PENGERTIAN
Inspeksi jaringan distribusi pada hakekatnya adalah mengadakan pemeriksaan jaringan
distribusi yang terpasang agar mendapatkan data-data yang akurat dari jaringan atau
peralatan distribuysi secara benar dimana disesuaikan dengan stendarkan instruksi yang
berlaku.
Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi SUTR adalah mulai dari
tiang pertama SUTR s/d tiang ujung SUTR.
Sambungannya.
Tahanan pembumian.
Kemiringan isolator.
Keretakan isolator.
Pengujian Jaringan :
b) Urutan Fasa .
Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel (Garis / Huruf )
Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan fasanya : R , N,S,T.
Gunakan phasa Sequence untuk melihat arah putaran .
1. Bersihkan. 8. Perbaiki.
2. Cat Kembali. 9. Potong Pohon.
3. Kencangkan. 10. Rampas Pohon.
4. Tarik. 11. Geser.
5. Stell Kembali. 12. Bongkar.
6. Tambah. 13. Benang Layangan.
7. Test. 14. Ganti Line Type.
15. Dll,bila diperlukan disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Ketera
n
Kontruksi /No. Tiang. g
NO Item yg Diperiksa
a
n
I. II. IV. V.
III. VI. VII. VIII.
1 Bracket Tiang
2 Klem Tarik
3 Pita Baja
4 Gesper
5 Plastik Pengikat
6 Selubung Kabel
7 Tiang
8 Kabel PilinUdara
9 Pengantar Netral
Penggantung
10 Rantai penghubung
(Chain Link)
11 Turn Buckle
12 PIpa PVC
13 Isolator Telur TR
14 Topang Tarik (gang
wire)
15 Pentanaban TR
16 Penghantar AL/Cu
17 Jimper-jimper
20 Isolator TR
21 Tahanan Tanah
22 Tahanan Isolasi
Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi SUTM adalah mulai dari
Tiang pertama SUTM dari penyulang gardu induk 20 kv s/d Tiang akhir SUTM
berikut peralatan penghubung yang terpasang di jaringan SUTM.
Sambungannya.
Tahanan pembumian.
R – T = Mega Ohm
S – T = Mega Ohm
R – S = Zero Ohm
Maka berarti kita mendapat ujung akhir fasa : T ( Dan Seterusnya kita
mendapatkan ujung fasa : R dan S)
1 2 3 4 5 6
5
ALUMUNIUM
NEUTRAL
MINIMUM
MINIMUM
600 mm
300 mm
Hantaran Clamp
Pentanahan 4
(Telanjang)
MINIMUM MINIMUM
3000 mm 3000 mm
o Nama Material
1. HV Dead end clamp with U clevis & straight clevis eye.
2. Bracket
3. HV insulator.
4. Bokt & Nut K 16 x 140.
5. Bolt & Nut K 16 x 500.
6. Band strap.
Yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi kabel tanah SKTR adalah mulai
dari Kabel out going jurusan kabel tanah TR ( pada pangkal jurusan gardu) s/d
jaringan ujung SKTR.
Pengujian Kabel :
b. Urutan Fasa .
Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel ( Garis / Huruf )
Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan fasanya : R, N,S,T.
Gunakan phasa Sequence untuk melihat arah putaran.
1 2 3 4 5
A. Ganti F. Pasang .
B. Perbaiki. G. Press kembali.
C. Cat Kembali. H. Bersihkan .
D. Pasang tanda lintas kabel. I.
E. Timbun dengan tanah/ pasir.
.
4.1.4. Jaringan Distribusi Kabel Tanah SKTM.
- Tahanan Pentanahan.
1 2 3 4 5
Item No . Kubikel
No Keterangan
Yang Diperiksa 1 2 3 4 5
1. Kabel TM
2. Terminal Ujung kabel TM
3. Kubikel TM.
4. Jaringan SKT M
5. Kondisi penimbunan kabel
6. Bangunan Kubikel
7. Tanda lintasan kabel tanah
8. Tanda kotak Sambungan
9. Lingkungan Kubikel /
Gardu
10. Kanal Jembatan
11. Tahanan isolasi
12. Tahanan Pentanahan
13.
a. Ganti f. Pasang .
b. Perbaiki. g. Press kembali.
c. Cat Kembali. h. Bersihkan .
