Anda di halaman 1dari 84

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan


Distribusi
4. METODE INSPEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

PENGERTIAN
Inspeksi jaringan distribusi pada hakekatnya adalah mengadakan pemeriksaan jaringan
distribusi yang terpasang agar mendapatkan data-data yang akurat dari jaringan atau
peralatan distribuysi secara benar dimana disesuaikan dengan stendarkan instruksi yang
berlaku.

Adapun metode inspeksi jaringan distribusi, metode pemeriksaannya dilakukan secara


pengamatan langsung/ visual yaitu menjamin petugas kelapangan untuk melakukan
pemeriksaan

a. Menggunakan cheek list ( methoda chek list ).


b. Menggunakan pengukuran ( Methode pengujian )

4.1. METHODE CHEEK LIST DAN PENGUJIAN DALAM INSPEKSI

4.1.1. Jaringan Distribusi Hantaran Udara SUTR / SKUTR.

Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi SUTR adalah mulai dari
tiang pertama SUTR s/d tiang ujung SUTR.

Inspeksi Secara Visual :

a) Lokasi penancapan tiang diperiksa secara visual sesuai gambar


kerja.
b) Kondisi Tiang diperiksa secara visual sesuai standart.
c) Penancapan tiang terhadap kemiringan dan kekuatan
penanaman. (max kemiringan 5 derajat )
d) Konstruksi Tiang dan asesoris yang terpasang diperiksa sesuai
standar :

 Ukuran dan jenis tiang yang terpasang diperiksa.


 Konstruksi tiang yang terpasang diperiksa .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 37
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Asesoris diperiksa secara visual sesuai standart ( lihat
gambar )
 ( Dead End , Small Angle ,Large Angle )
e) Penghantar dan pengikatanya yang terpasang diperiksa sesuai
standar :

 Ukuran penghantar yang terpasang diperiksa .


 Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa .
 Sambungan-sambungannya / jumper-jumper
diperiksa .

f) Andongan penghantar diperiksa secara visual sesuai standart.


g) Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan diperiksa secara visual.
h) Penghantar pembumian tiang diperiksa sesuai standart (5 ohm,
lihat gambar).

 Sambungannya.
 Tahanan pembumian.

i) Kondisi isolator TR diperiksa sesuai standart.

 Kemiringan isolator.
 Keretakan isolator.

j) Kondisi tupang tarik dan tupang tebar diperiksa sesuai standart.

Pengujian Jaringan :

a) Tahanan Isolasi di ui sesuai standar :


 Pengujian isolasi antara kawat fasa - fasa dan kawat
fasa- netral
 Dengan nilai Tahanan isolasi : min 1000 ohm / volt
 Pengujian tahanan isolasi menggunakan megger :1000
V

b) Urutan Fasa .
 Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel (Garis / Huruf )
 Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan fasanya : R , N,S,T.
 Gunakan phasa Sequence untuk melihat arah putaran .

c) Jaringan diuji dengan tegangan dan waktu tertentu :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 38
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Jaringan diberi tegangan kerja 380 V dengan waktu tertentu
 Bila hasil baik maka jaringan dinyatakan siap untuk dipakai .

Kemudian dilakukan / pembuatan saran2 terhadap jaring distribusi yang


mengalami keadaan diluar standart.

Adapun saran-sarannya sebagai berikut :

1. Bersihkan. 8. Perbaiki.
2. Cat Kembali. 9. Potong Pohon.
3. Kencangkan. 10. Rampas Pohon.
4. Tarik. 11. Geser.
5. Stell Kembali. 12. Bongkar.
6. Tambah. 13. Benang Layangan.
7. Test. 14. Ganti Line Type.
15. Dll,bila diperlukan disesuaikan
dengan kondisi lapangan.

Contoh Pembuatan check list inspeksi jaring distribusi SKUTR/SUTR

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 39
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Gambar Konstruksi dead End Assembly .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 40
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 41
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Gambar konstruksi Suspension/ Small Angle Assembly.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 42
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Gambar Konstruksi Large Angle Assembly.

Gambar Konstruksi Ajustable Dead End Assembly

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 43
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Contoh : Model inspeksi jaring distribusi SKUTR/SUTR

Ketera
n
Kontruksi /No. Tiang. g
NO Item yg Diperiksa
a
n
I. II. IV. V.
III. VI. VII. VIII.
1 Bracket Tiang
2 Klem Tarik
3 Pita Baja
4 Gesper
5 Plastik Pengikat
6 Selubung Kabel
7 Tiang
8 Kabel PilinUdara
9 Pengantar Netral
Penggantung
10 Rantai penghubung
(Chain Link)
11 Turn Buckle
12 PIpa PVC
13 Isolator Telur TR
14 Topang Tarik (gang
wire)
15 Pentanaban TR
16 Penghantar AL/Cu
17 Jimper-jimper
20 Isolator TR
21 Tahanan Tanah
22 Tahanan Isolasi

Keterangan Saran – saran :

A Bersikan I. Bongkar Q. dll.


B. Cat kembali J. Lurusakan
C. Tarik /kencangkan K. Benang layang
D. Stell kembali L. Potong pohon
E. Tambah M. Pangkas pohon
F. Perbaiki N. Ganti lire tipe

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 44
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
G. Pasang O. Ganti yg sesuai
H. Geser P. Ukur

4.1.2. Jaring Distribusi Hantaran Udara SUTM

Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi SUTM adalah mulai dari
Tiang pertama SUTM dari penyulang gardu induk 20 kv s/d Tiang akhir SUTM
berikut peralatan penghubung yang terpasang di jaringan SUTM.

Inspeksi Secara Visual :

a) Lokasi penancapan tiang diperiksa secara visual sesuai gambar


kerja.
b) .Kondisi Tiang diperiksa secara visual sesuai standart.
c) .Penancapan tiang terhadap kemiringan dan kekuatan
penanaman. (max kemiringan 5 derajat )
d) Konstruksi Tiang dan asesoris yang terpasang diperiksa sesuai
standar :

 Ukuran dan jenis tiang yang tertancap diperiksa.


 Konstruksi tiang yang terpasang diperiksa .
 Asesoris diperiksa secara visual sesuai standart ( lihat
gambar )
 ( Dead End , Small Angle ,Large Angle )

e) Penghantar dan pengikatanya yang terpasang diperiksa sesuai


standar :

 Ukuran penghantar yang terpasang diperiksa .


 Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa .
 Sambungan-sambungannya / jumper-jumper
diperiksa .

f) Andongan penghantar diperiksa secara visual sesuai standart.


g) Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan diperiksa secara visual
h) Penghantar pembumian tiang diperiksa sesuai standart (5 ohm,
lihat gambar).

 Sambungannya.
 Tahanan pembumian.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 45
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
i) Kondisi isolator TR diperiksa sesuai standart.
 Kemiringan isolator.
 Keretakan isolator.

j) Kondisi tupang tarik dan tupang tebar diperiksa sesuai standart.


Pengujian jaringan :

a) Tahanan isolasi ( Megger 5000 V ) , hasil tahanan isolasi minimum sebesar


1000 Ohm / Volt.

 Antar fasa – fasa dimegger


Fasa R - S = ………………. M Ohm
Fasa S - T = ……………….. M Ohm
Fasa T - R = ……………… M Ohm

 Antar Fasa-Tanah ( Megger 5000 V ) Hasil tahanan isolasi


minimum 1000 ohm / volt .
Fasa R - Tanah = ………………. M Ohm
Fasa S - Tanah = ……………….. M Ohm
Fasa T - Tanah = ……………… M Ohm

b) Urutan fasa di uji sesuai standar :


Misal ujung pangkal Fasa R – S di Megger sedangkan pada ujung akhir 2
kawat fasa dihubung singkat dengan grounding TM, bila hasilnya :

R – T = Mega Ohm
S – T = Mega Ohm
R – S = Zero Ohm

Maka berarti kita mendapat ujung akhir fasa : T ( Dan Seterusnya kita
mendapatkan ujung fasa : R dan S)

c) Penghantar di uji dengan Tegangan dan waktu tertentu :


Pemberian tegangan. 20 Kv pada jaringan dengan fasa yang sesuai (dalam
waktu tertentu ......... menit ).

