Anda di halaman 1dari 116

ISOLATOR

Isolator merupakan salah satu komponen sistem tenaga lstrik yang berfungsi untuk
mengisolasi konduktor jaringan bertegangan dengan tiang penyangga atau menara (tower).
Bahan yang sering digunakan untuk isolator tegangan tinggi terbuat dari bahan keramik
dan gelas. Kelebihan bahan isolasi keramik dan gelas adalah kapasitas panas yang baik dan
konduktivitas panas yang rendah, tahan korosi, keras dan kuat. Namun, bahan isolasi
keramik dan gelas memiliki kelemahan dari segi mekanis yaitu berat dan permukaannya
yang bersifat menyerap air (hygroscopic) sehingga lebih mudah terjadi arus bocor pada
permukaan yang akhirnya dapat menyebabkan lewat denyar (flashover).

Salah satu alternative adalah menggunakan bahan isolasi polimer sebagai isolator
tegangan tinggi. Dibanding dengan bahan keramik atau bahan gelas, bahan isolasi polimer
memiliki keuntungan antara lain : sifat dielektris, resistivitas volume dan sifat termal lebih
baik, konstruksi relatif lebih ringan (rapat massa rendah), kedap air (hidrophobik),
ketahanan kimia yang baik, ketahanan yang tinggi terhadap asam, serta proses pembuatan
tidak memerlukan suhu yang tinggi dan relatif lebih cepat. Sedangkan kekurangannya
antara lain : bahan isolator polimer kurang tahan terhadap perubahan cuaca sehingga akan
menyebabkan kekuatan mekanis menurun dan kerusakan fisik isolator.

Keadaan lingkungan seperti kelembaban, curah hujan yang menyebabkan


permukaan isolator basah, hal ini menjadikan isolator semakin dilapisi dengan kotoran dan
bahan kimia dalam jangka panjang. Ketika isolator basah, arus bocor yang mengalir pada
permukaan isolator akan menjadi sangat tinggi yang selanjutnya mengakibatkan flashover
pada permukaan isolator. Sementara pada saat kondisi kering lapisan polusi ini tidak
memiliki efek yang terlalu merugikan pada isolator.

Untuk itu penulis melakukan pengujian tegangan flashover dan arus bocor pada
isolator yang terbuat dari bahan polimer resin epoksi silane bahan pengisi silika kondisi
basah dan kering yang diharapkan dapat mengetahui kinerja isolator dalam keadaan
tersebut.

1
TINJAUAN PUSTAKA
Isolator
Isolator mempunyai sifat atau kemampuan untuk dapat memisahkan secara elektris
dua buah penghantar atau lebih yang berdekatan sehingga arus listrik tidak mengalir dari
konduktor jaringan ke tanah. Dengan demikian konstruksi harus sangat diperhatikan dan
bahan isolasi haruslah mempunyai kekuatan dielektrik yang baik sehingga sifat
hantarannya dapat dikurangi.

Konstruksi dan jenis isolator


Bagian utama dari suatu isolator terdiri dari bahan dielektrik, jepitan logam dan
tonggak logam.Umumnya dielektrik isolator terbuat dari bahan porselen, gelas, polimer

dan karet-silikon (silicon rubber), sedangkan jepitan terbuat dari besi tuangan atau
baja. Dilihat dari lokasi pemasangan, isolator terdiri dari isolator pasang dalam (indoor)
dan isolator pasang luar (outdoor). Isolator pasang luar dibuat bersirip untuk
memperpanjang lintasan arus bocor dan mencegah terjadinya jembatan air yang terbentuk
jika isolator dibasahi oleh air hujan. Dilihat dari konstruksinya isolator terdiri dari isolator
pendukung dan isolator gantung/suspension. Isolator pendukung terdiri dari tiga jenis,
yaitu : isolator pin, isolator post, dan isolator pin – post. Dilihat dari bentuknya, isolator
gantung terdiri dari dua jenis yaitu isolator piringdan isolator silinder .

