Anda di halaman 1dari 33

EVALUASI PEMBEBANAN TRAFO DISTRIBUSI PADA

PENYULANG EXPRESS KOTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Akhir Studi pada Politeknik Negeri Ambon

Disusun Oleh:

MUHAMMAD I. SAIMIMA
NIM. 1316033068

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIKELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI AMBON
2019

1
EVALUASI PEMBEBANAN TRAFO DISTRIBUSI PADA
PENYULANG EXPRESS KOTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Akhir Studi pada Politeknik Negeri Ambon

Disusun Oleh:
MUHAMMAD I. SAIMIMA
NIM. 1316033068

Telah Diperiksa dan Disetujui


Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Lory. M. Parera, ST.,MT Soleman Sesa, ST.,MT


NIP. 19750508 200212 1 002 NIP. 19750508 200212 1 002 Commented [LM1]: Cek NIP yang benar

Mengetahui Menyetujui
Pembantu Direktur I Ketua Jurusan Teknik Elektro
Bidang Akademik

Ir. Julius Buyang, M.T. M. A. F. Haurissa, ST.,M.Eng


NIP. 19600609 198811 1 001 NIP. 19690726 199203 1 001 Commented [LM2]: Cek NIP yang benar

2
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad I. Saimima


NIM : 1316033068
Konsentrasi : Instalasi Listrik

Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa tugas akhir saya yang
berjudul: “ Evaluasi Pembebanan Trafo Distribusi pada Penyulang Express Kota”
adalah asli hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi hasil karya orang lain.
Jika pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia untuk enerima sanksi sesuai
dengan aturan yang berlaku.

Ambon, September 2019


Yang menyatakan,

Muhammad I. Saimima
NIM.1316033068

3
ABSTRAK

4
MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap”.
(Q. S. Al-Insyirah : 6 – 8)

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam operasi sistem tenaga listrik, keandalan dan kestabilan sistem sangat penting
agar dapat memberi kenyamanan dalam pelayanan kepada konsumen. Hal ini dapat
terpenuhi dengan memperhatikan kondisi dari peralatan-peralatan tenaga listrik
yang ada. Salah satu peralatan yang sangat penting dalam operasi sistem tenaga
listrik adalah transformator.
Transformator distribusi akan bekerja secara optimal apabila beban listrik
yang dipikul pada daerah jaringan transformator itu tidak melebihi kapasitas
transformator distribusi tersebut. Ketika terjadi beban lebih (overload) pada suatu
transformator mengakibatkan isolasi di dalam transformator menjadi panas yang
berlebih disebabkan arus yang dibebani pada transformator sangat besar
atau melebihi arus nominal dari transformator.
Transformator distribusi tenaga listrik berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi
ke tegangan rendah, agar tegangan yang dipakai sesuai dengan rating peralatan
listrik konsumen. Transformator merupakan peralatan listrik yang mahal, maka
harus dijaga dan dipelihara agar memiliki umur penggunaan yang panjang. Umur
transformator dapat berkurang akibat beberapa hal.
Salah satu penyebab berkurangnya umur penggunaan transformator adalah
pembebanan, pembebanan mengakibatkan peningkatan temperatur pada
transformator. Panas yang timbul mengakibatkan terjadinya penguraian dari bahan-
bahan transformator yang dapat mempercepat proses penuaan suatu transformator.
Terjadinya panas yang terlalu tinggi akan dapat merubah sifat konstruksi bagian-
bagian transformator. Setiap kenaikan sekitar 6𝑜 C dari batas yang diizinkan akan
mengakibatkan berkurangnya umur.
Oleh karena itu, kenaikan suhu ini harus dibatasi. Isolasi dari penghantar
(konduktor) pada belitan transformator akan mengakibatkan kerusakan jika dikenai
suhu yang tinggi. Oleh karena masalah yang ada diatas diperlukan suatu evaluasi
maka penulis memutuskan untuk melakukan proyek tugas akhir dengan judul