Contoh : Pembuatan Check List Inspeksi Jaringan Distribusi SUTM

1 2 3 4 5 6

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 46
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

1. Konstruksi Pemasangan Kawat Tarik .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 47
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

2. Konstruksi Pemasangan Kabel pada Tiang Awal .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 48
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

3. Konstruksi Pemasangan Tiang Penyangga / Tumpu (SUTM).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 49
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

4. Konstruksi Pemasangan Tiang Penegang (SUTM)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 50
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

5. Konstruksi Pemasangan Pentanahan.

5
ALUMUNIUM
NEUTRAL

COPPER GROUND WIRE

NOTE: WHEN GROUND CONDUCTOR IS CONNECTED


6 TO ALUMUNIUM-ENSURE THAT COPPER
WIRE IS LOCATED BELOW THE ALUMUNIUM

MINIMUM
MINIMUM

600 mm
300 mm

Hantaran Clamp
Pentanahan 4
(Telanjang)

MINIMUM MINIMUM
3000 mm 3000 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 51
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Code Material Code Material


1. Ground wire 50 mm Cu 4. Ground rod & clamp
2. Connector compression 5. Pipe galvanised water
3. Terminal plug – copper 6. Band tiang besi
6 . Konstruksi line Arrester / Pemasangan Tiang Akhir .

o Nama Material
1. HV Dead end clamp with U clevis & straight clevis eye.
2. Bracket
3. HV insulator.
4. Bokt & Nut K 16 x 140.
5. Bolt & Nut K 16 x 500.
6. Band strap.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 52
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
7. Suspension insulator.
8. Arm Tie type 750.
9. Cross arm type 2000.
10. Line Arrester

Contoh : Model Inspeksi Jaringan Distribusi SUTM.

No Item Yang No Tiang / Konstruksi Keterangan


Diperiksa. 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Cross Arm type 2000
2. Arm tie 750
3. Arm tie Band.
4. Double arm band.
5. Bolt & Nut M 16 x 500
6. 20 kV Insulator.
7. HV Dead end clamp.
8. L. Arrester 20 kV.
9. Maf ujung kabel TM.
10. Jumper kabel / jaringan.
11. Kawat tupang tarik (selaone).
12. 20 kV pin isolator.
13. Pengikatan isolator TM.
14. Penghantar A A AC / ACSR.
15. Penggerak mekanis LBS.
16. 20 kV cut out + fuse.
17. Pentanahan / Grounding wire .
18. Isolator talur.
20. Tiang beton.
21. Tiang besi.
22. Isolator TM.
23. Pondasi tiang.
24. Penegang tiang.
25. Tahanan isolasi
26. Tahanan pembumian / tanah
……………..

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 53
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Kemudian / dilakukan pembuatan saran – saran terhadap jaring distribusi yang
mengalami keadaan diluar standard.

Adapun saran – saran sbb :


1. Bersihkan 10. Perbaiki
2 Cat Kembali 11. Ganti line type
3 Lumasi 12. Pasang
4 Potong pohon 13. Geser
5 Rampas pohon 14. Bongkar .
6 Kencangkan 15. Benang layang2
7 Tarik 16. Tiang miring
8 Stel kembali
9 Tambahkan

4.1.3. Jaringan Distribusi Kabel Tanah SKTR

Yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi kabel tanah SKTR adalah mulai
dari Kabel out going jurusan kabel tanah TR ( pada pangkal jurusan gardu) s/d
jaringan ujung SKTR.

Memeriksa secara visual meliputi :

a. Kondisi kabel tanah .


b. Lokasi penanaman kabel sesuai gambar kerja.
c. Tanda tanda jalur dan sambungan kabel (jointing & terminating).
d. Penutupan galian jalur kabel TR (kondisi tanah).
e. Pekerjaan saluran kabel
- Jembatan.
- Kanal.
- Dutching .
f. Pekerjaan penyangga kabel.

Pengujian Kabel :

a. Tahanan isolasi saluran kabel diuji sesuai standar :


 Pengujian isolasi antara kawat fasa - fasa

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 54
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Fasa R – S = ............... M Ohm
Fasa S – T = ............... M Ohm
Fasa R - T = ............... M Ohm
 Pengujian Isolasi kawat fasa- netral
Fasa R – N = ................. M Ohm
Fasa S – N = ............... M Ohm
Fasa T – N = ............... M Ohm
 Dengan nilai Tahanan isolasi : min 1000 ohm / volt
 Pengujian tahanan isolasi menggunakan megger :1000 V

b. Urutan Fasa .
 Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel ( Garis / Huruf )
 Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan fasanya : R, N,S,T.
 Gunakan phasa Sequence untuk melihat arah putaran.

c. Jaringan diuji dengan tegangan dan waktu tertentu :


 Jaringan diberi tegangan kerja 380 V dengan waktu tertentu
 Bila hasil baik maka jaringan dinyatakan siap untuk dipakai .

Kemudian dilakukan pembuatan saran-saran terhadap jaring distribusi kabel tanah


TR yang mengalami keadaan diluar standart.

Adapun saran-saran sebagai berikut :

a) Perbaiki tanah jalur & sambungan kabel.


b) Pasang.
c) Cat kembali.
d) Ganti.
e) Kencangkan.
f) Bersihkan.
g) Dll. Yang diperlukan sesuai kondisi lapangan.

Contoh : Pembuatan Check List Inspeksi Jaringan Distribusi SKTR.

1 2 3 4 5

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 55
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Gardu PHB TR Kabel PHBTR PHB


Distribusi NYF6BY Ujung

Contoh : Model Inspeksi Jaring Distribusi SKTR.

No Item No PHB TR Keteran


Yang Diperiksa 1 2 3 4 5 gan
1. Kabel TR / NYF6BY.
2. Terminal Ujung kabel
3. PHB TR
4. Jaringan SKTR
5. Kondisi penimbunan kabel
6. Patok pengaman panel PHB
7. Tanda lintasan kabel tanah
8. Pondasi panel PHB

9. Lingkungan panel PHB /


Gardu

10. Kanal Jembatan


11. Tahanan isolasi
12. Urutan fasa
13.

Keterangan Saran -Saran :

A. Ganti F. Pasang .
B. Perbaiki. G. Press kembali.
C. Cat Kembali. H. Bersihkan .
D. Pasang tanda lintas kabel. I.
E. Timbun dengan tanah/ pasir.
.
4.1.4. Jaringan Distribusi Kabel Tanah SKTM.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 56
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi kabel tanah SKTM adalah mulai
dari kabel out going beeder / penggulung kabel tanah TM. 20 kV (pada pangkal
penggulung) s/d jaringan ujung SKTM 20 kV.

Yang diperiksa secara visual meliputi :

a. Lokasi penanaman kabel sesuai gambar kerja.


b. Tanda tanda jalur kabl dan sambungan kabel (jointing & terminating).
c. Penutupan galian jalur kabel TR .
d. Pekerjaan penanaman dan Penimbunan kabel tanah .
e. Kondisi kabel tanah .
f. Pekerjaan saluran kabel
- Jembatan.
- Kanal.
- Dutching.
g. Pekerjaan penyangga kabel.
h. Pengujian Kabel :
- Tahanan isolasi.
Fasa R - S , S - T , T – R di Megger .
Fasa R - arde , S - Arde , T - Arde di Megger .
Hasil Megger min 1000 ohm / volt .
Menggunakan Megger 5000 V .

- Tahanan Pentanahan.

- Urutan Fasa kabel.


Pengecekan urutan fasa kabel , dilihat dari tanda kabel tsb. biasanya
dengan tanda warna .

- Pengujian Daya Kabel.


Pada masing-masing fasa–fasa dan masing-masing fasa–arde diberi
tegangan DC 57,5 KV selama 10 menit, hasilnya tidak hubung
singkat .

Kemudian dilakukan pembuatan saran-saran terhadap jaring distribusi kabel tanah


TM yang mengalami keadaan diluar standart.

Adapun saran-saran sebagai berikut :

a. Perbaiki tanah jalur & sambungan kabel.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 57
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
b. Pasang.
c. Cat kembali.
d. Ganti.
e. Kencangkan.
f. Bersihkan.
g. Dll. Yang diperlukan sesuai kondisi lapangan.

Pembuatan Check List Inspeksi Jaring Distribusi SKTM :

1 2 3 4 5

Gardu Kubikel Kabel Kubikel Kubikel


Induk TM Ujung

Contoh : Model Inspeksi Jaring Distribusi SKTM.

Item No . Kubikel
No Keterangan
Yang Diperiksa 1 2 3 4 5
1. Kabel TM
2. Terminal Ujung kabel TM
3. Kubikel TM.
4. Jaringan SKT M
5. Kondisi penimbunan kabel
6. Bangunan Kubikel
7. Tanda lintasan kabel tanah
8. Tanda kotak Sambungan
9. Lingkungan Kubikel /
Gardu
10. Kanal Jembatan
11. Tahanan isolasi
12. Tahanan Pentanahan
13.

Keterangan Saran -Saran :

a. Ganti f. Pasang .
b. Perbaiki. g. Press kembali.
c. Cat Kembali. h. Bersihkan .
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 58
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
d. Pasang tanda lintas kabel.
e. Timbun dengan tanah/ pasir.

