Anda di halaman 1dari 10

Abstrak

Energi listrik sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan umat manusia, mulai dari
pabrik industri pusat perbelanjaan, perhotelan, gedung bertingkat, hingga rumah
tinggal rumahsederhana. Oleh karenanya, permintaan listrik terus meningkat. dan
tingkat pertumbuhannya hingga mencapai 7% per tahun. Untuk menyalurkan energi
listrik ke konsumen dengan aman dibutuhkan komponen distribusi listrik yang terdiri
dari berbagai material listrik antara lain: kabel penghantar, tiang listrik, transformator,
peralatan proteksi, dan perlengkapan hubung bagi. Salah satu komponen penting yang
ada di pendistribusian tenaga listrik adalah Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
rendah atau sering disebut PHB-TR. Pada PHB-TR banyak terjadi kerusakan
komponen akibat kinerja komponen PHB-TR yang menurun. Untuk menjaga kinerja
dari PHB-TR maka perlu diadakannya pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan
berkala. Nantinya dari pemeliharaan PHB-TR akan dapat mengurangi terjadinya
durasi pemadaman dan frekuensi pemadaman. maka dari berkurangnya angka tersebut
akan dapat menaikkan keandalan dari suatu sistem distribusi listrik yang disediakan
oleh PLN.

1. Pendahuluan
Kebutuhan masyarakat global akan energi semakin meningkat, khususnya energi
listrik. Disisi lain, masyarakat yang berperan sebagai konsumen juga meningkat
seiring berjalannya waktu dan menuntut mutu serta kualitas pelayanan yang lebih baik
secara kontinyu. PHB merupakan salah satu peralatan terpenting dalam menjaga
kontinyuitas penyaluran.
Dalam hal ini, dibutuhkan PHB-TR yang berfungsi untuk mengatur dan
memutus pendistribusian listrik yang didistribuskan melalui JTM dan diturunkan
melalui trafo step down. Maka pada paper ini akan dibahas mengenai “Pemeliharaan
Rutin PHB-TR dalam keadaan bebas tegangan.

2. Batasan Masalah
Dalam paper ini membahas tentang :
1. Pengertian Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR)
2. Pengenalan macam – macam bagian yang terdapat pada Papan Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB – TR)
3. Pemeliharaan PHB-TR pada area Distribusi.
4. Langkah–langkah pemeliharaan rutin Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB
- TR) dalam keadaan bebas tegangan.
3. Pembahasan
3.1 Pengertian PHB TR

Gambar 1. PHB-TR

Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) ialah suatu perlengkapan atau peralatan


listrik yang berfungsi sebagai pengubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik
dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan
transformator ke saluran pelayanan atau ke pelanggan. Jika komponen-komponen dari
PHB terlihat dari luar tanpa perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis
terbuka. Pembuatan lain adalah PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB
disebut elmari, kotak atau meja hubung bagi.

3.2 Perlengkapan yang terdapat pada PHB TR


Yang dimaksud dengan PHB TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang
dipasang pada sisi TR atau sisi sekunder Trafo sebuah gardu Distribusi baik Gardu
beton, Gardu kios, Gardu portal maupun Gardu cantol. Adapun PHB TR yang banyak
kita jumpai adalah PHB TR yang ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT). PHB TR yang
terpasang pada Gardu Trafo Tiang berbentuk lemari besi yang didalamnya terdapat
komponen-komponen antara lain :
1. Kerangka / Rak TR 7. Sirkuit Pengukuran
2. Saklar Utama 8. Alat ukur Ampere & Volt meter
3. NH Fuse Utama 9. Trafo Arus (CT)
4. Rel Tembaga 10. Sistem Pembumian
5. NH Fuse jurusan 11. Lampu Kontrol / Indikator
6. Isolator penumpu Rel
3.3 Pemeliharaan PHB TR

