24/05/2023 1
Simple – Inspiring – Performing - Phenomenal
TUJUAN MATA PELAJARAN
2
AGENDA
DEFINISI UMUM
SYARAT PENGOPERASIAN 5S
3
Definisi Umum
Segala kegiatan yang mencakup:
1. Pengaturan,
2. Pembagian,
3. Pemindahan, dan
4. Penyaluran
Tenaga listrik kepada konsumen secepat
mungkin serta menjamin kelangsungan
penyaluran / pelayanan.
24/05/2023 4
TOLOK UKUR KINERJA PENGOPERASIAN DISTRIBUSI
24/05/2023 5
Mutu Listrik
Tegangan pelayanan ditentukan oleh :
• Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TM adalah 5 % dari
tegangan nominal 20 kV, sedangkan pada konsumen TR maksimum + 5 %
dan minimum – 10 % dari tegangan nominal 220 / 380 Volt (SPLN 72
Tahun 1987)
• Keseimbangan tegangan pada setiap titik sambungan, batasan
ketidakseimbangan tegangan rata-rata adalah maksimum 2% dalam 95%
rentang waktu pengukuran (SPLN D5.004-1 Tahun 2012)
• Kedip akibat pembebanan, sekecil mungkin
• Hilang tegangan sejenak akibat manuver, secepat mungkin
Frekuensi
• Batas toleransi frekuensi adalah 1 % dari frekuensi standar 50 Hz
24/05/2023 6
Keandalan Penyaluran Tenaga Listrik Tinggi
Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau
seringnya pemadaman pada pelanggan.
24/05/2023 7
Keamanan dan Keselamatan
24/05/2023 8
BIAYA PENGOPERASIAN
24/05/2023 9
KINERJA DISTRIBUSI:
SAIDI SAIFI
• System Average Interruption Duration Index (SAIDI)
Rata-rata lama padam per pelanggan dalam suatu periode
Keterangan :
• i merupakan jumlah terjadinya pemadaman
• Perhitungan SAIDI mencakup seluruh pemadaman di sisi pembangkit, transmisi dan distribusi, baik
Pemadaman karena Gangguan maupun karena Pemadaman Terencana.
10
Syarat pengoperasian 5S
24/05/2023 11
Syarat pengoperasian 5S
Sempurna ROW
Sempurna Konstruksi
Sempurna Material
Sempurna Proteksi
24/05/2023 12
Sempurna ROW
RoW (Right of Ways) adalah jarak bebas aman penyulang terhadap benda-benda
disekitarnya, misalnya pohon, reklame, dan bangunan. Penyulang dikatakan
sempurna ROW apabila > 3 m terhadap sekitar
24/05/2023 13
Sempurna Konstruksi
Persyaratan sempurna kontruksi apabila sudah sesuai dengan standar mengacu
kepada Surat Keputusan Direksi sebagai berikut :
1. SK DIR No. 473.K/DIR/2010 tentang Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Tenaga Listrik.
2. SK DIR No. 474.K/DIR/2010 tentang Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik.
3. SK DIR No. 475.K/DIR/2010 tentang Kriteria Desain enjineering Konstruksi Jaringan
Distribusi.
4. SK DIR No. 605.K/DIR/2010 tentang Standar Konstruksi Gardu Distribusi & Gardu
Hubung Tenaga.
5. SK DIR No. 606.K/DIR/2010 tentang Standar Jaringan Tegangan Menengah Tenaga
Listrik.
Pemasangan trek
Perbaikan Tiang miring Pengencangan
schoor pada tiang
dan keropos konduktor
miring
Melakukan
pengecekan ulang
material yang akan
24/05/2023 dipasang/dioperasikan 14
Sempurna Material
Material merupakan kompenen dari jaringan distribusi. Material yang terpasang
harus sesuai rating dan material yang dipakai harus berkualitas (guaranteed). Dan
pendataan mengenai umur dari material perlu dilakukan
Penggantian
Penggantian pin
Perbaikan Kawat Material tua dan lightning arrester
dan hang flash over
Rantas keropos meliputi dan arm tie
, retak dan pecah
CO ,
24/05/2023 15
Sempurna Proteksi
Koordinasi antar alat-alat proteksi penyulang harus tepat (dilihat dari setting arus dan
waktu). Proteksi yang tepat dan sesuai dengan standar akan membantu
menyempurnakan suatu penyulang
Perbaikan kualitas
pentanahan (grounding)
system.