4.2. ALAT KERJA DAN K3 UNTUK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


JARINGAN DISTRIBUSI

Kondisi suatu peralatan listrik yang akan didipakai dapat diketahui layak atau
tidaknya dipakai melalui Pemeriksaan dan Pengujian, dari sinilah dapat diketahui
mutu sebenarnya peralatan yang akan dioperasikan. Mutu dapat dilihat dari sifat
tampak (visual check) dan pengujian untuk mengetahui unjuk kerjanya .Secara
keseluruhan dapat dilihat bahwa akibat mutu peralatan yang akan di operasikan
mutunya rendah, maka akan menyebabkan terganggunya mutu pelayanan.

Contoh : Konektor jaringan terjadi loncatan api ( karena mutu material dan cara
pemasangan kurang baik ) maka akan berakibat tegangan tdk normal di konsumen /
pelanggan .

Ditinjau dari aspek keandalan, akibat mutu peralatan yang dipasang rendah, bisa
mengganggu kontinuitas penyaluran tenaga listrik di pelanggan. Untuk menjamin
mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, maka diperlukan
pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian semua peralatan yang terpasang dan
yang akan dioperasikan.

4.2.1. Peralatan Kerja untuk Pemeriksaan

Kegiatan Pemeriksaan ini dapat dikelompokan dalam 2 bagian :

a. Pemeriksaan Fisik secara visual / Sifat Tampak :


Adalah untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai
dengan spesifikasi, dan melihat apakah semua perlengkapan dalam kondisi
baik secara fisik,dan tidak tampak adanya cacat.

b. Pemeriksaan Pemasangan :
Adalah untuk mengetahui apakah peralatan yang terpasang sesuai / tidak
sesuai dengan gambar rencana / standard konstruksi.

Contoh : Jarak fasa – fasa pada pemasangan rel / Busbar.


: Jarak aman Jaringan dengan pohon / bangunan.dll.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 59
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Peralatan Kerja dan K3 SUTR dan SUTM saat kegiatan Pemeriksaan :

a. Teropong : Untuk melihat benda / konstruksi dari jarak jauh.


b. Tangga : Untuk alat menaiki tiang listrik.
c. Sabuk Pengaman : Untuk memanjat tiang.
d. Helm : Untuk pelindung kepala dari benturan.
e. Sepatu Kerja : Untuk alat kaki dalam bekerja
f. Infra Red : Untuk mendeteksi sambungan-sambungan.

Peralatan Kerja dan K3 SKTR dan SKTM :

a. Tangga : Untuk alat menaiki tiang listrik.


b. Sabuk Pengaman : Untuk memanjat tiang.
c. Helm : Untuk pelindung kepala dari benturan.
d. Sepatu Kerja : Untuk alas kaki dalam bekerja
e. Teropong : Untuk melihat benda / konstruksi dari jarak jauh
f. Infra Red : Untuk mendeteksi sambungan-sambungan.
.
4.2.1. Peralatan Kerja untuk Pengujian

a. Pengujian / Pengukuran Tahanan Pembumian :


adalah untuk mengetahui apakah nilai tahanan pembumian yang dipasang
sudah memenuhi standard ( nilai standar tahanan pembumian < dari 5
ohm ).

b. Pengujian Tahanan Isolasi dengan Megger :


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar tahanan isolasi
jaringan / kabel yang diukur adalah antar fasa – fasa , fasa – netral dan fasa
– tanah , hasil pengukuran menunjukan nilai tahanan isolasi min 1000 ohm
per Volt.

c. Pengujian Tegangan Tinggi ( Dielektrik Test ) :


adalah untuk menilai keadaan isolasi dari prlengkapan atau bagian dari
instalasi yang dirakit atau mengalami pengerjaan dilapangan harus
mengalami pengujian tegangan tinggi , pengujian ini untuk menilai Tahanan
isolasi peralatan tenaga listrik kondisinya baik / tidak baik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 60
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Adapun tegangan uji peralatan listrik 20 KV adalah ditentukan sebesar : 57,5 KV


DC selama 10 menit.

Tegangan uji = Tegangan kerja maximum x 1,25


= tegangan Nominal x 1,15 x 1,25
= 20.000 x 1,15 x 1,25 .
= 28.75 0 Volt AC
= 28,75 KV AC

Tegangan Uji DC = 2 x Tegangan Uji AC = 57 , 5 KV ( selama 10 menit ).

Pada pengujian Kabel TM 20 KV , terlebih dahulu kabel di Megger satu persatu


dengan megger : 5000V - 2000 M ohm, dan dicatat penunjukan hasilnya .
Baru kemudian dilaksanakan Test Tegangan Tinggi menggunakan High Voltage DC
test dimana :

- Ujung ketiga kabel tersebut digabungkan menjadi satu kemudian diberi test
tegangan DC 57,5 KV selama 10 menit dan dicatat arus fasa R ,S
,T , ........ mA

Peralatan K2 SUTR dan SUTM saat kegiatan Pengujian :

a. 1. Megger 1000 V : Untuk mengetahui tahanan isolasi jaringan.


b. 2. Earth Tester: Untuk mengukur tahanan pembumian
c. 3. Ground Stick : Untuk menghilangkan tegangan sisa pada jaringan.
d. 4. Megger 5000 Volt : Untuk mengetahui tahanan isolasi jaringan.

Peralatan K2 SKTR dan SKTM saat kegiatan Pengujian :

a. Earth Tester : Untuk mengukur tahanan


pembumian
b. Ground Stick : Untuk menghilangkan
tegangan sisa pada jaringan.
c. Megger 5000 Volt : Untuk mengetahui tahanan
isolasi jaringan.
d. DC . Test : Untuk menguji dielectrik Test
Kabel TM dengan pemberian tegangan 57,5 KV DC
.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 61
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Megger

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 62
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Earth Tester

I1

I1 I2
I2
ER
~S
A Q
P Q’
T
EX
X Y Z
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 63 I 1
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Rangkaian earth tester

4.3. STANDARD KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI

Standard Konstruksi dan Ketentuan peraturan yang berlaku menjadi acuan didalam
pembangunan dan pengembangan serta pengoperasian Sistem Distribusi. Hasil
inspeksi jaringan distribusi dievaluasi untuk diambil langkah-langkah perbaikan
sistem distribusi yang mengacu kepada Standard/ ketentuan peraturan yang berlaku
sehingga diperoleh Sistem yang andal dan berkualitas dengan tetap
mempertimbangkan efisiensi.

Materi ini membahas tentang Standard Konstruksi dan ketentuan/ peraturan yang
berlaku pada Sistem Distribusi antara lain sbb:

a. Standard Konstruksi JTR


b. Standard Konstruksi SUTM
c. Standard Konstruksi SKTM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 64
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
4.3.1. STANDARD KONSTRUKSI JTR

Ketentuan umum Jaringan Tegangan Rendah (JTR) mempunyai beberapa kriteria


sebagai berikut :

 Jarak Gawang.

a. Maksimum 50 meter untuk JTR murni dan JTR Underbuild.


b. Maksimum 40 meter untuk JTR semi Underbuild.
c. Untuk daerah yang jauh dan konsumennya sedikit, langsung dijaringi
dengan JTM dan trafo kecil, sehingga tak memperlukan JTR.

 Spesifikasi Komponen.

a. Tiang SUTR

Tiang yang digunakan untuk Saluran Udara Tegangan Rendah adalah


tipe 9 m dengan beban kerja antara 90 sampai dengan 250 daN.
Pemilihan tipe tiang tersebut dengan mempertimbangkan beban tiang
yang disebabkan oleh berat dan gaya tarikan konduktor.

Untuk lokasi pemukiman di daerah perkotaan dengan kepadatan


bangunan yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan penampang konduktor
yang lebih besar atau jumlah saluran yang lebih dari satu, maka perlu
dipertimbangkan penggunaan tiang dengan kemampuan menerima
beban kerja yang lebih besar. Misalnya 9 m – 200 daN untuk
pemukiman di daerah perkotaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan
tipe 7 m – 100 daN.

Penggunaan tipe tiang yang lebih besar juga diperlukan misalnya pada
konstruksi tiang awal/akhir, dimana pada lokasi tersebut tidak
memungkinkan dipasang kawat schoor atau tiang penopang. Maka tiang
awal/akhir harus dapat menahan gaya tarikan konduktor dari satu arah.