3.3.1. Pengertian Pemeliharaan


Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan
instalasi dan sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedule) ataupun
tanpa jadwal.
3.3.2 Tujuan Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan


dalam pelayanan tenaga listrik. Tujuan pemeliharaan ini adalah agar instalasi jaringan
distribuasi beroperasi dengan:

a. Aman (safe) bagi manusia dan e. Umur (Live Time) sesuai desain
lingkungannya
f. Waktu pemeliharaan (Down time)
b. Andal (Reliable) Efektif
c. Kesiapan (Avaibility) tinggi g. Biaya pemeliharaan (Cost)
Efisien/Ekonomi
d. Unjuk kerja (Performance) baik
3.3.3 Macam – macam Pemeliharaan
3.3.3.1. Berdasarkan waktu pelaksanaannya
a. Pemeliharaan terencana (Forced Maintenance) : Preventive
b. Pemeliharaan tidak direncanakan (Corrective Maintenance)

3.3.3.2. Berdasarkan Metodenya

a. Pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Based Maintenance)


b. Pemeliharaan berdasarkan kondisi (On Condition Based Maintenance)
c. Pemeliharaan Darurat/Khusus (Emergency Maintenance)
Bila dari macam-macam pemeliharaan tersebut digabungkan, maka pemeliharaan
dibedakan menjadi :
a. Pemeliharaan Rutin (Preventive Maintenance)

Disebut juga dengan pemeliharaan preventive, yaitu pemeliharaan untuk


mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk
mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan dan
efisiensi yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi kegiatan:
1) Pemeriksaan/inspeksi rutin
2) Pemeliharaan rutin
3) Pemeriksaan prediktif
4) Perbaikan/penggantian peralatan
5) Perubahan/penyempurnaan jaringan
Contoh pemeliharaan rutin antara lain:
1) Pengecatan tiang pada SUTM dan SUTR.
2) Pemotongan ranting/dahan pada pohon yang dapat mengganngu SUTM.
3) Pengecatan gardu sipil.
b. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud untuk
memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan hingga
kembali kepada kondisi/kapasitas semula dan perbaikan untuk penyempurnaan yaitu
suatu usaha untuk meningkatkan/ penyempurnaan jaringan dengan cara
mengganti/mengubah jaringan agar dicapai daya guna atau keandalan yang lebih baik
dengan tidak mengubah kapasitas semula.
Contoh perbaikan kerusakan :
1) Penggantian jointing yang rusak
2) Perbaikan defansi andongan.
3) Penggantian bushing trafo distribusi yang pecah
4) Penggantian tiang yang bengkok tertabrak mobil

c. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)


Pemeliharaan ini bersifat mendadak, tidak terencana yang disebabkan karena
gangguan atau kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan atau pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan.
Contoh pemeliharaan darurat :
1) Perbaikan atau penggantian JTR yg rusak akibat kebakaran.

2) Perbaikan atau penggantian instalasi gardu yang rusak akibat banjir.


3) Perbaikan atau penggantian gardu dan jaringan yang rusak akibat huru-hara.
3.3.4 Jadwal Pemeliharaan

Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik untuk mencapai suatu
tujuan pemeliharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan . Dalam
pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik berdasarkan hasil
pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan terdahulu sehingga akan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Agar pemeliharaan mendapatkan hasil yang baik,
perlu dibuat jadwal pemeliharaan. Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan Mingguan
b. Pemeliharaan Bulanan
c. Pemeliharaan Triwulan
d. Pemeliharaan Semesteran
e. Pemeliharaan Tahunan

3.3.5 Pemeliharaan Dalam Keadaan Bebas Tegangan

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang


dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal
ini bukan berarti disekitar obyek pemeliharaan benar-benar sama sekali tidak
bertegangan.

Contoh :
Pada waktu pemeliharaan phb – tr pada gardu distribusi, maka pada sisi tm fco atau
kubikel dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu tetap dioperasikan.
Dengan demikian segi keamanan terhadap tegangan sentuh harus tetap diperhatikan.

Alasan Dilaksanakan Pemeliharaan Dalam Keadaan Tanpa Tegangan :

 Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan.


 Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak mengganggu
suplai tenaga listrik.
 Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu mengguntungkan
dan secara sosial tidak berdampak negatif.
 SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB belum
tersedia.

Keuntungan Dan Kerugian Pemeliharaan Tanpa Tegangan

Keuntungannya :

- Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat dihindarkan.


- Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca hujan.
- Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan k3 harganya lebih murah.
- Beaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.
Kerugiaannya :

- Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar
sebanding dengan lamanya pekerjaan.
Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan :

 Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan


 Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan
 Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan
 Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas
tegangan
 Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik
 Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan
yang berwenang
 Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan
 Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang
sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti

3.3.6 Pemeliharaan Dalam Keadaan Bertegangan ( PDKB )

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM) yang


dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktip bekerja atau bertegangan
Contoh :

- Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi


- Pengukuran beban dan tegangan gardu

Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan :

 Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan


 Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang
 Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan mabuk
 Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan perkakas yang
berisolasi dan andal
 Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap dipakai
sesuai petunjuk yang berlaku
 Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan
telanjang
 Keadaan cuaca tidak mendung / hujan
 Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan
sangat panas

Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan :


a. Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja
Tegangan ( antara fasa dan bumi )dalam kv Jarak minimum aman kerjadalam cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
b. Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut
bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan sebaiknya
dibumikan.
c. Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan
anyaman benang logam.
d. Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu
yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus
listrik
e. Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan pengaman
dari bahan isolasi

3.4 Beberapa Macam Prosedur Pemeliharaan Pada PHB TR Secara Umum:


3.4.1 Pemeliharaan Pelebur atau Fuse dan Penjepitanya
a. Permukaan jepit ( ground plate ) dan alat kontak pelebur serta permukaan sepatu
kabel bersih dan dilapisi dengan vaselin jenis netral
b. Seluruh permukaan alat kontak pelebur harus terhubung dengan penjepitnya
c. Jenis sepatu kabel yang terhubung antara busbar, pelebur dan kabel jurusan harus
terbuat dari bahan yang sama dengan busbar dan kabel jurusan
d. Ukuran sepatu kabel harus sesuai dengan ukuran kabel
e. Luas permukaan sepatu kabel yang terhubung dengan busbar minimal sama
dengan penampang kabelnya
f. Luas penampang bagian dalam selongsong sepatu kabel minimal sama dengan
penampang kabelnya
g. Pengencangan mur baut untuk menghubungkan sepatu kabel dengan busbar
h. harus disesuaikan

3.4.2 Pemeliharaan Alat Ukur Peralatan Bantunya


a. Periksa pengawatan alat-alat ukur dan alat bantunya
b. Periksa kondisi alat-alat ukur dan alat bantu yang terpasang
c. Periksa lampu test tegangan
d. Periksa lampu penerangan PHB-TR / gardu
e. Ukur nilai tahanan pentanahan kerangka PHB-TR dan netral TR trafo
f. Nilai tahanan pentanahan kerangka maksimal 1,7 ohm
g. Nilai tahanan pentanahan netral TR maksimal 5 ohm
h. Yakinkan pemeliharaan telah selesai dilakukan dan PHB-TR siap dioperasikan

3.4.3 Pemeliharaan PHB-TR Pada Gardu Distribusi Dalam Keadaan Bertegangan :


a. Ukur dan catat beban dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar
b. Bandingkan hasil ukur arus pada amper meter di PHB – TR dengan hasil
pengukuran dengan tang amper meter
c. Ukur dan catat suhu alat sambung – hubung pada saklar utama dan fuse pengaman
saluran
d. Amati dan catat adanya kelainan – kelaian pada PHB – TR dalam keadaan
beroperasi

3.4.4 Pemeliharaan PHB – TR Pada Gardu Distribusi Dalam Keadaan Bebas


Tegangan :

a. Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan K3 sesuai dengan kebutuhan


b. Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan
c. Buka saklar utama
d. Lepas seluruh NH fuse
e. Periksa kondisi dan kerja saklar utama, dari :
f. Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan menggunakan kain
dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu tebal gosok dengan sabut plastik
hijau
g. Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan hal sama
seperti di atas
h. Adanya ketidakserempakan buka-tutup alat hubung saklar utama, perbaiki
mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru
i. Ukur tahanan kontaknya, nilainya tidak boleh melebihi 100 micro ohm
j. Ukur tahanan isolasi antara fasa-fasa dan fasa-body.
3.5 Prosedur Pengoperasian Kembali PHB-TR Sesudah Pemeliharaan:

a. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk maupun keluar
b. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TR aman dioperasikan
c. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali
d. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3
e. Masukkan PMB 3
f. Ukur tegangan dan urutan fasa TR, pastikan tegangan dan urutan fasa sudah benar
g. Masukkan saklar utama, amati ada kelainan - kelainan
h. Ukur tegangan pada busbar TR
i. Operasikan saluran jurusan dengan cara:
1. Untuk pelanggan umum: masukkan saklar utama, menyusul kemudian nh
fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada
saluran jurusan
2. Untuk pelanggan 3 fasa: masukkan saluran nh fuse, sebelum saklar utama
dimasukkan
3.6 Langkah-langkah Kerja Pelaksanaan Pemeliharaan rutin PHB-TR Pada
Pekerjaan Bebas Tegangan