6
Evaluasi Pembebanan pada Trafo Distribusi, trafo yang akan di evaluasi yaitu pada
gardu gardu di penyulang express kota yang mengalami peningkatan beban diatas
80%.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
pembebanan trafo diatas 80% dapat mengakibatkan berkurangnya umur pemakaian
dari trafo?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalah penelitan yang ada, perlu dibuat pembatasan masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada beberapa trafo yang mengalami kenaikan beban
(overload) diatas 80% yang ada pada penyulang Express Kota.
2. Data penelitian yang digunakan adalah data beban trafo pada penyulang
Express Kota
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan dan mengembangkan
sistem jaringan dan mengantisipasi kerusakan gangguan yang terjadi pada
transformator distribusi akibat beban lebih (overload), serta mengetahui
pembebanan trafo diatas 80%.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi persyaratan akhir studi pada Politeknik Negeri Ambon.
2. Sebagai masukan bagi PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku dalam perencanaan
operasional pembangkitan dan distribusi daya listrik di Kota Ambon. Selain itu,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai metode pembanding beban listrik
Kota Ambon dari metode lain yang telah ada.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut. Disamping itu, sistem yang dibangun
dapat dikembangkan.

7
1.2 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu:

BAB I. Pendahuluan
Berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah dan
tujuan penelitian.

BAB II. Teori Penunjang


Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang berkaitan erat dengan topik bahasan
penelitian. Target yang didapat dari tinjauan teori ini adalah batasan sistem yang
akan dikembangkan berdasarka teori yang ada yaitu tentang evaluasi pembebanan
pada trafo distribusi.

BAB III. Metode Penelitian


Metode Penelitian adalah langkah sistematik yang ditempuh untuk mencapai tujuan
dari topik bahasan. Pasal metode penelitian memuat hal-hal, yaitu pendekatan dan
bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti, metode pengumpulan data dan alat
pengambil data yang akan digunakan, bahan-bahan yang akan dipakai dan alat-alat
perlengkapan yang akan dipakai.

BAB IV. Hasil dan Pembahasan


Bab ini berisi tentang hasil-hasil yang diperoleh dan pembahasan hasil-hasil dari
penelitian.

BAB V. Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dalam penelitian ini.

8
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Sistem Distribusi
Energi listrik bermula dari pusat-pusat pembangkit listrik seperti: PLTU, PLTA,
PLTG, PLTD dan PLTN dengan tegangan biasanya 20 kV. Pada umumnya pusat
pembangkit berada jauh dari pengguna tenanga listrik sehingga tegangan dari pusat
pembangkit dinaikkan menjadi 150 kV/70 kV tegangan ini diperoleh dengan
transformer penaik tegangan ( step up transformer ). Pemakaian tegangan tinggi ini
diperlukan untuk berbagai alasan efesiensi diantaranya penggunaan penampang
penghantar menjadi efesien karena arus yang mengalir akan menjadi kecil
kemudian tegangan tinggi ini akan disalurkan ke gardu induk (GI) diturunkan
menjadi tegangan menengah (TM) 20 kV.Setiap GI merupakan pusat beban untuk
suatu daerah pelanggan tertentu, tegangan menengah dari GI ini melalui saluran
distribusi primer disalurkan ke gardu –gardu distribusi (GD) atau pemakai tegangan
menengah. Gardu induk didtribus dibagi menjadi dua bagian yaitu:

2.1.1 Gardu induk (GI) Commented [LM3]: Tambahkan materi tentang GI

Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan
menurunkan tegangannya menjadi teganganjaringan sistribusi primer (Jaringan
Tegangan menengah/JTM) 20 kV.

2.1.2 Gardu Hubung Commented [LM4]: Tambahakan juga materi

Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah
diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya
listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju
gardu atau transformator distribusi.

2.1.3 Penyulang Commented [LM5]: Tambahkan materi tentang penyulang

Feeder atau Penyulang, adalah Jaringan PLN yang berfungsi menyalurkan listrik
dengan tegangan 20.000 Volt, dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi. Nantinya
di Gardu Distribusi ini listrik diubah tegangannya menjadi 380 Volt atau 220 Volt,
untuk disalurkan kepada pelanggan umum. Ada juga yang disalurkan kepada

9
pelanggan dengan level tegangan masih 20.000 Volt, makanya disebut dengan
pelanggan khusus.

2.2 Transformator
Transformator Distribusi Tranformator distribusi adalah merupakan suatu
komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi
ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas
pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau
pemadaman). Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga
penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan
ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen.
Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi
maksimal (kerja terus menerus tanpa henti).