Ketentuan yang harus dipenuhi pada tiang listrik adalah :

 Beban kerja
Ialah beban yang diijinkan terhadap tiang, sehingga tiang tersebut
mampu menahan beban tersebut secara terus menerus. Letak beban
kerja 20 cm dibawah puncak tiang, dan tiang dalam keadaan
terpasang kuat 1/6 panjang tiang bagian bawah. Beban kerja
dinyatakan dalam DaN ( deca newton ).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 65
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Penandaan
Tanda pengenal tiang menyatakan : panjang, beban kerja, kode
pabrik dan nomor seri produksi, terletak bagian bawah tiang 1,5 m
diatas garis tanah

Contoh : 9 m / 200 d a N
Bp - 234

Karakteristik tiang beton TR

Total Leght Working Load Minimum Transverse Load

9m 200 daN 80 daN


9m 350 daN 125 daN
9m 500 daN 175 daN
9m 800 daN 240 daN

b. Kabel Pilin Udara.

Kabel pilin udara (Twisteed Insulation Cable) sebagai penghantar fasa


bahannya AAC, isolasi terbuat dari Cross Link Poly Ethylene (XLPE)
serta sebagai penghantar netral sekaligus untuk penggantung dibuat dari
kawat Aaluminium Campuran (AAAC) yang dipilin bulat padat (SPLN 42-
10 : 1986 beserta revisinya).

Ukuran kabel pilin yang dipilih sesuai SPLN 74 : 1987 adalah sbb :

2 x 25 + 1 x 25 mm2 , 2 x 50 + 1 x 35 mm2
3 x 25 + 1 x 25 mm2 , 3 x 50 + 1 x 35 mm2
2 x 35 + 1 x 25 mm2 , 2 x 70 + 1 x 50 mm2
3 x 35 + 1 x 25 mm2 , 3 x 70 + 1 x 50 mm2

Karakteristik dari Kabel Pilin

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 66
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Penampang Resistansi Reaktansi Arus yang diizinkan
nominal Ohm pada frekwensi
50 Herz 20oc 30oc 40oc
mm2 Ohm/Km Ohm/Km Ampere Ampere Ampere

16 2,41 0,01 85 80 70
25 1,52 0,01 110 100 95
35 1,10 0,01 135 125 110
50 0,81 0,01 160 145 135
70 0,54 0,01 200 185 170

Tabel. Konstruksi & KHA Penghantar Berselubung AAAC – S

1 2 3 4 5 6 7
Luas Konstruksi Jumlah Diameter Tebal Kuat Hantar Arus di
penampang Urat Kawat Kawat Selubung udara pada suhu
penghantar penghantar nominal nominal sekitar maks
nominal
S 30C 40C
(mm2) Buah mm mm A A

35 Rm 7 2,5 3,0 167 150


50 Rm 19 1,75 3,0 200 180
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 67
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
70 Rm 19 2,25 3,0 275 246
95 Rm 19 2,5 3,0 315 282
120 Rm 19 2,75 3,0 356 319
150 Rm 19 3,25 3,0 423 378
150 Rm 37 2,25 3,0 423 378
185 Rm 37 2,5 3,0 484 423
240 Rm 61 2,25 3,0 586 523

Tabel . Konstruksi dan KHA Penghantar AAC

Cross Sectional No./


Approximaltely
Area Dia. Maximum
Current Standard
Overal Weight DC Min. Calculated
Carrying Length
Diamete Of Resistanc Breakeing Load
Nominal Actual Of Wire Capacity per reel
r Conduc e at 200C
tor
Pcs/m
mm2 mm2 mm Kg/km Ohm/km kgf (N) A m
m

16 16.84 7/1.75 5.25 46 1.700 310 (3.038) 115 10.000


25 27.83 7/2.25 6.75 76 1.029 490 (4.802) 160 10.000
35 34.36 7/2.50 7.50 94 0.8332 590 (5.782) 185 10.000
50 49.48 7/3.00 9.00 135 0.5786 810 (7.938) 230 10.000
50 45.70 19/1.75 8.75 126 0.6295 833 (8.183) 220 10.000
55 58.07 7/3.25 9.75 159 0.4930 935 (9.163) 255 10.000
70 75.55 19/2.25 11.25 208 0.3808 1.040 (10.192) 300 5.000
95 93.27 19/2.50 12.50 257 0.3084 1.560 (15.288) 345 5.000
100 99.30 7/4.25 12.75 272 0.2883 1.542 (15.092) 360 5.000
120 122.62 19/2.75 13.75 310 0.2549 1.890 (18.522) 390 5.000
150 154.62 19/3.25 16.25 434 0.1825 2.530 (24.794) 485 5.000
150 147.12 37/2.25 15.75 406 0.1960 2.575 (25.235) 465 5.000
185 131.63 37/2.50 17.50 501 0.1578 3.110 (30.478) 500 5.000
200 189.83 19/3.75 18.75 577 0.1371 3.290 (32.242) 580 3.000
240 238.76 19/4.00 20.00 657 0.1205 3.700 (36.260) 630 3.000
240 242.54 61/2.25 20.25 670 0.1191 4.020 (39.396) 635 3.000

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 68
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
300 290.44 61/2.50 20.50 857 0.0965 4.850 (47.530) 730 3.000
400 431.18 61/3.00 27.00 1.191 0.0670 6.675 (65.415) 920 2.000
500 506.04 61/3.25 29.25 1.398 0.0571 7.700 (75.460) 1.015 2.000
630 643.24 91/3.00 33.00 1.782 0.0450 9.960 (97.608) 1.180 1.500
800 754.92 91/3.25 35.75 2.091 0.0384 11.480 (42.504) 1.305 1.000
1.000 1.005.07 91/3.75 41.25 2.784 0.0288 14.925 (146.265) 1.555 1.000

c. Isolator SUTR

Standard Isolator SUTR dan Pemakaiannya

Type Untuk kawat, Beratnya per bh,


Mm2 Kg
RM I 50,70. 0,91
RM II 16,25,35. 0,45
RM III 6,10 0,26

N 95 95 s/d 150. 0,5


N 80 16 s/d 70. 0,3
N 60 6 s/d 10. 0,13

d. Peralatan Bantu

Peralatan penggantung kabel pilin udara, terdiri dari :

 Penggantung pada tiang sangga/tumpu, berfungsi hanya sebagai


penggantung dari kabel pilin.
 Penggantung untuk belokan /sudut kecil dan sudut siku siku / besar.
 Peralatan untuk penarik pada tiang awal / akhir atau tiang tarik.
 Topang tarik (Guy wire) dipakai pada tiang awal / akhir dan tiang pada
belokan yang besar, dibuat dari baja dengan mutu setara baja st 37
dengan arah pilinan kanan.
 Klem-klem sadapan untuk pencabangan dari penghantar.
 Penutup ujung penghantar untuk melindungi ujung / akhir pada
penghantar diujung tiang akhir.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 69
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
e. Ruang Bebas (Clearence)

Standard Clearence SUTR minimum dalam satuan ( m) .

No Ruang bebas udara 400 V

1 Hantaran udara menyeberang jalan K.A. 8,23


2 Hantaran udara menyebrang jalan raya . 5,48
3 Hantaran udara ketanah /lapangan . 4,56
4 Hantaran udara ke ujung pohon . 1
5 Hantaran udara sepanjangjalan raya. 4,56
6 Hantaran udara sepanjang jalan kota . 5,48
7 Hantaran udara ke kaat telp. 1,20
8 Hantaran ke kabel. 0,60.
9 Hantaran ke JTR 0,60
10 Hantaran ke schoor . 0,60

Tabel Andongan ( m ) bagi Penghantar KUTR – TIC di dalam Pemukiman

20 C 25 C 30 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik --------------------------- ----------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m ) Tarik Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- --------------------------- an ----------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN 30 35 40 45 50 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ) --------------------------- (daN) --------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m ) Andongan ( m )

3x70 + 1x50 345 0,34 0,46 0,68 0,76 0,94 332 0,35 0,48 0,63 0,79 0,98 319 0,37 0,50 0,55 0,83 0,82

2x70 + 1x50 363 0,23 0,32 0,41 0,52 0,54 349 0,35 0,48 0,53 0,79 0,98 330 0,26 0,35 0,46 0,58 0,72

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 70
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
3x50 + 1x35 222 0,37 0,51 0,66 0,84 1,03 214 0,39 0,53 0,69 0,87 1,87 297 0.48 0,54 0,71 0,98 1,11

2x50 + 1x35 244 0,25 0,34 0,44 0,55 0,69 231 0,26 0,36 0,47 0,59 0,73 219 0,28 0,38 0,49 0,52 0,77

3x35 + 1x25 169 0,38 0,51 0,67 0,85 1,05 163 0,39 0,53 0,70 0,88 1,09 158 0,41 0,55 0,72 0,91 1,13

2x35 +1x25 198 0,25 0,34 0,44 0,56 0,69 180 0,26 0,36 0,47 0,59 0,73 178 0,28 0,38 0,49 0,52 0,77

3x25 +1x25 169 0,32 0,44 0,57 0,73 0,98 162 0,34 0,46 0,60 0,76 0,94 155 0,35 0,48 0,63 0,79 0,98

