ULTG KENDARI
UNIT PELAKSANA TRANSMISI MAKASSAR
UNIT INDUK PEMBANGKIT DAN PENYALURAN
SULAWESI
2019
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix
RINGKASAN............................................................................................... xiv
vi
2.3 Jenis-jenis Kegagalan Transformator Akibat Kontaminasi Minyak
Isolasi ............................................................................................. 25
2.3.1 Overheating ............................................................................. 25
2.3.2 Korona ..................................................................................... 25
2.3.3 Arching (busur api).................................................................. 26
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Presentase Saturasi Air pada Minyak sesuai IEC 6042 2013 ............... .22
Tabel 8 Gangguan yang Terjadi pada Bulan September Tahun 2012 ................ 51
Tabel 9 Gangguan yang Terjadi pada Bulan Juni Tahun 2013 ........................... 51
Tabel 10 Gangguan yang Terjadi pada Bulan Desember Tahun 2013 ............... 51
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7 Kertas Isolasi pada Bushing (Oil Impregnated Paper Bushing) ...... 8
ix
Gambar 23 Proses Penurunan Kualitas Kertas Isolasi Trafo Akibat Oksidasi di
Minyak Isolasi ............................................................................. 20
Gambar 43 Gangguan yang Terjadi pada Bulan Februari Tahun 2015 .......... 52
Gambar 44 Gangguan yang Terjadi pada Bulan Februari Tahun 2017 .......... 53
x
Gambar 46 Pengujian Tegangan Tembus
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISTILAH
cairan
sampel minyak
xiii
ASSESMENT MINYAK TRAFO ULTG KENDARI
RINGKASAN
xiv
BAB I PENDAHULUAN
peranan utama dalam penyediaan dan penyaluran tenaga listrik bagi kepentingan
umum secara andal dan efisien. Salah satu bagian sistem ketenagalistrikan adalah
gardu induk, yang merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Salah satu
fungsi gardu induk yaitu mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan menengah atau sebaliknya sehingga hal ini sangat berkaitan erat dengan
transformator tenaga.
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
Trafo#3 Tragi Panakkukang ini telah beroperasi selama 8 tahun yaitu mulai
tahun 2010 hingga sekarang. Dimana dalam pengoperasiannya trafo ini telah
digunakan secara maksimal yaitu hingga 80% dari kemampuan trafo. Gardu induk
ini terletak di pusat kota dan menyuplai ke hampir setengah kota Makassar sehingga
1
membuat trafo#3 ini bekerja lebih berat. Selain itu trafo#3 merupakan trafo yang
yaitu diharapkan bekerja secara terus menerus sehingga mengingat kerja keras dari
suatu transformator seperti itu, maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik
mungkin guna menjaga keandalan dari trafo tersebut. Oleh karena itu, untuk
tembus, tegangan antar muka, titik nyala api, dan tangen delta minyak?
internal?
Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu melebar, maka perlu pembatasan
masalah yang difokuskan pada pengujian minyak trafo#3 dan rekam gangguan yang
2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
tegangan tembus, tegangan antar muka, titik nyala api, dan tangen delta
minyak.
maupun internal.
tembus, tegangan antar muka, titik nyala api, dan tangen delta minyak.
maupun internal.
3) Bagi pihak penyedia listrik yakni PT PLN (Persero) pengujian ini dapat
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Trafo merupakan peralatan statis dimana rangkaian magnetik dan belitan yang
tegangan lain pada frekuensi yang sama (IEC 60076 -1 tahun 2011). Trafo
faraday, dimana perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan
tegangan induksi.
Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi
transformator sehingga di dalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux
magnet ini akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan
4
Gambar 2 Prinsip Kerja Transformator
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
1) Transformator pembangkit
3) Transformator distribusi
Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang timbul akibat induksi
arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat
lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud untuk mengurangi eddy current
yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi hasil induksi medan magnet, dimana
5
Gambar 3 Inti Besi
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi,
dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi akan
3) Bushing
Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator
6
tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main
tank transformator.
