TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
MUHAMMAD I. SAIMIMA
NIM. 1316033068
1
EVALUASI PEMBEBANAN TRAFO DISTRIBUSI PADA
PENYULANG EXPRESS KOTA
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
MUHAMMAD I. SAIMIMA
NIM. 1316033068
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui Menyetujui
Pembantu Direktur I Ketua Jurusan Teknik Elektro
Bidang Akademik
2
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa tugas akhir saya yang
berjudul: “ Evaluasi Pembebanan Trafo Distribusi pada Penyulang Express Kota”
adalah asli hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi hasil karya orang lain.
Jika pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia untuk enerima sanksi sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Muhammad I. Saimima
NIM.1316033068
3
ABSTRAK
4
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap”.
(Q. S. Al-Insyirah : 6 – 8)
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Evaluasi Pembebanan pada Trafo Distribusi, trafo yang akan di evaluasi yaitu pada
gardu gardu di penyulang express kota yang mengalami peningkatan beban diatas
80%.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
pembebanan trafo diatas 80% dapat mengakibatkan berkurangnya umur pemakaian
dari trafo?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalah penelitan yang ada, perlu dibuat pembatasan masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada beberapa trafo yang mengalami kenaikan beban
(overload) diatas 80% yang ada pada penyulang Express Kota.
2. Data penelitian yang digunakan adalah data beban trafo pada penyulang
Express Kota
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan dan mengembangkan
sistem jaringan dan mengantisipasi kerusakan gangguan yang terjadi pada
transformator distribusi akibat beban lebih (overload), serta mengetahui
pembebanan trafo diatas 80%.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi persyaratan akhir studi pada Politeknik Negeri Ambon.
2. Sebagai masukan bagi PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku dalam perencanaan
operasional pembangkitan dan distribusi daya listrik di Kota Ambon. Selain itu,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai metode pembanding beban listrik
Kota Ambon dari metode lain yang telah ada.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut. Disamping itu, sistem yang dibangun
dapat dikembangkan.
7
1.2 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu:
BAB I. Pendahuluan
Berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah dan
tujuan penelitian.
8
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Sistem Distribusi
Energi listrik bermula dari pusat-pusat pembangkit listrik seperti: PLTU, PLTA,
PLTG, PLTD dan PLTN dengan tegangan biasanya 20 kV. Pada umumnya pusat
pembangkit berada jauh dari pengguna tenanga listrik sehingga tegangan dari pusat
pembangkit dinaikkan menjadi 150 kV/70 kV tegangan ini diperoleh dengan
transformer penaik tegangan ( step up transformer ). Pemakaian tegangan tinggi ini
diperlukan untuk berbagai alasan efesiensi diantaranya penggunaan penampang
penghantar menjadi efesien karena arus yang mengalir akan menjadi kecil
kemudian tegangan tinggi ini akan disalurkan ke gardu induk (GI) diturunkan
menjadi tegangan menengah (TM) 20 kV.Setiap GI merupakan pusat beban untuk
suatu daerah pelanggan tertentu, tegangan menengah dari GI ini melalui saluran
distribusi primer disalurkan ke gardu –gardu distribusi (GD) atau pemakai tegangan
menengah. Gardu induk didtribus dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan
menurunkan tegangannya menjadi teganganjaringan sistribusi primer (Jaringan
Tegangan menengah/JTM) 20 kV.
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah
diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya
listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju
gardu atau transformator distribusi.
Feeder atau Penyulang, adalah Jaringan PLN yang berfungsi menyalurkan listrik
dengan tegangan 20.000 Volt, dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi. Nantinya
di Gardu Distribusi ini listrik diubah tegangannya menjadi 380 Volt atau 220 Volt,
untuk disalurkan kepada pelanggan umum. Ada juga yang disalurkan kepada
9
pelanggan dengan level tegangan masih 20.000 Volt, makanya disebut dengan
pelanggan khusus.
2.2 Transformator
Transformator Distribusi Tranformator distribusi adalah merupakan suatu
komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi
ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas
pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau
pemadaman). Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga
penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan
ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen.
Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi
maksimal (kerja terus menerus tanpa henti).
Gambar 1. Transformator
(Sumber.http://www.ybmagnetwire.com/transformer/power-transformer/ )
10
2.2.1 Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator yaitu ketika kumparan –kumparan primer
dihubungkan dengan arus bolak –balik ( ac ), arus listrik yang dialirkan pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet, medan magnet tersebut
diperkuat dengan inti besi yang dihantarkan pada kumparan sekunder
sehingga ujung –ujung kumparan sekunder akan menimbulkan gaya gerak
listrik.
2.2.2 Rugi-Rugi Transformator
Rugi –rugi transformator terdapat pada sisi primer dan sekunder wujud dari rugi
–rugi itu sendiri yaitu rugi –rugi inti besi dan rugi –rugi besi. Adapun cara
untuk meminimalisir rugi besi yang terjadi pada transformator yaitu dengan
menggunakan penampang inti besi yang cukup besar agar fluks dan magnet lebih
mudah mengalir di dalamnya. Begitupun yang terjadi pada rugi –rugi tembaga
untuk dapat mengurangi rugi –rugitembaga dengan menggunakan kawat
tembaga yang luas penampangnya cukup besar agar dapat mengalirkan arus yang
diperlukan. Rugi –rugi transformator umumnya di kelompokan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. Rugi-rugi tembaga
Penyebab terjadinya rugi tembaga disebabkan karena ketidak merataanya
rugi –rugi tahanan murni dan pendistribusian rapat arus penghantar yang
tidak merata dapat dituliskan sebagai berikut:
Pcu = I²R.
Dimana :
Pcu : Rugi Tembaga
I : Arus
R : Hambatan
2. Rugi-rugi histerisis
Penyebab terjadinya rugi –rugi histeris adalah adanya gesekan molekul partikel
–partikel pada inti transformator karena adanya perubahan –perubahan fluks
magnet periodic. Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan
rumussebagai berikut:
11
Ph = Kh. f Bmaks ( watt )
Dimana :
Ph : Rugi-rugi histerisis
Kh : Konstanta
f : frekuensi
Bmaks : Fluks maksimum
Pe = Ke f Bmaks ( watt )
3. Effesiensi Transformator
Effesiensi transformator merupakan perbandingan antara daya
keluaran dengan daya masukan di wujudkan dalam hitungan persentase. Besar
efesiensi transformator dinyatakan dalam ( ɳ). Besar efesiensi trafo dapat
dirumuskan:
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
ɳ= x 100%
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
12
Didalam sistem distribusi terdapat dua jenis transformator yang dipakai :
- Jenis pasangan luar pada gardu portal, cantol
- Jenis pasangan dalam, pada gardu beton, kios atau pasanga dalam ruang.
13
Mengenai pembebanan lebih pada transformator distribusi khususnya
daerah operasi. Tegangan tidak semuanya transformator distribusi terkena
pembebanan lebih. Ada juga yang bebannya underload di bawah 50% dari
kapasitas transformator distribusi.Pembebanan yang tidak pernah melebihi
kapasitas transformator. Pada kondisi ini biasanya terjadi pada daerah yang di
padat bebannya rendah di karenakan kepadatan penduduk yang rendah pula.
14
Pilih rating Trafo Distribusi yang sebenarnya (tersedia) yang mendekati
hasil perhitungan dari rumus diatas.
Contoh: Untuk potensi beban 130 KVA, perhitungan rating Trafo Distribusi: Rating
130 𝐾𝑉𝐴
Trafo Distribusi = 162,5 KVA, Maka dapat diperoleh rating Trafo
0.8
Distribusi yang tersedia 160 KVA.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana
salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan
keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu:
- Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
- Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain.
- Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama
lain.
15
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
Single Line Diagram Penyulang Express Kota:
18
3.4 Teknik Pengambilan Data
Teknik Pengambilan Data yang dipakai adalah:
3.4.1 Wawancara
Penulis langsung mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak yang berwenang
misalnya Pembimbing di Lapangan dan juga Petugas Pelayanan Teknisi (Yantek)
dan juga melakukan diskusi dengan pembimbing, beberapa pertanyaan yang
diajukan seperti:
- Tutorial pengukuran gardu seperti apa?