2x25 +1x25 196 0,21 0,29 0,37 0,47 0,58 184 0,22 0,30 0,40 0,50 0,62 173 0,24 0,32 0,42 0,53 0,56

3x16 +1x16 81 0,42 0,58 0,75 0,95 1,18 78 0,440,68 0,78 0,98 01,22 76 0,45 0,61 0,88 1,02 1,26

2x16 +1x16 150 0,25 0,35 0,46 0,58 0,71 94 0,37 0,37 0,48 0,61 0,75 89 0,29 0,39 0,51 0,65 0,88

35 C 40 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik ---------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- ---------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN) 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ---------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m )

3x70 + 1x50 388 0,38 0,52 0,68 0,86 1,86 297 0,39 0,54 0,78 0,89 1,10

2x70 + 1x50 312 0,27 0,37 0,49 0,52 0,76 296 0,29 0,39 0,51 0,65 0,88

3x50 + 1x35 250 0,41 0,56 0,74 0,93 1,15 193 0,43 0,58 0,76 0,96 1,19

2x50 + 1x35 253 0,29 0,40 0,52 0,66 0,81 198 0,31 0,42 0,55 0,69 0,85

3x35 + 1x25 152 0,42 0,57 0,75 0,94 1,16 147 0,43 0,59 0,77 0,97 1,20
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 71
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

2x35 +1x25 152 0,29 0,48 0,52 0,66 1.31 154 0,31 0,42 0,55 0,69 0,85

3x25 +1x25 149 0,37 0,50 0,65 0,83 1,02 143 0,38 0,52 0,68 0,86 1,06

2x25 +1x25 162 0,25 0,34 0,45 0,57 0,78 153 0,27 0,36 0,48 0,68 0,74

3x16 +1x16 73 0,47 0,63 0,83 1,05 1,29 71 0,48 0,65 0,85 1,03 1,33

2x16 +1x16 84 0,38 0,41 0,54 0,68 0,84 88 0,32 0,43 0,57 0,72 0,89

f. Konstruksi Penyambungan Penghantar

Untuk menyambung penghantar digunakan material sbb :

 Joint Sleeve, berfungsi untuk menyambung kawat

 Repair Sleeve, berfungsi untuk memperkuat kembali kawat yang


sebagian uratnya ada yg putus.

 Parallel Groove Clamp, berfungsi untuk menyambung kawat tetapi


tidak ada beban tarikan, misalnya sambungan pada tiang
penegang, sambungan percabangan.

 Taping Clamp, berfungsi untuk penyadapan dari saluran ke


peralatan listrik lainnya.

 Pierching Connector ( Hot line Conector), untuk penyambungan


konduktor, digunakan :Penyambungan dalam keadaan bertegangan.

 Joint dan repair sleeve pengencangannya dengan cara dipress


sedangkan parallel groove clamp dikencangkan dengan mur baut.

Ukuran konduktor Joint sleeve Compression

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 72
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
No Ukuran Konduktor Panjang ( mm )

1 35 mm2 AAC 260 mm


2 70 mm2 AAC 300 mm
3 95 mm2 AAC 340 mm
4 150 mm2 AAC 415 mm
5 240 mm2 AAC 530 mm

Gambar : Pengepresan / Sambungan Kawat .


OD L
TL

ID

Joint Sleeve

Parallel Groove Clamp

Taping
Berbagi dan menyebarkan ilmu Clamp
pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 73
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

M. 18 HEX BOLT & WASHER


HOT DIP GALVANIZED
INSULATED BODY STEEL AID (HOT-DIP GALVANIZED)

GROOVE. B.

GROOVE. A.

Satu pierching mempunyai 2 grouve dgn ukuran :

6 - 35 dan 35 - 70 mm2
6 - 35 dan 6 - 35 mm2
35 - 70 dan 35 - 70 mm2
50 - 95 dan 50 - 120 mm2

14
1.000

g. Pentanahan

13
Klem tiang
25 mm2

Disolder/murbaut
100

Hantaran pentanahan

xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxx
Flektroda
2 Pipa tanah

030101
1.500

2,75 m

1
2

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 74
10
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

1. Batang ElektrodeTembaga
2. Klem Jepit Tembaga

4.3.2. Standard Konstruksi JTR Listrik Pedesaan

 Sistem yang digunakan 1 fasa 3 kawat dgn tegangan 2 x 230 V

 Jarak gawang maximum 40 m , untuk JTR semi under built , dan maximum 50
m untuk JTR murni / under built .

 Tiang yang digunakan Tiang beton, Tiang besi , dengan panjang 7 m dengan
beban kerja 100 daN .

 Penghantar digunakan kabel pilin udara (kabel twisteed ), penghantar fasa


dari AAC, penghantar Netral dari bahan AAAC .

Ukuran kabel pilin yang dipakai :

- 2 x 25 + 1x 25 mm2
- 2 x 35 + 1x 25 mm2
- 3 x 35 + 1x 25 mm2
- 2 x 50 + 1x 35 mm2
- 3 x 50 + 1x 35 mm2

 Peralatan bantu khusus untuk SKUTR, perlengkapan Twisteed Cable :

- Suspension/ Small angle asembly

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 75
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
- Large angle asembly
- Dead end asembly
- Piercing Tap Connector
- Joint Sleeve TIC
- Kawat tupang tarik
- Pembumian JTR/ Arde

Gambar konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan memakai BC 4X35 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 76
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Di sini dapat kita lihat konstruksi


pemasangan SUTR sistem 3
fasa 4 kawat telanjang AAAC.
Travers yang digunakan memakai
travers AI type lurus.
Konstruksi seperti ini rawan
terhadap sentuhan pohon dan
mudah gangguan.

KONSTRUKSI TRAVERS ASPAN AI 4 ISOLATOR

• Ini yang kita lihat Konstruksi


SUTR nya , jika tadi memakai
type lurus kalau yang ini
memakai travers Aspan AI 4
Isolator dipakai pada kondisi
tikungan baik pada posisi trek
schoor atau pada druk schoor.

• Untuk travers yang dibawah (lihat


gambar) adalah travers Aspan AII
2 isolator yang dipakai untuk
travers konductor Penerangan
Jalan umum.

a. Konstruksi SKUTR posisi tarikan lurus ( Suspension)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 77
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

b. Konstruksi SKUTR pada posisi tiang sudut ( Large Angle )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 78
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

c. Konstruksi SKTR posisi tiang akhir/ Dead end

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 79
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

d. Konstruksi SKUTR posisi Percabangan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 80
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Keterangan :

1. Suspesion clamp bracket : 1 buah


2. Suspension clamp : 1 buah
3. Stainless steel strip : 4 buah
4. Stopping buckle : 4 buah
5. Plastic strap : 4 buah
6. Tension bracket : 1 buah
7. Strain clamp : 1 buah
8. Tap connector 70 mm : 3 buah
9. Tap connector 50 mm : 1 buah

4.3.3. Standard Konstruksi Jaringan Distribusi SUTM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 81
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Konstruksi jaringan distribusi JTM ( SUTM) adalah terdiri dari material utama
tiang, kawat dan isolator serta material pembantu seperti cross arm, steel
perform, dsb.

Konstruksi tiang pada dasarnya terdiri dari 3 macam sbb:

 Tiang lurus : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route
lurus.
 Tiang sudut : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route
belok.
 Tiang akhir : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan akhir / ujung.

Dengan berbasis konstruksi tiang di atas selanjutnya dikembangkan tiang khusus.


antara lain :

 Tiang untuk over head guy.


 Tiang persimpangan
 Tiang pencabangan
 Tiang double circuit, dsb

Ketentuan umum Standar konstruksi JTM

a. Jarak gawang

 Jarak gawang maksimum 80 meter untuk


daerah diluar pemukiman, daerah persawahan dan daerah terbuka.
 Jarak maksimum 50 meter untuk daerah
pemukiman penduduk.

b. Jarak bebas
Jarak bebas minimum 6 meter. Untuk penyeberangan dan jarak bebas dengan
pohon dan bangunan mengikuti PUIL dan Perda setempat yang berlaku.

c. Panjang gawang, andongan dan tarikan kawat

 Untuk daerah diluar pemukiman


JTM murni atau dengan JTR semi underbuild, jarak gawang antara 60
s/d 80 meter. Jarak antar andongan (JTM & JTR) minimum 1 meter.

 Untuk daerah pemukiman.


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 82
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
JTM murni atau dengan JTR underbuild, jarak gawang antara 35 s/d 50
meter. Jarak antar andongan minimum 1 meter.

 Besarnya sudut penyimpangan pada jalur lurus, untuk JTM murni dan
JTM dengan JTR semi underbuild diluar daerah pemukiman adalah α ≤
4º, sedangkan konfigurasi JTM yang lain besar penyimpangan sudut
pada jalur lurus adalah α ≤ 5º.