Gambar 5 Bushing
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu:
a) Isolasi
Berdasarkan media isolasi bushing terbagi menjadi dua (IEC 60137 tahun
2008) yaitu:
1. Bushing kondenser
kV ke atas. Bushing kondenser terdapat tiga jenis media isolasi (IEC 60137
Bushing tipe RBP adalah teknologi bushing kondenser yang pertama dan
Pada tipe OIP isolasi yang digunakan adalah kertas dan minyak yang
7
c. Resin Impregnated Paper (RIP)
Pada tipe RIP isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan resin.
disusun secara seri sebagai pembagi tegangan. Pada bushing terdapat dua
kapasitansi utama yang biasa disebut C1 dan C2. C1 adalah kapasitansi antara
konduktor dengan tap bushing, dan C2 adalah kapasitansi dari tap bushing ke
8
Gambar 8 Konduktor Bushing dilapisi Kertas Isolasi
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
2. Bushing non-kondenser.
b) Konduktor
Terdapat jenis – jenis konduktor pada bushing yaitu hollow conductor dimana
terdapat besi pengikat atau penegang di tengah lubang konduktor utama, konduktor
c) Klem Koneksi
a) Asesoris
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan tap
pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak di bagian bawah mounting flange.
9
Gambar 9 Indikator Level Minyak Bushing
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
10
4) Pendingin
kualitas tegangan jaringan, losses pada transformator itu sendiri dan suhu
lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas
pada transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.
sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan
akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada
sirip– sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya
Media
1 AN Udara
2 AF Udara
11
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
Gambar 12 Radiator
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan
operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator
kenaikan suhu.
Gambar 13 Konservator
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
12
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian
dan penyusutan minyak, volume udara di dalam konservator akan bertambah dan
terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan
dengan udara luar, maka saat ini konservator dirancang dengan menggunakan
brether bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang dipasang di dalam tangki
13
Silicagel sendiri memiliki batasan kemampuan untuk menyerap kandungan
uap air sehingga pada periode tertentu silicagel tersebut harus dipanaskan bahkan
merupakan minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
parafinik, napthanik dan aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar tersebut
tidak boleh dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik maupun kimia
yang berbeda.
14
Gambar 17 Minyak Isolasi Trafo
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
kemampuan mekanis.
7) Tap changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang
output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan
15
mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat merubah rasio
antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/sekunder
Proses perubahan rasio belitan ini dapat dilakukan pada saat transformator
sedang berbeban (On load tap changer) atau saat transformator tidak berbeban
1. Selector Switch
2. Diverter Switch
3. Tahanan transisi
utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama dengan tap changer
dipisah. Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal
terminal untuk menentukan posisi tap atau rasio belitan primer. Diverter switch
tahanan sementara yang akan dilewati arus primer pada saat perubahan tap.
16
Gambar 19 OLTC pada Trasformator
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
Keterangan:
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
Media pendingin atau pemadam proses switching pada diverter switch yang
dikenal sampai saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu media minyak dan media
vaccum. Jenis pemadaman dengan media minyak akan menghasilkan energi arcing
yang membuat minyak terurai menjadi gas C2H2 dan karbon sehingga perlu
pemadam vacum proses pemadaman arcing pada waktu switching akan dilokalisir
17
a. b.
Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR. NGR adalah
sebuah tahanan yang dipasang seri dengan netral sekunder pada transformator
mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi netral ke tanah. Ada
a) Liquid
b) Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast
Iron, Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya
18
Gambar 21 Pentanahan Langsung dan Pentanahan melalui NGR
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
Oksidasi dan kontaminan adalah hal yang dapat menurunkan kualitas minyak
minyak isolasi trafo juga akan ikut andil dalam penurunan kualitas kertas isolasi
trafo. Pada saat minyak isolasi mengalami oksidasi, maka minyak akan
menghasilkan asam. Asam ini apabila bercampur dengan air dan suhu yang tinggi
akan mengakibatkan proses hydrolisis pada isolasi kertas. Proses hydrolisis ini
19
Gambar 23 Proses Penurunan Kualitas Kertas Isolasi Trafo Akibat Oksidasi di
Minyak Isolasi
(Sumber: Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo Tenaga PT.PLN (Persero) )
selain dilakukan untuk minyak di dalam main tank trafo juga dilakukan pada
minyak cable box (tubular) untuk koneksi bushing trafo ke GIS 150 kV melalui
kabel.