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 58
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
d. Pasang tanda lintas kabel.
e. Timbun dengan tanah/ pasir.
Kondisi suatu peralatan listrik yang akan didipakai dapat diketahui layak atau
tidaknya dipakai melalui Pemeriksaan dan Pengujian, dari sinilah dapat diketahui
mutu sebenarnya peralatan yang akan dioperasikan. Mutu dapat dilihat dari sifat
tampak (visual check) dan pengujian untuk mengetahui unjuk kerjanya .Secara
keseluruhan dapat dilihat bahwa akibat mutu peralatan yang akan di operasikan
mutunya rendah, maka akan menyebabkan terganggunya mutu pelayanan.
Contoh : Konektor jaringan terjadi loncatan api ( karena mutu material dan cara
pemasangan kurang baik ) maka akan berakibat tegangan tdk normal di konsumen /
pelanggan .
Ditinjau dari aspek keandalan, akibat mutu peralatan yang dipasang rendah, bisa
mengganggu kontinuitas penyaluran tenaga listrik di pelanggan. Untuk menjamin
mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, maka diperlukan
pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian semua peralatan yang terpasang dan
yang akan dioperasikan.
b. Pemeriksaan Pemasangan :
Adalah untuk mengetahui apakah peralatan yang terpasang sesuai / tidak
sesuai dengan gambar rencana / standard konstruksi.
- Ujung ketiga kabel tersebut digabungkan menjadi satu kemudian diberi test
tegangan DC 57,5 KV selama 10 menit dan dicatat arus fasa R ,S
,T , ........ mA
Megger
Earth Tester
I1
I1 I2
I2
ER
~S
A Q
P Q’
T
EX
X Y Z
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 63 I 1
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Standard Konstruksi dan Ketentuan peraturan yang berlaku menjadi acuan didalam
pembangunan dan pengembangan serta pengoperasian Sistem Distribusi. Hasil
inspeksi jaringan distribusi dievaluasi untuk diambil langkah-langkah perbaikan
sistem distribusi yang mengacu kepada Standard/ ketentuan peraturan yang berlaku
sehingga diperoleh Sistem yang andal dan berkualitas dengan tetap
mempertimbangkan efisiensi.
Materi ini membahas tentang Standard Konstruksi dan ketentuan/ peraturan yang
berlaku pada Sistem Distribusi antara lain sbb:
Jarak Gawang.
Spesifikasi Komponen.
a. Tiang SUTR
Penggunaan tipe tiang yang lebih besar juga diperlukan misalnya pada
konstruksi tiang awal/akhir, dimana pada lokasi tersebut tidak
memungkinkan dipasang kawat schoor atau tiang penopang. Maka tiang
awal/akhir harus dapat menahan gaya tarikan konduktor dari satu arah.