24/05/2023 16
Sempurna Pemeliharaan Tuntas
Tujuan utama pemeliharaan tuntas adalah untuk menjamin penyaluran tenaga listrik
yang andal, efisien dan berkualitas kepada pelanggan
Penggantian material
Mengacu pada prioritas
Berdasarkan Prioritas yang sudah tua >15
temuan inspeksi yang di
Penyulang gangguan tahun dengan melihat
entry pada laporan hasil
tertinggi kondisi saat
Inspeksi
pemeliharaan
24/05/2023 17
Pengoperasian Kubikel dan Jaringan
Tegangan Menengah
24/05/2023 18
Pengoperasian Kubikel dan Jaringan
Tegangan Menengah
Pengertian pengoperasian kubikel dan JTM adalah merubah
posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) di gardu induk,
gardu distribusi dan gardu hubung dan kontak hubung (LBS, PBO,
SSO) di jaringan tegangan menengah untuk keperluan :
1. Pengaturan beban, pengoperasian jaringan baru dan
pekerjaan pemeliharaan
2. Pengusutan gangguan pada jaringan 20 kV
3. Persiapan sumber cadangan untuk acara khusus
4. Pengaturan jaringan dalam rangka pengamanan bencana
alam / huru hara
24/05/2023 19
Untuk mengoperasikan kubikel dan JTM pada
sistem jaringan 20 KV ada 3 ( tiga ) kategori yaitu :
• Mengoperasikan kubikel dan JTM
1 pada jaringan baru
24/05/2023 20
Mengoperasikan kubikel dan JTM
1 pada jaringan baru
24/05/2023 21
Tahap Persiapan
24/05/2023 22
Tahap Persiapan
24/05/2023 23
Tahap Persiapan
24/05/2023 24
Pelaporan Pengoperasian Kubikel dan JTM
24/05/2023 25
Petunjuk / Langkah-Langkah Pengoperasian
Kubikel dan JTM
1.Memeriksa kesiapan kubikel dan JTM untuk dioperasikan pada suatu sistem jaringan.
Kegiatan yang di lakukan antara lain adalah :
• Mengukur tahanan isolasi alat hubung, isolator dan lightning arrester
• Mengukur tahanan kontak alat hubung pada kontak hubung kubikel
• Mengukur keserempakan alat kontak pada kontak hubung kubikel
• Mengukur tahanan isolasi (disebut meger) kabel/ konduktor yang akan diberi tegangan
• Mengukur Tahanan pembumian body kubikel dan lightning arrester
• Memeriksa kebenaran urutan phase kabel antara satu gardu ke gardu lain (disebut cek
phase)
24/05/2023 27
Tahap Persiapan
24/05/2023 28
Tahap Persiapan
24/05/2023 29
Tahap Persiapan
24/05/2023 30
Pelaporan Pengoperasian Kubikel dan JTM
24/05/2023 31
Petunjuk / Langkah-Langkah Pengoperasian
Kubikel dan JTM
24/05/2023 33
Definisi Manuver
24/05/2023 34
Kegiatan yang dilakukan dalam manuver
24/05/2023 35
Peralatan Manuver Di Kubikel
• PEMISAH (PMS / DS)
– TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN MEMUTUS ATAU MENUTUP JARINGAN
– DIOPERASIKAN TANPA BEBAN
– DIOPERASIKAN SECARA MANUAL
– DIPASANG DI GARDU DAN DI ATAS TIANG
• PEMUTUS BEBAN (PMB / LBS)
– KEMAMPUAN MEMUTUS DISESUAIKAN DENGAN BATAS ARUS NOMINAL
SALURAN
– HARUS MAMPU MELAKUKAN PENUTUPAN DENGAN ARUS SANGAT BESAR
(HUBUNG SINGKAT) TANPA KERUSAKAN
– DIPASANG DI GARDU DAN DI ATAS TIANG
– DAPAT DI LENGKAPI DENGAN PELEBUR
– DAPAT DIOPERASIKAN SECARA MANUAL ATAU OTOMATIS
• PEMUTUS TENAGA (PMT / CB)
– MEMILIKI KEMAMPUAN MEMUTUS ATAU MENUTUP JARINGAN DENGAN
ARUS YANG BESAR
– DAPAT DIOPERASIKAN / DI PUTUS DALAM KEADAAN GANGGUAN
– DAPAT DIOPERASIKAN SECARA MANUAL DAN OTOMATIS
05/24/2023 36
Peralatan Manuver Di JTM
1 Pole Top Switch ( PTS )
Dioperasikan secara lokal, untuk membuka setelah jaringan bebas dari beban /
tegangan sedang untuk memasukkan kembali diusahakan beban di sisi hilirnya tidak
terlalu besar.
