Anda di halaman 1dari 81

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

4. METODE INSPEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

PENGERTIAN
Inspeksi jaringan distribusi pada hakekatnya adalah mengadakan pemeriksaan jaringan
distribusi yang terpasang agar mendapatkan data-data yang akurat dari jaringan atau
peralatan distribuysi secara benar dimana disesuaikan dengan stendarkan instruksi yang
berlaku.

Adapun metode inspeksi jaringan distribusi, metode pemeriksaannya dilakukan secara


pengamatan langsung/ visual yaitu menjamin petugas kelapangan untuk melakukan
pemeriksaan

a. Menggunakan cheek list ( methoda chek list ).


b. Menggunakan pengukuran ( Methode pengujian )

4.1. METHODE CHEEK LIST DAN PENGUJIAN DALAM INSPEKSI

4.1.1. Jaringan Distribusi Hantaran Udara SUTR / SKUTR.

Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi SUTR adalah mulai dari
tiang pertama SUTR s/d tiang ujung SUTR.

Inspeksi Secara Visual :

a) Lokasi penancapan tiang diperiksa secara visual sesuai gambar


kerja.
b) Kondisi Tiang diperiksa secara visual sesuai standart.
c) Penancapan tiang terhadap kemiringan dan kekuatan
penanaman. (max kemiringan 5 derajat )
d) Konstruksi Tiang dan asesoris yang terpasang diperiksa sesuai
standar :

 Ukuran dan jenis tiang yang terpasang diperiksa.


 Konstruksi tiang yang terpasang diperiksa .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 37


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Asesoris diperiksa secara visual sesuai standart ( lihat


gambar )
 ( Dead End , Small Angle ,Large Angle )
e) Penghantar dan pengikatanya yang terpasang diperiksa sesuai
standar :

 Ukuran penghantar yang terpasang diperiksa .


 Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa .
 Sambungan-sambungannya / jumper-jumper
diperiksa .

f) Andongan penghantar diperiksa secara visual sesuai standart.


g) Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan diperiksa secara visual.
h) Penghantar pembumian tiang diperiksa sesuai standart (5 ohm,
lihat gambar).

 Sambungannya.
 Tahanan pembumian.

i) Kondisi isolator TR diperiksa sesuai standart.

 Kemiringan isolator.
 Keretakan isolator.

j) Kondisi tupang tarik dan tupang tebar diperiksa sesuai standart.

Pengujian Jaringan :

a) Tahanan Isolasi di ui sesuai standar :


 Pengujian isolasi antara kawat fasa - fasa dan kawat
fasa- netral
 Dengan nilai Tahanan isolasi : min 1000 ohm / volt
 Pengujian tahanan isolasi menggunakan megger :1000
V

b) Urutan Fasa .
 Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel (Garis / Huruf )
 Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan fasanya : R , N,S,T.
 Gunakan phasa Sequence untuk melihat arah putaran .

c) Jaringan diuji dengan tegangan dan waktu tertentu :


 Jaringan diberi tegangan kerja 380 V dengan waktu tertentu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 38


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Bila hasil baik maka jaringan dinyatakan siap untuk dipakai .

Kemudian dilakukan / pembuatan saran2 terhadap jaring distribusi yang


mengalami keadaan diluar standart.

Adapun saran-sarannya sebagai berikut :

1. Bersihkan. 8. Perbaiki.
2. Cat Kembali. 9. Potong Pohon.
3. Kencangkan. 10. Rampas Pohon.
4. Tarik. 11. Geser.
5. Stell Kembali. 12. Bongkar.
6. Tambah. 13. Benang Layangan.
7. Test. 14. Ganti Line Type.
15. Dll,bila diperlukan disesuaikan
dengan kondisi lapangan.

Contoh Pembuatan check list inspeksi jaring distribusi SKUTR/SUTR

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 39


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Gambar Konstruksi dead End Assembly .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 40


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 41


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Gambar konstruksi Suspension/ Small Angle Assembly.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 42


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Gambar Konstruksi Large Angle Assembly.

Gambar Konstruksi Ajustable Dead End Assembly

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 43


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Contoh : Model inspeksi jaring distribusi SKUTR/SUTR

Kontruksi /No. Tiang. Ketera


NO Item yg Diperiksa
ngan
I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII.
1 Bracket Tiang
2 Klem Tarik
3 Pita Baja
4 Gesper
5 Plastik Pengikat
6 Selubung Kabel
7 Tiang
8 Kabel PilinUdara
9 Pengantar Netral
Penggantung
10 Rantai penghubung
(Chain Link)
11 Turn Buckle
12 PIpa PVC
13 Isolator Telur TR
14 Topang Tarik (gang
wire)
15 Pentanaban TR
16 Penghantar AL/Cu
17 Jimper-jimper
20 Isolator TR
21 Tahanan Tanah
22 Tahanan Isolasi

Keterangan Saran – saran :

A Bersikan I. Bongkar Q. dll.


B. Cat kembali J. Lurusakan
C. Tarik /kencangkan K. Benang layang
D. Stell kembali L. Potong pohon
E. Tambah M. Pangkas pohon
F. Perbaiki N. Ganti lire tipe
G. Pasang O. Ganti yg sesuai
H. Geser P. Ukur

4.1.2. Jaring Distribusi Hantaran Udara SUTM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 44


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi SUTM adalah mulai dari
Tiang pertama SUTM dari penyulang gardu induk 20 kv s/d Tiang akhir SUTM
berikut peralatan penghubung yang terpasang di jaringan SUTM.

Inspeksi Secara Visual :

a) Lokasi penancapan tiang diperiksa secara visual sesuai gambar


kerja.
b) .Kondisi Tiang diperiksa secara visual sesuai standart.
c) .Penancapan tiang terhadap kemiringan dan kekuatan
penanaman. (max kemiringan 5 derajat )
d) Konstruksi Tiang dan asesoris yang terpasang diperiksa sesuai
standar :

 Ukuran dan jenis tiang yang tertancap diperiksa.


 Konstruksi tiang yang terpasang diperiksa .
 Asesoris diperiksa secara visual sesuai standart ( lihat
gambar )
 ( Dead End , Small Angle ,Large Angle )

e) Penghantar dan pengikatanya yang terpasang diperiksa sesuai


standar :

 Ukuran penghantar yang terpasang diperiksa .


 Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa .
 Sambungan-sambungannya / jumper-jumper
diperiksa .

f) Andongan penghantar diperiksa secara visual sesuai standart.


g) Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan diperiksa secara visual
h) Penghantar pembumian tiang diperiksa sesuai standart (5 ohm,
lihat gambar).

 Sambungannya.
 Tahanan pembumian.

i) Kondisi isolator TR diperiksa sesuai standart.


 Kemiringan isolator.
 Keretakan isolator.

j) Kondisi tupang tarik dan tupang tebar diperiksa sesuai standart.


Pengujian jaringan :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 45


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

a) Tahanan isolasi ( Megger 5000 V ) , hasil tahanan isolasi minimum sebesar


1000 Ohm / Volt.

 Antar fasa – fasa dimegger


Fasa R - S = ………………. M Ohm
Fasa S - T = ……………….. M Ohm
Fasa T - R = ……………… M Ohm

 Antar Fasa-Tanah ( Megger 5000 V ) Hasil tahanan isolasi


minimum 1000 ohm / volt .
Fasa R - Tanah = ………………. M Ohm
Fasa S - Tanah = ……………….. M Ohm
Fasa T - Tanah = ……………… M Ohm

b) Urutan fasa di uji sesuai standar :


Misal ujung pangkal Fasa R – S di Megger sedangkan pada ujung akhir 2
kawat fasa dihubung singkat dengan grounding TM, bila hasilnya :

R – T = Mega Ohm
S – T = Mega Ohm
R – S = Zero Ohm

Maka berarti kita mendapat ujung akhir fasa : T ( Dan Seterusnya kita
mendapatkan ujung fasa : R dan S)

c) Penghantar di uji dengan Tegangan dan waktu tertentu :


Pemberian tegangan. 20 Kv pada jaringan dengan fasa yang sesuai (dalam
waktu tertentu ......... menit ).