Untuk belokan dengan sudut lebih besar dari ketentuan tersebut diatas
maupun tiang ujung ( awal / akhir ) dipergunakan tiang topang tarik /
topang tekan, atau tiang penunjang.

d. Sistim (jumlah fasa)


 JTM satu fasa 2 kawat.

- Tegangan 20/√3 kv fasa netral untuk pencabangan dari system 20


kv fasa tiga 4 kawat.

- Tegangan 20 kv fasa-fasa untuk pencabangan dari system 20 kv


fasa tiga 3 kawat.

 JTM 3 fasa.

- Tiga kawat dengan tegangan antar fasa 20 kv.


Sistim ini terutama untuk distribusi tenaga listrik di pedesaan dengan
pembangkit sendiri /isolated.

- Empat kawat dengan tegangan antar fasa 20 Kv, fasa-netral 20/√3


kv dilengkapi dengan kawat netral (khusus dipasang untuk system
Jateng & DIY).

e. Spesifikasi Komponen.

a) Tiang.

- Jenis tiang beton, tiang besi, sesuai SPLN 28A : 1980, SPLN 45 :
1981 dan SPLN 54 : 1983.
- Kekuatan beban kerja 200 daN sudah cukup mampu menahan
tarikan penghantar JTM tiga fasa yang digabung dengan JTR semi
Underbuild dan juga mampu menahan beban trafo kapasitas 50
KVA.
- Panjang tiang minimum 9 meter.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 83
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
- Untuk tiang beton berlaku tiang beton diameter dengan diameter
atas 17 cm, diameter bawah 29 cm bentuk konis.
- Untuk tiang besi ukuran dapat dilihat pda SPLN 54 : 1983.

Panjang Tiang Baja SUTM dan Penggunaannya

Panjang Penggunaan
Tiang (m)
10 JTM 6 kV
11 JTM 6 kV sirkuit tunggal, dengan panjang gawang 40m
12 JTM 20 kV atau JTM 6 kV sirkuit ganda
13 JTM 20 kV sirkuit tunggal atau panjang gawang 60m
14 JTM 6 kV sirkuit ganda
15 Ukuran khusus
16 Ukuran khusus

Karakteristik Tiang Beton TM

Total Hinimum Transverse


Length Working Load Load
11 m 200 daN 80 daN
350 daN 125daN
500 daN 175 daN
800 daN 240 daN
1.200 daN 360 daN

13 m 200 daN 80 daN


350 daN 125daN
500 daN 175 daN
800 daN 240 daN
1.200 daN 360 daN

14 m 200 daN 80 daN


350 daN 125daN
500 daN 175 daN
800 daN 240 daN
1.200 daN 360 daN

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 84
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

 Dimensi Tiang Beton TM


Panjang Tinggi Titik Tinggi Titik Recana Diameter
(cm) beban(m) Tumpu (m) Beban (daN) Dalam (cm)
11 8,85 1,9 200 17 **)
350 19
500 19
800 20**)
1.200 20**)

13 10,55 2,2 200 17 **)


350 19
500 19
800 20**)
1.200 20**)

14 11,35 2,4 200 17 **)


350 19
500 19
800 20**)
1.200 20**)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 85
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

*) 1N = 1kg : 9.8065,secara praktis dapat diambil 1daN – 1kg


**) Diameter minimum

 Ukuran Tiang Beton Bulat untuk SUTM


Panjang Tiang ( m ) Beban Rencana ( daN )

11 200
11 350
11 500
13 350
13 500

 Ukuran Tiang Beton bentuk H untuk SUTM

Panjang Tiang ( m ) Beban Rencana ( daN )

11 200
11 350
11 500
13 350
13 500

b) Penghantar .
- Penghantar aluminium alloy (AAAC) . Ketentuan dan syarat
penghantar ini sesuai dengan SPLN 41 – 8 :1981.
- Penampang nominal AAAC : 16 mm2 ; 25 mm2 ; 35 mm2 ; 50 mm2
dan 70 mm2 (sesuai SPLN 74 : 1987 )

 Karakteristik Listrik Hantaran Aluminium (AAC)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 86
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Luas penampang KHA terus menerus


mm2 A

16 110
25 145
35 180
50 225
50 270
70 340
95 390
120 455
150 520
185 625
240 710
300 855
400 990
500 1.140
625 1.340
800 1.540
1.000

 Karakteristik Listrik Hantaran Udara Aluminium Campuran


(A3C)

Luas Penampang KHA Terus menerus (A)


( mm2)

16 105
25 135
35 170
50 (7 kawat ) 210
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 87
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
50 (19 kawat ) 210
70 255
95 320
120 365
150 425
185 490
240 855
300 670
400 810
500 930
625 1.075
800 1.255
1.000 1.450

 Karakteristik Listrik Hantaran Udara ACSR :


Luas KHA Al KHA Steel
penampang terus menerus terus menerus
nominal , (A) (A)
(mm2) A‫׀‬/st
16,2/2,5 90 680
25 /4 235 740
35 /6 145 740
50 /8 170 790
70 /12 290 840
95 /15 350 850

120 /20 410 900


c) 125 /30 425 920
Isolator. 150 /25 470 985
 170 /40 520 985 Jenis
185 /90 535 995 “Isolator
210 /35 590 1020 tonggak
210 /50 610 1040 saluran”
210 /30 630 1050 ( line
340 /40 645 1120 post,
1150 ANSI
57- 2 ) atau “pin post” (NGK Cat. DA – 69001A)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 88
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Untuk tiang topang/ sangga dan tiang belokan antara 30º s/d 60º
dipergunakan travers ganda dengan line post atau pin post ganda.
 Jenis “renteng” untuk belokan ≥ 60º dan tiang tarik / tegang, typenya
ada dua jenis :
- Isolator Gantung Jenis Clevis
- Isolator Gantung enis ali & Soket
 Karakteristik mekanik dan dimensi isolator ini harus sesuai dengan
SPLN 10 – 1 : 1978, type U 70 C untuk isolator renteng dan type
ANSI 57 – 2 untuk isolator tonggak saluran atu type NGK Cat. DA –
69001A ( yang setara ANSI 57 – 2 ) untuk isolator “pin post”.
 Jenis Isolator TM yang sering dipergunakan adalah .
- Isolator Gantung (Suspensdion Type Isulator), dipasang pada :
* Tiang Awal / Akhir
* Tiang Sudut
* Tiang Penerangan /Tiang Tarik
- Isolator Pasak (Pin Type Insulator)
- Isolator Batang Panjang (Long Road TypeInsulator)

Gambar : Isolator Pasak/ solator Tumpu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 89
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

 Karakteristik isolator jenis pasak

Mo Tega Jumlah Diame Tegangan Tegang Kuat Berat


del ngan Kuping ter Tinggi Lompatan an Pan dengan
Nomi an Maksi Mini Maksi Kering Bas Lompat cang Barang
nal (Shed) mum mum mum ah an (Cantile Besi
(KV) Perse (mm) (mm) (mm) Api Impuls -ver) (KG)
lin 50% (KG)
(KV)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 90
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
10 11 2 200 120 210 85 55 120 700 3,4
20 22 3 240 245 265 110 75 160 700 6,4
30 33 3 300 310 330 135 95 200 700 11,5
40 - 3 350 375 400 160 115 2400 850 17,0
50 - 4 400 435 465 185 135 280 850 26,0
60 66 4 430 490 515 210 155 320 320 38,5
1.000

 Isolator Gantung ( Suspension Isolator ) Jenis Clevis

 Jenis Bolt and Socket

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 91
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

 Jenis Long Rod (Batang Panjang)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 92
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Tabel . Karakteristk isolator jenis Batang Panjang

Model Tegan Jumlah Diame Tegangan Tegang Kuat Berat


gan Kuping ter Tinggi Lompatan an Pancan deng
Nomin an Maksi Minimu Maks Kering Basah Lompat g an
al (Shed) mum m imum (KG) (KG) an (Cantile Bara
(KV) Perseli (mm) (mm) (mm) Api -ver) ng
n Impuls (KG) Besi
50% (KG)
(KV)
LC – 6505 22 385 5 145 65 115 65 170 7.500 7
LC – 6507 33 485 7 145 65 150 95 230 7.500 9
LC – 8510 66 585 10 145 65 185 125 290 7.500 10
LC – 8005 22 385 5 160 80 115 65 170 12.000 10
LC – 8007 33 485 7 160 80 150 95 230 12.000 12
LC – 8010 66 585 10 160 80 185 125 290 12.000 14
LC – 8013 77 725 13 160 80 235 160 380 12.000 18
LC – 8017 77 875 17 160 80 285 200 470 12.000 22
LC – 8021 110 1.025 21 160 80 335 240 560 12.000 26
LC – 8024 110 1.175 24 160 80 385 280 650 12.000 29

Catatan : Isolator di atas mempunyai clevis (cantolan) pada kedua ujungnya.


