Anda di halaman 1dari 61

Pelingkupan Dalam

AMDAL
Pengertian dasar
 Pelingkupan berarti memberikan batas
atau menetapkan ruang lingkup dari suatu
kegiatan.
 Dalam Amdal pelingkupan berarti
menetapkan batas studi AMDAL yang akan
dipakai sebagai dasar untuk melakukan
kajian ANDAL.
 Hasil dari pelingkupan adalah Kerangka
Acuan untuk studi ANDAL
KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
AMDAL
• PENGUMUMAN
• KONSULTASI PUBLIK
DAMPAK
Prakiraan= Besaran & sifat
POTENSIAL A penting dampak untuk setiap
PENILAIAN
RENCANA DPH KELAYAKAN
KEGIATAN DAMPAK P- LINGKUNGA
POTENSIAL B
DAMPAK N
PENTING
KOMPONEN KEGIATAN
DPH 1 HIPOTETIK
1
DAMPAK
POTENSIAL C P+
PRAKIRAAN RENCANA
IDENTIFIKA EVALUASI DAMPAK
DAN PENTING PENGELOLAAN
SI DAMPAK DAMPAK DPH 2 EVALUASI HIPOTETIK DAMPAK
POTENSIAL POTENSIAL 2
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN
POTENSIAL D

TP
KOMPONEN LINGKUNGAN
DPH 3 DAMPAK
PENTING
• Dampak
DAMPAK
RONA POTENSIAL E
HIPOTETIK 3
Penting
LINGKUNG • Dampak
AN Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK lingkungan
POTENSIAL F keterkaitan dan interaksi seluruh
lainnya
DPH  karekterisk dampak
Surat Persetujuan KA lingkungan Surat Kelayakan Lingkungan
KEGIATAN LAIN DI SEKITAR

PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS PENGENDALIAN

Dokumen Dokumen Dokumen


KERANGKA ACUAN (KA) ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
LINGKUNGAN (ANDAL)
Hasil Pelingkupan
 Sebagai proses terpenting dalam penyusunan
KA ANDAL pelingkupan menghasilkan hal-hal
sbb:
1. Dampak penting HIPOTETIK terhadap
lingkungan dari suatu rencana kegiatan.
Dampak penting artinya perubahan
lingkungan yang sangat mendasar akibat
rencana kegiatan
hasil pelingkupan
(lanjutan)
 2 . Batas atau lingkup studi ANDAL ber –
dasarkan batas proyek, batas ekologis,
batas sosial, dan batas administratif.
3. Kedalaman studi ANDAL.
Kedalaman studi akan berkaitan de –
ngan metoda yang akan digunakan,
jumlah sampel yang akan diambil, lo-
kasi pengambilan sampel, tenaga yang
diperlukan ( jumlah dan kualifikasi) .
KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
AMDAL
• PENGUMUMAN
• KONSULTASI PUBLIK
DAMPAK
Prakiraan= Besaran & sifat
POTENSIAL A penting dampak untuk setiap
PENILAIAN
RENCANA DPH KELAYAKAN
KEGIATAN DAMPAK P- LINGKUNGA
POTENSIAL B
DAMPAK N
PENTING
KOMPONEN KEGIATAN
DPH 1 HIPOTETIK
1
DAMPAK
POTENSIAL C P+
PRAKIRAAN RENCANA
IDENTIFIKA EVALUASI DAMPAK
DAN PENTING PENGELOLAAN
SI DAMPAK DAMPAK DPH 2 EVALUASI HIPOTETIK DAMPAK
POTENSIAL POTENSIAL 2
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN
POTENSIAL D

TP
KOMPONEN LINGKUNGAN
DPH 3 DAMPAK
PENTING
• Dampak
DAMPAK
RONA POTENSIAL E
HIPOTETIK 3
Penting
LINGKUNG • Dampak
AN Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK lingkungan
POTENSIAL F keterkaitan dan interaksi seluruh
lainnya
DPH  karekterisk dampak
Surat Persetujuan KA lingkungan Surat Kelayakan Lingkungan
KEGIATAN LAIN DI SEKITAR

PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS PENGENDALIAN

Dokumen Dokumen Dokumen


KERANGKA ACUAN (KA) ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
LINGKUNGAN (ANDAL)
Dampak-Dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL
Komponen Prakiraan dan Evaluasi (ANDAL)
Rencana
Kegiatan Pelingkupan (KA)
Dampak
Komponen Dampak Penting
DPH
Lingkungan Potensial
Hidup
Prakiraan Evaluasi
Kegiatan Holistik
Lain Evaluasi
disekitarnya Dampak
Potensial
Saran, Pendapat
danTanggapan
(SPT) Dampak
Masyarakat Tidak Arahan
DTPH Penting RKL-RPL
Tidak
Tidak Dikelola
Dikelola dan
Dipantau Dikelola
dan dan
Dipantau Dipantau

keterangan
Dikelola
RKL & RPL
dan
Dipantau
Penekanan Dalam
Revisi Pedoman
Penyusunan dan
Penilaian Amdal
Konsep Dasar Andal dan RKL-RPL
ANDAL RKL-RPL
Rencana Rencana
Dampak Prakiraan Pengelolaan Pemantuan
Rona
Penting Dampak & Lingkungan Lingkungan
Lingkungan untuk untuk
Hipotetik Evaluasi
Hidup Awal Dampak Dampak
(DPH) secara Holistik
Penting Penting

Batas Wilayah Studi & Batas Waktu Kajian Rencana Rencana


Pengelolaan Pemantuan
Keterangan: RKL-RPL untuk Lingkungan Lingkungan
untuk untuk
dampak lainnya  untuk dampak Dampak Dampak
lingkungan yang sudah ada atau Lingkungan Lingkungan
tersedia pengelolaan Lainnya lainnya

lingkungannya atau SOP-nya?


Proses pelingkupan
Dampak Penting
Hipotetik.
 Pelingkupan :
  Identifikasi dampak potensial
  Evaluasi dampak potensial
  Dihasilkan Dampak Penting Hipotetik
(DPH)
Proses Pelingkupan Dampak Penting

Deskripsi
Rencana Kegiatan Lanjut Ke
Kajian
Dampak Dampak ANDAL,
Potensial Penting RKL/RPL
Hipotetik

Rona
Lingkungan Hidup
Identifikasi Evaluasi
Dampak Dampak Kerangka
Potensial Potensial Acuan

Informasi Pokok 2
Contoh Matrik Identifikasi Dampak
Pra-Konstruksi
1. Perizinan
2. Survai kelayakan teknis
3. Rekruitmen dan seleksi
tenaga kerja

Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Pembangunan porta camp
dan workshop (darat)
3. Pembangunan temporary
jetty (di darat & Gosong
Tiaka)
4. Mobilisasi alat dan bahan
5. Pengadaan dan
pengangkutan material
reklamasi oleh Kontraktor
6. Reklamasi tapak kegiatan
(4,3 ha)
7. Pembangunan pelabuhan
khusus/jetty (di Gosong
Tiaka)
8. Pembangunan porta camp
(di Gosong Tiaka)
9. Pemboran dengan sistem
cluster (pembuatan sumur
produksi)
10.Pembangunan fasilitas Operasi Pasca operasi
produksi dan fasilitas 1. Mobilisasi tenaga kerja 1. Penutupan sumur
pendukung (di Gosong 2. Produksi 2. Demobilisasi peralatan
Tiaka 3. Pengoperasian jetty 3. Penanganan lokasi setelah penutupan sumur
Proses pelingkupan Pabrik Semen Terpadu Dengan Kegiatan Penambangan Bahan Baku Semen di
Kec. Kutambaru Kab. Langkat
Wilayah Studi

LINGKUP WILAYAH STUDI DAN BATAS KAJIAN


 Batas Proyek : Lahan proyek dengan luasan ± 3.531 ha (meliputi areal
rencana penambangan bahan baku 3.376 ha, areal rencana ban
berjalan 30 ha, dan areal rencana pabrik semen 125 ha) terhampar
mulai perbukitan di sisi selatan (penambangan bahan baku) dan menuju
dataran ke arah barat laut dimana pabrik semen akan dibangun

 Batas Ekologis : penurunan kualitas air permukaan (Lau Bakerah dan


Lau Ketukan) dan penurunan kualitas udara dan kebisingan (pabrik
semen).
- Peningkatan kekeruhan (TSS) akibat penambangan batu kapur
diperkirakan normal sekitar 500 m ke hilir Lau Bakerah dan Lau
Ketukan.
- Peningkatan kebisingan dan getaran akibat penambangan batu
kapur, maksimal 500 m gerana normal
- Peningkatan emisi dan debu akibat konstruksi dan operasional
pabrik semen diperkirakan menyebar dominan mengikuti arah angin
yakni menuju Timur Laut, dan normal pada jarak 2.500 m.
Wilayah Studi