Contoh : Pembuatan Check List Inspeksi Jaringan Distribusi SUTM

1 2 3 4 5 6

1. Konstruksi Pemasangan Kawat Tarik .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 46


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

2. Konstruksi Pemasangan Kabel pada Tiang Awal .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 47


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Kode Jml Jenis material kode Jml Jenis material


a 2 bh Travers afspan UNP.100.50.48x1800 ll 3 bh Ling 25 x 50
b 2 bh Pelat baja penahan travers-B l l-1 4 bh Ling 25 x 25
Bkp 4 bh Brace untuk travers pendek p 3 bh Arrester 20 kV,5 / 10 kA
e 8 bh Mur baut dan ring M.16 x 60 mm g 1 bh Mof ujung tiang
e-1 6 bh Mur baut dan ring M.16 140 mm r 1 set Dudukan mof ujung tiang
f 1 bh Mur baut dan ring M.16 x 260 mm erm 1 set Pengetanahan TM
j 2 bh Mur baut dan ring M.16 x 300 mm pk 1 bh Pipa galvanis  4o x 3
k 4 bh Strip plat type 1 untuk travers afspan lss m1 Stainless steel strip
l 2 bh Strip plat type 2 untuk travers afspan lb 4 bh Stopping bukle
ml 3 set Isolator penegang / afspan long rod sk - 5 3 bh Sepatu kabel Cu 50
pt 0,32m Protective plastic tape sk - 6 bh Sepatu kabel sesuai ukuran
Prt 3 bh Pritorm spiral termination clt 2 bh Compression line tap Cu 50
3 bh H type conector

3. Konstruksi Pemasangan Tiang Penyangga / Tumpu (SUTM).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 48


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Kode Jml Jenis material kode Jml Jenis material


al 1 bh Travers UNP. 80 x 45 x 5 x 2.000 m e 5 bh Mur baud dan ring M 16x50mm
0 0
cl 1 bh Klem beugel  6 x 40 mm h 3 bh < 2 top ties: > 2 side ties
cs-2 1 bh Klem penahan brace  6 x 60 mm
bpt 1 bh Brace penahan travers

4. Konstruksi Pemasangan Tiang Penegang (SUTM)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 49


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Kode Jml Jenis material kode Jml Jenis material


al 2 bh Travers UNP.80 x 45 x 50 x 2000 prt 6 bh Preform spiral termination
bpt 2 bh Brace penahan travers g / ml 2/5b/s Isolator tumpu type
post/atspan long rod
cs-2 1 bh Klem penahan brace  6x60 mm l-2 2 bh Mur baud dan ring M16 x
235 mm
c-3 1 bh Klem beugel  6 x 40 mm kl 5 bh Strip plat type 1.u/ travers
afspan
e/e-1 4/6 bh Mur baud dan ring M16 x 60 Bw/ptt 3/6m/ Bending wire / parallel grove
mm/m16-140 b/

5. Konstruksi Pemasangan Pentanahan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 50


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

5
ALUMUNIUM
NEUTRAL

COPPER GROUND WIRE

NOTE: WHEN GROUND CONDUCTOR IS CONNECTED


6 TO ALUMUNIUM-ENSURE THAT COPPER
WIRE IS LOCATED BELOW THE ALUMUNIUM

MINIMUM
MINIMUM

600 mm
300 mm

Hantaran Clamp
Pentanahan 4
(Telanjang)

MINIMUM MINIMUM
3000 mm 3000 mm

Code Material Code Material


1. Ground wire 50 mm Cu 4. Ground rod & clamp
2. Connector compression 5. Pipe galvanised water
3. Terminal plug – copper 6. Band tiang besi
6 . Konstruksi line Arrester / Pemasangan Tiang Akhir .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 51


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

o Nama Material
1. HV Dead end clamp with U clevis & straight clevis eye.
2. Bracket
3. HV insulator.
4. Bokt & Nut K 16 x 140.
5. Bolt & Nut K 16 x 500.
6. Band strap.
7. Suspension insulator.
8. Arm Tie type 750.
9. Cross arm type 2000.
10. Line Arrester

Contoh : Model Inspeksi Jaringan Distribusi SUTM.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 52


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

No Item Yang No Tiang / Konstruksi Keterangan


Diperiksa. 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Cross Arm type 2000
2. Arm tie 750
3. Arm tie Band.
4. Double arm band.
5. Bolt & Nut M 16 x 500
6. 20 kV Insulator.
7. HV Dead end clamp.
8. L. Arrester 20 kV.
9. Maf ujung kabel TM.
10. Jumper kabel / jaringan.
11. Kawat tupang tarik (selaone).
12. 20 kV pin isolator.
13. Pengikatan isolator TM.
14. Penghantar A A AC / ACSR.
15. Penggerak mekanis LBS.
16. 20 kV cut out + fuse.
17. Pentanahan / Grounding wire .
18. Isolator talur.
20. Tiang beton.
21. Tiang besi.
22. Isolator TM.
23. Pondasi tiang.
24. Penegang tiang.
25. Tahanan isolasi
26. Tahanan pembumian / tanah
……………..

Kemudian / dilakukan pembuatan saran – saran terhadap jaring distribusi yang


mengalami keadaan diluar standard.

Adapun saran – saran sbb :


1. Bersihkan 10. Perbaiki
2 Cat Kembali 11. Ganti line type
3 Lumasi 12. Pasang
4 Potong pohon 13. Geser

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 53


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

5 Rampas pohon 14. Bongkar .


6 Kencangkan 15. Benang layang2
7 Tarik 16. Tiang miring
8 Stel kembali
9 Tambahkan

4.1.3. Jaringan Distribusi Kabel Tanah SKTR

Yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi kabel tanah SKTR adalah mulai
dari Kabel out going jurusan kabel tanah TR ( pada pangkal jurusan gardu) s/d
jaringan ujung SKTR.

Memeriksa secara visual meliputi :

a. Kondisi kabel tanah .


b. Lokasi penanaman kabel sesuai gambar kerja.
c. Tanda tanda jalur dan sambungan kabel (jointing & terminating).
d. Penutupan galian jalur kabel TR (kondisi tanah).
e. Pekerjaan saluran kabel
- Jembatan.
- Kanal.
- Dutching .
f. Pekerjaan penyangga kabel.

Pengujian Kabel :

a. Tahanan isolasi saluran kabel diuji sesuai standar :


 Pengujian isolasi antara kawat fasa - fasa
Fasa R – S = ............... M Ohm
Fasa S – T = ............... M Ohm
Fasa R - T = ............... M Ohm
 Pengujian Isolasi kawat fasa- netral
Fasa R – N = ................. M Ohm
Fasa S – N = ............... M Ohm
Fasa T – N = ............... M Ohm
 Dengan nilai Tahanan isolasi : min 1000 ohm / volt
 Pengujian tahanan isolasi menggunakan megger :1000 V

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 54


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

b. Urutan Fasa .
 Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel ( Garis / Huruf )
 Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan fasanya : R, N,S,T.
 Gunakan phasa Sequence untuk melihat arah putaran.

c. Jaringan diuji dengan tegangan dan waktu tertentu :


 Jaringan diberi tegangan kerja 380 V dengan waktu tertentu
 Bila hasil baik maka jaringan dinyatakan siap untuk dipakai .

Kemudian dilakukan pembuatan saran-saran terhadap jaring distribusi kabel tanah


TR yang mengalami keadaan diluar standart.

Adapun saran-saran sebagai berikut :

a) Perbaiki tanah jalur & sambungan kabel.


b) Pasang.
c) Cat kembali.
d) Ganti.
e) Kencangkan.
f) Bersihkan.
g) Dll. Yang diperlukan sesuai kondisi lapangan.

Contoh : Pembuatan Check List Inspeksi Jaringan Distribusi SKTR.

1 2 3 4 5

Gardu PHB TR Kabel PHBTR PHB


Distribusi NYF6BY Ujung

Contoh : Model Inspeksi Jaring Distribusi SKTR.

No Item No PHB TR Keteran


Yang Diperiksa 1 2 3 4 5 gan
1. Kabel TR / NYF6BY.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 55


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

2. Terminal Ujung kabel


3. PHB TR
4. Jaringan SKTR
5. Kondisi penimbunan kabel
6. Patok pengaman panel PHB
7. Tanda lintasan kabel tanah
8. Pondasi panel PHB
9. Lingkungan panel PHB /
Gardu
10. Kanal Jembatan
11. Tahanan isolasi
12. Urutan fasa
13.

Keterangan Saran -Saran :

A. Ganti F. Pasang .
B. Perbaiki. G. Press kembali.
C. Cat Kembali. H. Bersihkan .
D. Pasang tanda lintas kabel. I.
E. Timbun dengan tanah/ pasir.
.
4.1.4. Jaringan Distribusi Kabel Tanah SKTM.

Yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi kabel tanah SKTM adalah mulai
dari kabel out going beeder / penggulung kabel tanah TM. 20 kV (pada pangkal
penggulung) s/d jaringan ujung SKTM 20 kV.

Yang diperiksa secara visual meliputi :

a. Lokasi penanaman kabel sesuai gambar kerja.


b. Tanda tanda jalur kabl dan sambungan kabel (jointing & terminating).
c. Penutupan galian jalur kabel TR .
d. Pekerjaan penanaman dan Penimbunan kabel tanah .
e. Kondisi kabel tanah .
f. Pekerjaan saluran kabel
- Jembatan.
- Kanal.
- Dutching.
g. Pekerjaan penyangga kabel.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 56


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

h. Pengujian Kabel :
- Tahanan isolasi.
Fasa R - S , S - T , T – R di Megger .
Fasa R - arde , S - Arde , T - Arde di Megger .
Hasil Megger min 1000 ohm / volt .
Menggunakan Megger 5000 V .

- Tahanan Pentanahan.

- Urutan Fasa kabel.


Pengecekan urutan fasa kabel , dilihat dari tanda kabel tsb. biasanya
dengan tanda warna .

- Pengujian Daya Kabel.


Pada masing-masing fasa–fasa dan masing-masing fasa–arde diberi
tegangan DC 57,5 KV selama 10 menit, hasilnya tidak hubung
singkat .

Kemudian dilakukan pembuatan saran-saran terhadap jaring distribusi kabel tanah


TM yang mengalami keadaan diluar standart.

Adapun saran-saran sebagai berikut :

a. Perbaiki tanah jalur & sambungan kabel.


b. Pasang.
c. Cat kembali.
d. Ganti.
e. Kencangkan.
f. Bersihkan.
g. Dll. Yang diperlukan sesuai kondisi lapangan.

Pembuatan Check List Inspeksi Jaring Distribusi SKTM :

1 2 3 4 5

Gardu Kubikel Kabel Kubikel Kubikel


Induk TM Ujung

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 57


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Contoh : Model Inspeksi Jaring Distribusi SKTM.