Fungsi minyak trafo sebagai media isolasi di dalam trafo dapat menurun.
Salah satu penyebab turunnya tingkat isolasi minyak trafo adalah adanya
20
kandungan air pada minyak. Oleh karena itu dilakukan pengujian kadar air untuk
Metoda yang umum digunakan untuk menguji kandungan air dalam minyak
adalah metoda Karl Fischer. Metoda ini menggunakan satu buah elektroda dan satu
elektrolisis yang berfungsi sebagai titer / penetral kadar air sedangkan Elektroda
berfungsi sebagai media untuk mengetahui ada tidaknya kadar air di dalam minyak
melalui proses titrasi secara kolumetrik. Perhitungan berapa besar kadar air di
dalam minyak dilihat dari berapa banyak iodin yang di bentuk pada reaksi tersebut.
Adapun standar untuk pengujian kadar air dapat dilihat pada tabel di bawa ini:
Berdasarkan IEC 60422 Tahun 2013 tidak diperlukan lagi konversi ke suhu
20°C untuk penentuan kadar air pada minyak dimana temperatur yang digunakan
tersebut diperoleh hasil perkiraan perhitungan jumlah kelarutan air dalam minyak
21
−1567
logS0 = + 7,0895 .................................................................................... (2.1)
𝐾
Nilai S0 yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan nilai relative saturasi
(RS) yang akan menjadi pertimbangan kapan uji kandungan air pada isolasi kertas
harus dilakukan.
𝑊
RS= 𝑆 𝐶 (100%) ............................................................................................... (2.2)
0
Dimana S0 dalam ppm dan WC adalah hasil pengujian kadar air tanpa konversi ke
suhu 20oC (dalam satuan ppm). Adapun presentase saturasi air pada minyak dapat
Tabel 3 Presentase saturasi air pada minyak sesuai IEC 60422 2013
isolasi dalam menahan stress tegangan. Minyak yang jernih dan kering akan
menunjukan nilai tegangan tembus yang tinggi. Air bebas dan partikel solid, apalagi
Dengan kata lain pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan
22
\ vegangan tembus dapat mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan
bebasnya minyak dari semua jenis kontaminan. Adapun standar untuk pengujian
70 kV > 40 30 – 40 < 30
Karakteristik dari IFT akan mengalami penurunan nilai yang sangat drastis seiring
tingginya tingkat penuaan pada minyak isolasi. IFT juga dapat mengindikasi
masalah pada minyak isolasi terhadap material isolasi lainnya. Atau terjadinya
kesalahan pada saat pengisian minyak yang berdampak pada tercemarnya minyak
isolasi. Adapun standar pengujian tegangan antar muka dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
23
Tabel 5 Parameter Tegangan Antar Muka Minyak Transformator berdasarkan
ASTM D971
> 28 22 – 28 < 22
Pengujian titik nyala api atau flash point dilakukan dengan menggunakan
sebuah perangkat yang berfungsi memanaskan minyak secara manual (heater atau
kompor). Dimana di atas cawan pemanas tersebut di letakan sumber api yang
berasal dari gas. Sumber api ini berfungsi sebagai pemancing saat mulai
terbakarnya minyak. Seiring dengan lamanya proses pemanasan, suhu minyak pun
akan mengalami peningkatan. Pada suhu tertentu minyak akan terbakar dengan
sumber api sebagai media pembakarnya. Suhu tersebut merupakan titik nyala api.
pengujian tangen delta. Besar kecilnya nilai tangen delta akan dipengaruhi
kontaminasi polar yang terlarut di minyak, produk penuaan dan koloid. Dari hasil
pengujian tangen delta dapat diketahui sejauh mana minyak isolasi mengalami
penuaan. Adapun standar untk pengujian tangen delta dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
24
Tabel 6 Parameter Tangen Delta Minyak Transformator
minyak
Trafo operasi Max 1 %
Isolasi
2.3.1 Overheating
monoksida dan karbon dioksida tinggi. Dalam kasus dengan suhu yang lebih hasil
penelitian menunjukkan gas metana dan etilena berada pada tingkat yang lebih
tinggi.