Gambar 1. Transformator
(Sumber.http://www.ybmagnetwire.com/transformer/power-transformer/ )

10
2.2.1 Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator yaitu ketika kumparan –kumparan primer
dihubungkan dengan arus bolak –balik ( ac ), arus listrik yang dialirkan pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet, medan magnet tersebut
diperkuat dengan inti besi yang dihantarkan pada kumparan sekunder
sehingga ujung –ujung kumparan sekunder akan menimbulkan gaya gerak
listrik.
2.2.2 Rugi-Rugi Transformator
Rugi –rugi transformator terdapat pada sisi primer dan sekunder wujud dari rugi
–rugi itu sendiri yaitu rugi –rugi inti besi dan rugi –rugi besi. Adapun cara
untuk meminimalisir rugi besi yang terjadi pada transformator yaitu dengan
menggunakan penampang inti besi yang cukup besar agar fluks dan magnet lebih
mudah mengalir di dalamnya. Begitupun yang terjadi pada rugi –rugi tembaga
untuk dapat mengurangi rugi –rugitembaga dengan menggunakan kawat
tembaga yang luas penampangnya cukup besar agar dapat mengalirkan arus yang
diperlukan. Rugi –rugi transformator umumnya di kelompokan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. Rugi-rugi tembaga
Penyebab terjadinya rugi tembaga disebabkan karena ketidak merataanya
rugi –rugi tahanan murni dan pendistribusian rapat arus penghantar yang
tidak merata dapat dituliskan sebagai berikut:

Pcu = I²R.
Dimana :
Pcu : Rugi Tembaga
I : Arus
R : Hambatan

2. Rugi-rugi histerisis
Penyebab terjadinya rugi –rugi histeris adalah adanya gesekan molekul partikel
–partikel pada inti transformator karena adanya perubahan –perubahan fluks
magnet periodic. Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan
rumussebagai berikut:

11
Ph = Kh. f Bmaks ( watt )
Dimana :
Ph : Rugi-rugi histerisis
Kh : Konstanta
f : frekuensi
Bmaks : Fluks maksimum

1.2.2.1 Rugi arus eddy


Penyebab terjadinya rugi –rugi arus eddy karenan adanya induksi yang
mengalir pada inti transformator prosesnya mirip dengan arus yang
terinduksi pada belitan. Hal ini dapat dituliskan sengan menggunakan
persamaan rumus yaitu;

Pe = Ke f Bmaks ( watt )

Dimana : Pe : Rugi arus eddy


Ke : Konstanta
f : frekuensi
Bmaks : Fluks maksimum

Jadi rugi besi ( rugi inti ) adalah : Pi = Ph + Pe ( watt )


Dimana : Pi : Rugi inti
Ph : Rugi histerisis
Pe : Rugi arus eddy

3. Effesiensi Transformator
Effesiensi transformator merupakan perbandingan antara daya
keluaran dengan daya masukan di wujudkan dalam hitungan persentase. Besar
efesiensi transformator dinyatakan dalam ( ɳ). Besar efesiensi trafo dapat
dirumuskan:
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
ɳ= x 100%
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛

12
Didalam sistem distribusi terdapat dua jenis transformator yang dipakai :
- Jenis pasangan luar pada gardu portal, cantol
- Jenis pasangan dalam, pada gardu beton, kios atau pasanga dalam ruang.

4. Optimalisasi Pembebanan Trafo


Optimalisasi merupakan bentuk efisiensi yang paling sering di
laksanakan, karena hasilnya lebih signifikan, terukur dan hanya bersifat
operasional sehingga kadang-kadang sering tidak di sadari dan terlupakan,
sehingga terjadi inefisiensi atau bahkan kerusakan. Berikut ini merupakan hal-
hal yang haruslah di perhatikan dalam kegiatan pengoptimalan beban pada gardu
trafo distribusi.
5. Pembebanan Lebih pada Trafo Distribusi
Seperti kita ketahui fluktuasi beban di Indonesia secara umum sangat
tajam perbedaan antara beban puncak dan di luar beban puncak. Hal ini bila di tinjau
dari segi efisiensi trafo menjadi kurang baik terutama pada beban yang sangat
rendahnya,selanjutnya bila penyediaan kapasitas trafo di dasarkan pada beban
( beban puncak ) bila dikaitkan pada segi ekonomi, menjadi kurang efisiensi.
Sebab bisa jadi hanya untuk memikul beban yang rendah di layani oleh trafo
dengan kapasitas yang besar. Beban pada trafo distribusi tergantung dari sifat dan
jenis beban, yaitu :
- Sifat beban untuk pelanggan rumah tangga : beban puncak malam hari
jauh lebih tinggi dari pada beban puncak siang hari
- Sifat beban untuk pelanggan industri : beban puncak siang hari jauh lebih
tinggi dari pada beban puncak malam hari
Pada dasarnya transformator dapat diijinkan bekerja dengan suatu beban lebih
Pada periode yang singkat.Sebelum melakukan pembebanan lebih sebaiknya di
perhatikan desinnya, kenaikan temperaturnya, lama beban lebih dan peralatan
lainya. Transformator motor dapat di bebani melebihi kapasitasnya selama
waktu tertentu tergantung dari :
- Beban Awal
- Beban Lebih
- Suhu sekitar

