Anda di halaman 1dari 6

OLEH : DWI ADY PRASTOWO

OJT : PT. PLN (PERSERO) CABANG TUAL

TAHUN 2006

1
A. PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan perusahaan, PT PLN (persero) dituntut untuk dapat


meningkatkan mutu pelayanan dari segala bidang, salah satunya dalam bidang distribusi.
Tugas pokok distribusi antara lain :
™ Menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen secara aman, dengan mutu dan
keandalan yg memadai.
™ Meningkatkan efisiensi jaringan distribusi.
™ Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan jika terjadi gangguan atas
penyaluran tenaga listriknya.
Adapun kinerja distribusi dapat dilihat dari :
™ Tingkat SAIFI ( kali gangguan/pelanggan )
™ Tingkat SAIDI ( lama gangguan/pelanggan )
™ Tingkat SUSUT Distribusi yang terjadi
™ Tingkat MUTU Tegangan yang dipasok ke pelanggan.
Inilah yang menjadi acuan dalam peningkatan kinerja dari tahun ke tahun guna
meningkatkan tingkat mutu layanan. Selain itu tingkat mutu layanan distribusi yg baik
dapat tercapai, bila :
™ Perencanaan - bagus
™ Material yg dipakai – bagus/sesuai standart
™ Peralatan yg dipakai - bagus
™ Pengkonstruksian – bagus/tepat
™ Pengawasan - bagus
™ Pengujian – bagus/sesuai standart
™ Pengoperasian – bagus/sesuai SOP (standing operation procedure)
™ Pemeliharaan - bagus

2
B. TUJUAN DAN MASALAH
Pemeliharaan merupakan salah satu dari tingkat mutu layanan untuk itu perlu
ditingkatkan. Pada dasarnya pemeliharaan perlu dilakukan untuk :
™ Mempertahankan unjuk kerja peralatan.
™ Mempertahankan umur teknis peralatan.
™ Menjaga agar kontinuitas pendistribusian tenaga listrik tetap terjaga.
™ Aman (safe) bagi manusia dan lingkungan
™ Biaya pemeliharaan (cost) kerusakan efisien dan ekonomis
Untuk itu, Mengingat pentingnya pemeliharaan maka pemeliharaan ini harus
dilaksanakan di jajaran PT PLN (persero). Seperti yang telah dilakukan di PLN cabang
Tual guna mengevaluasi serta menjadi masukkan dan pengalaman yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
Unutk pemeliharaan semacam ini harus selalu ditingkatkan, sehingga tidak terjadi
kerusakan-kerusakan peralatan/instalasi yang sebelum waktunya diganti. Untuk itu
alangkah baiknya mari Kita mengubah menuju ke sistem yang lebih baik sesuai dengan
pepatah “sedia payung sebelum hujan”, yaitu dengan menjaga/memelihara
peralatan/instalasi dengan baik dan benar sebelum terjadi kerusakan.

C. PEMBAHASAN MASALAH
Pemeliharaan distribusi adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai
perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan
instalasi dan sistem distribusi. Macam-macam pemeliharaan :
o Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan yang lebih parah dan untuk mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap
beroperasi dengan keandalan dan efisiensi yang tinggi. Kegiatan pokok pemeliharaan
ditentukan berdasarkan periode/waktu dan kondisi peralatan.
Kegiatan ini dapat berupa :

3
9 Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan jaringan secara visual (inspeksi) unutk
kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan
saran/usulan dari hasil inspeksi antara lain perbaikan, penggantian, pembersihan,
peneraan atau pengetesan peralatan jaringan. Contoh: inspeksi jaringan SUTM
memeriksa keadaan tiang, travers, pentanahan, hantaran isolator, cut out, arrester
dll. Inspeksi gardu: memeriksa keadaan sipil gardu/ruang gardu, kubikel, trafo,
panel TR, terminal, sepatu kabel dll. Inspeksi jaringan SUTR memeriksa keadaan
tiang, terminal outdor, konektor hantaran dll.
9 Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala
dan terus menerus untuk mempertahankan kondisi peralatan jaringan agar tetap
berada dalam kondisi baik dan prima. Contoh: pengecatan tiang, pemotongan
ranting/dahan pohon, pengecatan gardu, revisi instalasi gardu, dll.
9 Pemeriksaan prediktif adalah sistem pemeliharaan yang berbasis kondisi
(condition base maintenance) dengan cara memonitor kondisi peralatan/jaringan
secara online maupun off line. Contoh : pegukuran beban trafo distribusi,
pengukuran beben jurusan pada panel TR gardu distribusi, pengukuran tegangan
ujung pada jaring tegangan rendah, tes trip PMT penyulang 20KV gardu
induk/hubung dan lain-lain
9 Perbaikan/penggantian peralatan sampai pada perubahan atau penyempurnaan
jaringan. Perubahan/penyempurnaan jaringan mengakibatkan penambahan asset
seperti peningkatan kapasitas trafo/penambahan trafo serta penembahan jurusan
baru pada gardu distribusi yang sudah berbeban lebih harus diikuti prosedur dan
dicatat sebagai penembahan asset jaringan. Tolok ukur keberhasilan pemeliharaan
preventif adalah keberhasilan menekan angka gangguan/SAIFI atau jumlah
pemeliharaan korektif.
o Pemeliharaan khusus adalah pekerjaan untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat
force mayeur seperti bencana alam, kebakaran, banjir, huru-hara dll. Contoh:
perbaikkan penggantian JTR yang rusak akibat kebakaran, perbaikkan penggantian
instalasi gardu yang rusak akibar banjir, perbaikkan penggantian JTR, SUTM,
maupun gardu yang rusak akibat huru-hara dll.