2.3.2 Korona
terlepasnya muatan ini dalam skala besar dapat terlihat oleh mata telanjang,
sedangkan dalam skala kecil tidak dapat terlihat oleh mata. Korona terjadi
dikarenakan kadar hidrogen yang tinggi pada minyak isolasi. Gas hidrogen adalah
25
gas satu-satunya yang menghasilkan korona namun terkadang gas hidrogen juga
terbentuk akibat adanya reaksi kimia antara kandungan air yang berada dalam
minyak logam.
Arching adalah gangguan yang paling berbahaya pada minyak isolasi dan
Gas-gas yang timbul karena gangguan ini adalah : H2, C2H2, (C2H4, C2H6,
CH4), munculnya busur api dalam minyak isolasi ditandai dengan pembentukan
26
BAB III METODE PENELITIAN
di PT PLN (Persero) UPT Sistem Sulselrabar Unit Transmisi dan Gardu Induk
2) Mengenali obyek yang akan diuji berupa observasi langsung (studi lapangan);
dengan cara melakukan pengujian kadar air, tegangan tembus, tegangan antar
5) Melakukan analisis terhadap data-data yang telah diolah, salah satunya dengan
ketentuan yang ada, dan menjadikan rumusan masalah serta tinjauan pustaka
27
Mulai
Studi Literatur
Observasi
Pengambilan Sampel
Minyak
Kualitas Minyak
Sesuai Standar ?
Ya
Laporan
Selesai
28
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1) Studi Literatur
berbagai referensi yang berhubungan dengan judul tugas akhir, baik melalui
buku ajar, tugas akhir ataupun jurnal penelitian, internet, maupun buku
panduan dari PT. PLN (Persero) yan’g kami peroleh di PT. PLN (Persero)
Tragi Panakkukang.
2) Observasi
ke lapangan guna mengenal dan mengamati secara langsung trafo tenaga yang
pemeliharaan sistem.
3) Wawancara
hal-hal yang berhubungan dengan kasus yang akan dikaji. Dalam hal ini
29
3.4 Teknik Pengolahan/Analisis Data
Data hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian antara lain kadar air,
tegangan tembus, kadar asam,tegangan antar muka, titik nyala api, dan tangen delta
minyak. Hasil pengujian yang telah dilakukan dinyatakan secara kuuantitatif dan
kualitatif.bhcbhcc h
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nomor seri dari trafo#3 Tragi
Panakkukang yaitu 07P0026 dimana trafo ini mulai dibuat pada tahun 2007. Rated
power dari trafo ini yaitu 40/6- MVA dimana maksud dari 40/60 MVA ini yaitu
kapasitas minimum dari trafo yaitu 40 MVA dan kapasitas maksimum dari trafo ini
yaitu 60 MVA. Pendingin dari trafo ini yaitu ONAN/ONAF dimana maksud dari
ONAN (Oil Natural Air Force) yaitu Pendingin trafo yang menggunakan minyak
menggunakan udara dengan konveksi natural untuk pendingin eksternal, dan trafo
ini menggunakan tambahan kipas sebagai pendingin dari trafo tersebut sehingga
pendingin yang digunakan pada trafo ini disebut ONAN/ONAF. Adapun maksud
dari 67/100% pada pendingin trafo yaitu rugi-rugi dari motor fan tersebut.
Frekuensi dari trafo ini yaitu 50 Hz. Type minyak yang digunakan untuk trafo ini
31
yaitu nynas nitro libra dimana minyak trafo ini telah mendapat persetujuan dari PLN
( PeNytro Libra adalah minyak transformator tanpa hambatan yang memenuhi IEC
ketahanan yang kuat untuk trafo pembangkit listrik, Nytro Libra menyediakan
oksidasitas stabil yang baik.Hal ini meningkatkan kemungkinan untuk hidup lebih
digunakan pada pembangkit listrik baik dalam skala besar maupun kecilrusahaan
Listrik Negara ) Pelumas Nynas Nitro Libra telah mendapatkan sertifikasi uji/
mixing dari Badan Litbang PLN Pusat. Dan temperature top oil pada trafo ini yaitu
sebesar 50 oC.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kandungan air dalam minyak
isolasi. Adapun alat uji yang digunakan yaitu Magger KFM 3000 Karl Fisr Test Set.