Ada jenis yang lain (LE) dengan clevis pada satu ujung dan mata
ujung yang lain.
d) Material Pelengkap.
- Travers / Cross arm dibuat dari baja profil UNP 8 dan digalvanized
dengan panjang travers 2 meter.
- Tidak tertutup kemungkinan memakai trevers dari kayu, pipa persegi
atau besi dari jenis yang lain, bila tersedia setempat dan lebih murah
/ ekonomis serta mempunyai kekuatan yang setara dengan travers
dari bahan yang telah ditetapkan seperti tersbut diatas.
- Peralatan / pengaman percabangan : FCO, sectionalizer atau pole
top switch , dsb merujuk pada SPLN 52 – 3 : 1983 SPLN 64 : 1985.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 93
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
- Arrester : 24 KV, 5 KA dan dipilih Arester kelas distribusi (SPLN 7 C
: 1978)
- Kawat pengikat (Preform wire ) atau Binding Wire.
- Kawat topang tarik ( Guy Wire ), dipergunakan pada tiang ujung,
pada belokan dan tiang untuk trafo. Dibuat dari baja dengan mutu
setara baja St 37 dengan arah pilinan kekanan.
- Pondasi tiang jika diperlukan.

e) Pengikatan kawat pada isolator Tumpu


Ada dua cara pengikatan hantaran, yaitu menggunakan kawat pengikat
dari bahan sama dengan penghantarnya (binding wire) dan
menggunakan bahan yang sudah jadi (preformed) terbuat dari
aluminized steel.

f) Standard Lightning Arrester


 Prinsip Kerja :
Bila terjadi tegangan lebih pada jaringan , arrester bekerja dengan
mengalirkan arus surja ( surge current ) ke tanah , kemudian
setelah tegangan normal kembali , arrester tsb harus segera
memutus arus yang mengikuti kemudian ( follow current ) .

 Fungsi Arrester :
Adalah alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap
tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 94
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan
rangkaian ( sirkit ) , dengan jalan mengalirkan arus denyut ( surge
current ) ke tanah, serta membatasi berlangsungnya arus ikutan
( follow Current ) serta mengembalikan keadaan jaringan ke
keadaan semula tanpa mengganggu system .

 Pemilihan Arrester berdasarkan :


- Rating Voltage :
Adalah nilai tegangan effektif maximum yang diperbolehkan
dari tegangan frekwensi 50 Hz phasa – tanah .

- Rating Frekwensi :
Adalah frekwensi system jaringan dimana arrester dipasang
(50 Hz)

- Arus pelepasan Nominal :


Dinyatakan dengan nilai puncak ( crest value ) dari bentuk
gelombang yang dipakai untuk mengklasifikasikan arrester ,
didasarkan pada karakteristik pengaman (10.000 A, 15.000 A,
20.000 A) dan seterusnya dengan bentuk gelombang 1,5 / 40
micro second .
Catatan : Untuk gardu trafo : 5 KA . Untuk kabel naik / turun :
10 KA.

 Klasifikasi Berdasarkan Sisyem Jaringan


- Sistem dengan pertahanan efektif dimana koefisien pertahanan
(coeficient of erthing) tidak boleh melebih 80%. Maka arester
dapat dipilih 80% dari tegangan nominal sistem.

- Sistem dengan pertahanan netral non efektif dimana koofisien


pertahanan (coeficient of erthing) dapat melebihi 80% bahkan
sampai 100%. Maka arrester dapat dipilih 100% atau sama
dengan tegangan nominal sistem (tegangan antar phasa).

- Sistem tidak ditahankan (isolated netral)


Dimana koefisien pertahanan(coeficien of earthing) dapat
melebihi dari 100%. Maka arrester dapat dipilih lebih dari
100% dan bahkan 115% dari tegangan nominal sistem
(tegangan antar phase)

g) Konstruksi Pentanahan pada SUTM.


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 95
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Pembumian atau disebut juga pentanahan dalam sistem tegangan
menengah, terdiri dari 2 bagian :
- Elektroda tanah.
- Hantaran pentanahan.

 Meskipun demikian kedua bagian tersebut bila dilihat dari


fungsinya tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya , sama
pentingnya dalam tindakan pengamanan peralatan instalasi .

 Elektroda tanah : adalah Penghantar yang ditanam kedalam tanah


dan membuat kontak secara langsung dengan tanah .

 Elektrode tanah yang ditanam didalam tanah berfungsi untuk


mentanahkan badan Peralatan instalasi yang akan diamankan,
sebagai tindakan pengamanan dari tegangan sentuh tidak
langsung . Nilai tahanan pentanahannya < dari 5 ohm .
2

5
ALUMUNIUM
NEUTRAL

COPPER GROUND WIRE

NOTE: WHEN GROUND CONDUCTOR IS CONNECTED


6 TO ALUMUNIUM-ENSURE THAT COPPER
Gambar Konstruksi Pentanahan SUTM .
WIRE IS LOCATED BELOW THE ALUMUNIUM

MINIMUM
MINIMUM

600 mm
300 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


Hantaran Clamp
perusahaan 96
Pentanahan 4
(Telanjang)

MINIMUM MINIMUM
3000 mm 3000 mm
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Code Material Code Material


1. Ground wire 50 mm Cu 4. Ground rod & clamp
2. Connector Compression 5. Pipe galvanised water
3. Terminal lug – copper 6. Band tiang besi

h) Konstruksi Penyambungan Penghantar

 Joint sleeve Compression .


Penggunaan panjang Joint Sleeve sesuai ukuran konduktor:

No Ukuran Konduktor Panjang ( mm )

1 35 mm2 AAC 260 mm


2 70 mm2 AAC 300 mm
3 95 mm2 AAC 340 mm
4 150 mm2 AAC 415 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 97
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
5 240 mm2 AAC 530 mm

 Gambar : Joint Sleeve Compression


OD L
TL

ID

 Paralel grouve Clamp .

Paralel grouve clamp ada yang mempunyai 2 baut pengencang dan


ada yang 3 baut pengencang.

Untuk Penyambungan Konduktor , digunakan :


- Bisa untuk bahan : AAC , AAAC , ACSR , BC .
- Ukuran konduktor : 70 , 95 , 120 , 150 . ( mm2 )

BODY AND COVER HEX. HEAD BOLTS


NUTS AND WASHERS

W M.10 OR
3/8n

H
L

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 98
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

 Dead End Clamp :


Untuk Penyambungan konduktor , digunakan :
- 2 baut pengencang .
- Ukuran konduktor : 35 - 70 mm2 ; 50 - 70 mm2

i) Jarak bebas ( Aman ) Jaringan dengan lingkungan

 Ruang bebas ( Clearence ) untuk saluran udara Tegangan


menengah Minimum dalam satuan ( m) .

No Ruang bebas udara 20 KV

1 Hantaran udara menyeberang jalan K.A. 8,54


2 Hantaran udara menyebrang jalan raya . 6,09
3 Hantaran udara ketanah /lapangan . 6,09
4 Hantaran udara ke ujung pohon . 2,5
5 Hantaran udara sepanjangjalan raya. 6,09
6 Hantaran udara sepanjang jalan kota . 6,09
7 Hantaran udara ke kaat telp. 1,80
8 Hantaran ke kabel. 1,20
9 Hantaran ke JTR 1,20
10 Hantaran ke schoor . 1,20

 Jarak Andongan (m) bagi Penghantar SUTM–AAAC di luar


Pemukiman lebar gawang : ( 30 - 80 m )

20 C 25 C 30 C
Tar ------------------------------- Tari --------------------------- ----------------------------
Ukur ikan Gawang ( m) k Gawang ( m ) Tari Gawang ( m )
an ------------------------------- an --------------------------- k ----------------------------
Peng 30 35 40 45 50 30 35 40 45 50 an 30 35 40 45 50
hantar daN ------------------------------- (daN --------------------------- --------------------------
Andongan ( m ) ) Andongan ( m ) (da Andongan ( m )
(mm N)
2)

AAAC - 190 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 159 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 134 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
70
AAAC - 123 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 103 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 87 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
50
AAAC – 86 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 72 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 61 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 99
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
35
AAAC - 69 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 58 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 49 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
25
AAAC – 42 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 35 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 38 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
16

35 C 40 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik ---------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- ---------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN) 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ---------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m )

AAAC - 70 116 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 102 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC - 50 75 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 66 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC – 35 52 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 46 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC - 25 42 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 37 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC – 16 26 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 22 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