Item No . Kubikel
No Keterangan
Yang Diperiksa 1 2 3 4 5
1. Kabel TM
2. Terminal Ujung kabel TM
3. Kubikel TM.
4. Jaringan SKT M
5. Kondisi penimbunan kabel
6. Bangunan Kubikel
7. Tanda lintasan kabel tanah
8. Tanda kotak Sambungan
9. Lingkungan Kubikel /
Gardu
10. Kanal Jembatan
11. Tahanan isolasi
12. Tahanan Pentanahan
13.

Keterangan Saran -Saran :

a. Ganti f. Pasang .
b. Perbaiki. g. Press kembali.
c. Cat Kembali. h. Bersihkan .
d. Pasang tanda lintas kabel.
e. Timbun dengan tanah/ pasir.

4.2. ALAT KERJA DAN K3 UNTUK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


JARINGAN DISTRIBUSI

Kondisi suatu peralatan listrik yang akan didipakai dapat diketahui layak atau
tidaknya dipakai melalui Pemeriksaan dan Pengujian, dari sinilah dapat diketahui
mutu sebenarnya peralatan yang akan dioperasikan. Mutu dapat dilihat dari sifat
tampak (visual check) dan pengujian untuk mengetahui unjuk kerjanya .Secara
keseluruhan dapat dilihat bahwa akibat mutu peralatan yang akan di operasikan
mutunya rendah, maka akan menyebabkan terganggunya mutu pelayanan.

Contoh : Konektor jaringan terjadi loncatan api ( karena mutu material dan cara
pemasangan kurang baik ) maka akan berakibat tegangan tdk normal di konsumen /
pelanggan .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 58


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Ditinjau dari aspek keandalan, akibat mutu peralatan yang dipasang rendah, bisa
mengganggu kontinuitas penyaluran tenaga listrik di pelanggan. Untuk menjamin
mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, maka diperlukan
pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian semua peralatan yang terpasang dan
yang akan dioperasikan.

4.2.1. Peralatan Kerja untuk Pemeriksaan

Kegiatan Pemeriksaan ini dapat dikelompokan dalam 2 bagian :

a. Pemeriksaan Fisik secara visual / Sifat Tampak :


Adalah untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai
dengan spesifikasi, dan melihat apakah semua perlengkapan dalam kondisi
baik secara fisik,dan tidak tampak adanya cacat.

b. Pemeriksaan Pemasangan :
Adalah untuk mengetahui apakah peralatan yang terpasang sesuai / tidak
sesuai dengan gambar rencana / standard konstruksi.

Contoh : Jarak fasa – fasa pada pemasangan rel / Busbar.


: Jarak aman Jaringan dengan pohon / bangunan.dll.

Peralatan Kerja dan K3 SUTR dan SUTM saat kegiatan Pemeriksaan :

a. Teropong : Untuk melihat benda / konstruksi dari jarak jauh.


b. Tangga : Untuk alat menaiki tiang listrik.
c. Sabuk Pengaman : Untuk memanjat tiang.
d. Helm : Untuk pelindung kepala dari benturan.
e. Sepatu Kerja : Untuk alat kaki dalam bekerja
f. Infra Red : Untuk mendeteksi sambungan-sambungan.

Peralatan Kerja dan K3 SKTR dan SKTM :

a. Tangga : Untuk alat menaiki tiang listrik.


b. Sabuk Pengaman : Untuk memanjat tiang.
c. Helm : Untuk pelindung kepala dari benturan.
d. Sepatu Kerja : Untuk alas kaki dalam bekerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 59


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

e. Teropong : Untuk melihat benda / konstruksi dari jarak jauh


f. Infra Red : Untuk mendeteksi sambungan-sambungan.
.
4.2.1. Peralatan Kerja untuk Pengujian

a. Pengujian / Pengukuran Tahanan Pembumian :


adalah untuk mengetahui apakah nilai tahanan pembumian yang dipasang
sudah memenuhi standard ( nilai standar tahanan pembumian < dari 5
ohm ).

b. Pengujian Tahanan Isolasi dengan Megger :


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar tahanan isolasi
jaringan / kabel yang diukur adalah antar fasa – fasa , fasa – netral dan fasa
– tanah , hasil pengukuran menunjukan nilai tahanan isolasi min 1000 ohm
per Volt.

c. Pengujian Tegangan Tinggi ( Dielektrik Test ) :


adalah untuk menilai keadaan isolasi dari prlengkapan atau bagian dari
instalasi yang dirakit atau mengalami pengerjaan dilapangan harus
mengalami pengujian tegangan tinggi , pengujian ini untuk menilai Tahanan
isolasi peralatan tenaga listrik kondisinya baik / tidak baik.

Adapun tegangan uji peralatan listrik 20 KV adalah ditentukan sebesar : 57,5 KV


DC selama 10 menit.

Tegangan uji = Tegangan kerja maximum x 1,25


= tegangan Nominal x 1,15 x 1,25
= 20.000 x 1,15 x 1,25 .
= 28.75 0 Volt AC
= 28,75 KV AC

Tegangan Uji DC = 2 x Tegangan Uji AC = 57 , 5 KV ( selama 10 menit ).

Pada pengujian Kabel TM 20 KV , terlebih dahulu kabel di Megger satu persatu


dengan megger : 5000V - 2000 M ohm, dan dicatat penunjukan hasilnya .
Baru kemudian dilaksanakan Test Tegangan Tinggi menggunakan High Voltage
DC test dimana :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 60


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

- Ujung ketiga kabel tersebut digabungkan menjadi satu kemudian diberi test
tegangan DC 57,5 KV selama 10 menit dan dicatat arus fasa R ,S
,T , ........ mA

Peralatan K2 SUTR dan SUTM saat kegiatan Pengujian :

a. 1. Megger 1000 V : Untuk mengetahui tahanan isolasi jaringan.


b. 2. Earth Tester : Untuk mengukur tahanan pembumian
c. 3. Ground Stick : Untuk menghilangkan tegangan sisa pada jaringan.
d. 4. Megger 5000 Volt : Untuk mengetahui tahanan isolasi jaringan.

Peralatan K2 SKTR dan SKTM saat kegiatan Pengujian :

a. Earth Tester : Untuk mengukur tahanan


pembumian
b. Ground Stick : Untuk menghilangkan
tegangan sisa pada jaringan.
c. Megger 5000 Volt : Untuk mengetahui tahanan
isolasi jaringan.
d. DC . Test : Untuk menguji dielectrik Test
Kabel TM dengan pemberian tegangan 57,5 KV DC
.

Megger

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 61


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Earth Tester

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 62


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

I1

I1 I2
I2
ER
~S
A Q
P Q’
T
EX
X Y Z

I1

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 63


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Rangkaian earth tester

4.3. STANDARD KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI

Standard Konstruksi dan Ketentuan peraturan yang berlaku menjadi acuan didalam
pembangunan dan pengembangan serta pengoperasian Sistem Distribusi. Hasil
inspeksi jaringan distribusi dievaluasi untuk diambil langkah-langkah perbaikan
sistem distribusi yang mengacu kepada Standard/ ketentuan peraturan yang berlaku
sehingga diperoleh Sistem yang andal dan berkualitas dengan tetap
mempertimbangkan efisiensi.

Materi ini membahas tentang Standard Konstruksi dan ketentuan/ peraturan yang
berlaku pada Sistem Distribusi antara lain sbb:

a. Standard Konstruksi JTR


b. Standard Konstruksi SUTM
c. Standard Konstruksi SKTM

4.3.1. STANDARD KONSTRUKSI JTR

Ketentuan umum Jaringan Tegangan Rendah (JTR) mempunyai beberapa kriteria


sebagai berikut :

 Jarak Gawang.

a. Maksimum 50 meter untuk JTR murni dan JTR Underbuild.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 64


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

b. Maksimum 40 meter untuk JTR semi Underbuild.


c. Untuk daerah yang jauh dan konsumennya sedikit, langsung dijaringi
dengan JTM dan trafo kecil, sehingga tak memperlukan JTR.

 Spesifikasi Komponen.

a. Tiang SUTR

Tiang yang digunakan untuk Saluran Udara Tegangan Rendah adalah


tipe 9 m dengan beban kerja antara 90 sampai dengan 250 daN.
Pemilihan tipe tiang tersebut dengan mempertimbangkan beban tiang
yang disebabkan oleh berat dan gaya tarikan konduktor.

Untuk lokasi pemukiman di daerah perkotaan dengan kepadatan


bangunan yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan penampang konduktor
yang lebih besar atau jumlah saluran yang lebih dari satu, maka perlu
dipertimbangkan penggunaan tiang dengan kemampuan menerima
beban kerja yang lebih besar. Misalnya 9 m – 200 daN untuk
pemukiman di daerah perkotaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan
tipe 7 m – 100 daN.

Penggunaan tipe tiang yang lebih besar juga diperlukan misalnya pada
konstruksi tiang awal/akhir, dimana pada lokasi tersebut tidak
memungkinkan dipasang kawat schoor atau tiang penopang. Maka tiang
awal/akhir harus dapat menahan gaya tarikan konduktor dari satu arah.