32
Untuk menguji kadar air pada minyak Trafo berikut Instruksi Kerja (IK) pengujian
1) Persiapan
a) Bersihkan gelas uji dengan menggunakan alkohol (min 70%) hingga kering.
dengan 100 mL hingga tanda tera dan kemudian masukkan Reagen CG pada
2) Pelaksanaan
2. Tekan “start“ dan secara otomatis alat akan melakukan proses titrasi
b) Mempersiapkan sampel
33
Ambil sampel minyak dengan menggunakan syringe sebanyak 1 ml
c) Proses pengujian
ml
f) Mematikan alat
1. Tekan “stop”.
Pada pengujian ini, sampel minyak transformator yang telah diambil akan
dilihat seberapa besar batas kekuatan minyak terhadap tegangan yang berlebih. Alat
yang digunakan pada pengujian ini yaitu Breakdown Voltage tester dengan merk
34
Adapun dalam pengujian tegangan tembus prosedur pelaksanaannya mengacu pada
1) Persiapan
b) Lepaskan wadah uji dari alat uji dengan membuka tutup pengaman utama.
magnetik/pinset , dan bersihkan dan simpan di tempat yang aman dan bersih.
d) Pastikan jarak Gap elektroda menggunakan alat ukur Gapper 2,5 mm.
e) Jika perlu menyesuaikan jarak, putarlah pengatur jarak maju mundur sesuai
yang diinginkan.
f) Bersihkan bagian dalam wadah uji minyak dan tutup wadah uji dengan tissu
tanpa serat dan membilas menggunakan minyak sampel yang akan diuji -
g) Pastikan tidak ada ceceran atau tumpahan minyak di meja uji dan lantai Lab
h) Masukkan contoh minyak ke dalam wadah uji minyak hingga batas takaran
j) Masukkan stirrer yang sudah bersih - kering ke dalam wadah uji minyak.
35
m) Sambungkan kabel grounding alat uji dengan sistim grounding.
2) Pelaksanaan
b) Pada display LCD , dengan menekan tombol ”OK”, pilihlah acuan standar
IEC 60422.
c) Tekan tombol ”OK” pada “Test ID”, muncul “Set Test ID”. Isikan nama
h) Setelah waktu 5 menit itu tercapai, maka alat uji akan bekerja secara
i) Tulis hasil ukur pada blangko hasil Uji yang telah disiapkan
3) Penyelesaian
36
a) Matikan alat uji dengan memposisikan saklar pada posisi ”Off”.
e) Ambil stirrer dari wadah uji minyak dan bersihkan dalam dan tutup wadah
f) Bersihkan lokasi uji dari ceceran minyak dan kembalikan peralatan uji pada
tempatnya semula.
Pengujian tegangan antar muka (Interfacial Tension) antara minyak dengan air
dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut dari hasil
proses pemburukan minyak isolasi. Adapun alat yang digunakan yaitu IFT SIGMA
37
Gambar 27 IFT SIGMA 2000
Untuk melakukan pengujian tegangan antar muka prosedur pelaksanaannya
mengacu pada Instruksi Kerja (IK) tegangan antar muka minyak yaitu sebagai
berikut:
1) Persiapan
c) Kalibrasi Alat
1. Kalibrasi Keseimbangan
38
g. Calibrate Weight lalu OK
menggunakan tombol OK dan arah panah atas dan bawah pada menu
keypad
c. Pasangkan cincin dunoy dan siapkan air bersih di gelas uji lalu OK
e. Maka akan muncul pada alat “ a new calibrate value for the probe
2) Pelaksanaan
b. Isi air pada gelas uji terlebih dahulu kemudian minyak yang akan diuji
39
Minyak
Air
d. Uji destiny minyak dengan cara pilih menu Change Oil destiny kemudian
tekan OK
1. Pilih menu measure acc, ASTM D971 untuk memulai pengujian IFT
40
Gambar 31 Proses Pengujian Interfacial Tension
3) Penyelesaian
b) Bersihkan cincin dunoy, gelas uji, vial dan atau syringe dengan
pengujian sebelumnya.
dryer.