2 Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out ( CO )
Dioperasikan sama dengan PTS
3 Pole Top – Load Break Switch ( PT – LBS )
Dioperasikan secara lokal, maupun jarak jauh bila dilengkapi peralatan control jarak
jauh. Untuk membuka dan menutup kembali sirkit dapat dilakukan dalam keadaan
berbeban.
4 Sectionalizer/ SSO/ AVS (Sensor Tegangan)
Akan membuka secara otomatis bila jaringan di sisi hilirnya mengalami gangguan
hubung singkat, setelah melalui beberapa kali PMT disisi hulunya trip. Untuk
memasukkan kembali dilakukan secara manual di lokasi.
5 Recloser/ PBO/ PMCB
Berupa PMT yang dilengkapi dengan peralatan proteksi arus lebih dan penutup-balik ,.
Bila ada gangguan pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan
melakukan penutupan-balik sampai beberapa kali tergantung penyetelannya atau
membuka secara permanent. Penormalan kembali dilakukan secara manual di lokasi.
05/24/2023 37
PERSIAPAN MANUVER JARINGAN
05/24/2023 38
PROSEDUR TETAP (PROTAP = SOP) DALAM
PELAKSANAAN MANUVER JARINGAN
05/24/2023 39
PEMADAMAN
05/24/2023 40
OPTIMASI JARINGAN
ADALAH PENGOPERASIAN JARINGAN YANG PALING
MENGUNTUNGKAN, TETAPI MASIH BERADA PADA SISTEM
YANG DI TETAPKAN
05/24/2023 42
PENGHANTAR PADA SALURAN UDARA
• KAWAT TELANJANG KECEPATAN ANGIN 0.6 M / DETIK SUHU
- BBC
- AAC SEKITAR 350C
- AAAC
SUHU HANTARAN MAKS 80 0C KECUALI
- ACSR
TEMBAGA 700C
2 x 35 + 50 110
2 x 50 + 50 134
2 x 70 + 50 163
2 x 95 + 50 203
NFA 2 x SEY - T 2 x 120 + 50 234
3 x 35 + 50 127
NFA 2 x CEY - T 3 x 50 + 50 151
3 x 70 + 50 188
3 x 95 + 50 228
3 x 120 + 50 262
3 x 150 + 50 293
3 x 240 393
05/24/2023 45
PENTANAHAN NETRAL DENGAN TAHANAN TINGGI
70 ATAU 150 KV
20 KV
500
POLA III
48
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN
ARUS PENGENAL PELEBUR JENIS LETUPAN (EXPULSION) TYPE H (TAHAN SURJA KILAT), T
(LAMBAT) DAN K (CEPAT) MENURUT PUBLIKASI IEC NO. 282-2 (1974) - NEMA UNTUK
PENGAMAN BERBAGAI DAYA PENGENAL TRAFO, DENGAN ATAU TANPA KOORDINASI DENGAN
PENGAMANAN SISI SEKUNDER DAPAT DILIHAT PADA TABEL :
50 1,4434 2H 2H 1,38
100 2,8867 5H 6,3 K; 6,3 T 1,73; 2,18
160 4,6188 6,3 T 8 K; 8 T 1,36; 1,73
200 5,7735 6,3 T 10 K; 10 T 1,091; 1,73
250 7,2169 8T 12,5 K; 12,5 T 1,10; 1,73
315 9,0933 10 T 12,5 K; 12,5 T 1,09; 1,37
12,5 T 16 K; 16 T 1,08; 1,38
05/24/2023 400 11,5470
500 14,4337 16 T 20 K; 20 T 1,10; 1,38
630 18,1765 20 T 25 K; 25 T 1,09; 1,37
800 23,0940 25 T 31,5 K; 31,5 T 1,08; 1,36
31,5 T 40 K; 40 T 1,09; 1,38 49
1000 28,8675
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN
05/24/2023
50
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN
(PUBLIKASI IEC 282-2 (1970) / NEMA) DI SISI PRIMER BERIKUT PELEBUR JENIS
PEMBATAS ARUS PUBLIKASI IEC 269-2 (1973) DI SISI SEKUNDER (230 / 400 V)
YANG MERUPAKAN PASANGAN YANG DISELARASKAN SEBAGAI PENGAMAN
TRAFO DISTRIBUSI
TERIMA KASIH
24/05/2023 53