Ketentuan yang harus dipenuhi pada tiang listrik adalah :

 Beban kerja
Ialah beban yang diijinkan terhadap tiang, sehingga tiang tersebut
mampu menahan beban tersebut secara terus menerus. Letak beban
kerja 20 cm dibawah puncak tiang, dan tiang dalam keadaan
terpasang kuat 1/6 panjang tiang bagian bawah. Beban kerja
dinyatakan dalam DaN ( deca newton ).

 Penandaan
Tanda pengenal tiang menyatakan : panjang, beban kerja, kode
pabrik dan nomor seri produksi, terletak bagian bawah tiang 1,5 m
diatas garis tanah

Contoh : 9 m / 200 d a N

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 65


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Bp - 234

Karakteristik tiang beton TR

Total Leght Working Load Minimum Transverse Load

9m 200 daN 80 daN


9m 350 daN 125 daN
9m 500 daN 175 daN
9m 800 daN 240 daN

b. Kabel Pilin Udara.

Kabel pilin udara (Twisteed Insulation Cable) sebagai penghantar fasa


bahannya AAC, isolasi terbuat dari Cross Link Poly Ethylene (XLPE)
serta sebagai penghantar netral sekaligus untuk penggantung dibuat dari
kawat Aaluminium Campuran (AAAC) yang dipilin bulat padat (SPLN
42-10 : 1986 beserta revisinya).

Ukuran kabel pilin yang dipilih sesuai SPLN 74 : 1987 adalah sbb :

2 x 25 + 1 x 25 mm2 , 2 x 50 + 1 x 35 mm2
3 x 25 + 1 x 25 mm2 , 3 x 50 + 1 x 35 mm2
2 x 35 + 1 x 25 mm2 , 2 x 70 + 1 x 50 mm2
3 x 35 + 1 x 25 mm2 , 3 x 70 + 1 x 50 mm2

Karakteristik dari Kabel Pilin

Penampang Resistansi Reaktansi Arus yang diizinkan


nominal Ohm pada frekwensi
50 Herz 20oc 30oc 40oc
mm2 Ohm/Km Ohm/Km Ampere Ampere Ampere

16 2,41 0,01 85 80 70
25 1,52 0,01 110 100 95
35 1,10 0,01 135 125 110
Berbagi dan menyebarkan
50 ilmu pengetahuan
0,81 serta
0,01 nilai-nilai perusahaan
160 145 135 66
70 0,54 0,01 200 185 170
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Tabel. Konstruksi & KHA Penghantar Berselubung AAAC – S

1 2 3 4 5 6 7
Luas Konstruksi Jumlah Diameter Tebal Kuat Hantar Arus di
penampang Urat Kawat Kawat Selubung udara pada suhu
penghantar penghantar nominal nominal sekitar maks
nominal
S 30C 40C
(mm2) Buah mm mm A A

35 Rm 7 2,5 3,0 167 150


50 Rm 19 1,75 3,0 200 180
70 Rm 19 2,25 3,0 275 246
95 Rm 19 2,5 3,0 315 282
120 Rm 19 2,75 3,0 356 319
150 Rm 19 3,25 3,0 423 378
150 Rm 37 2,25 3,0 423 378
185 Rm 37 2,5 3,0 484 423
240 Rm 61 2,25 3,0 586 523

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 67


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Tabel . Konstruksi dan KHA Penghantar AAC

Cross Sectional No./


Approximaltely
Area Dia. Maximum
Current Standard
Overal Weight DC Min. Calculated
Carrying Length
Diamete Of Resistanc Breakeing Load
Nominal Actual Of Wire Capacity per reel
r Conduc e at 200C
tor
Pcs/m
mm2 mm2 mm Kg/km Ohm/km kgf (N) A m
m

16 16.84 7/1.75 5.25 46 1.700 310 (3.038) 115 10.000


25 27.83 7/2.25 6.75 76 1.029 490 (4.802) 160 10.000
35 34.36 7/2.50 7.50 94 0.8332 590 (5.782) 185 10.000
50 49.48 7/3.00 9.00 135 0.5786 810 (7.938) 230 10.000
50 45.70 19/1.75 8.75 126 0.6295 833 (8.183) 220 10.000
55 58.07 7/3.25 9.75 159 0.4930 935 (9.163) 255 10.000
70 75.55 19/2.25 11.25 208 0.3808 1.040 (10.192) 300 5.000
95 93.27 19/2.50 12.50 257 0.3084 1.560 (15.288) 345 5.000
100 99.30 7/4.25 12.75 272 0.2883 1.542 (15.092) 360 5.000
120 122.62 19/2.75 13.75 310 0.2549 1.890 (18.522) 390 5.000
150 154.62 19/3.25 16.25 434 0.1825 2.530 (24.794) 485 5.000
150 147.12 37/2.25 15.75 406 0.1960 2.575 (25.235) 465 5.000
185 131.63 37/2.50 17.50 501 0.1578 3.110 (30.478) 500 5.000
200 189.83 19/3.75 18.75 577 0.1371 3.290 (32.242) 580 3.000
240 238.76 19/4.00 20.00 657 0.1205 3.700 (36.260) 630 3.000
240 242.54 61/2.25 20.25 670 0.1191 4.020 (39.396) 635 3.000
300 290.44 61/2.50 20.50 857 0.0965 4.850 (47.530) 730 3.000
400 431.18 61/3.00 27.00 1.191 0.0670 6.675 (65.415) 920 2.000
500 506.04 61/3.25 29.25 1.398 0.0571 7.700 (75.460) 1.015 2.000
630 643.24 91/3.00 33.00 1.782 0.0450 9.960 (97.608) 1.180 1.500
800 754.92 91/3.25 35.75 2.091 0.0384 11.480 (42.504) 1.305 1.000
1.000 1.005.07 91/3.75 41.25 2.784 0.0288 14.925 (146.265) 1.555 1.000

c. Isolator SUTR

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 68


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Standard Isolator SUTR dan Pemakaiannya

Type Untuk kawat, Beratnya per bh,


Mm2 Kg
RM I 50,70. 0,91
RM II 16,25,35. 0,45
RM III 6,10 0,26

N 95 95 s/d 150. 0,5


N 80 16 s/d 70. 0,3
N 60 6 s/d 10. 0,13

d. Peralatan Bantu

Peralatan penggantung kabel pilin udara, terdiri dari :

 Penggantung pada tiang sangga/tumpu, berfungsi hanya sebagai


penggantung dari kabel pilin.
 Penggantung untuk belokan /sudut kecil dan sudut siku siku / besar.
 Peralatan untuk penarik pada tiang awal / akhir atau tiang tarik.
 Topang tarik (Guy wire) dipakai pada tiang awal / akhir dan tiang pada
belokan yang besar, dibuat dari baja dengan mutu setara baja st 37
dengan arah pilinan kanan.
 Klem-klem sadapan untuk pencabangan dari penghantar.
 Penutup ujung penghantar untuk melindungi ujung / akhir pada
penghantar diujung tiang akhir.

e. Ruang Bebas (Clearence)

Standard Clearence SUTR minimum dalam satuan ( m) .

No Ruang bebas udara 400 V

1 Hantaran udara menyeberang jalan K.A. 8,23


2 Hantaran udara menyebrang jalan raya . 5,48
3 Hantaran udara ketanah /lapangan . 4,56
4 Hantaran udara ke ujung pohon . 1

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 69


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

5 Hantaran udara sepanjangjalan raya. 4,56


6 Hantaran udara sepanjang jalan kota . 5,48
7 Hantaran udara ke kaat telp. 1,20
8 Hantaran ke kabel. 0,60.
9 Hantaran ke JTR 0,60
10 Hantaran ke schoor . 0,60

Tabel Andongan ( m ) bagi Penghantar KUTR – TIC di dalam Pemukiman

20 C 25 C 30 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik --------------------------- ----------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m ) Tarik Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- --------------------------- an ----------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN 30 35 40 45 50 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ) --------------------------- (daN) --------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m ) Andongan ( m )

3x70 + 1x50 345 0,34 0,46 0,68 0,76 0,94 332 0,35 0,48 0,63 0,79 0,98 319 0,37 0,50 0,55 0,83 0,82

2x70 + 1x50 363 0,23 0,32 0,41 0,52 0,54 349 0,35 0,48 0,53 0,79 0,98 330 0,26 0,35 0,46 0,58 0,72

3x50 + 1x35 222 0,37 0,51 0,66 0,84 1,03 214 0,39 0,53 0,69 0,87 1,87 297 0.48 0,54 0,71 0,98 1,11

2x50 + 1x35 244 0,25 0,34 0,44 0,55 0,69 231 0,26 0,36 0,47 0,59 0,73 219 0,28 0,38 0,49 0,52 0,77

3x35 + 1x25 169 0,38 0,51 0,67 0,85 1,05 163 0,39 0,53 0,70 0,88 1,09 158 0,41 0,55 0,72 0,91 1,13

2x35 +1x25 198 0,25 0,34 0,44 0,56 0,69 180 0,26 0,36 0,47 0,59 0,73 178 0,28 0,38 0,49 0,52 0,77

3x25 +1x25 169 0,32 0,44 0,57 0,73 0,98 162 0,34 0,46 0,60 0,76 0,94 155 0,35 0,48 0,63 0,79 0,98

2x25 +1x25 196 0,21 0,29 0,37 0,47 0,58 184 0,22 0,30 0,40 0,50 0,62 173 0,24 0,32 0,42 0,53 0,56

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 70


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

3x16 +1x16 81 0,42 0,58 0,75 0,95 1,18 78 0,440,68 0,78 0,98 01,22 76 0,45 0,61 0,88 1,02 1,26

