• Dispersi
• Transportasi
Atmosfer • Dilusi
• Reaksi
Reseptor • Lingkungan
• Manusia
[1]
2
Sains Atmosfer • Keilmuan yang secara khusus mempelajari atmosfer: dinamika,
fisis, kimia, sumber daya, dan potensi kebencanaan
• Keempat bagian merupakan satu kesatuan dengan bahasan
berbeda namun memiliki keterkaitan satu sama lain
Meteorologi Klimatologi
Cuaca, Lokal, Iklim,
Pencemaran udara Global/Regional,
Gas Rumah Kaca
Reaksi Kimia,
Deposisi, Hujan Kekeringan, Banjir,
Asam, Ozon Aspek Kebencanaan
Kimia Atmosfer Hidrometeorologi
3
Atmosfer dan Pencemar Udara
Fenomena Long Distance Transport Polutan
▹ Perpindahan pencemar dari sumbernya
▹ Bagian dari dinamika sains atmosfer
▹ Dipengaruhi oleh aspek meteorologi, dari
skala mikro sampai global
▹ Berkaitan dengan fenomena lain
▹ Skala Transport :
▹ Mikro/local : London smog
▹ Meso/Regional : Kebakaran Hutan
▹ Sinoptik dan Global : Pemanasan [2]
Global
4
1
Temperatur
Atmosfer
[3]
6
Lapse Rate dan Adveksi Pencemar
▸ Lapse Rate Temperature : Perubahan temperature terhadap
ketinggian (altitude)
▹ DALR (Dry Adiabatic Lapse Rate)
rate parcel udara akan mendingin seiiring dengan naiknya
ketinggian, dg rate ~ 1oC per 100m, dengan asumsi tidak
terjadi kondensasi
▹ SALR (Saturated Adiabatic Lapse Rate)
rate percel udara mendingin seiiring dengan naiknya
ketinggian, dg mencapai nilai temperature titik embun, dan
terjadi kondensasi, dg rate 5.5oC per 1000m (biasanya
bervariasi 4 – 9 oC).
▹ Lapse rate digunakan untuk mengidentifikasi model dispersi dan
adveksi cerobong asap
7
Lapse Rate dan Adveksi Pencemar
[4]
a) Looping : Clear Sky, Strong Insolation, super adiabatic d) Lofting : lower ground inversion, (below) (neutral)
(>1oC/100 m), free convection develops (Unstable) e) Fumigation : higher ground inversion, (above) (unstable)
b) Coning : Cloudy, Windy days, moderate stability, convective f) Trapping : Like conning, below ground inversion, occurs
mixing but not intense (Stable) in deep and narrow valleys
11
[7]
http://weather.uwyo.edu/upperair/sounding.html
12
2
Angin
Angin
▸ Merupakan massa udara yang bergerak, dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah
▸ Komponen meteorologi yang paling penting
dalam kasus pencemaran udara
▸ Berfungsi sebagai pendispersi, pengencer,
media transportasi zat pencemar
▸ Angin bergerak secara vertikal dan horisontal
dengan kecepatan yang dinamis dan fluktuatif.
▸ Pengaruh perputaran bumi terhadap angin disebut
dengan pengaruh Cariolis (Cariolis Effect)
▸ Coriolis Effect, angin bergerak searah jarum jam
mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi
selatan, sebaliknya bergerak berlawanan jarum jam
mengitari daerah bertekanan rendah di bumi utara.
[8]
14
Streamline – Angin Monsoon
[9] [10]
22 Desember 2016 (DJF) 15 Juni 2015 (JJA)
• Angin monsoon (kiri) berefek tingginya curah hujan, (kanan) berefek curah hujan rendah
• Tinggi dan rendahnya curah hujan berefek pada kemampuan hujan untuk melarutkan
polutan di atmosfer di udara ambien
• Angin monsoon memiliki kemampuan untuk prediksi long range transport pollutant
15
Ragam Angin
[11]
[13]
17
Turbulensi
❑ Angin dalam pergerakannya tidak mengikuti garis lurus tetapi berkelok-kelok sesuai dengan medan
yang dilewatinya.
❑ Angin akan menghindar (berbelok ke arah lain) jika kekuatan dorongnya lebih rendah dari hambatan
yang dimiliki oleh struktur fisik benda yang diterpanya.
❑ Kecepatan angin juga tidak stabil, pergerakan angin akan lebih cepat jika hambatan/resistensi media
yang dilaluinya rendah.
❑ Fenomena arah dan kecepatan angin yang berubah-ubah disebut TURBULENSI.
❑ Variasi arah dan kecepatan angin yang disebbkan oleh kekasaran permukaan, Turbulensi Mekanis.
❑ Turbulensi yang terjadi disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer, turbulensi termal/t. konvektif.
❑ Turbulensi termal, terjadi pada saat udara panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal
karena resistensi dari lapisan udara di atasnya.
❑ Kecepatan angin turbulensi mekanis fluktuasinya lebih kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi
dibandingkan fluktuasi akibat t. termal.
