastik dan solar
dapat dilihat pada tabel dibawah. Sedangkan untuk kerja yang diamati antara
lain konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi termal.
Dari uji coba diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel dibawah.
Tabel Perbandingan unjuk kerja campuran minyak sampah dari plastik dan solar
Campuran solar dan Campuran solar dan
Solar murni 20% minyak dari 40% minyak
sampah plastik dari sampah
Unjuk kerja
plastik
Beban (kg) Beban (kg) Beban (kg)
0 5 10 15 0 5 10 15 0 5 10 15
Daya (kW) 0 1,317 2,63 3,95 0 1,3175 2,63 3,952 0 1,3175 2,63 3,995
Konsumsi bahan
bakar (kg/jam) 0,45 0,497 0,529 0,604 0,395 0,4129 0,4288 0,4380 0,342 0,349 0,355 0,376
Sfc (kg/kWjam) 0 0,377 0,2 0,152 0 0,3131 0,1627 0,1108 0 0,266 0,135 ,095
Efisiensi
volumetris (%) 91,1 88,8 88,8 87,6 68,8 69,49 70,13 70,13 68,88 70,13 70,74 71,04

Efisiensi
thermal (%) 0 20,52 38,43 47,78 0 24,7 47,57 69,81 0 29,15 57,35 81,33

Efisiensi
mekanis (%) 0 46 63,68 72,42 0 46,69 63,68 72,49 0 46,69 63,68 72,47

Tahun 2011, Guntur dkk meneliti pemakaian bahan bahar minyak dari
sampah plastik yang dicampur dengan solar. Pengujian dilakukan pada mesin
diesel satu silinder, dengan tiga variasi bahan bakar, yaitu solar murni, campuran
solar dan 50% minyak dari sampah plastik, serta campuran solar dan 70%
minyak dari sampah plastik. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa konsumsi
bahan bakar solar paling rendah dan semakin tinggi prosentase minyak dari
sampah plastik, konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi. Sfc campuran solar
dan minyak dari sampah plastik lebih rendah dari Sfc solar murni. BMEP
campuran solar dan minyak dari sampah plastik lebih tinggi dari BMEP solar
murni. Efisiensi thermal dan efisiensi mekanis campuran solar dan minyak dari
sampah plastik juga lebih tinggi dari efisiensi thermal dan efisiensi mekanis
solar murni, kecuali pada beban beban penuh efisiensi thermal solar murni
paling tinggi. Emisi CO, CO2 dan HC campuran minyak dari sampah plastik
dan solar lebih tinggi dari solar murni, sedangkan emisi O2 solar murni yang
paling tinggi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pengambilan Data


Waktu dan tempat pengambilan data di perumahan Troso Baru, Desa
Troso , Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten pada tanggal 31 Maret
2018
B. Metode pengambilan data
Metode yang digunakan untuk mengambil data dengan melakukan
wawancara kepada narasumber serta melakukan survei langsung melihat alat
yang digunakkan untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan yang baru
yaitu solar, premium, dan minyak tanah serta kristal untuk membuat pot
tanaman serta batako
C. Sumber data
Sumber data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan bapak
Raden Krisna Tirtana dan ... untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
bagaimana penemuan ide dan pelaksanaan ide dari pengubahan sampah
plastik menjadi bahan bakar minyak, serta melihat alat yang digunakan dan
hasil nyata dari cara kerja alat tersebut, kemudian hasil dari pembakaran
sampah yaitu bahan bakar solar, premium, dan pasir plastik yang sudah
dicetak menjadi batako dan pot
D. Teknik analisis data
Teknik analisa data dengan mencocokan hasil wawancara dengan hasil
survei langsung dengan alat yang digunakkan serta dibuktikan dengan
pengamatan langsung produk hasil dari pengolahan sampah plastik, dari
hasil tersebut dapat dijadikan acuan bahwa memang benar adanya
pemanfaatan sampah plastik yang diolah menjadi bahan bakar minyak dan
bahan lainya yang dapat digunakkan untuk kepentingan lainya yaitu seperti
bak sampah, batako, dan pot tanaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berawal dari sebuah ide karena tidak memiliki tempat pembuangan