- Gangguan apa saja yang ditimbulkan apabila terjadi beban lebih?
- Penyebab terjadinya beban lebih?
3.4.2 Observasi
Penulis melakukan pengamatan, dan pencatatan secara sistematis terhadap
permasalahan yang sedang diteliti. Data yang diambil yaitu seperti:
- Data arsip perusahaan mengenai beban
- Survei lokasi trafo
- Penandaan lokasi trafo
19
3.5 Diagram Alir Penelitian
MULAI
PENGAMBILAN DATA
PENENTUAN PENELITIAN
STUDI LITERATUR
Tidak
PENGOLAHAN DATA
PEMBAHASAN
Ya
SERTA ANALISA
HASIL
SELESAI
20
Mempelajari teori teori pendukung yang terkait dengan penelitian yang akan
21
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Existing Penyulang Express Kota
PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Ambon Kota, sesuai data yang
didapat, Penyulang Express Kota mensuplai energi listrik untuk daerah Tanjakan
Batu Merah, Rijali dan sekitarnya. Jenis penghantar yang digunakan pada
penyulang ini adalah kabel udara (A3C-S dan A3C dengan ukuran 150𝑚𝑚 2 dan
70 𝑚𝑚2 ) dengan total panjang jaringan 7.53 kms. Data aset yang dimiliki
penyulang ini diantaranya adalah terdapat 16 gardu dengan total daya terpasang
3.970 kVA. Berikut rincian gardu pada Penyulang Express Kota:
No. Nama Gardu LOKASI Kapasitas Jumlah
(Mantra) Trafo fasa
Merk (kVA) (Fasa)
1. KTAEXK001 Depan Ambon 5 250 3
GD 41.E
Voltra
2. KTAEXK002 PT. Taspen 200 3
GD 41.C
B&D
3. KTAEXK003 Jl. Telukabessy 315 3
GD 41.A
Travindo
4 KTAEXK004 Hotel Pasific 200 3
GD H. Pasific
Starlite
5. KTAEXK005 Hotel Golden Palace 200 3
GD H.Golden
Palace
Sintra
6 KTAEXK006 Hotel Everbright 250 3
GD H. Everbright
Unindo
7 KTAEXK007 Jl. Mutiara 250 3
22
GD 41.B
B&D
8. KTAEXK008 Hotel Amans 315 3
GD H. Amans
B&D
9. KTAEXK009 Parkiran H. Amans 160 3
GD 41.D
Sintra
23
Berikut adalah rincian data beban trafo yang ada pada penyulang express kota,
- KTAEXK001 Gardu Depan Ambon 5:
24
- KTAEXK004 Gardu Hotel Pasific:
25
- KTAEXK006 Gardu Hotel Everbright:
26
- KTAEXK008 Gardu Hotel AMANS:
27
- KTAEXK010 GH A3:
28
- KTAEXK012 Gardu Pasar Mardika:
- KTAEXK013 Gardu :
29
- KTAEXK014 Gardu Hotel The City:
30
- KTATNT050 Gardu Polisi Militer
Dari 16 trafo yang ada, terdapat lima trafo yang mengalami kenaikan beban diatas
80%, diantaranya:
- Gardu KTAEXK007 Jl. Mutiara
31
- Gardu KTAEXK009 PARKIRAN HOTEL AMANS
- Gardu KTAEXK011 Pasar Mardika
- Gardu KTAEXK012 Pasar Mardika
- Gardu KTARJL019 Jl. Jendral Sudirman (Tanjakan Batu Merah)
( .......................... )
DAFTAR PUSTAKA
32
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga
Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan teknologi Universitas Indonesia,
Buku 2 Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik, PT. PLN
(Persero), 2010.
Kongah Dendi, Sarjan Muh, Mukhlis Baso. 2014. ANALISIS
PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS
UNIVERSITAS TADULAKO. Dikutip 11 Juli 2019 dari Jurnal:
https://media.neliti.com/media/publications/157915-ID-analisis-
pembebanan-transformator-gardu.pdf .
33