 Batas Sosial : Desa Sulkam (terutama Dusun I), Desa Kaperas, Dusun 6
Flamboyan Desa Perkebunan Marike, dan Dusun Kuta Gajah Desa Kuta
Gajah

 Batas Administratif : Desa Sulkam, Desa Kaperas, Desa Perkebunan


Marike, dan Desa Kuta Gajah. Desa-desa tersebut masuk di Kecamatan
Kutambaru Kabupaten Langkat

Batas Waktu Kajian :


• Tahap Pra konstruksi sampai berakhirnya masa kegiatan tersebut,
yakni 1 tahun , sesuaikan jadwal kegiatan usaha.
• Tahap Konstruksi sampai berakhirnya masa kegiatan Konstruksi,
yakni 4 tahun sesuai jadwal kegiatan usaha
• Tahap Operasional ditetapkan 5 (lima) tahun hingga kesetimbangan
ekologis baru tercapai
Bab 2. Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas Sosial & Administratif
Batas Studi AMDAL
Kualitas
udara

Lokasi sampling
kualitas udara
Langkah langkah untuk
identifikasi dampak
potensial
 Langkah 1. Buat daftar rencana usaha/
deskripsi kegiatan menurut sebaran
ruang dan waktu.
Hasil dari langkah 1 adalah :
- Kegiatan pra kontruksi
- Kegiatan konstruksi
- Kegiatan operasi/pasca konstruksi
Langkah lanjutan
 Langkah 2. Identifikasi tipe ekosistem
yang akan menjadi lokasi proyek yang
akan terpengaruh oleh kegiatan proyek
sebagaimana dimaksud pada hasil
langkah pertama.
 Hasil langkah 2 ; Diperoleh daftar tipe
ekosistem yang akan menjadi lokasi
proyek atau yang akan terpengaruh oleh
kegiatan proyek.
lanjutan
 Contoh ekosistem yang akan
terpengaruh
- Ekosistem Hutan bakau
- Sawah
- Kolam/tambak
- Danau
- Hutan
- Kebun
- Tanaman pekarangan.
langkah lanjutan
 Langkah 3.
Identifikasi komponen lingkungan yang
berpotensi terkena dampak akibat
proyek.
Hasil langkah 3 ; Diperoleh daftar
komponen lingkungan yang potensial
terkena dampak misalnya:
- Komponen fisika – kimia ( Iklim,
hidrologi)
- Komponen biologi
lanjutan

 Langkah 4:
 Pada setiap tipe ekosistem menurut hasil
langkah 2 identifikasilah fungsi ekosistem
yang potensial terkena dampak atau
berubah akibat adanya proyek.
 Hasil langkah 4.
Daftar fungsi untuk setiap ekosistem
yang potensial terkena dampak
contoh fungsi ekosistem
 Kalau ekosistem yang terkena adalah lahan basah
maka fungsi yang akan terpengaruh adalah:
Fungsi pemasok air
Fungsi pengendali banjir
Fungsi pencegahan intrusi air laut
Fungsi pengendali erosi
Fungsi pemasok bahan
Fungsi perhubungan
Fungsi sumber pencaharian (sosek)
Fungsi rosot karbon
contoh fungsi ekosistem

 Bila ekosistem yang terkena adalah


lahan kering maka fungsinya antara lain :
Fungsi produksi kayu
Fungsi transportasi
Fungsi penelitian/pendidikan
Fungsi rekreasi
Fungsi adat/budaya
langkah identifikasi
lanjutan
 Langkah 5.
 a. Buat matrix interaksi dampak kegiatan dan
komponen lingkungan. Pada bagian kolom memuat
rencana kegiatan proyek (hasil langkah 1) dan bagian
baris memuat komponen lingkungan atau tipe
ekosistem ( hasil langkah 3).
 b. Buat matrix`interaksi dampak kegiatan dan fungsi
ekosistem ( seperti point a).
 c. Matrix dibuat sebanyak tipe ekosistem yang bakal
terkena dampak ( sesuai tipe ekosistem menurut hasil
langkah 2)
lanjutan