13
Mengenai pembebanan lebih pada transformator distribusi khususnya
daerah operasi. Tegangan tidak semuanya transformator distribusi terkena
pembebanan lebih. Ada juga yang bebannya underload di bawah 50% dari
kapasitas transformator distribusi.Pembebanan yang tidak pernah melebihi
kapasitas transformator. Pada kondisi ini biasanya terjadi pada daerah yang di
padat bebannya rendah di karenakan kepadatan penduduk yang rendah pula.

6. Metodologi Tentang Life Time Transformator


Pada dasarnya perhitungan yang tepat serta management yang baik dari
Trafo Distribusi akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga
kontinuitas pelayanan listrik ke konsumen terjamin. Trafo Distribusi merupakan
komponen yang sangat penting dalam mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen,
jadi ada beberapa faktor yang mempengaruhi keandalan dan lama waktu pakai trafo
jaringan distribusi, yaitu :

1.2.6.1 Pemilihan trafo jaringan distribusi


Pemilihan kapasitas KVA Trafo Distribusi didasarkan pada beban yang
akan dilayani. Diusahakan presentasi pembebanan Trafo Distribusi mendekati 80%.
Trafo Distribusi umumnya mencapai efisiensi maksimum (rugi-rugi Trafo
minimum). Bila beban Trafo terlalu besar, maka dilakukan penggantian Trafo atau
penyisipan Trafo atau mutasi Trafo (Trafo yang melayani beban kecil dimutasikan
kebeban besar, dan begitu sebaliknya). Mutasi antar Trafo dapat dilakukan setelah
hasil pengukuran beban diperoleh. Rumus berikut dapat digunakan untuk
perhitungan rating Trafo Distribusi yang dipilih.

1.2.6.2 Rating Trafo Distribusi

𝐾𝑉𝐴 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝐾𝑉𝐴)


0.8

Dimana : KVA : Daya pada trafo


0.8 : faktor daya trafo

14
Pilih rating Trafo Distribusi yang sebenarnya (tersedia) yang mendekati
hasil perhitungan dari rumus diatas.
Contoh: Untuk potensi beban 130 KVA, perhitungan rating Trafo Distribusi: Rating
130 𝐾𝑉𝐴
Trafo Distribusi = 162,5 KVA, Maka dapat diperoleh rating Trafo
0.8
Distribusi yang tersedia 160 KVA.

1.3 Ketidakseimbangan Beban


Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu
terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu
fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban
tersebut muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini
menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral
pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah.

Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana:

- Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.


- Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana
salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan
keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu:

- Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
- Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain.
- Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama
lain.

15
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam mengerjakan suatu proses penelitian sangatlah penting untuk menentukan


suatu metode penelitian.

3.1 Alat dan Bahan


Penelitian ini terdapat alat dan bahan yang dipakai:
No. Nama Alat dan Bahan Fungsi
1. Penanda Lokasi Untuk menandai lokasi
gardu pada peta.
2. Komputer/ Laptop Untuk mengolah data.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Analisis Kuantitatif
yang mana penulis melakukan analisa untuk mengetahui sebab akibat dari
penelitian ini.
3.3 Jenis Data
Jenis Data dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis yaitu data primer dan data
sekunder.
3.3.1 Data Primer
Data utama dari arsip perusahaan pada beberapa trafo yang mengalami kenaikan
beban diatas 80% pada Penyulang Express Kota, yaitu:
1. Gardu KTAEXK012 Pasar Mardika
2. Gardu KTAEXK007 Jl. Mutiara
3. Gardu KTAEXK009 PARKIRAN HOTEL AMANS
4. Gardu KTAEXK011 Pasar Mardika
5. Gardu KTARJL019 Jl. Jendral Sudirman (Tanjakan Batu Merah)
3.3.2 Data Sekunder
1. Data yang dipakai dari hasil studi pustaka dan digunakan sebagai data
pendukung.
2. Single Line Diagram Penyulang Express Kota