sampah seperti warga desa pada umumnya yang biasanya berada dibelakang
rumah karena keterbatasan tersebut munculah ide untuk membuat alat yang bisa
menampung sampah dan menjadikan sampah sebagai hal yang lebih berharga.
Dari ide tersebut mulailah kerja sama dengan para tetangga perumahan tersebut
untuk membuat suatu alat yang bisa mengatasi kesulitan mereka menangani
sampah dan membuat sampah untuk bisa menjadi suatu hal yang bermanfaat
lainya, alat tersebut mengolah sampah menjadi bahan setara bahan bakar minyak
dan kristal pasir yang bisa dijadikan tempat sampah dan bahan untuk batako.
Sampah plastik yang diolah adalah plastik dari warga perumahan yang
sudah dipilah-pilah terlebih dahulu mulai dari plastik biasa dan botol minuman
yang terbuat dari plastik, pemilahan sampah plastik ini akan mempengaruhi
output dari alat sehingga seperti kajian teori bahwa jenis-jenis plastik yang
digunakkan perlu diperhatikan. Pelaksanaan bank sampah sudah berjalan dengan
adanya salah satu pengurus bank sampah yang membuka stand untuk menerima
setoran sampah-sampah plastik dari rumah ke rumah kemudian mencatat setoran
untuk dihitung berapa nominal yang didapatkan penyetor sampah tidak
diwujudkan secara uang tunai tetapi dalam bentuk tabungan yang akan diberikan
pada akhir tahun.
Kapasitas pada alat yang digunakkan untuk mengumbah sampah menjadi
BBM adalah 20 kg dimana terisi, sampah plastik dengan berat 17-18 kg bisa
menghasilkan 3 liter solar, 0,5 liter premium, dan 1,5 kg pasir plastik. Proses
pembakaran plastik sekitar 8 jam dengan menggunakan oli bekas untuk
pembakaran selama 8 jam diperlukan 10 liter oli bekas. Cara pemisahan hasil
dari sampah plastik yang dibakar dalam alat pengolahan sampah plastik sudah
ada sirkuit tersendiri sehingga bahan bakar yang keluar sudah langsung
tertampung pada wadah–wadah pemilahnya sendiri. Plastik sendiri berbagai
macam jika menggunakan satu jenis plastik maka warna akan lebih terang
dibandingkan dengan berbagai warna yang akan membuat warna bahan bakar
tidak sebening dengan satu jenis bahan plastik saja. Memang hasil keluaran dari
pengolahan plastik tidak sempurna seperti bahan bakar asli seperti pada kajian
teori yaitu emisi CO, CO2 dan HC campuran bahan bakar dari sampah plastik
dan solar lebih tinggi dari solar murni. Pengembangan alat pengubah sampah
plastik menjadi BBM ini sudah diakui milik desa atau disebut BUNDES dan
akan digerakkan oleh aparatur setempat pengolahan sampah plastik menjadi
BBM di berbagai lingkungan di Desa Troso. Alat tersebut juga telah diproduksi
ke beerbagai daerah seperti Magelang, Bekasi, dan Sidoarjo dan uang dari hasil
penjualan tersebut akan dimasukkan ke dalam kas bagi anggota yang aktif dan
membeli bahan untuk pembuatan alat. Namun sangat disayangkan alat tersebut
tisak bisa didaftarkan untuk memperoleh hak paten dikarenakan sudah ada
beberapa alat serupa di berbagai daerah yaitu Sumatera dan Karanganyar tetapi
perbedaan menurut narasumber adalah adanya hasil keluaran selain bahan bakar
yang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai daerah tersebut.
BAB V
KESIMPULAN

Dari kegiatan observasi yang sudah dilakukan pada proses konversi sampah
plastik menjadi bahan bakar minyak dapat disimpulkan bahwa:

a. Sampah plastik dapat diubah menjadi 3 output, yaitu : setara dengan solar,
premium dan kristal plastik
b. Pada proses konversi sampah plastik dengan pembakaran menggunakan oli
bekas kendaraan bermotor
c. Sampah plastik yang dikonversi dipilah terlebih dahulu sebelum diproses agar
tidak mempengaruhi output
d. Pengadaan alat sudah diakui oleh Desa tetapi tidak bisa mendapatkan hak
paten
DAFTAR PUSTAKA
Ardy Susanto, Fery 2017, Hebat! Wong Klaten Bisa Sulap Sampah Plastik Jadi Solar
dan Pertalite, Jawa Pos , dilihat 25 April 2018 pukul 06.45 WIB,
https://www.jawapos.com/radarsolo/read/2017/11/06/24834/hebat-wong-
klaten-bisa-sulap-sampah-plastik-jadi-solar-dan-pertalite.

Budi Surono, Untoro. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi
Bahan Bakar Minyak. , Jurnal Teknik Vol.3 No.1/April 2013 ISSN 2088-
3676.

Guntur, R., Kumar, D. dan Reddy, V.K., 2011, Experimental Evaluation of A Diesel
Engine with Blends of Diesel- Plastic Pyrolysis Oil, International Journal of
Engineering Science and Technology (IJEST) Vol. 3 No. 6.

Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K., 2011, A Review on Tertiary Recycling of
High-Density Polyethylene to Fuel, Resources, Conservation and Recycling
Vol. 55 893– 910.

Narayana, V.I. dan Mojeswararao, D., 2012, Experimental Study on The Performance
of C.I Diesel Engine Using Plastic Pyrolysis Oil Blends with Pure Diesel,
International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT) Vol.
1 Issue 6, Andhrapradesh.

Pahlevi, M.R., 2012, Sampah Plastik (file:///I:/Artikel%20plastic%20to%20o il/twit-


sampah-plastik.html).
LAMPIRAN

1. Gambar Alat Pengubah Sampah Menjadi BBM


2. Hasil Pengolahan Sampah Plastik

Bak sampah dari pasir plastik Batako dari pasir plastik

Bahan Bakar Premium Bahan Bakar Solar

Anda mungkin juga menyukai