Pengujian titik nyala pada minyak trafo bertujuan untuk mengetahui flash point
atau temperatur minimum dimana minyak menghasilkan uap yang cukup untuk
terbakar bersama udara apabila diberi sumber api. Alat yang digunakan dalam
41
pengujian ini yaitu SYD-3536 Cleveland Open Cup Flash Point Tester, berikut
pada Instruksi Kerja (IK) pengujian titik nyala api yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan
b) Siapkan sampel minyak yang akan diuji dan pastikan tidak ada gelembung
udara.
42
2) Pelaksanaan
a) Masukkan sampel minyak kedalam wadah uji hingga mencapai batas garis
yang ditentukan.
c) Pasang selang LPG ke pipa gas alat uji dan buka regulator gas LPG.
d) Atur bukaan dan nyalakan pemantik api menggunakan korek api. Usahakan
f) Putar tuas potensio atau heating adjusting pada alat untuk mengatur heater
g) Pada suhu 56˚C, tekan tombol scan agar pemantik api bergeser hingga
i) Catat suhu minyak pada saat terjadi nyala api pada wadah uji di blangko
hasil uji
3) Penyelesaian
a) Putar pengatur suhu ( Tuas potensio ) pada alat uji hingga mencapai angka
b) Tutup kran regulator gas LPG dan lepas selang LPG ( Jika tidak ada
d) Keluarkan sampel minyak dari wadah uji kedalam timba tahan panas
e) Bersihkan wadah uji dan simpan wadah uji dalam tempat penyimpanan.
43
4.2.5 Tangen Delta
Dari hasil pengujian tangen delta dapat diketahui sejauh mana minyak isolasi
mengalami penuaan. Dalam pengujian ini digunakan alat CPC 100 dan CP TD1.
Adapun gambar peralatan yang digunakan daat dilihat pada gambar di bawah ini
Adapun prosedur dalam pengujian tangen delta minyak trafo yaitu sebagai
berikut:
2. Mengambil sampel minyak yang akan diuji, pengambilan ini harus dilakukan
4. Menghubungkan kabel injeksi dan kabel pengukuran ke alat uji tangen delta
minyak
5. Hubungkan dengan alat CPC 100 dan CP TD1 yang telah terhubung dengan
laptop
44
6. Untuk melihat hasil uji dari tangen delta minyak ini digunakan aplikasi primary
test manager. Berikut tampilan dan prosedur pada program pada primary test
manager:
b. Setelah itu akan muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini
45
Gambar 36 Tampilan perintah menghidupkan alat
46
e. Setelah proses perhitungan selesai maka akan muncul hasil perhitungan
Dari pengujian yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh yaitu sebesar 2.4
47
Gambar 39 Hasil Pengujian Kadar Air
Air dalam minyak isolasi dapat berasal dari dua hal, yaitu dekomposisi minyak
dan kertas ataupun akibat minyak yang terkena udara luar. Kadar air yang
berlebihan dapat mengurangi tegangan tembus pada minyak dan mengurangi usia
dari minyak transformator tersebut.. Jika dibandingkan dengan standar IEC 60422
dimana minyak trafo dikatakan masih dalam kondisi baik jika nilai hasil pengujian
di bawah 5 ppm, hal ini berarti minyak trafo#3 tragi panakkukang masih dalam
kondisi baik. Hal ini menunjukkan korelasi antara kadar air yang kecil (2.4 ppm)
Untuk mengetahui jumlah kelarutan air dalam minyak dapat digunakan rumus
(2.1)
−1567
logS0 = + 7,0895
𝐾
48
50 +40
= 2
= 45 oC
= 318 K
−1567
logS0 = + 7,0895
318
logS0= 2,1619
S0 = 145,17 ppm
Dan untuk menghitung nilai relatif saturasi air pada minyak sebagai bahan
pertimbangan kapan uji kandungan air pada isolasi kertas harus dilakukan
𝑊
RS = 𝑆 𝐶 (100%)
0
2.4
RS =145.17 (100%)
RS = 0,016 (100%)
RS = 1.6 %
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kondisi isolasi kertas masih dalam kondisi