17
Single Line Diagram Penyulang Express Kota:

Gambar 2. Single Line Diagram Penyulang Express Kota


(Sumber. SLD ULP Ambon Kota)

Gambar 3. Single Line Diagram Penyulang Express Kota


(Sumber. SLD ULP Ambon Kota)
Dimana:
Garis Merah : Penyulang Express Kota

18
3.4 Teknik Pengambilan Data
Teknik Pengambilan Data yang dipakai adalah:
3.4.1 Wawancara
Penulis langsung mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak yang berwenang
misalnya Pembimbing di Lapangan dan juga Petugas Pelayanan Teknisi (Yantek)
dan juga melakukan diskusi dengan pembimbing, beberapa pertanyaan yang
diajukan seperti:
- Tutorial pengukuran gardu seperti apa?
- Gangguan apa saja yang ditimbulkan apabila terjadi beban lebih?
- Penyebab terjadinya beban lebih?

3.4.2 Observasi
Penulis melakukan pengamatan, dan pencatatan secara sistematis terhadap
permasalahan yang sedang diteliti. Data yang diambil yaitu seperti:
- Data arsip perusahaan mengenai beban
- Survei lokasi trafo
- Penandaan lokasi trafo

3.4.3 Studi Pustaka


Studi pustaka guna memperoleh beberapa teori pendukung.

19
3.5 Diagram Alir Penelitian

MULAI

PENGAMBILAN DATA

PENENTUAN PENELITIAN

STUDI LITERATUR
Tidak
PENGOLAHAN DATA

PEMBAHASAN
Ya
SERTA ANALISA
HASIL

SELESAI

Penjelasan tentang diagram alir:


 Mulai
Menentukan judul dan merencanakan penelitian dalam rangka penyusunan
tugas akhir serta literature yang berkaitan dengan penelitian ini.
 Pengambilan Data
Pengambilan data pada beberapa gardu di Penyulang Express Kota bersama
Petugas Yantek, teknik yag dilakukan dalam pengambilan data adalah
wawancara kepada Petugas Yantek dan Instruktur lapangan serta observasi
lapangan.
 Penentuan Penelitian
Menentukan masalah apa yang akan diteliti untuk penyusunan tugas akhir.
 Study Literatur

20
Mempelajari teori teori pendukung yang terkait dengan penelitian yang akan

No. Kegiatan Februari Maret April Mei


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Penentuan masalah
2. Pengumpulan Data
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan usulan proposal
5. Konsultasi pembimbing
6. Revisi konsep
7. Penyusunan proposal
dilakukan dari berbagai sumber. Adapun study literatur yang akan dilakukan
adalah mempelajari tentang beban lebih, transformator distribusi dan jurnal
yang berkaitan dengan juul penelitian.
 Pengolahan Data
Data yang diperoleh yaitu dari data arsip perusahaan via aplikasi PLN.
 Pembahasan serta Analisa
Menganalisis data dalam bentuk nilai yang didapat dari perhitungan.
 Hasil
Meliputi hasil, pembahasan dan kesimpulan yang bertujuan untuk menunjukan
hasil penelitian sesuai dengan metode yang digunakan.

3.6 RENCANA KEGIATAN

21
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Existing Penyulang Express Kota
PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Ambon Kota, sesuai data yang
didapat, Penyulang Express Kota mensuplai energi listrik untuk daerah Tanjakan
Batu Merah, Rijali dan sekitarnya. Jenis penghantar yang digunakan pada
penyulang ini adalah kabel udara (A3C-S dan A3C dengan ukuran 150𝑚𝑚 2 dan
70 𝑚𝑚2 ) dengan total panjang jaringan 7.53 kms. Data aset yang dimiliki
penyulang ini diantaranya adalah terdapat 16 gardu dengan total daya terpasang
3.970 kVA. Berikut rincian gardu pada Penyulang Express Kota:
No. Nama Gardu LOKASI Kapasitas Jumlah
(Mantra) Trafo fasa
Merk (kVA) (Fasa)
1. KTAEXK001 Depan Ambon 5 250 3
GD 41.E
Voltra
2. KTAEXK002 PT. Taspen 200 3
GD 41.C
B&D
3. KTAEXK003 Jl. Telukabessy 315 3
GD 41.A
Travindo
4 KTAEXK004 Hotel Pasific 200 3
GD H. Pasific
Starlite
5. KTAEXK005 Hotel Golden Palace 200 3
GD H.Golden
Palace
Sintra
6 KTAEXK006 Hotel Everbright 250 3
GD H. Everbright
Unindo
7 KTAEXK007 Jl. Mutiara 250 3