20 C 25 C 30 C
Ukur ------------------------------- --------------------------- ----------------------------
an Tari Gawang ( m) Tari Gawang ( m ) Gawang ( m )
k ------------------------------- k --------------------------- Tarik ----------------------------
Peng an 60 65 70 75 80 an 60 65 70 75 80 an 60 65 70 75 80
hantar ------------------------------- --------------------------- --------------------------
(mm2) (daN) Andongan ( m ) (daN) Andongan ( m ) (daN) Andongan ( m )

AAAC 477 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 429 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 384 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 70
AAAC 311 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 280 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 250 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 50
AAAC 216 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 194 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 174 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
– 35
AAAC 175 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 157 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 141 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 25
AAAC 106 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 95 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 85 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
– 16
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 100
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

35 C 40 C
Ukuran Tari ------------------------------- Tari ---------------------------
k Gawang ( m) k Gawang ( m )
Penghant an ------------------------------- an ---------------------------
ar 60 65 70 75 80 60 65 70 75 80
(daN ------------------------------- (daN ---------------------------
( mm2) ) Andongan ( m ) ) Andongan ( m )

AAAC- 70 348 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 388 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC- 50 222 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 195 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC– 35 154 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 135 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC- 25 125 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 110 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC– 16 75 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 66 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

4.3.4. Ketentuan Standar Konstruksi JTM Listrik Pedesaan

 Panjang Tiang adalah 9 m dengan beban kerja sebesar 200 daN


 Jarak gawang maximal 80 m untuk daerah persawahan dan perkebunan
 Jarak gawang maximal 50 m untuk daerah pemukiman .
 Andongan maximal yang diperkenankan adalah 1 m baik untuk daerah
pemukiman ataupun untuk diluar daerah pemukiman.
 Penghantar yang digunakan adalah AAAC dengan ukuran : 16 mm2, 25
mm2 , 35 mm2 , 50 mm2 .
 Jarak bebas penghantar dengan lingkungan seperti pohon, bangunan, dll
minimum 6 m ( sesuai perda setempat yang berlaku )
 Isolator yang digunakan ada 2 macam :
- Isolator line post ( pin post ) ; digunakan untuk tiang topang atau
sangga pada tiang belokan dengan sudut max 30 derajat , sedang
untuk belokan sudut 30 -- 60 derajat dipakai travers ganda dengan
isolator ganda .
- Isolator gantung / rentang / tarik : digunakan untuk belokan lebih besar
dari sudut 60 derajat .
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 101
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Material Pelengkap untuk JTM adalah :
- Travers , Dari baja profil UNP 8 dengan panjang 2m dgn
digalvanis .
- Arester digunakan kelas distribusi , 24 KV , 5 KA .
- Kawat pengikat pada isolator: Preformed Wire atau Bending
wire .
- Kawat topang tarik digunakan pada tiang ujung dan belokan
- Kawat topang tarik digunakan dari kawat baja St 37 .
 Sistem Jaringan yang digunakan ada 2 macam :
- Tegangan fasa – netral 20 / V3 sistem 3 fasa 3 kawat .
- Tegangan Fasa- fasa 20 KV sistem 3 fasa 4 kawat (Khusus Distribusi
Jawa – Tengah dan DI Yogyakarta )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 102
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Standar Konstruksi Tupang Tarik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 103
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Standar konstruksi Kontra Mast ( topang tarik )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 104
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Konstruksi SUTM Tiang Tumpu / penyangga.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 105
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Konstruksi SUTM Tiang Penegang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 106
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Konstruksi SUTM Tiang Sudut :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 107
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Konstruksi SUTM Tiang akhir .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 108
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Gambar Konstruksi SUTM Tiang percabangan ( akhir dan tumpu )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 109
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
 Tiang akhir Percabangan ( 2 tiang akhir )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 110
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 111
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
4.3.4. Standard Konstruksi SKTM

• Kabel tanah dipasang didalam tanah


– Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
– Berisolasi, berperisai, berselubung untuk kabel TR
– Berisolasi, berperisai, berselubung, berpenghantar listrik untuk kabel TM

• Detail Penanaman Galian kabel


Kalau jumlah jalur kabel yang akan kita tanam dalam satu galian lebih dari satu
jalur , maka jarak kabel 20 cm atau diberi isolasi pelindung diantara kabel
dengan memakai batu yang dimiringkan.

Jalan setapak yang diperbaiki


0,05 m

Permukaan tanah

Tanah yang dipadatkan secara hati-hati

Tanah yang sudah dibersihkan dari


batu-batuan dan puing
0,90 m

0,20 m
0,10 m

Batu peringatan P.L.N

Pasir
0,10 m

Kabel bawah tanah

0,45 m
0,30 m

Kabel P.L.N
BATU PERINGATAN

Tebal : 4 cm

45 45
55
Batu peringatan
xxxxxxxxxxxxxxxxx

Batu peringatan
xxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
10 10

20 Kabel

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
55 x x
Bata Kabel

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 112
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
• Dibawah trotoir untuk jalan setapak

0.50 m

BADAN JALAN
CONBLOCK
TROTOAR

TANAH URUG
DIPADATKAN

BATU PENGAMAN

PASIR URUG

5cm
KABEL CIP  4"
LAPISAN BETON
0.50 m

CIP  4"

TROTOAR BADAN JALAN

 Ketentuan jarak kabel tanah 20 KV dengan kabel TR atau benda benda


lain .
PENYEBERANGAN

Batu peringatan P.L.N


10 cm

Kabel TR
10 cm

Batu peringatan P.L.N


10 cm

Kabel T.M

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 113
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
PARALEL

Batu peringatan P.L.N

10 cm
Kabel TR

10 cm
10 cm
Batu peringatan P.L.N

Kabel T.M

10 cm
• Jarak Kabel TM ke kabel Telekomunkasi
- Kendatipun kabel tegangan menengah telah menjamin tidak adanya
medan listrik yang keluar dengan dipasangnya penghantar pentanahan
mengelilingi konduktor

- ( koaksial ), guna menghindari terjadinya kebocoran yang


mengakibatkan kerugian

- Pada kabel telekomunikasi interferensi gelpmbang frekwensi, perlu


diperhatikan jarak minimum antara kabel tegangan menengah dengan
kabel telekomunikasi seperti gambar kabel berikut ini .

 > 50 cm  > 50 cm

Kabel TM P.L.N. Kabel TM P.L.N.

50 cm
Kabel Telekomunikasi

Pipa Beton Paruhan/


Belahan

Kabel Telekomunikasi 30 cm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 114
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

 > 50 cm 30 cm >  > 50 cm


Batu peringatan telkom

Kabel Telekomunikasi

Batu peringatan P.L.N

Kabel TM P.L.N.
Pipa belah paruhan/belahan

 Jarak Kabel tegangan menengah ke Kabel atau Pipa lain .


PENYERANGAN

Batu peringatan P.L.N


Batu peringatan P.L.N

Kabel atau pipa lain


Kabel bawah tanah T.M

Batu peringatan P.L.N


D

Kabel T.M
Kabel atau pipa lain

PARALEL

Batu peringatan P.L.N

Kabel bawah tanah T.M D > 20 cm


D > 50 cm untuk pipa gas

Berbagi dan menyebarkan


Kabel atau pipa lain ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 115
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

• Secara umum ketentuan minimum untuk penanaman kabel seperti pada PUIL
adalah :
- 0,70 m dibawah trotoar untuk jalan orang .
- 1,0 m dibawah jalan kendaraan .

• Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kabel berhimpit satu sama lain,


maka diantara kabel kabel itu harus diberi isolasi pelindung ( batu beton )

Batu beton

• Standar Konstruksi : Kabel Tanah TM


Kendatipun demikian perlu diperhatikan bahwa ketentuan konstruksi SKTM ini
lebih banyak ditentukan oleh ketentuan spesifikasi teknis PLN unit ybs yang
umumnya lebih tinggi dp persyaratkan yang dicantumkan dalam PUIL .
Misal DKI , penggalian kedalaman SKTM ada 2 macam :

- 0,9 m dibawah trotoar untuk jalan setapak .


- 1,20 m dibawah badan jalan kendaraan .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 116
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

• KHA kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat
tembaga atau berpenghantar konsentris, serta berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau
suhu tanah 300 c

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 117
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

• Kha kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat tembaga
atau berpenghantar konsentris, berperisai baja dan berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau
suhu tanah 300 c

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 118
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

KABEL INTI TUNGGAL (SINGLE CORE


KABEL N2XSY ……. Y ATAU NA 2X SY …… Y

KABEL TIGA INTI (THREE CORE)

- KABEL N2XSY - KABEL N2XSEY


- KABEL NA2XSY - KABEL NA2XSEY

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 119
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai


perusahaan 120

Anda mungkin juga menyukai