Beban kerja
Ialah beban yang diijinkan terhadap tiang, sehingga tiang tersebut
mampu menahan beban tersebut secara terus menerus. Letak beban
kerja 20 cm dibawah puncak tiang, dan tiang dalam keadaan
terpasang kuat 1/6 panjang tiang bagian bawah. Beban kerja
dinyatakan dalam DaN ( deca newton ).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 65
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
Penandaan
Tanda pengenal tiang menyatakan : panjang, beban kerja, kode
pabrik dan nomor seri produksi, terletak bagian bawah tiang 1,5 m
diatas garis tanah
Contoh : 9 m / 200 d a N
Bp - 234
Ukuran kabel pilin yang dipilih sesuai SPLN 74 : 1987 adalah sbb :
2 x 25 + 1 x 25 mm2 , 2 x 50 + 1 x 35 mm2
3 x 25 + 1 x 25 mm2 , 3 x 50 + 1 x 35 mm2
2 x 35 + 1 x 25 mm2 , 2 x 70 + 1 x 50 mm2
3 x 35 + 1 x 25 mm2 , 3 x 70 + 1 x 50 mm2
16 2,41 0,01 85 80 70
25 1,52 0,01 110 100 95
35 1,10 0,01 135 125 110
50 0,81 0,01 160 145 135
70 0,54 0,01 200 185 170
1 2 3 4 5 6 7
Luas Konstruksi Jumlah Diameter Tebal Kuat Hantar Arus di
penampang Urat Kawat Kawat Selubung udara pada suhu
penghantar penghantar nominal nominal sekitar maks
nominal
S 30C 40C
(mm2) Buah mm mm A A
c. Isolator SUTR
d. Peralatan Bantu
20 C 25 C 30 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik --------------------------- ----------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m ) Tarik Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- --------------------------- an ----------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN 30 35 40 45 50 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ) --------------------------- (daN) --------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m ) Andongan ( m )
3x70 + 1x50 345 0,34 0,46 0,68 0,76 0,94 332 0,35 0,48 0,63 0,79 0,98 319 0,37 0,50 0,55 0,83 0,82
2x70 + 1x50 363 0,23 0,32 0,41 0,52 0,54 349 0,35 0,48 0,53 0,79 0,98 330 0,26 0,35 0,46 0,58 0,72
2x50 + 1x35 244 0,25 0,34 0,44 0,55 0,69 231 0,26 0,36 0,47 0,59 0,73 219 0,28 0,38 0,49 0,52 0,77
3x35 + 1x25 169 0,38 0,51 0,67 0,85 1,05 163 0,39 0,53 0,70 0,88 1,09 158 0,41 0,55 0,72 0,91 1,13
2x35 +1x25 198 0,25 0,34 0,44 0,56 0,69 180 0,26 0,36 0,47 0,59 0,73 178 0,28 0,38 0,49 0,52 0,77
3x25 +1x25 169 0,32 0,44 0,57 0,73 0,98 162 0,34 0,46 0,60 0,76 0,94 155 0,35 0,48 0,63 0,79 0,98
2x25 +1x25 196 0,21 0,29 0,37 0,47 0,58 184 0,22 0,30 0,40 0,50 0,62 173 0,24 0,32 0,42 0,53 0,56
3x16 +1x16 81 0,42 0,58 0,75 0,95 1,18 78 0,440,68 0,78 0,98 01,22 76 0,45 0,61 0,88 1,02 1,26
2x16 +1x16 150 0,25 0,35 0,46 0,58 0,71 94 0,37 0,37 0,48 0,61 0,75 89 0,29 0,39 0,51 0,65 0,88
35 C 40 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik ---------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- ---------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN) 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ---------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m )
3x70 + 1x50 388 0,38 0,52 0,68 0,86 1,86 297 0,39 0,54 0,78 0,89 1,10
2x70 + 1x50 312 0,27 0,37 0,49 0,52 0,76 296 0,29 0,39 0,51 0,65 0,88
3x50 + 1x35 250 0,41 0,56 0,74 0,93 1,15 193 0,43 0,58 0,76 0,96 1,19
2x50 + 1x35 253 0,29 0,40 0,52 0,66 0,81 198 0,31 0,42 0,55 0,69 0,85
3x35 + 1x25 152 0,42 0,57 0,75 0,94 1,16 147 0,43 0,59 0,77 0,97 1,20
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 71
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
2x35 +1x25 152 0,29 0,48 0,52 0,66 1.31 154 0,31 0,42 0,55 0,69 0,85
3x25 +1x25 149 0,37 0,50 0,65 0,83 1,02 143 0,38 0,52 0,68 0,86 1,06
2x25 +1x25 162 0,25 0,34 0,45 0,57 0,78 153 0,27 0,36 0,48 0,68 0,74
3x16 +1x16 73 0,47 0,63 0,83 1,05 1,29 71 0,48 0,65 0,85 1,03 1,33
2x16 +1x16 84 0,38 0,41 0,54 0,68 0,84 88 0,32 0,43 0,57 0,72 0,89
ID
Joint Sleeve
Taping
Berbagi dan menyebarkan ilmu Clamp
pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 73
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
GROOVE. B.
GROOVE. A.