18
Windrose – Model Angin Sederhana
DJF MAM
JJA SON
[16]
[15] 19
3
Hujan
Hujan
[17]
• Apakah suhu permukaan laut harus
20% Air 99% Air mencapai 100oC sehingga bisa
80% Kenangan 1% Polutan
menguap?
• Berapa suhu optimum yang
dibutuhkan agar terjadi penguapan? 21
Hujan dan Pencemaran Udara
▸ Hujan berfungsi sebagai pelarut dan pengencer
polutan di atmosfer
▸ Bekerja dengan sistem ‘mencuci’ atmosfer
▸ Pencucian atmosfer oleh hujan disebut dengan
deposisi basah
▸ Keberadaan zat-zat pencemar lainnya seperti
SO2 dan NO2 yang merupakan konjugat asam
akan membuat pH air hujan akan semakin asam.
▸ Jika zat pencemar yang bersifat asam
bereraksi dengan air hujan, maka hujan yang
turun akan disebut dengan hujan asam
(Soemarwoto, 1991)
[18] Sulfate (SO42-)
Nitrate (NO3-) 𝑆𝑂2 + 𝑂2 → 2 𝑆𝑂3
2𝑁𝑂2(𝑔) + 𝐻2 𝑂(𝑙) → 𝑯𝑵𝑶𝟑(𝒂𝒒) + 𝐻𝑁𝑂2(𝑎𝑞) 2𝑆𝑂3 + 𝐻2 𝑂 → 𝑯𝟐 𝑺𝑶𝟒
𝐻𝑁𝑂3 → 𝐻 + (𝑎𝑞) + 𝑁𝑂3 − (𝑎𝑞) 𝐻2 𝑆𝑂4 ↔ 𝐻 + + 𝐻𝑆𝑂4 − ↔ 𝐻 + + 𝑆𝑂4 2− 22
Dillution Effect
▸ Sebuah hubungan antara hujan dengan polutan
▸ Dilution effect adalah suatu istilah penekanan
terhadap kondisi sepanjang kejadian hujan
yang rendah sampai kejadian hujan yang tinggi
yang mempengaruhi kondisi partikel dan gas di
atmosfer (Huang, 2008)
▸ Kondisi ini tentunya bergantung pada musiman,
tidak sepenuhnya memenuhi hubungan sebab-
akibat.
▸ Musim kemarau akan memberikan hubungan
searah, dan pada musim hujan akan
memberikan hubungan yang berlawanan arah
[19]
23
Hujan Asam
𝐶𝑂2 (𝑔) ↔ 𝐶𝑂2 (𝑎𝑞)
𝐶𝑂2 𝑎𝑞 + 𝐻2 𝑂 𝑙 ↔ 𝐻2 𝐶𝑂3 𝑎𝑞
𝐻2 𝐶𝑂3 (𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)
↔ 𝐻𝐶𝑂3 − (𝑎𝑞) + 𝐻3 𝑂+ (𝑎𝑞)
[21] 25
Bagaimana mengetahui tingkat kualitas
udara berdasarkan hujan?
▸ Dalam menganalisis kualitas udara suatu daerah
berdasarkan hujannya, diperlukan sampel air hujan
pH DHL
▸ Sampel harus diolah di laboratorium untuk mendapatkan
konsentrasi polutan yang terlarut di dalamnya
▸ Ion SO42- dan NO3- yang memiliki konsentrasi terlarut
yang tinggi, mengindikasikan tingginya pencemaran oleh
SO2 dan NO2 pada area tersebut
▸ Namun tidak menutup kemungkinan bahwa SO2 dan NO2
yang bereaksi dengan hujan mengalamai proses long
range transport terlebih dahulu
▸ Sehingga dapat disimpulkan bahwa area yang dikaji,
menjadi reseptor dari pencemaran udara
▸ Model reseptor cocok digunakan dalam kasus ini
26
Bagaimana mengetahui tingkat kualitas
udara berdasarkan hujan?
▸ Dalam menganalisis kualitas udara suatu daerah
berdasarkan hujannya, diperlukan sampel air hujan
pH DHL
▸ Sampel harus diolah di laboratorium untuk mendapatkan
konsentrasi polutan yang terlarut di dalamnya
▸ Ion SO42- dan NO3- yang memiliki konsentrasi terlarut
yang tinggi, mengindikasikan tingginya pencemaran oleh
SO2 dan NO2 pada area tersebut
▸ Namun tidak menutup kemungkinan bahwa SO2 dan NO2
yang bereaksi dengan hujan mengalamai proses long
range transport terlebih dahulu
▸ Sehingga dapat disimpulkan bahwa area yang dikaji,
menjadi reseptor dari pencemaran udara
▸ Model reseptor cocok digunakan dalam kasus ini
27
3
Kesimpulan
Pengaruh Faktor Meteorologi Terhadap Pencemar
Polutan
29
Terima Kasih
fandy.balbo@gmail.com