kering, hal ini berarti pengujian kadar air pada isolasi kertas tidak perlu dilakukan
49
4.3.2 Tegangan Tembus
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil uji tegangan tembus
minyak trafo#3 Tragi panakkukang yaitu sesebesar 72.1 kV. Adapun struk hasil
pengujian tegangan tembus dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini:
Dari data hasil pengujian, pada pengujian pertama nilai tegangan tembus nya
yaitu sebesar 47.9 kV dimana hasil ini di bawah standar yang telah ditentukan, hal
ini disebabkan karena proses pengambilan minyak yang kurang baik sehingga
terdapat gelembung atau oksigen yang terkandung dalam minyak tersebut, selain
itu karena masih pengujian pada tahap awal proses pengadukan minyak oleh
magnetic stirrer masih belum baik sehingga masih terdapat partikel-partikel yang
terkandung dalam minyak. Pada saat percobaan ke lima nilai tegangan tembus
kembali turun yaitu sebesar 61.8 kV hal ini disebabkan karena titik jenuh atau
50
Dari hasil pengujian, diperoleh nilai rata-rata dari enam kali pengujian tersebut
yaitu sebesar 72.1 kV. Hasil tersebut menunjukkan seberapa besar kemampuan
minyak berfungsi sebagai suatu bahan isolasi. Semakin tinggi hasil pengujian
tegangan tembus minyak, maka kekuatan isolasi minyak juga akan semakin tinggi.
Jika dibandingkan dengan standar IEC 60422 untuk trafo 150 kV dimana suatu
trafo dikatakan dalam kondisi baik jika tegangan tembusnya di atas 50 kV, hal ini
berarti trafo#3 Tragi Panakkukang masih dalam kondisi yang baik yaitu tidak
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil uji tegangan antar
muka minyak trafo#3 Tragi panakkukang yaitu sesebesar 28.25 mN/m seperti
51
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa minyak trafo#3 Tragi Panakkukang
masih dalam kondisi baik. Dimana jika dibandingkan dengan standar ASTM
D971 suatu minyak dikatakan dalam kondisi baik jika nilai tegangan antar muka
nya bernilai di atas 28 mN/m. Hal ini berarti minyak tersebut belum mengalami
kontaminasi.
Setelah melakukan pengujian diperoleh besar titik nyala api pada minyak
trafo#3 Tragi Panakkukang yaitu sebesar 167oC. Hal ini berarti temperatur tersebut
dapat terbakar bersama udara. Jika berpacu pada nilai standar berdasarkan metode
pengujian ASTM D-92, dimana standar titik nyala api yaitu sebesar 150oC hal ini
berarti minyak trafo#3 Tragi Panakkukang masih dalam kondisi baik. Minyak
yang baik akan mempunyai nilai titik nyala api yang tinggi dan hal ini akan
berkurang apabila kandungan air, oksigen dan gas-gas terlarut meningkat dan ikatan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil uji tangen delta
minyak trafo #3 Tragi panakkukang yaitu sesebesar 0.04%. Berikut tabel hasil
52
Gambar 42 Hasil Pengujian Tangen Delta Minyak
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa minyak trafo#3 Tragi Panakkukang
masih dalam kondisi yang baik, dimana standar untuk tangen delta minyak trafo
operasi yaitu sebesar 1%, dalam hal ini hasil pengujian tidak melewati dari standar
yang telah ditetapkan. Pengujian tangen delta dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana minyak isolasi mengalami penuaan. Penuaan pada minyak trafo perlu
diketahui karena hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi isolasi trafo
yang kemudian dapat mengurangi umur trafo secara signifikan. Hal ini muncul
karena adanya pengaruh dari luar diantaranya suhu,stress medan yang tinggi dll.