6 - 35 dan 35 - 70 mm2
6 - 35 dan 6 - 35 mm2
35 - 70 dan 35 - 70 mm2
50 - 95 dan 50 - 120 mm2
14
1.000
g. Pentanahan
13
Klem tiang
25 mm2
Disolder/murbaut
100
Hantaran pentanahan
xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxx
Flektroda
2 Pipa tanah
030101
1.500
2,75 m
1
2
1. Batang ElektrodeTembaga
2. Klem Jepit Tembaga
Jarak gawang maximum 40 m , untuk JTR semi under built , dan maximum 50
m untuk JTR murni / under built .
Tiang yang digunakan Tiang beton, Tiang besi , dengan panjang 7 m dengan
beban kerja 100 daN .
- 2 x 25 + 1x 25 mm2
- 2 x 35 + 1x 25 mm2
- 3 x 35 + 1x 25 mm2
- 2 x 50 + 1x 35 mm2
- 3 x 50 + 1x 35 mm2
Keterangan :
Tiang lurus : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route
lurus.
Tiang sudut : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route
belok.
Tiang akhir : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan akhir / ujung.
a. Jarak gawang
b. Jarak bebas
Jarak bebas minimum 6 meter. Untuk penyeberangan dan jarak bebas dengan
pohon dan bangunan mengikuti PUIL dan Perda setempat yang berlaku.
Besarnya sudut penyimpangan pada jalur lurus, untuk JTM murni dan
JTM dengan JTR semi underbuild diluar daerah pemukiman adalah α ≤
4º, sedangkan konfigurasi JTM yang lain besar penyimpangan sudut
pada jalur lurus adalah α ≤ 5º.
Untuk belokan dengan sudut lebih besar dari ketentuan tersebut diatas
maupun tiang ujung ( awal / akhir ) dipergunakan tiang topang tarik /
topang tekan, atau tiang penunjang.
JTM 3 fasa.
e. Spesifikasi Komponen.
a) Tiang.
- Jenis tiang beton, tiang besi, sesuai SPLN 28A : 1980, SPLN 45 :
1981 dan SPLN 54 : 1983.
- Kekuatan beban kerja 200 daN sudah cukup mampu menahan
tarikan penghantar JTM tiga fasa yang digabung dengan JTR semi
Underbuild dan juga mampu menahan beban trafo kapasitas 50
KVA.
- Panjang tiang minimum 9 meter.
Panjang Penggunaan
Tiang (m)
10 JTM 6 kV
11 JTM 6 kV sirkuit tunggal, dengan panjang gawang 40m
12 JTM 20 kV atau JTM 6 kV sirkuit ganda
13 JTM 20 kV sirkuit tunggal atau panjang gawang 60m
14 JTM 6 kV sirkuit ganda
15 Ukuran khusus
16 Ukuran khusus
11 200
11 350
11 500
13 350
13 500
11 200
11 350
11 500
13 350
13 500
b) Penghantar .
- Penghantar aluminium alloy (AAAC) . Ketentuan dan syarat
penghantar ini sesuai dengan SPLN 41 – 8 :1981.
- Penampang nominal AAAC : 16 mm2 ; 25 mm2 ; 35 mm2 ; 50 mm2
dan 70 mm2 (sesuai SPLN 74 : 1987 )
16 110
25 145
35 180
50 225
50 270
70 340
95 390
120 455
150 520
185 625
240 710
300 855
400 990
500 1.140
625 1.340
800 1.540
1.000
16 105
25 135
35 170
50 (7 kawat ) 210
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 87
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
50 (19 kawat ) 210
70 255
95 320
120 365
150 425
185 490
240 855
300 670
400 810
500 930
625 1.075
800 1.255
1.000 1.450
Fungsi Arrester :
Adalah alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap
tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 94
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan
rangkaian ( sirkit ) , dengan jalan mengalirkan arus denyut ( surge
current ) ke tanah, serta membatasi berlangsungnya arus ikutan
( follow Current ) serta mengembalikan keadaan jaringan ke
keadaan semula tanpa mengganggu system .
- Rating Frekwensi :
Adalah frekwensi system jaringan dimana arrester dipasang
(50 Hz)
5
ALUMUNIUM
NEUTRAL
MINIMUM
MINIMUM
600 mm
300 mm
MINIMUM MINIMUM
3000 mm 3000 mm
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
ID
W M.10 OR
3/8n
H
L
20 C 25 C 30 C
Tar ------------------------------- Tari --------------------------- ----------------------------
Ukur ikan Gawang ( m) k Gawang ( m ) Tari Gawang ( m )
an ------------------------------- an --------------------------- k ----------------------------
Peng 30 35 40 45 50 30 35 40 45 50 an 30 35 40 45 50
hantar daN ------------------------------- (daN --------------------------- --------------------------
Andongan ( m ) ) Andongan ( m ) (da Andongan ( m )
(mm N)
2)
AAAC - 190 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 159 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 134 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
70
AAAC - 123 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 103 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 87 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
50
AAAC – 86 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 72 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 61 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
35 C 40 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik ---------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- ---------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN) 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ---------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m )
AAAC - 70 116 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 102 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63
AAAC - 50 75 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 66 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63
AAAC – 35 52 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 46 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63
AAAC - 25 42 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 37 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63
AAAC – 16 26 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 22 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63
20 C 25 C 30 C
Ukur ------------------------------- --------------------------- ----------------------------
an Tari Gawang ( m) Tari Gawang ( m ) Gawang ( m )
k ------------------------------- k --------------------------- Tarik ----------------------------
Peng an 60 65 70 75 80 an 60 65 70 75 80 an 60 65 70 75 80
hantar ------------------------------- --------------------------- --------------------------
(mm2) (daN) Andongan ( m ) (daN) Andongan ( m ) (daN) Andongan ( m )
AAAC 477 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 429 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 384 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 70
AAAC 311 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 280 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 250 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 50
AAAC 216 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 194 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 174 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
– 35
AAAC 175 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 157 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 141 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 25
AAAC 106 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 95 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 85 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
– 16
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 100
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan
Distribusi
35 C 40 C
Ukuran Tari ------------------------------- Tari ---------------------------
k Gawang ( m) k Gawang ( m )
Penghant an ------------------------------- an ---------------------------
ar 60 65 70 75 80 60 65 70 75 80
(daN ------------------------------- (daN ---------------------------
( mm2) ) Andongan ( m ) ) Andongan ( m )
AAAC- 70 348 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 388 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54
AAAC- 50 222 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 195 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54
AAAC– 35 154 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 135 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54
AAAC- 25 125 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 110 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54
AAAC– 16 75 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 66 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54
Permukaan tanah
0,20 m
0,10 m
Pasir
0,10 m
0,45 m
0,30 m
Kabel P.L.N
BATU PERINGATAN
Tebal : 4 cm
45 45
55
Batu peringatan
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Batu peringatan
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
10 10
20 Kabel
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
55 x x
Bata Kabel
0.50 m
BADAN JALAN
CONBLOCK
TROTOAR
TANAH URUG
DIPADATKAN
BATU PENGAMAN
PASIR URUG
5cm
KABEL CIP 4"
LAPISAN BETON
0.50 m
CIP 4"
Kabel TR
10 cm
Kabel T.M
10 cm
Kabel TR
10 cm
10 cm
Batu peringatan P.L.N
Kabel T.M
10 cm
• Jarak Kabel TM ke kabel Telekomunkasi
- Kendatipun kabel tegangan menengah telah menjamin tidak adanya
medan listrik yang keluar dengan dipasangnya penghantar pentanahan
mengelilingi konduktor
> 50 cm > 50 cm
50 cm
Kabel Telekomunikasi
Kabel Telekomunikasi 30 cm
Kabel Telekomunikasi
Kabel TM P.L.N.
Pipa belah paruhan/belahan
Kabel T.M
Kabel atau pipa lain
PARALEL
• Secara umum ketentuan minimum untuk penanaman kabel seperti pada PUIL
adalah :
- 0,70 m dibawah trotoar untuk jalan orang .
- 1,0 m dibawah jalan kendaraan .
Batu beton
• KHA kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat
tembaga atau berpenghantar konsentris, serta berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau
suhu tanah 300 c
• Kha kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat tembaga
atau berpenghantar konsentris, berperisai baja dan berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau
suhu tanah 300 c