 Hasil langkah 5.
a.Terbentuk matrix interaksi antara
komponen lingkungan / tipe ekosistem
dan kegiatan.
b. Terbentuk matrix interaksi antara
fungsi ekosistem dan kegiatan.
langkah lanjutan

 Langkah 6.
 Pada setiap matrix yang diperoleh dari
hasil langkah 5 lakukan identifikasi
dengan cara memberi tanda “ x “ atau “
 “ atau simbol lainnya pada komponen
lingkungan dan fungsi tertentu yang
potensial terkena dampak oleh kegiatan
tertentu dari proyek.
hasil langkah 6

 Pada setiap tipe ekosistem sebagaimana


dimaksud dari hasil langkah 2 diperoleh
daftar komponen lingkungan dan fungsi
ekosistem yang potensial akan terkena
dampak.
Metoda identifikasi
dampak
 Matrix
 Bagan alir
 Telaah pustaka
 Daftar uji
 Observasi lapangan
 Analisis isi
Contoh Matrik Identifikasi Dampak
Pra-Konstruksi
1. Perizinan
2. Survai kelayakan teknis
3. Rekruitmen dan seleksi
tenaga kerja

Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Pembangunan porta camp
dan workshop (darat)
3. Pembangunan temporary
jetty (di darat & Gosong
Tiaka)
4. Mobilisasi alat dan bahan
5. Pengadaan dan
pengangkutan material
reklamasi oleh Kontraktor
6. Reklamasi tapak kegiatan
(4,3 ha)
7. Pembangunan pelabuhan
khusus/jetty (di Gosong
Tiaka)
8. Pembangunan porta camp
(di Gosong Tiaka)
9. Pemboran dengan sistem
cluster (pembuatan sumur
produksi)
10.Pembangunan fasilitas Operasi Pasca operasi
produksi dan fasilitas 1. Mobilisasi tenaga kerja 1. Penutupan sumur
pendukung (di Gosong 2. Produksi 2. Demobilisasi peralatan
Tiaka 3. Pengoperasian jetty 3. Penanganan lokasi setelah penutupan sumur
Contoh Hasil Proses Pelingkupan:
Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik
Pembangunan Lapangan Minyak Lepas Pantai Tando

Kualitas Udara
Bentang Alam Arus Kesempatan Kerja Hak Ulayat
& Kebisingan

Vegetasi Vegetasi Kualitas Struktur dan


Darat Laut Air Laut Interaksi Sosial

Satwa Liar Biota Laut Perekonomian Lokal

Sikap Masyarakat terhadap


Proyek
Evaluasi dampak
potensial
 Langkah 7.
 Gunakan kriteria dampak penting untuk menilai/mengevaluasi
penting tidaknya dampak yang teridentifikasi pada langkah 6.
 Kriteria dampak penting tsb adalah:
1. Jumlah manusia terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lingkungan yang akan
terkena dampak.
6. Sifat kumulatif dampak
7. Berbalik tidaknya dampak.
Tambahan untuk evaluasi
dampak potensial
 Gunakan juga metoda interaksi
kelompok seperti rapat, lokakarya,
brainstorming.
 Interaksi kelompok agar
mengikutsertakan / mempertimbangkan
saran pakar, masyarakat yang
berkepentingan dan instansi yang
bertanggung jawab.
Hasil langkah 7