I. GI. PANAKKUKANG
I. GI. PANAKKUKANG
1 TRAFO 1 30 150 / 20
2 TRAFO 2 30 DIPENGARUHI OLEH PEMBANGKIT
53
Tabel 10 Gangguan yang Terjadi pada Bulan Desember Tahun 2013
PENYEBAB GANGGUAN / OUTAGE
I. GI. PANAKKUKANG
1 TRAFO 1 30 150 / 20 2 2
2 TRAFO 2 30
3 TRAFO 3 60 1 1
II KRONOLOGIS GANGGUAN
Jam 12:20 Incoming trafo 3/60 MVA GI Panakkukang Trip Indikasi OCR
DATA GANGGUAN
Pukul 12:20 Incoming trafo Dist 3/60 MVA GI Panakkukang Trip Indikasi OCR
Pukul 12:20 PMT 150 KV Trafo Dist 3/60 MVA GI Panakkukang Lepas
Pukul 12:21 PMT 20 KV Penyulang Asuhan Trafo Dist 3/60 MVA Lepas
Pukul 12:31 PMT / PMS 20 KV Coupel Takaoka - Arreva lepas
Pukul 12:32 PMT / PMS 20 KV Coupel 1 - 3 Masuk ( mengisi tegangan F. Wilayah )
IV PEMULIHAN GANGGUAN
Tembusan:
ASMAN Har
ASMAN Renev
54
h h hbhhh hh hbh
PT PLN (PERSERO) WILAY AH SULSELRABAR LAPORAN GANGGUAN Nomor :
UPT SISTEM SULAWESI SELATAN TRF 60 MVA GI PANAKKUKANG Kepada Yth : MANAJER UPT
TRAGI PANAKKUKANG JUMAT , tgl. 03 Februari 2017 Jam 07:11 PT PLN (PERSERO) WIL SULSELRABAR
II KRONOLOGIS GANGGUAN
Jam 07:11 PMT 150 / 20 kV Trafo Trip , Relay : REFF 2 , Master Trip Phasa S
Jam 07:11 PMT Penyulang Perumnas Trip , Relay : OCR , GFR
DATA GANGGUAN
IV PEMULIHAN GANGGUAN
Akibat Short Circuit pada F. Perumnas mengakibatkan Short Circuit sebesar 1000 Amp
Terbaca dengan kemungkinan NGR mengalami kegagalan
VI PERKIRAAN PEMADAMAN
Tembusan:
ASMAN Har
ASMAN Renev 55
Dari rekam gangguan yang diambil dari mulai tahun 2010 hingga tahun 2017,
Trafo3 tragi panakkukang mengalami gangguan sebanyak 5 kali yaitu pada bulan
september 2012, bulan Juni 2013, bulan Desember 2013, bulan Februari 2015 dan
pada bulan Februari tahun 2012. Dimana pada bulan September tahun 2012 Trafo#3
transmisi yaitu Tello-Tallo Lama line 2, selanjutnya pada bulan Juni 2013 trafo#3
proteksi yang dipengaruhi oleh pembangkit Tello trip. Pada bulan Desember 2013
Pada bulan februari tahun 2015 trafo#3 tragi panakkukang mengalami trip yang
Pada bulan februari tahun 2017 trafo #3 mengalami hilang tegangan yang
menyebabkan banyak penyulang yang dilepas. Pada gangguan ini relay REFF 2
56
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan yaitu pengujian kadar air,
tegangan tembus, tegangan antar muka, titik nyala api, dan tangen delta
yang baik. Dimana dari hasil pengujian kadar air diperoleh nilai kadar air
sebesar 2.4 ppm, tegangan tembus sebesar 72.1 kV, tegangan antar muka
sebesar 28.25 mN/m, titik nyala api sebesar 167oC, dan tangen delta sebesar
0.04%. Hal ini dilihat dari hasil perbandingan antara hasil pengujian dengan
2. Dari rekam gangguan yang diambil mulai dari trafo tersebut dioperasikan
yakni mulai tahun 2010 hingga tahun 2017 trafo 3 tragi panakkukang
Hal ini membuktikan bahwa kondisi minyak isolasi pada trafo 3 tragi
5.2 Saran
minyak trafo rutin dilakukan pada lab pengujian minyak. Terutama pada trafo
57
yang sudah lama beroperasi, hal untuk mengetaui keandalan minyak isolasi
trafo dan untuk menghindari kerusakan yang fatal yang disebabkan oleh
kegagalan isolasi minyak pada trafo. Selain itu agar peralatan pada lab
58
DAFTAR PUSTAKA
59
\
LAMPIRAN
60
Lampiran 1 Dokumentasi