22
GD 41.B
B&D
8. KTAEXK008 Hotel Amans 315 3
GD H. Amans
B&D
9. KTAEXK009 Parkiran H. Amans 160 3
GD 41.D
Sintra

10. KTAEXK010 Kakialy 630 3


GH A.3
Unindo
11. KTAEXK011 Pasar Mardika 250 3
GD PM01 Sisipan
Travindo
12. KTAEXK012 Pasar Mardika 250 3
GD PM01
Travindo
13. KTAEXK013 Jl. Jendral Sudirman 100 3
GD Kantor Agraria
Travindo
14. KTAEXK014 Jl. Telukabessy 250 3
GD H. The City 41.F
Travindo
15. KTARJL019 Jl. Jendral Sudirman 250 3
GD 34.B
B&D
16. KTATNT050 Jl. Jendral Sudirman 100 3
GD Pengadilan Militer
Kalla Trafo

23
Berikut adalah rincian data beban trafo yang ada pada penyulang express kota,
- KTAEXK001 Gardu Depan Ambon 5:

- KTAEXK002 Gardu Taspen:

- KTAEXK003 Gardu Jl. Telukabessy:

24
- KTAEXK004 Gardu Hotel Pasific:

- KTAEXK005 Gardu Hotel Golden Palace:

25
- KTAEXK006 Gardu Hotel Everbright:

- KTAEXK007 Gardu 41.B Jl. Mutiara:

26
- KTAEXK008 Gardu Hotel AMANS:

- KTAEXK009 Gardu 41.D Parkiran Hotel AMANS:

27
- KTAEXK010 GH A3:

- KTAEXK011 Pasar Mardika (Gardu Sisipan):

28
- KTAEXK012 Gardu Pasar Mardika:

- KTAEXK013 Gardu :

29
- KTAEXK014 Gardu Hotel The City:

- KTARJL019 Gardu Tanjakan Batu Merah:

30
- KTATNT050 Gardu Polisi Militer

Dari 16 trafo yang ada, terdapat lima trafo yang mengalami kenaikan beban diatas
80%, diantaranya:
- Gardu KTAEXK007 Jl. Mutiara

31
- Gardu KTAEXK009 PARKIRAN HOTEL AMANS
- Gardu KTAEXK011 Pasar Mardika
- Gardu KTAEXK012 Pasar Mardika
- Gardu KTARJL019 Jl. Jendral Sudirman (Tanjakan Batu Merah)
( .......................... )

DAFTAR PUSTAKA

Endang Sari Fina. 2015. STUDI PENYISIPAN GARDU


DISTRIBUSI . Dikutip 11 Juli 2019 dari docplayer :
https://docplayer.info/33615782-Studi-penyisipan-gardu-distribusi-dt-553-
guna-mengantisipasi-kerusakan-transformator-akibat-overload.html.

Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga


Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan teknologi Universitas Indonesia,
Buku 1 Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga
Listrik, PT. PLN (Persero), 2010.

32
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga
Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan teknologi Universitas Indonesia,
Buku 2 Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik, PT. PLN
(Persero), 2010.
Kongah Dendi, Sarjan Muh, Mukhlis Baso. 2014. ANALISIS
PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS
UNIVERSITAS TADULAKO. Dikutip 11 Juli 2019 dari Jurnal:
https://media.neliti.com/media/publications/157915-ID-analisis-
pembebanan-transformator-gardu.pdf .

Sujito. 2009. PERHITUNGAN Life Time TRANSFORMATOR


JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV DI APJ MALANG. Dikutip 08 Agustus
2019 dari Jurnal : file:///C:/Users/ACER/Downloads/3258-12287-1-
PB%20(1).pdf

33

Anda mungkin juga menyukai