1. Petugas Pelaksana Menerima PK dari Asman Distrbusi untuk melakukan


pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB – TR) baru.
2. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3. Material Kerja dan Alat Bantu
sesuai dengan kebutuhan
3. Setelah Petugas sampai di Lokasi gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lakukan
pengukuran tegangan, arus beban, dan putaran fasa serta catat dalam
formulir.
4. Lepas beban jurusan dan buka saklar utama.
5. Laporkan pada Posko bahwa pekerjaan akan dilaksanakan dan meminta
pelepasan CO gardu (pelepasan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi
SUTM).
6. Tanahkan (Grounding) seluruh kabel jurusan dengan menggunakan
Grounding cabel TR,
7. Bersihkan Rel, Dudukan Fuse Holder, Pisau Saklar Utama (Hefboom Saklar).
Sepatu Kabel dari kotoran/korosi. Dan bersihkan ruangan dalam Panel Hubung
Bagi.
8. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu, Kabel,
Rel, Fuse Holder, Kondisi Isolator Binnen dan Sistem Pembumian.
9. Bila ada komponen PHB-TR yang rusak maka perbaiki atau ganti baru.
10. Berikan Vaseline pada Pisau Saklar Utama, Terminal Fuse Holder.
11. Ukur dan Catat nilai tahanan isolasi antar Rel dan atau Rel terhadap body
setelah Tahanan Pentanahan dan catat dalam formulir berita acara (BA).
12. Lepaskan pentanahan (Grounding cable TR) pada seluruh kabel jurusan.
13. Laporkan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta
pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi
SUTM).
14. Masukkan saklar utama tanpa beban, kemudian ukur besaran tegangan antara
fasa dan fasa, dan atara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa
dan selanjutnya catat dalam formulir BA.
15. Lakukan pengecekkan Rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan data Fuse
semula.
16. Masukkan NH Fuse jurusan secara bertahap.
17. Lakukan pengukuran beban dan catat dalam formulir BA.
18. Tutup dan kunci pintu Panel PHB TR.
19. Laporkan ke posko bahwa pekerjaan memelihara PHB TR telah selesai dan
petugas akan meninggalkan lokasi pekerjaan.
20. Lepaskan alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
21. Buat laporan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan PHB TR.
22. Laporkan penyelesaian pekerjaan dan penyerahan Formulir BA kepada Asman
Distribusi.

4. Kesimpulan
Berdasarkan paper yang telah dibuat maka dapat diambil kesimpulan diantaranya :

1. PHB-TR merupakan perangkat pendistribusian listrik yang berfungsi sebagai


penghubung dan pembagi tenaga listrik dari output trafo sisi tegangan rendah ke
rel pembagi dan diteruskan melalui kabel jurusan yang diamankan oleh NH
fuse masing-masing jurusan.
2. PHB–TR berfungsi sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik
(trafo distribusi) dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan
tegangan rendah (JTR) serta sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.
3. PHB–TR berfungsi sebagai pengaman instalasi trafo 3 fase
4. Pemeliharan PHB-TR biasanya dilakukan secara berkala setiap 1 bulan sekali dan
bisa dilakukan dalam kondisi bertegangan. Selain itu, perlu adanya
pengecekan tegangan pada masing masing phase sebelum dan sesudah
dilakukannya pemeliharaan.

5. Saran
Adapun saran yang didapat penulis setelah penyusunan paper ini adalah:

1. Cakupan bahasan dari paper kedepannya dapat diperluas pada ruang lingkup
pemeliharaan yang lebih luas, seperi berdasarkan jenis pemeliharaan yang
lainnya.
2. Diharapkan juga dapat mencakup lingkup PHB-TM, PHB-TT.

Anda mungkin juga menyukai