 Diperoleh daftar komponen lingkungan


dan fungsi ekosistem yang tergolong
dampak penting untuk tiap tiap tipe
ekosistem.
Langkah 8
Tetapkan dampak penting hipotetis yang akan diteliti
secara mendalam dalam studi ANDAL.
 Hasil langkah 8.
 Diperoleh komponen lingkungan dan fungsi ekosistem
yang harus diteliti secara mendalam.
 Untuk lebih sempurna dan teliti masukkan juga
kedalam daftar ini semua komponen lingkungan yang
potensial terkena dampak tapi tidak dapat dievaluasi
karena data dan informasi yang ada sangat terbatas.
Klasifikasi dan
penyusunan prioritas
 Klasifikasi dan penyusunan prioritas dampak penting
bertujuan mengelompokkan dan mengorganisir
dampak potensial yang telah dirumuskan pada tahap
sebelumnya dengan maksud agar diperoleh
klassifikasi dan skala prioritas dampak penting
hipotetik.
 Prioritas dampak penting tsb setidaknya harus
menggambarkan keterkaitan yang jelas antara rencana
usaha /proyek dengan komponen lingkungan yang
akan terkena dampak. Selain itu Pemusatan ini
bertujuan untuk melihat keterkaitan antar dampak
penting.
Cara menetapkan
klasifikasi dan prioritas
 Langkah 9.
 Kelompokkan dampak penting hasil langkah 8 atas
beberapa isu pokok lingkungan berdasarkan :
1. Konsentrasi persebaran dampak pada suatu lokasi.
2. Komponen lingkungan dan fungsi tertentu dari
ekosistem yang terkena dampak penting proyek.
3. Perlu di perhatikan peraturan/ kebijakan yang
menjadi dasar untuk arahan kajian Amdal selanjutnya
seperti baku mutu dll.
4. Konsep saintifik dari kajian yang akan dilakukan.
Hasil langkah 9
 Diperoleh beberapa isu pokok lingkungan
yang menggambarkan perubahan
penting yang akan dialami ekosistem
sebagai akibat adanya proyek.
 Misal perubahan kualitas air atau kualitas
udara serta perubahan sosial ekonomi
masyarakat karena pembangunan pabrik
dan pengoperasiannya.
Langkah 10
 Urutkan isu isu pokok lingkungan hasil langkah
9 menurut kepentingan ekonomi, sosial dan
ekologi.
 Hasil langkah 10 adalah berupa daftar urutan
isu berdasarkan kepentingan ekonomi, sosial
dan ekologi.
 Setelah urutan ini didapat barulah bisa
dilakukan penentuan batas/ lingkup wilayah
studi ANDAL
Contoh Hasil Proses Pelingkupan Dampak
Penting Proyek Pertambangan di Pesisir

DAMPAK POTENSIAL
 Iklim mikro
 Kualitas udara & DAMPAK PENTING
kebisingan HIPOTETIK
 Erosi (darat)  Kualitas udara & kebisingan
 Kualitas air sungai Klassifikasi dan
 Kualitas air laut Prioritas
 Kualitas air laut  Arus laut
 Arus laut  Produktivitas &
Vegetasi darat
 Vegetasi darat

keanekaragaman
 Vegetasi pantai
 Vegetasi pantai hayati
 Satwaliar  Satwaliar  Perubahan sosial
 Biota laut  Biota laut  Perekonomian
 Kesempatan kerja & usaha  Kesempatan kerja & usaha daerah
 Perekonomian lokal  Perekonomian lokal
 Hak Ulayat  Hak Ulayat
 Struktur & interaksi sosial  Struktur & interaksi sosial
 Kesehatan masyarakat
 Kesehatan lingkungan
Pelingkupan Wilayah Studi

 Penetapan Batas proyek


 Penetapan Batas Ekologi
 Penetapan Batas sosial
 Penetapan Batas Administratif.
Proses Pelingkupan Wilayah Studi
Batas Proyek
Batas fisik kewenangan proyek
di darat & di laut (property right)

Batas Ekologi
Batas dimana limbah & emisi
tertransportasi melalui media air &
udara dan organisma

Batas Sosial Batas


Batas menunjuk pada komunitas Wilayah
sosial yang terkena dampak limbah
Studi
& emisi & kegiatan proyek lainnya

Batas Administratif
Batas kewenangan administratif/
penegakan hukum oleh
Pemerintah (batas kabpt, kec, KP)

Informasi Pokok 2
Pelingkupan Wilayah Studi
 Pelingkupan wilatah studi ditempuh melalui langkah-langkah sbb:
 Langkah 1: Penetapan batas proyek.

a. Ambil sebuah peta kerja lokasi proyek


b. Gambar pada peta kerja tersebut batas
terluar proyek untuk seluruh tahapan
( pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi).
c. Dalam batas proyek tsb identifikasi komunitas
dan lembaga masyarakat yang berpotensi berubah
secara mendasar akibat adanya proyek.
d. Nyatakan dalam koordinat.
Catatan untuk langkah 1
pelingkupan wilayah studi
 Batas`proyek adalah ruang dimana suatu
rencana usaha dan atau kegiatan proyek
akan melakukan kegiatan pra konstruksi,
konstruksi dan operasi/ pasca konstruksi.
Ruang kegiatan ini akan menjadi sumber
dampak bagi lingkungan sekitar.
Hasil langkah 1