4
Untuk itulah PLN cabang Tual telah melakukan evaluasi dan merevisi pemeliharaan
yang menjadi masukkan dan pengalaman yang sangat bermanfaat. Pemeliharaan tersebut
merupakan salah satu dari rangkaian pemeliharaan-pemeliharaan yang telah dilakukan di
PLN cabang Tual. Sesuai dengan rincian masalah yang ada serta pengamatan dan analisa
didapatkan solusi dan kesimpulan antara lain:
1. Sebaiknya di PLTD cabang Tual NGR 500 ohm diaktifkan disambung ke tiap trafo
tenaga yang mempunyai hubungan belitan (∆-Y) dengan generator yang mempunyai
daya < 10MW dan pentanahan ini digunakan untuk memperkecil arus gangguan
hubung singkat 1 fasa ke tanah. Sistem pentanahan TM menggunakan pentanahan
Tahanan Tinggi (500 ohm)
2. Di PLTD Sistem pentanahan TM menggunakan pentanahan tegangan rendah (40
ohm) sebaiknya jangan diaktifkan karena generator akan terbebani 3,33 MW
sehingga generator akan overload di fasa yang terganggu, hal ini menyebabkan mesin
akan berhenti dan rusak seketika.
3. Di PLTD Trafo yang menggunakan hubungan (Y-∆) diganti dengan trafo tenaga yang
mempunyai hubungan (∆-Y) selanjutnya di tanahkan dengan NGR 500 ohm.
4. Setting ulang tiap relay OCR dan GFR antara incoming dan outgoing feeder.
5. Sesuai peninjauan di gardu hubung terdapat CT pada kubikel arah ke feeder ohoijang
ada lompatan listrik di body CT hal ini adalah korona yang timbul dari dalam CT
yang telah bocor isolasinya. Solusinya perlu diganti CT tersebut, namun cadangan CT
tidak ada di gudang untuk menghindari ledakan CT di GH karena adanya korona
maka dilaksanakan : kubikel yang digunakan untuk trafo distribusi dipergunakan
untuk feeder ohoijang, kubikel bekas feeder ohoijang dipergunakan untuk pasokan ke
trafo sesuai peninjauan pengaman trafo sudah ada di tembok berupa fuse, jadi sebagai
pengaman trafo sudah cukup baik, CT di kubikel tersebut dilepas.
Kejadian korona dapat disebabkan karena yang pertama CT dibebani untuk
pengukuran melebihi burden yang tercantum pada name plate CT, sehingga sekunder
CT menjadi panas yang memungkinkan kerusakan pada isolasi CT sehingga terjadi
kebocoran dan tembus, yang kedua karena kemungkinan sekunder CT yang tidak

5
dihubungkan antara polenya (dihubung singkat), hal ini menimbulkan lompatan
elektron dengan media udara sehingga sekunder CT memperoleh beban yang
melebihi burden selanjutnya panas.
6. Pemilihan CT yang akan dipasang untuk proteksi dan pengukuran sebaiknya dipilh,
untuk proteksi klas 5P20 dan pengukuran 0,2 S dengan burden 30VA bila pengukuran
mempergunakan Kwh meter elektronik.
7. Banyak trafo distribusi yang rusak disebabkan karena sambaran petir solusi
menggunakan arreter dan bodi trafo harus disambung dengan pentanahan arrester.
Dan pentanahan arrester = 1 ohm. Arrester pecah/bocor karena pentanahan yang jelek
8. Untuk trafo baru perlu diadakan pengujian/tes trafo guna mengetahui kualitas trafo
yang akan digunakan, serta perlu diadakan pemanasan sebelum dioperasikan, sebab
sesuai pengalaman trafo yang tidak dilakukan pemanasan akan cenderung cepat
rusak/memperpendek umur trafo. Umur trafo ditentukan oleh susut umur yang terjadi
akibat pengoperasiannya. Susut umur dipengaruhi dari besarnya suhu sekitar. Suhu
yang tinggi dan kurangnya pendinginan yang cukup menyebabkan trafo menjadi
bocor. Oleh karena itu perlu tata ruang ventilasi yang tepat pada bangunan/gardu,
sehingga sirkulasi pendinginan alamiah dapat terjadi.
9. Bila akan memaralel antara dua generator, atau trafo tenaga harus mempunyai syarat :
tegangan, frekuensi, serta urutan fasa harus sama.
10. Perlu penggunaan fuse di jaringan percabangan yang dilengkapi dengan pasir
peredam arc.

Itulah sebagian kecil dari pemeliharan-pemeliharaan yang semestinya masih banyak


dilaksanakan, namun sekecil dari kegiatan ini semoga dapat memberi manfaat yang besar
bagi kemajuan PLN cabang Tual.

Anda mungkin juga menyukai