2x16 +1x16 150 0,25 0,35 0,46 0,58 0,71 94 0,37 0,37 0,48 0,61 0,75 89 0,29 0,39 0,51 0,65 0,88

35 C 40 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik ---------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- ---------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN) 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ---------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m )

3x70 + 1x50 388 0,38 0,52 0,68 0,86 1,86 297 0,39 0,54 0,78 0,89 1,10

2x70 + 1x50 312 0,27 0,37 0,49 0,52 0,76 296 0,29 0,39 0,51 0,65 0,88

3x50 + 1x35 250 0,41 0,56 0,74 0,93 1,15 193 0,43 0,58 0,76 0,96 1,19

2x50 + 1x35 253 0,29 0,40 0,52 0,66 0,81 198 0,31 0,42 0,55 0,69 0,85

3x35 + 1x25 152 0,42 0,57 0,75 0,94 1,16 147 0,43 0,59 0,77 0,97 1,20

2x35 +1x25 152 0,29 0,48 0,52 0,66 1.31 154 0,31 0,42 0,55 0,69 0,85

3x25 +1x25 149 0,37 0,50 0,65 0,83 1,02 143 0,38 0,52 0,68 0,86 1,06

2x25 +1x25 162 0,25 0,34 0,45 0,57 0,78 153 0,27 0,36 0,48 0,68 0,74

3x16 +1x16 73 0,47 0,63 0,83 1,05 1,29 71 0,48 0,65 0,85 1,03 1,33

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 71


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

2x16 +1x16 84 0,38 0,41 0,54 0,68 0,84 88 0,32 0,43 0,57 0,72 0,89

f. Konstruksi Penyambungan Penghantar

Untuk menyambung penghantar digunakan material sbb :

 Joint Sleeve, berfungsi untuk menyambung kawat

 Repair Sleeve, berfungsi untuk memperkuat kembali kawat yang


sebagian uratnya ada yg putus.

 Parallel Groove Clamp, berfungsi untuk menyambung kawat tetapi


tidak ada beban tarikan, misalnya sambungan pada tiang
penegang, sambungan percabangan.

 Taping Clamp, berfungsi untuk penyadapan dari saluran ke


peralatan listrik lainnya.

 Pierching Connector ( Hot line Conector), untuk penyambungan


konduktor, digunakan :Penyambungan dalam keadaan bertegangan.

 Joint dan repair sleeve pengencangannya dengan cara dipress


sedangkan parallel groove clamp dikencangkan dengan mur baut.

Ukuran konduktor Joint sleeve Compression

No Ukuran Konduktor Panjang ( mm )

1 35 mm2 AAC 260 mm


2 70 mm2 AAC 300 mm
3 95 mm2 AAC 340 mm
4 150 mm2 AAC 415 mm
5 240 mm2 AAC 530 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 72


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Gambar : Pengepresan / Sambungan Kawat .


OD L
TL

ID

Joint Sleeve

Parallel Groove Clamp

Taping Clamp

M. 18 HEX BOLT & WASHER


HOT DIP GALVANIZED
INSULATED BODY STEEL AID (HOT-DIP GALVANIZED)

GROOVE. B.

GROOVE. A.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 73


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Satu pierching mempunyai 2 grouve dgn ukuran :

6 - 35 dan 35 - 70 mm2
6 - 35 dan 6 - 35 mm2
35 - 70 dan 35 - 70 mm2
50 - 95 dan 50 - 120 mm2

g. Pentanahan

14
1.000

13
Klem tiang
25 mm2

Disolder/murbaut
100

Hantaran pentanahan

xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxx
Flektroda
2 Pipa tanah

030101
1.500

2,75 m

1
2

1. Batang ElektrodeTembaga
10

2. Klem Jepit Tembaga


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 74
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

4.3.2. Standard Konstruksi JTR Listrik Pedesaan

 Sistem yang digunakan 1 fasa 3 kawat dgn tegangan 2 x 230 V

 Jarak gawang maximum 40 m , untuk JTR semi under built , dan maximum 50
m untuk JTR murni / under built .

 Tiang yang digunakan Tiang beton, Tiang besi , dengan panjang 7 m dengan
beban kerja 100 daN .

 Penghantar digunakan kabel pilin udara (kabel twisteed ), penghantar fasa


dari AAC, penghantar Netral dari bahan AAAC .

Ukuran kabel pilin yang dipakai :

- 2 x 25 + 1x 25 mm2
- 2 x 35 + 1x 25 mm2
- 3 x 35 + 1x 25 mm2
- 2 x 50 + 1x 35 mm2
- 3 x 50 + 1x 35 mm2

 Peralatan bantu khusus untuk SKUTR, perlengkapan Twisteed Cable :

- Suspension/ Small angle asembly


- Large angle asembly
- Dead end asembly
- Piercing Tap Connector
- Joint Sleeve TIC
- Kawat tupang tarik
- Pembumian JTR/ Arde

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 75


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Gambar konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan memakai BC 4X35 mm

Di sini dapat kita lihat konstruksi


pemasangan SUTR sistem 3
fasa 4 kawat telanjang AAAC.
Travers yang digunakan memakai
travers AI type lurus.
Konstruksi seperti ini rawan
terhadap sentuhan pohon dan
mudah gangguan.

KONSTRUKSI TRAVERS ASPAN AI 4 ISOLATOR


• Ini yang kita lihat Konstruksi
SUTR nya , jika tadi memakai
type lurus kalau yang ini
memakai travers Aspan AI 4
Isolator dipakai pada kondisi
tikungan baik pada posisi trek
schoor atau pada druk schoor.

• Untuk travers yang dibawah


(lihat gambar) adalah travers
Aspan AII 2 isolator yang
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai dipakai untuk travers konductor 76
perusahaan
Penerangan Jalan umum.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

a. Konstruksi SKUTR posisi tarikan lurus ( Suspension)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 77


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

b. Konstruksi SKUTR pada posisi tiang sudut ( Large Angle )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 78


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

c. Konstruksi SKTR posisi tiang akhir/ Dead end

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 79


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

d. Konstruksi SKUTR posisi Percabangan

Keterangan :

1. Suspesion clamp bracket : 1 buah


2. Suspension clamp : 1 buah

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 80


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

3. Stainless steel strip : 4 buah


4. Stopping buckle : 4 buah
5. Plastic strap : 4 buah
6. Tension bracket : 1 buah
7. Strain clamp : 1 buah
8. Tap connector 70 mm : 3 buah
9. Tap connector 50 mm : 1 buah

4.3.3. Standard Konstruksi Jaringan Distribusi SUTM

Konstruksi jaringan distribusi JTM ( SUTM) adalah terdiri dari material utama
tiang, kawat dan isolator serta material pembantu seperti cross arm, steel
perform, dsb.

Konstruksi tiang pada dasarnya terdiri dari 3 macam sbb:

 Tiang lurus : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route
lurus.
 Tiang sudut : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan dengan route
belok.
 Tiang akhir : adalah konstruksi tiang guna menyangga jaringan akhir / ujung.

Dengan berbasis konstruksi tiang di atas selanjutnya dikembangkan tiang khusus.


antara lain :

 Tiang untuk over head guy.


 Tiang persimpangan
 Tiang pencabangan
 Tiang double circuit, dsb

Ketentuan umum Standar konstruksi JTM

a. Jarak gawang

 Jarak gawang maksimum 80 meter untuk


daerah diluar pemukiman, daerah persawahan dan daerah terbuka.
 Jarak maksimum 50 meter untuk daerah
pemukiman penduduk.

b. Jarak bebas

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 81


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Jarak bebas minimum 6 meter. Untuk penyeberangan dan jarak bebas dengan
pohon dan bangunan mengikuti PUIL dan Perda setempat yang berlaku.

c. Panjang gawang, andongan dan tarikan kawat

 Untuk daerah diluar pemukiman


JTM murni atau dengan JTR semi underbuild, jarak gawang antara 60
s/d 80 meter. Jarak antar andongan (JTM & JTR) minimum 1 meter.

 Untuk daerah pemukiman.


JTM murni atau dengan JTR underbuild, jarak gawang antara 35 s/d 50
meter. Jarak antar andongan minimum 1 meter.

 Besarnya sudut penyimpangan pada jalur lurus, untuk JTM murni dan
JTM dengan JTR semi underbuild diluar daerah pemukiman adalah α ≤
4º, sedangkan konfigurasi JTM yang lain besar penyimpangan sudut
pada jalur lurus adalah α ≤ 5º.

Untuk belokan dengan sudut lebih besar dari ketentuan tersebut diatas
maupun tiang ujung ( awal / akhir ) dipergunakan tiang topang tarik /
topang tekan, atau tiang penunjang.

d. Sistim (jumlah fasa)


 JTM satu fasa 2 kawat.

- Tegangan 20/√3 kv fasa netral untuk pencabangan dari system 20


kv fasa tiga 4 kawat.

- Tegangan 20 kv fasa-fasa untuk pencabangan dari system 20 kv


fasa tiga 3 kawat.

 JTM 3 fasa.

- Tiga kawat dengan tegangan antar fasa 20 kv.


Sistim ini terutama untuk distribusi tenaga listrik di pedesaan dengan
pembangkit sendiri /isolated.

- Empat kawat dengan tegangan antar fasa 20 Kv, fasa-netral 20/√3


kv dilengkapi dengan kawat netral (khusus dipasang untuk system
Jateng & DIY).

e. Spesifikasi Komponen.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 82


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

a) Tiang.

- Jenis tiang beton, tiang besi, sesuai SPLN 28A : 1980, SPLN 45 :
1981 dan SPLN 54 : 1983.
- Kekuatan beban kerja 200 daN sudah cukup mampu menahan
tarikan penghantar JTM tiga fasa yang digabung dengan JTR semi
Underbuild dan juga mampu menahan beban trafo kapasitas 50
KVA.
- Panjang tiang minimum 9 meter.
- Untuk tiang beton berlaku tiang beton diameter dengan diameter
atas 17 cm, diameter bawah 29 cm bentuk konis.
- Untuk tiang besi ukuran dapat dilihat pda SPLN 54 : 1983.

Panjang Tiang Baja SUTM dan Penggunaannya

Panjang Penggunaan
Tiang (m)
10 JTM 6 kV
11 JTM 6 kV sirkuit tunggal, dengan panjang gawang 40m
12 JTM 20 kV atau JTM 6 kV sirkuit ganda
13 JTM 20 kV sirkuit tunggal atau panjang gawang 60m
14 JTM 6 kV sirkuit ganda
15 Ukuran khusus
16 Ukuran khusus

Karakteristik Tiang Beton TM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 83


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Total Hinimum Transverse


Length Working Load Load
11 m 200 daN 80 daN
350 daN 125daN
500 daN 175 daN
800 daN 240 daN
1.200 daN 360 daN

13 m 200 daN 80 daN


350 daN 125daN
500 daN 175 daN
800 daN 240 daN
1.200 daN 360 daN

14 m 200 daN 80 daN


350 daN 125daN
500 daN 175 daN
800 daN 240 daN
1.200 daN 360 daN

 Dimensi Tiang Beton TM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 84


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Panjang Tinggi Titik Tinggi Titik Recana Diameter


(cm) beban(m) Tumpu (m) Beban (daN) Dalam (cm)
11 8,85 1,9 200 17 **)
350 19
500 19
800 20**)
1.200 20**)

13 10,55 2,2 200 17 **)


350 19
500 19
800 20**)
1.200 20**)

14 11,35 2,4 200 17 **)


350 19
500 19
800 20**)
1.200 20**)

*) 1N = 1kg : 9.8065,secara praktis dapat diambil 1daN – 1kg


**) Diameter minimum

 Ukuran Tiang Beton Bulat untuk SUTM


Panjang Tiang ( m ) Beban Rencana ( daN )

11 200
11 350
11 500
13 350
13 500

 Ukuran Tiang Beton bentuk H untuk SUTM

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 85


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Panjang Tiang ( m ) Beban Rencana ( daN )

11 200
11 350
11 500
13 350
13 500

b) Penghantar .
- Penghantar aluminium alloy (AAAC) . Ketentuan dan syarat
penghantar ini sesuai dengan SPLN 41 – 8 :1981.
- Penampang nominal AAAC : 16 mm2 ; 25 mm2 ; 35 mm2 ; 50 mm2
dan 70 mm2 (sesuai SPLN 74 : 1987 )

 Karakteristik Listrik Hantaran Aluminium (AAC)


Luas penampang KHA terus menerus
mm2 A

16 110
25 145
35 180
50 225
50 270
70 340
95 390
120 455
150 520
185 625
240 710
300 855
400 990
500 1.140
625 1.340
800 1.540
1.000

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 86


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Karakteristik Listrik Hantaran Udara Aluminium Campuran


(A3C)

Luas Penampang KHA Terus menerus (A)


( mm2)

16 105
25 135
35 170
50 (7 kawat ) 210
50 (19 kawat ) 210
70 255
95 320
120 365
150 425
185 490
240 855
300 670
400 810
500 930
625 1.075
800 1.255
1.000 1.450

 Karakteristik Listrik Hantaran Udara ACSR :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 87


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Luas KHA Al KHA Steel


penampang terus menerus terus menerus
nominal , (A) (A)
(mm2) A‫׀‬/st
16,2/2,5 90 680
25 /4 235 740
35 /6 145 740
50 /8 170 790
70 /12 290 840
95 /15 350 850

120 /20 410 900


c) 125 /30 425 920
Isolator. 150 /25 470 985
 170 /40 520 985 Jenis
185 /90 535 995 “Isolator
210 /35 590 1020 tonggak
210 /50 610 1040 saluran”
210 /30 630 1050 ( line
340 /40 645 1120 post,
1150 ANSI
57- 2 ) atau “pin post” (NGK Cat. DA – 69001A)
 Untuk tiang topang/ sangga dan tiang belokan antara 30º s/d 60º
dipergunakan travers ganda dengan line post atau pin post ganda.
 Jenis “renteng” untuk belokan ≥ 60º dan tiang tarik / tegang, typenya
ada dua jenis :
- Isolator Gantung Jenis Clevis
- Isolator Gantung enis ali & Soket
 Karakteristik mekanik dan dimensi isolator ini harus sesuai dengan
SPLN 10 – 1 : 1978, type U 70 C untuk isolator renteng dan type
ANSI 57 – 2 untuk isolator tonggak saluran atu type NGK Cat. DA –
69001A ( yang setara ANSI 57 – 2 ) untuk isolator “pin post”.
 Jenis Isolator TM yang sering dipergunakan adalah .
- Isolator Gantung (Suspensdion Type Isulator), dipasang pada :
* Tiang Awal / Akhir
* Tiang Sudut
* Tiang Penerangan /Tiang Tarik
- Isolator Pasak (Pin Type Insulator)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 88


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

- Isolator Batang Panjang (Long Road TypeInsulator)

Gambar : Isolator Pasak/ solator Tumpu

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 89


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Karakteristik isolator jenis pasak


Mo Tega Jumlah Diame Tegangan Tegang Kuat Berat
del ngan Kuping ter Tinggi Lompatan an Pan dengan
Nomi an Maksi Mini Maksi Kering Bas Lompat cang Barang
nal (Shed) mum mum mum ah an (Cantile Besi
(KV) Perse (mm) (mm) (mm) Api Impuls -ver) (KG)
lin 50% (KG)
(KV)
10 11 2 200 120 210 85 55 120 700 3,4
20 22 3 240 245 265 110 75 160 700 6,4
30 33 3 300 310 330 135 95 200 700 11,5
40 - 3 350 375 400 160 115 2400 850 17,0
50 - 4 400 435 465 185 135 280 850 26,0
60 66 4 430 490 515 210 155 320 320 38,5
1.000

 Isolator Gantung ( Suspension Isolator ) Jenis Clevis

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 90


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Jenis Bolt and Socket

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 91


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Jenis Long Rod (Batang Panjang)

Tabel . Karakteristk isolator jenis Batang Panjang

Model Tegan Jumlah Diame Tegangan Tegang Kuat Berat


gan Kuping ter Tinggi Lompatan an Pancan deng
Nomin an Maksi Minimu Maks Kering Basah Lompat g an
al (Shed) mum m imum (KG) (KG) an (Cantile Bara
(KV) Perseli (mm) (mm) (mm) Api -ver) ng
n Impuls (KG) Besi
50% (KG)
(KV)
LC – 6505 22 385 5 145 65 115 65 170 7.500 7
LC – 6507 33 485 7 145 65 150 95 230 7.500 9
LC – 8510 66 585 10 145 65 185 125 290 7.500 10
LC – 8005 22 385 5 160 80 115 65 170 12.000 10
LC – 8007 33 485 7 160 80 150 95 230 12.000 12
LC – 8010 66 585 10 160 80 185 125 290 12.000 14
LC – 8013 77 725 13 160 80 235 160 380 12.000 18
LC – 8017 77 875 17 160 80 285 200 470 12.000 22
LC – 8021 110 1.025 21 160 80 335 240 560 12.000 26
LC – 8024 110 1.175 24 160 80 385 280 650 12.000 29

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 92


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Catatan : Isolator di atas mempunyai clevis (cantolan) pada kedua ujungnya.


Ada jenis yang lain (LE) dengan clevis pada satu ujung dan mata
ujung yang lain.
d) Material Pelengkap.
- Travers / Cross arm dibuat dari baja profil UNP 8 dan digalvanized
dengan panjang travers 2 meter.
- Tidak tertutup kemungkinan memakai trevers dari kayu, pipa persegi
atau besi dari jenis yang lain, bila tersedia setempat dan lebih murah
/ ekonomis serta mempunyai kekuatan yang setara dengan travers
dari bahan yang telah ditetapkan seperti tersbut diatas.
- Peralatan / pengaman percabangan : FCO, sectionalizer atau pole
top switch , dsb merujuk pada SPLN 52 – 3 : 1983 SPLN 64 : 1985.
- Arrester : 24 KV, 5 KA dan dipilih Arester kelas distribusi (SPLN 7 C
: 1978)
- Kawat pengikat (Preform wire ) atau Binding Wire.
- Kawat topang tarik ( Guy Wire ), dipergunakan pada tiang ujung,
pada belokan dan tiang untuk trafo. Dibuat dari baja dengan mutu
setara baja St 37 dengan arah pilinan kekanan.
- Pondasi tiang jika diperlukan.

e) Pengikatan kawat pada isolator Tumpu


Ada dua cara pengikatan hantaran, yaitu menggunakan kawat pengikat
dari bahan sama dengan penghantarnya (binding wire) dan
menggunakan bahan yang sudah jadi (preformed) terbuat dari
aluminized steel.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 93


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

f) Standard Lightning Arrester


 Prinsip Kerja :
Bila terjadi tegangan lebih pada jaringan , arrester bekerja dengan
mengalirkan arus surja ( surge current ) ke tanah , kemudian
setelah tegangan normal kembali , arrester tsb harus segera
memutus arus yang mengikuti kemudian ( follow current ) .

 Fungsi Arrester :
Adalah alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap
tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan
transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan
rangkaian ( sirkit ) , dengan jalan mengalirkan arus denyut ( surge
current ) ke tanah, serta membatasi berlangsungnya arus ikutan
( follow Current ) serta mengembalikan keadaan jaringan ke
keadaan semula tanpa mengganggu system .

 Pemilihan Arrester berdasarkan :


- Rating Voltage :
Adalah nilai tegangan effektif maximum yang diperbolehkan
dari tegangan frekwensi 50 Hz phasa – tanah .

- Rating Frekwensi :
Adalah frekwensi system jaringan dimana arrester dipasang
(50 Hz)

- Arus pelepasan Nominal :


Dinyatakan dengan nilai puncak ( crest value ) dari bentuk
gelombang yang dipakai untuk mengklasifikasikan arrester ,
didasarkan pada karakteristik pengaman (10.000 A, 15.000 A,
20.000 A) dan seterusnya dengan bentuk gelombang 1,5 / 40
micro second .
Catatan : Untuk gardu trafo : 5 KA . Untuk kabel naik / turun :
10 KA.

 Klasifikasi Berdasarkan Sisyem Jaringan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 94


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

- Sistem dengan pertahanan efektif dimana koefisien pertahanan


(coeficient of erthing) tidak boleh melebih 80%. Maka arester
dapat dipilih 80% dari tegangan nominal sistem.

- Sistem dengan pertahanan netral non efektif dimana koofisien


pertahanan (coeficient of erthing) dapat melebihi 80% bahkan
sampai 100%. Maka arrester dapat dipilih 100% atau sama
dengan tegangan nominal sistem (tegangan antar phasa).

- Sistem tidak ditahankan (isolated netral)


Dimana koefisien pertahanan(coeficien of earthing) dapat
melebihi dari 100%. Maka arrester dapat dipilih lebih dari
100% dan bahkan 115% dari tegangan nominal sistem
(tegangan antar phase)

g) Konstruksi Pentanahan pada SUTM.


 Pembumian atau disebut juga pentanahan dalam sistem tegangan
menengah, terdiri dari 2 bagian :
- Elektroda tanah.
- Hantaran pentanahan.

 Meskipun demikian kedua bagian tersebut bila dilihat dari


fungsinya tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya , sama
pentingnya dalam tindakan pengamanan peralatan instalasi .

 Elektroda tanah : adalah Penghantar yang ditanam kedalam tanah


dan membuat kontak secara langsung dengan tanah .

 Elektrode tanah yang ditanam didalam tanah berfungsi untuk


mentanahkan badan Peralatan instalasi yang akan diamankan,
sebagai tindakan pengamanan dari tegangan sentuh tidak
langsung . Nilai tahanan pentanahannya < dari 5 ohm .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 95


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Gambar Konstruksi Pentanahan SUTM .

5
ALUMUNIUM
NEUTRAL

COPPER GROUND WIRE

NOTE: WHEN GROUND CONDUCTOR IS CONNECTED


6 TO ALUMUNIUM-ENSURE THAT COPPER
WIRE IS LOCATED BELOW THE ALUMUNIUM

MINIMUM
MINIMUM

600 mm
300 mm

Hantaran Clamp
Pentanahan 4
(Telanjang)

MINIMUM MINIMUM
3000 mm 3000 mm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 96


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Code Material Code Material


1. Ground wire 50 mm Cu 4. Ground rod & clamp
2. Connector Compression 5. Pipe galvanised water
3. Terminal lug – copper 6. Band tiang besi

h) Konstruksi Penyambungan Penghantar

 Joint sleeve Compression .


Penggunaan panjang Joint Sleeve sesuai ukuran konduktor:

No Ukuran Konduktor Panjang ( mm )

1 35 mm2 AAC 260 mm


2 70 mm2 AAC 300 mm
3 95 mm2 AAC 340 mm
4 150 mm2 AAC 415 mm
5 240 mm2 AAC 530 mm

 Gambar : Joint Sleeve Compression


OD L
TL

ID

 Paralel grouve Clamp .

Paralel grouve clamp ada yang mempunyai 2 baut pengencang dan


ada yang 3 baut pengencang.

Untuk Penyambungan Konduktor , digunakan :


- Bisa untuk bahan : AAC , AAAC , ACSR , BC .
- Ukuran konduktor : 70 , 95 , 120 , 150 . ( mm2 )

BODY AND COVER HEX. HEAD BOLTS


NUTS AND WASHERS

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


W M.10 OR97
3/8n

H
L
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Dead End Clamp :


Untuk Penyambungan konduktor , digunakan :
- 2 baut pengencang .
- Ukuran konduktor : 35 - 70 mm2 ; 50 - 70 mm2

i) Jarak bebas ( Aman ) Jaringan dengan lingkungan

 Ruang bebas ( Clearence ) untuk saluran udara Tegangan


menengah Minimum dalam satuan ( m) .

No Ruang bebas udara 20 KV

1 Hantaran udara menyeberang jalan K.A. 8,54


2 Hantaran udara menyebrang jalan raya . 6,09
3 Hantaran udara ketanah /lapangan . 6,09
4 Hantaran udara ke ujung pohon . 2,5
5 Hantaran udara sepanjangjalan raya. 6,09
6 Hantaran udara sepanjang jalan kota . 6,09
7 Hantaran udara ke kaat telp. 1,80
8 Hantaran ke kabel. 1,20
9 Hantaran ke JTR 1,20
10 Hantaran ke schoor . 1,20

 Jarak Andongan (m) bagi Penghantar SUTM–AAAC di luar


Pemukiman lebar gawang : ( 30 - 80 m )

20 C 25 C 30 C
Tar ------------------------------- Tari --------------------------- ----------------------------
Ukur ikan Gawang ( m) k Gawang ( m ) Tari Gawang ( m )
an ------------------------------- an --------------------------- k ----------------------------
Peng 30 35 40 45 50 30 35 40 45 50 an 30 35 40 45 50
hantar daN ------------------------------- (daN --------------------------- --------------------------
Andongan ( m ) ) Andongan ( m ) (da Andongan ( m )
(mm N)
2)

AAAC - 190 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 159 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 134 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
70
AAAC - 123 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 103 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 87 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
50
AAAC – 86 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 72 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 61 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
35

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 98


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

AAAC - 69 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 58 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 49 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
25
AAAC – 42 0,12 0,16 0,21 0,27 0,34 35 0,14 0,20 0,26 0,33 0,40 38 0,17 0,23 0,38 0,39 0,48
16

35 C 40 C
Ukuran Tarik ------------------------------- Tarik ---------------------------
an Gawang ( m) an Gawang ( m )
Penghantar ------------------------------- ---------------------------
(daN) 30 35 40 45 50 (daN) 30 35 40 45 50
( mm2) ------------------------------- ---------------------------
Andongan ( m ) Andongan ( m )

AAAC - 70 116 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 102 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC - 50 75 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 66 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC – 35 52 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 46 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC - 25 42 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 37 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

AAAC – 16 26 0,20 0,27 0,35 0,45 0,55 22 0,23 0,31 0,40 0,51 0,63

20 C 25 C 30 C
Ukur ------------------------------- --------------------------- ----------------------------
an Tari Gawang ( m) Tari Gawang ( m ) Gawang ( m )
k ------------------------------- k --------------------------- Tarik ----------------------------
Peng an 60 65 70 75 80 an 60 65 70 75 80 an 60 65 70 75 80
hantar ------------------------------- --------------------------- --------------------------
(mm2) (daN) Andongan ( m ) (daN) Andongan ( m ) (daN) Andongan ( m )

AAAC 477 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 429 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 384 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 70
AAAC 311 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 280 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 250 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 50
AAAC 216 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 194 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 174 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
– 35
AAAC 175 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 157 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 141 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
- 25
AAAC 106 0,19 0,16 0,21 0,27 0,34 95 0,21 0,25 0,29 0,33 0,38 85 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42
– 16

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 99


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

35 C 40 C
Ukuran Tari ------------------------------- Tari ---------------------------
k Gawang ( m) k Gawang ( m )
Penghant an ------------------------------- an ---------------------------
ar 60 65 70 75 80 60 65 70 75 80
(daN ------------------------------- (daN ---------------------------
( mm2) ) Andongan ( m ) ) Andongan ( m )

AAAC- 70 348 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 388 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC- 50 222 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 195 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC– 35 154 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 135 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC- 25 125 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 110 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