 Diperoleh batas` kegiatan proyek diatas


peta kerja.
 Didalam batas proyek tsb teridentifikasi
komunitas masyarakat dan lembaga
yang akan terkena dampak proyek.
Langkah 2 pelingkupan
wilayah
 Penetapan batas ekologis.
 a. Pada peta yang sama dengan peta pada langkah 1
telusuri dan plotkan batas terjauh dari aliran limbah
proyek melalui media air.
 b. Pada peta yang sama tetapkan lokasi lokasi
terjadinya perubahan fungsi ekosistem sebagai akibat
adanya proyek.
 c. Gabungkan hasil a dan b sehingga didapat batas
ekologis. Didalam batas ekologis ini terdapat sekaligus
komunitas, lembaga yang berpotensi berubah secara
mendasar akibat rusaknya sumber daya alam/
pencemaran oleh proyek.
Catatan
 Yang dimaksud dengan batas ekologis adalah
ruang persebaran dampak kegiatan proyek
menurut media transportasi limbah ( air, udara)
dan/ atau menurut kerusakan sumber daya
alam. Adanya dampak tsb diperkirakan akan
mengubah proses alami secara mendasar.
 Hasil langkah 2 adalah batas ekologis studi
ANDAL
Langkah 3 pelingkupan
wilayah studi
 Langkah 3: Penetapan batas sosial
 a. Plotkan lokasi kelompok masyarakat dan lembaga
sebagaimana dimaksud pada langkah 1 dan 2 pada
peta sebelumnya( peta kerja).
 b. Plotkan lokasi kelompok masyarakat diluar batas
proyek dan batas ekologis namun berpotensi terkena
dampak misalnya sebagai akibat rekritmen tenaga
kerja, pembangunan fasiltas sosial dll.
 Batas sosial lebih luas dari batas ekologis dan batas
proyek.
Catatan
 Batas `sosial adalah ruang disekitar proyek yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi
sosial yang mengandung norma, nilai dan adat yang
sudah mapan, yang diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar akibat proyek.
 Batas sosial dapat menyebar di beberapa lokasi dan
dapat lebih luas dari batas ekologis dam batas proyek.
 Hasil langkah 3 batas sosial.
Warga yang
Berkepentingan

Warga masyarakat yang Warga masyarakat


terkena dampak pemerhati lingkungan

• Bermukim dekat proyek • Bermukim dekat proyek • Bermukim jauh dari


• Terkena pencemaran • Tidak terkena pencema- proyek
lingkungan ran lingkungan, dan/atau • Tidak terkena pencema-
• Proses sosial, kepen- • Proses sosial, kepen- ran lingkungan
tingan & manfaat sosek- tingan & manfaat sosek- • Berkepentingan dgn
bud mengalami peru- bud mengalami peru- perubahan ekologi/
bahan (dampak sosial) bahan (dampak sosial) lingkungan hidup

Batas sosial dapat Batas sosial tidak dapat


digambar di peta digambar di peta

Batas Sosial
Informasi Pokok 2
Langkah 4 pelingkupan
wilayah studi
 Langkah 4: Penetapan batas administrasi
 Buat batas administrasi diatas peta yang sama
dengan peta sebelumnya.
 Plotkan batas kewenangan tertentu untuk
memngelola sumber daya alam dan
lingkungan yang keabsahannya telah diakui
oleh lembaga formal dan non formal.
 Hasil : Batas Administrasi.
Langkah 5
 Gabungkan keempat batas diatas dan hasilnya
terbentuklah batas wilayah studi ANDAL.
Dalam penetapan ini pertimbangkan pula
waktu, dana dan tenaga yang tersedia.
 Selanjutnya dapat dibuat keterangan
tambahan yang diperlukan sebagai sebuah
kerangka acuan ,seperti lokasi pengambilan
sampel, tata cara sampling, tenaga peneliti dan
kualifikasinya.
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas Sosial & Administratif
Batas Studi AMDAL
Konsep Muatan KERANGKA ACUAN
dalam Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
• Tujuan
• Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)

PELINGKUPAN
• Status studi amdal, Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan fokus pada kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk pengelolaan LH yang sudah
ada/tersedia;
• Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal (environmental setting): Komponen lingkungan terkena
dampak dan usaha/kegiatan disekitar lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak lingkungannya;
• Hasil pelibatan masyarakat
• Dampak penting hipotetik (DPH)
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

METODE STUDI
• Metode pengumpulan dan analisi data;
• Metode prakiraan dampak penting dan
• Metode evaluasi secara holitistik terhadap dampak lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai