Anda di halaman 1dari 47

PT.

PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN

LOGO SUMATERA - I
JL. DR. CIPTO NO. 12 MEDAN
SUMATERA UTARA

ANDAL, RKL, RPL & RE


PEMBANGUNAN PLTA ASAHAN-3
174 MW (2X87 MW) dan JARINGAN TRANSMISI
150 Kv ke GARDU INDUK SIMANGKUK
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan dan Kecamatan Pintu
Pohan Meranti Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara

Desember 2011
Bab I. Latar Belakang

 Pemadaman listrik di Provinsi Sumatera Utara sudah jauh berkurang, status


PT PLN (Persero) sebagai pensuplai daya listrik adalah siaga, artinya :
perusahaan mengerahkan keseluruhan produksi pembangkit yang ada dan
selalu tidak ada cadangan
 Data neraca daya sistem Sumbagut pada 3 Januari 2011 menunjukkan
daya mampu sebesar 1.479 MW dan beban puncak adalah 1.260 MW
dengan kelebihan cadangan operasi hanya 219 MW (IT Dept. P3BJB
Sumbagut). Kondisi tersebut adalah riskan.
 Pemerintah melalui PP No. 4 Tahun 2010 memberi penugasan kepada PT
PLN (Persero) melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga
Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas
 Permen ESDM No. 02 Tahun 2010, dibuatkan daftar proyek percepatan
pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi
terbarukan, batubara dan gas, salah satunya adalah PLTA Asahan-3
dengan kapasitas 174 MW (2 x 87 MW).
 Daya listrik yang dihasilkan akan disalurkan dengan Jaringan Transmisi 150
kV ke GI Simangkuk
Bab I. Latar Belakang

 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup : Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib
memiliki AMDAL untuk memperoleh izin usaha.
 Permen LH No 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL, Lampiran I point I : Bidang
Sumber Daya Energi dan Mineral Nomor C-2c untuk jenis kegiatan
pembangunan PLTA dengan kapasitas daya (aliran langsung)  50 MW
wajib AMDAL dan poin C.1. tentang Pembangunan Jaringan Transmisi
dengan besaran > 150 kV wajib AMDAL.
 PT PLN (Persero) UIP RING SUM-1 selaku Pemrakarsa kegiatan menyusun
dokumen AMDAL
 Penyusunan dokumen berpedoman kepada Permen LH No 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL),
Identitas Pemrakarsa

Nama Perusahaan : PT PLN (Persero)


Unit Induk Pembangunan Jaringan
Sumatera I
Alamat Perusahaan : Jl. DR Cipto No. 12
Medan
Penanggung Jawab : Bintatar Hutabarat
Jabatan : General Manager
Tim Penyusun

LP USU bekerjasama dengan PT Widya Cipta Buana

Ketua Tim : Drs. Iwan Setiawan (Amdal


Penyusun dan Sertifikasi Kompetensi)
Ahli Peng. LH : Dra. Eva M. Ginting, MSi. (Amdal
A, B dan C)
Ahli Fisik-Kimia : Prof. DR. Pina Barus, MS (Amdal
A dan B)
Ir. M. Eka Onwardana, MT
(Amdal penyusun)
Lintong MI Pane (Sertifikasi
Kompetensi)
Ahli Biologi : Amelia Zuliyanti, Srg. , MSc
Text Toberni S. Situmorang
Ahli Sipil : Prof. Dr. Ing. Johanes Tarigan
Ahli Sosekbud : Dra. Sri Alem Sembiring, MSi
(Sertifikasi Kompetensi)
Aliran air sungai Asahan setelah tailrace
PLTA Tangga

Saluran pengambil air sungai Asahan untuk


persawahan di Pulo Purisi dan Parhitean
Bab II. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

 PLTA Asahan-3 merupakan pembangkit dengan tipe run-off river dan tidak memerlukan
bendungan (dam).
 ± 150 m setelah tailrace Tangga , air akan dibelokkan ke saluran terbuka (headrace
channel), kemudian air masuk ke kolam utama (headpond) dan terus ke terowongan
(headrace tunnel).
 Selanjutnya air dialirkan dengan kecepatan tinggi melalui pipa pesat (penstock) dan
memutar turbin di rumah pembangkit (power house). Lalu air keluar melalui tailrace
Asahan-3 dan masuk kembali ke aliran Sungai Asahan
 Sekitar 95% air sungai Asahan dibelokkan sepanjang ± 13 km
 Instalasi PLTA terdiri dari headworks, headrace channel, headpond, headrace tunnel
dan power house. Instalasi penunjang : access road, jembatan, base camp dan sarana
pendukung lain
 Lokasi PLTA berada di desa Tangga kec. Aek Songsongan dan desa Meranti Utara
kec. Pintu Pohan Meranti Kab. Toba Samosir.
 Lokasi Transmisi 150 kV berada di desa Tangga , Meranti Utara, Halado, Pintu Pohan
Pasar, Ambar Halim dan Simangkuk kec. Pintu Pohan Meranti Kab. Toba Samosir
 Status studi AMDAL PLTA Asahan-3 dilakukan setelah pemrakarsa menyelesaikan
Detailed Design Project (D/D).
 RTRW Propinsi Sumatera Utara, wilayah studi masuk Kawasan Andalan berkembang
dan pusat berada di Pematang Siantar dengan sektor unggulan : perkebunan,
pertanian, industri dan pariwisata
 Aliran sungai Asahan telah ada 3 PLTA eksisting. Pembangunan PLTA Asahan-3 tidak
menyalahi RTRW yang ada
Headrace channel

Power house
Headwork area
Headpond Headrace tunnel

Improvement
existing road

Access road &


Jembatan
Saluran
Pengambil
Saluran
Terbuka

Kolam
Pipa
Penampung
Pesat Rumah
Saluran
Pembangkit
Terowongan

Persawahan

Surge
Tank

Headrace
Intake Head
Channel
Pond Headrace
Tunnel

Kondisi
Power persawahan
Saluran
House
irigasi masyarakatdi
Jembatan
PLTA Pulo
Parhitean
di
Tangga Purisi/Parhitean
yang
Parhitean
memanfaatkan air
Powerhouse
sungai
Kondisi airAsahan
sungai Asahan setelah tailrace Tangga
Salah satu jembatan yang harus diperbaiki
General Plan and Profile
Komponen utama proyek

1. Keperluan debit air PLTA Asahan-3 adalah 97 m3/detik dengan tinggi jatuh air 198 m.
Kapasitas terpasang direncanakan 174 MW (2x87 MW) dengan produksi energi
mencapai 1.477 GWH pertahun
2. Headworks activities dimulai ± 150 m dari tailrace tangga. Aktivitas kerja berada di
dusun 1 desa Tangga, terdiri dari pembangunan intake weir, intake gate, connecting
tunnel, sand trap basin, headrace conduit
3. Headrace channel sepanjang ± 3.068 m dibangun setelah headrace conduit hingga ±
500 m setelah dusun Parhitean. Posisi saluran pada sisi kiri dan relatif sejajar sungai
berjarak (200-300) m dari tepi sungai Asahan
3. Headpond merupakan kolam penampungan utama sebelum air masuk ke
terowongan
4. Headrace Tunnel berada pada sisi kiri sungai Asahan di wilayah hutan lindung,
diameter terowongan ± 6,4 m
5. Power House berada di sisi kiri sungai Asahan dan akan ditempatkan 2 unit turbin,
switchyard, tailrace dan fasilitas pendukung lainnya. Luasan area yang dibutuhkan
untuk power house complex adalah 77,2 ha
Komponen utama proyek

1. Jaringan Transmisi sepanjang 31 km akan menyalurkan daya listrik dari Power House
ke GI Simangkuk (eksisting).
2. Jarak antar menara 350 m maka akan dibangun 31.000 m : 350 m  88 unit menara.
Untuk satu menara memerlukan lahan 15 x 15 m maka diperlukan 88 x 225 m2 =
19.800 m2 atau 1,98 ha lahan untuk keseluruhan tapak menara.
3. Ruang bebas di bawah transmisi yang harus dibersihkan dari pepohonan adalah 9 m
kiri dan 9 m kanan dari as transmisi hingga keseluruhan luas ruang bebas yang harus
dibersihkan adalah 18 x 31.000 = 558.000 m 55,8 ha
Komponen utama proyek

 Luasan lahan yang diperlukan PLTA Asahan-3 adalah 209,8 ha meliputi areal yang akan
dipakai secara permanen 151,8 ha dan yang akan digunakan sementara (mendukung
kegiatan konstruksi) 58,0 ha

o Jalan eksisting mulai pos-8 desa Tangga hingga dusun Batumamak desa Meranti Utara
sepanjang 13.413 m akan dilakukan pelebaran dari 3-4 m menjadi 8 m
o 9 buah jembatan akan dilebarkan serta diperbaiki dengan rangka baja ( 5 buah) dan
jembatan beton (4 buah).
o Dibangun jalan baru sepanjang 5.749 m di 3 lokasi yakni WA No. 1 (dusun Parhitean), WA
No.2 (dusun Hulahuli) serta WA No. 3 (dusun Taratak). Juga 3 jembatan menghubungkan
jalan baru tersebut, rangka baja bentang 60 m di sungai Asahan.
Wilayah Studi

LINGKUP WILAYAH STUDI DAN BATAS KAJIAN


 Batas Proyek : Kegiatan proyek memanjang sepanjang sungai Asahan ± 13
km mulai tailrace PLTA Tangga hingga Dusun Batu Mamak Desa Meranti
Utara dan transmisi hingga desa Halado, Pintu Pohan Pasar, Ambar Halim
dan Simangkuk
 Batas Ekologis : Pembangunan PLTA mengakibatkan erosi dan masuk ke
sungai hingga meningkatkan TSS dan mengganggu biota air. Media
transportasi air dan prakiraan netralisir TSS ± 1 km dari tailrace Asahan-3.
 Batas Sosial : Dusun 1, 2 dan 3 desa Tangga, dusun I s/d IV desa Meranti
Utara, desa Halado, Ambar Halim, Pintu Pohan Pasar, Simangkuk
kecamatan Pintu Pohan Meranti
 Batas Administratif : Desa Tangga dan desa Meranti Utara, Halado, Ambar
Halim, Pintu Pohan Pasar, Simangkuk
 Batas Kajian : diambil pada saat mana kesetimbangan lingkungan baru
secara ekologis tercapai di tahap Operasional yakni 10 tahun
Kegiatan Lain Sekitar Rencana Usaha

1. Persawahan
o Sekitar proyek cukup banyak persawahan yang dimiliki masyarakat dengan sumber air
berasal dari sungai Asahan dan bukan sungai Asahan
o D/D data menunjukkan persawahan terkena dampak pembangunan dan operasional PLTA
Asahan-3 mencapai 42,6 ha
2. Pemukiman Penduduk
o Pemukiman penduduk berada di sepanjang jalan eksisting dan akan terpapar debu dan
kebisingan di tahap konstruksi sserta menyusut drastis debit air sungai di tahap
operasional
o Masyarakat kedua desa tidak menggunakan air sungai Asahan untuk keperluan minum
dan mandi.
3. Arung Jeram
o Air sungai masih dimanfaatkan untuk kejuaraan tahunan arung jeram nasional dan
internasional
3. Memancing
o Cukup banyak yang kegiatan sambilan yaitu memancing dengan buruan utama Ihan Batak
(Tor Soro)
Bab III. Rona Lingkungan Hidup

Debit rerata sungai Asahan mulai Tailrace PLTA Tangga

De
bit
rat
a-
rat
a
(m
3
/d
et)

19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20
84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04
Tahun

Tata Guna Lahan


 Luas lahan untuk PLTA Asahan-3 adalah 209,8 ha (permanen 151,8 ha dan sementara
58,0 ha)
 Peta Kawasan Hutan Sumatera Utara (2005), areal rencana kegiatan masuk Hutan
Lindung (HL)
 Peta tutupan lahan, areal kegiatan : hutan sekunder, semak belukar, kebun
Bab III. Rona Lingkungan Hidup
Vegetasi
 Pengamatan lapangan menunjukkan ada 80 jenis vegetasi di wilayah studi
 PP No 7 /1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa tidak dijumpai jenis
tumbuhan yang dilindungi.
Mamalia
 17 jenis mamalia di wilayah studi, 7 jenis dilindungi menurut PP No 7 /1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Prakiraan Dampak Penting

Pra Konstruksi

1. Sikap dan persepsi masyarakat

• Hasil kuisoner 97% setuju dan mendukung Rencana Usaha


• Hasil sosialisasi : masyarakat desa di wilayah studi setuju dan mendukung
rencana Pembangunan PLTA dan transmisi, tanah dan tanaman diberi ganti
rugi yang layak, gangguan terhadap pemancing, air sungai untuk persawahan,
penduduk lokal sebagai pekerja
• Mengacu kriteria dampak penting : kegiatan survei areal terhadap parameter
sikap dan persepsi masyarakat : Dampak Negatif Penting (-P).
Prakiraan Dampak Penting

2. Keresahan Sosial

• Potensi keresahan adalah kesepakatan harga ganti rugi lahan,


penyerapan tenaga kerja lokal, status hutan lindung lokasi rencana
kegiatan (SK Menhut No. 44/2005)
• HL perlu ijin pinjam pakai ke Kementerian Kehutanan Jakarta
• Masyarakat mengharapkan ganti rugi tanam tumbuh dan tanah
• Proses penyelesaian ganti rugi lama dan berlarut
• Pekerja lokal yang kurang terserap , memicu keresahan
• Mengacu kriteria dampak penting : kegiatan pembebasan / ganti rugi
lahan terhadap parameter keresahan sosial : Dampak Negatif Penting
(-P).
Tahap Konstruksi

Peningkatan polusi udara dan debu


 Sumber dampak : operasional alat berat : buldozer, tractor, loader, dump truck, alat bor, kompresor udara, batching plant, ventilation van, dll
 Menghitung laju emisi polutan menggunakan Nilai Faktor Emisi (Emission Factor = EF)
Q = EF x A x (1 – ER/100)
 Cth : genset diprakirakan mengkonsumsi solar 750 gr per kWH atau mencapai 225 kg per jam.
 Konstruksi akan menyiapkan genset 150 kW dan digunakan 10 jam/hari, hingga Intensitas kegiatan (A) = 150 kW x 10 jam/hr = 1.500 kW-
jam
 Efisiensi pengurangan polutan (ER) = 0%
 Untuk Partikulat debu (PM10) dengan faktor emisi (EF) = 4,38 x 10-4 kg PM10/kWH, maka Q = (4,38 x 10-4 kg PM10/kWH) x 1.500 kWH perhari
= 0,657 kg PM10

 Emisi gas NO2 menjadi 457,32 gr/Nm3 + 6,25 gr/Nm3 = 463,57 gr/Nm3
 Emisi gas SO2 menjadi 38,77 gr/Nm3 + 10,04 gr/Nm3 = 48,81 gr/Nm3
 BML PP RI No. 41 Tahun 1999 adalah 900 gr/Nm3 untuk SO2 dan 400 gr/Nm3 untuk NO2.
 Dampak negatif Penting (-P).
 Konstruksi akan meningkatkan emisi dan debu di areal studi, penurunan kualitas
udara
 Mengacu kriteria dampak penting : kegiatan konstruksi terhadap parameter
kualitas udara : Dampak Negatif Penting (-P).
Tahap Operasional

Peningkatan Medan Listrik dan Magnet


 Kegiatan SUTT 150 kV mulai Switchyard Asahan-3 ke GI Simangkuk (±31 km)
akan membangkitkan medan listrik (E) dan induksi medan magnet (B) di
seputar kabel transmisi

 Jalur transmisi melintasi hutan sekunder, semak belukar dan lahan budidaya masyarakat,
tidak ada melintasi pemukiman penduduk
 Mengacu kriteria dampak penting : kegiatan Operasional Transmisi terhadap peningkatan
ML dan MM : Dampak Tidak Penting (TP).
Tahap Operasional

Debit Air Sungai Asahan


 Debit air sungai yang dialihkan untuk PLTA Asahan-3 adalah 97 m 3/detik dan debit tersisa 4,3 m 3/detik
 Gangguan terhadap air persawahan di dusun Parhitean desa Meranti Utara dan sanitasi pembuangan limbah cair rumah tangga dan
MCK warga masyarakat sepanjang sungai Asahan (dusun 1 desa Tangga hingga dusun Batu Mamak desa Meranti Utara)
 Hasil perhitungan, debit tersisa (4,3 m 3/det) masih cukup membilas debit limbah rumah tangga (0,17 ltr/det)
 Jangka panjang : debit limbah meningkat, berkurangnya debit air sungai secara drastis maka permukaan air akan menurun,
akibatnya saluran limbah cair (terutama dari kamar mandi dan WC) akan menggantung dan tidak menyentuh air hingga tidak
terbilas dan menumpuk di belakang rumah penduduk
 Mengacu kriteria dampak penting : kegiatan operasional PLTA terhadap parameter debit air Sungai Asahan : Dampak Negatif
Penting (-P).

 Emisi gas NO2 menjadi 457,32 gr/Nm3 + 6,25 gr/Nm3 = 463,57 gr/Nm3
 Emisi gas SO2 menjadi 38,77 gr/Nm3 + 10,04 gr/Nm3 = 48,81 gr/Nm3
 BML PP RI No. 41 Tahun 1999 adalah 900 gr/Nm3 untuk SO2 dan 400 gr/Nm3 untuk NO2.
 Dampak negatif Penting (-P).
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pra Konstruksi
Text
Keresahan Sosial

 Melakukan prosedur pendataan lahan dan proses negosiasi sesuai


dengan peraturan perundangan yang berlaku
 Memasang patok / batas yang jelas antara lahan proyek dengan
lahan masyarakat
 Memberikan ganti rugi lahan dan tanaman kepada masyarakat yang
tanahnya terkena Proyek PLTA Asahan3 dan jaringan Transmisi. Ganti
rugi dilakukan langsung melalui musyawarah dan mufakat.
 Mengurus izin pinjam pakai hutan lindung seluas ± 209,5 Ha untuk
PLTA dan fasilitas lain ke instansi terkait.

PT PLN (Persero)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Konstruksi
Text
Kualitas Udara (Emisi dan Debu)

 Menggunakan kenderaan lolos uji emisi dan layak jalan


 Melakukan pemeliharaan berkala sesuai SOP terhadap kenderaan dan
alat berat konstruksi
 Membatasi laju dump truck di lokasi padat pemukiman maksimal 30
km/jam.
 Melakukan penyiraman jalan 2 (dua) kali sehari yakni menjelang siang
dan sore hari, khusus di ruas jalan padat pemukiman.
 Material tanah galian menuju spoil bank yang diangkut dengan truk bak
terbuka harus ditutup dengan terpal untuk mencegah ceceran tanah

PT PLN (Persero)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Konstruksi
Text
Kebisingan

 Menggunakan genset yang memiliki peredeam suara optimal


 Pekerja yang bekerja pada daerah yang terpapar tingkat kebisingan
tinggi diwajibkan memakai ear plug.
 Melakukan pemeliharaan berkala sesuai SOP terhadap peralatan kerja
terutama yang menghasilkan kebisingan tinggi.
 Memasang marka/tanda dilarang membunyikan klakson di lokasi
pemukiman.
 Mengurangi intensitas kegiatan yang menghasilkan kebisingan tinggi di
malam hari

PT PLN (Persero)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Konstruksi
Text
Erosi dan sedimentasi

 Membatasi pembukaan areal kerja secara bertahap dan sesuai


keperluan
 Penempatan spoil bank tidak di sempadan sungai, dan dibuatkan
kolam pengendap sedimen hingga air limpasan dari spoil bank masuk
ke kolam pengendap sebelum ke badan air
 Segera menanam lahan gundul yang telah terbuka dan tidak
digunakan kembali.

PT PLN (Persero)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Operasional
Text
Peningkatan Limbah Padat dan cair
 Melakukan pemisahan terhadap sampah organik dan anorganik.
Terhadap sampah organik tidak boleh dibakar namun dapat
dibuatkan kompos (pihak ketiga). Terhadap sampah anorganik
dikumpul dan dibuang ke TPA sampah terdekat.
 Membuatkan tempat penampungan sementara oli bekas pada drum
yang memiliki tutup. Drum ditempatkan pada ruang beratap dan
lantai dasar tempat drum harus semen dan diurus izin tempat
penyimpanan sementara (TPS) B3.
 Menyerahkan oli bekas yang telah terkumpul cukup banyak kepada
pihak ketiga yang memiliki izin pengumpulan oli bekas dari
Kementerian Lingkungan Hidup atau dari Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Utara

PT PLN (Persero)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Operasional
Text
Penurunan Debit Air Sungai Asahan
 Membangun serta memperbaiki saluran irigasi dan mengambil air
sungai Asahan sebelum intake hingga kegiatan petani di persawahan
tidak akan mengalami kekurangan air.
 Memperbaiki saluran MCK masyarakat agar limbah rumah tangga
dapat terflushing oleh air sungai Asahan
 Berkontribusi memelihara DAS Asahan agar konversi lahan dapat
diminimalkan

PT PLN (Persero)
IV. Program Pemantauan Lingkungan Hidup

Text

Anda mungkin juga menyukai