AAAC– 16 75 0,27 0,32 0,37 0,42 0,48 66 0,31 0,36 0.42 0,48 0,54

4.3.4. Ketentuan Standar Konstruksi JTM Listrik Pedesaan

 Panjang Tiang adalah 9 m dengan beban kerja sebesar 200 daN


 Jarak gawang maximal 80 m untuk daerah persawahan dan perkebunan
 Jarak gawang maximal 50 m untuk daerah pemukiman .
 Andongan maximal yang diperkenankan adalah 1 m baik untuk daerah
pemukiman ataupun untuk diluar daerah pemukiman.
 Penghantar yang digunakan adalah AAAC dengan ukuran : 16 mm2, 25
mm2 , 35 mm2 , 50 mm2 .
 Jarak bebas penghantar dengan lingkungan seperti pohon, bangunan, dll
minimum 6 m ( sesuai perda setempat yang berlaku )
 Isolator yang digunakan ada 2 macam :
- Isolator line post ( pin post ) ; digunakan untuk tiang topang atau
sangga pada tiang belokan dengan sudut max 30 derajat , sedang
untuk belokan sudut 30 -- 60 derajat dipakai travers ganda dengan
isolator ganda .
- Isolator gantung / rentang / tarik : digunakan untuk belokan lebih besar
dari sudut 60 derajat .
 Material Pelengkap untuk JTM adalah :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 100


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

- Travers , Dari baja profil UNP 8 dengan panjang 2m dgn


digalvanis .
- Arester digunakan kelas distribusi , 24 KV , 5 KA .
- Kawat pengikat pada isolator: Preformed Wire atau Bending
wire .
- Kawat topang tarik digunakan pada tiang ujung dan belokan
- Kawat topang tarik digunakan dari kawat baja St 37 .
 Sistem Jaringan yang digunakan ada 2 macam :
- Tegangan fasa – netral 20 / V3 sistem 3 fasa 3 kawat .
- Tegangan Fasa- fasa 20 KV sistem 3 fasa 4 kawat (Khusus Distribusi
Jawa – Tengah dan DI Yogyakarta )

 Gambar Standar Konstruksi Tupang Tarik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 101


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Gambar Standar konstruksi Kontra Mast ( topang tarik )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 102


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Gambar Konstruksi SUTM Tiang Tumpu / penyangga.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 103


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Gambar Konstruksi SUTM Tiang Penegang

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 104


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Gambar Konstruksi SUTM Tiang Sudut :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 105


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Gambar Konstruksi SUTM Tiang akhir .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 106


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Gambar Konstruksi SUTM Tiang percabangan ( akhir dan tumpu )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 107


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 Tiang akhir Percabangan ( 2 tiang akhir )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 108


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 109


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

4.3.4. Standard Konstruksi SKTM

• Kabel tanah dipasang didalam tanah


– Berinti satu atau banyak dan berkawat satu atau banyak
– Berisolasi, berperisai, berselubung untuk kabel TR
– Berisolasi, berperisai, berselubung, berpenghantar listrik untuk kabel TM

• Detail Penanaman Galian kabel


Kalau jumlah jalur kabel yang akan kita tanam dalam satu galian lebih dari satu
jalur , maka jarak kabel 20 cm atau diberi isolasi pelindung diantara kabel
dengan memakai batu yang dimiringkan.

Jalan setapak yang diperbaiki


0,05 m

Permukaan tanah

Tanah yang dipadatkan secara hati-hati

Tanah yang sudah dibersihkan dari


batu-batuan dan puing
0,90 m

0,20 m
0,10 m

Batu peringatan P.L.N

Pasir
0,10 m

Kabel bawah tanah

0,45 m
0,30 m

Kabel P.L.N
BATU PERINGATAN

Tebal : 4 cm

45 45
55
Batu peringatan
xxxxxxxxxxxxxxxxx

Batu peringatan
xxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
10 10

20 Kabel

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
55 x x
Bata Kabel

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 110


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

• Dibawah trotoir untuk jalan setapak

0.50 m

BADAN JALAN
CONBLOCK
TROTOAR

TANAH URUG
DIPADATKAN

BATU PENGAMAN

PASIR URUG

5cm
KABEL CIP  4"
LAPISAN BETON
0.50 m

CIP  4"

TROTOAR BADAN JALAN

 Ketentuan jarak kabel tanah 20 KV dengan kabel TR atau benda benda


lain .
PENYEBERANGAN

Batu peringatan P.L.N


10 cm

Kabel TR
10 cm

Batu peringatan P.L.N


10 cm

Kabel T.M

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 111


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

PARALEL

Batu peringatan P.L.N

10 cm
Kabel TR

10 cm
10 cm
Batu peringatan P.L.N

Kabel T.M

10 cm
• Jarak Kabel TM ke kabel Telekomunkasi
- Kendatipun kabel tegangan menengah telah menjamin tidak adanya
medan listrik yang keluar dengan dipasangnya penghantar pentanahan
mengelilingi konduktor

- ( koaksial ), guna menghindari terjadinya kebocoran yang


mengakibatkan kerugian

- Pada kabel telekomunikasi interferensi gelpmbang frekwensi, perlu


diperhatikan jarak minimum antara kabel tegangan menengah dengan
kabel telekomunikasi seperti gambar kabel berikut ini .

 > 50 cm  > 50 cm

Kabel TM P.L.N. Kabel TM P.L.N.

50 cm
Kabel Telekomunikasi

Pipa Beton Paruhan/


Belahan

Kabel Telekomunikasi 30 cm

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 112


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

 > 50 cm 30 cm >  > 50 cm


Batu peringatan telkom

Kabel Telekomunikasi

Batu peringatan P.L.N

Kabel TM P.L.N.
Pipa belah paruhan/belahan

 Jarak Kabel tegangan menengah ke Kabel atau Pipa lain .


PENYERANGAN

Batu peringatan P.L.N


Batu peringatan P.L.N

Kabel atau pipa lain


Kabel bawah tanah T.M

Batu peringatan P.L.N


D

Kabel T.M
Kabel atau pipa lain

PARALEL

Batu peringatan P.L.N

Kabel bawah tanah T.M D > 20 cm


D > 50 cm untuk pipa gas

Kabel atau pipa lain

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 113


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

• Secara umum ketentuan minimum untuk penanaman kabel seperti pada PUIL
adalah :
- 0,70 m dibawah trotoar untuk jalan orang .
- 1,0 m dibawah jalan kendaraan .

• Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kabel berhimpit satu sama lain,


maka diantara kabel kabel itu harus diberi isolasi pelindung ( batu beton )

Batu beton

• Standar Konstruksi : Kabel Tanah TM


Kendatipun demikian perlu diperhatikan bahwa ketentuan konstruksi SKTM ini
lebih banyak ditentukan oleh ketentuan spesifikasi teknis PLN unit ybs yang
umumnya lebih tinggi dp persyaratkan yang dicantumkan dalam PUIL .
Misal DKI , penggalian kedalaman SKTM ada 2 macam :

- 0,9 m dibawah trotoar untuk jalan setapak .


- 1,20 m dibawah badan jalan kendaraan .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 114


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

• KHA kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat
tembaga atau berpenghantar konsentris, serta berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau
suhu tanah 300 c

KUAT HANTAR ARUS


PENAMPANG TEGANGAN KERJA TEGANGAN KERJA
JENIS
NOMINAL 6 / 10 KV 9 / 15 KV & 12 / 20 KV
KABEL
MM2
DI TANAH DI UDARA DI TANAH DI UDARA
(A) A (A) A
1 2 3 4 5 6
35 164 173 164 173
50 194 206 194 206
N2XSEY 70 236 257 236 257
N2XSY 95 293 313 285 313
NSXCY 120 322 360 322 360
150 362 410 362 410
185 409 469 409 469
240 474 553 474 553
300 533 629 533 629
50 148 161 146 161
70 184 199 179 204
NA2XSEY 95 220 242 214 242
NA2XXSY 120 250 280 246 282
NA2XCY 150 281 318 272 319
185 319 365 308 365
240 370 425 358 425
300 420 481 398 481

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 115


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

• Kha kabel tanah berinti tiga, berisolasi xlpe, berpelindung pita / kawat tembaga
atau berpenghantar konsentris, berperisai baja dan berselubung pvc dengan
tegangan kerja 6 / 10 kv, 9 / 15 kv, 12 / 20 kv pada suhu keliling 30 0 c atau
suhu tanah 300 c

KUAT HANTAR ARUS

PENAMPANG TEGANGAN KERJA TEGANGAN KERJA


JENIS 6 / 10 KV 9 / 15 KV & 12 / 20 KV
NOMINAL
KABEL
MM2 DI DI DI DI
TANAH UDARA TANAH UDARA
(A) A (A) A
1 2 3 4 5 6
N2XSEBY 35 164 173 164 173
N2XSEFGbY 50 194 206 194 206
N2XSERGbY 70 236 257 236 257
N2XSYBY 95 293 313 285 313
N2XSEFGbY 120 322 360 322 360
N2XSERGbY 150 362 410 362 410
N2XCYBY 185 409 469 409 469
N2XCYGbY 240 474 553 474 553
N2XCYRGbY 300 533 629 533 629
N2XSEBY
N2XSEFGbY 50 148 161 146 161
N2XSERGbY 70 184 199 179 204
N2XSYBY 95 220 242 214 242
N2XSEFGbY 120 250 280 246 282
N2XSERGbY 150 281 318 272 319
N2XCYBY 185 319 365 308 365
N2XCYFGbY 240 370 425 358 425
N2XCYRGbY 300 420 481 398 481

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 116


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Metode Inspeksi Jaringan Distribusi

KABEL INTI TUNGGAL (SINGLE CORE


KABEL N2XSY ……. Y ATAU NA 2X SY …… Y

KABEL TIGA INTI (THREE CORE)

- KABEL N2XSY - KABEL N2XSEY


- KABEL NA2XSY - KABEL NA2XSEY

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 117

Anda mungkin juga menyukai