Bahan-bahan Isolasi
Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang
dioperasikan pada tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan gelas serta
bahan polymer (composite).

Bahan Porselin (keramik)

Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam
bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian
campuran ini dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar
sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.

2
Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih
suhu pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses pada suhu
yang agak rendah, sifat mekanisnya baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang. Sedangkan
jika diproses pada suhu yang tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi bahan menjadi
rapuh.

Isolator porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60
kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.

Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara lain:

1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti
silikon dan oksigen dalam silica dan silicates, membuatnya strukturnya sangat stabil
dan biasanya tidak mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti
bahwa isolator keramik tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas
elektrik, dsb.

2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan
keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator
porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester surja tidak memerlukan
material lain untuk meyokongnya.

3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz
harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.

4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin
mempunyai sifat awet.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai beberapa


kekurangan, yaitu:

3
1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat
instalasi. Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator
pecah.
2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh
karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena
biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman dan instalasi.

3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman


isolator porselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal
(internal dielectric breakdown).

4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik


jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak
dilakukan dengan memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan
mendesain isolator dengan membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya
menjadi kompleks.

5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa


permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi
lingkungan yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di
permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi yaitu flashover.

Bahan Gelas

Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator
pasangan luar (outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator), karena
bahan gelas mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Kuat dielektriknya tinggi, sekitar 140 kV/cm.


2. Koefesien muainya rendah

4
3. Mudah didesain (karena kuat dielektrikanya tinggi)

4. Kuat tekannya lebih besar daripada porselin

5. Karena sifatnya yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian bahan,


adanya gelembung udara dan pecahnya isolator mudah diketahui

6. Bahan hampir merata (homogen)

Selain keuntungan-keuntungan yang dimilikinya, isolator gelas juga mempunyai


kerugian sebagai berikut:

1. Uap air mudah mengembun pada permukaannya.


2. Oleh karena itu debu dan kotoran akan mudah mengumpul pada
permukaannya, kejadian ini akan memudahkan mengalirnya arus bocor serta
terjadinya flashover

3. Untuk dipergunakan pada sistem tegangan yang tinggi, gelas tidak dapat
dicor dalam bentuk yang tidak beraturan, karena pendinginan yang tidak teratur
akan menimbulkan tekanan dari dalam.

4. Mudah pecah, sama seperti bahan porselin, bahan gelas mempunyai sifat
yang mudah pecah pula. Vandalisme merupakan penyebab utama pecahnya isolator
gelas (misal ditembak).

Bahan Polimer (Composite)

Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami
perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hackam, pada tahun 1940 telah

5
dipakai bisphenol epoxy resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic epoxy untuk isolator
luar (1950). Selanjutnya terjadi perkembangan pesat dalam pemakaian polimer untuk
bahan isolator dan dibuat untuk skala komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat
oleh Ceraver, Francis (1975), Ohio Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp,
USA (1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable,
USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy pada jaringan transmisi di United
Kingdom (1977).

Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih


dari tiga dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator komposit
menunjukkan performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama untuk daerah
berpolusi.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer:

1. Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik


maupun gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah dalam
penanganan maupun instalasi.
2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak
rayap yang relatif besar menyebabkan desain isolator polimer sederhana.

3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat


hidrophobik (menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar
menempel pada permukaannya meskipun dioperasikan pada kondisi lingkungan
yang berpolusi maka isolator polimer mempunyai ketahanan tegangan lewat-denyar
yang baik.

4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin,


namun tidak mengurangi performansinya.

5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang


berbeda dengan porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan tidak
terjadinya tembus internal.

Sedangkan kekurangan yang dimilki oleh isolator polimer adalah:

6
1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang disebabkan
antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat menyebabkan reaksi
kimia pada permukaan polimer. Sehingga dapat merusak permukaan polimer
(penuaan) yang dapat menghilangkan sifat hidrofobiknya,
2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin
maupun gelas.

3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk


menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan peralatan
lain seperti jacket (oversheath) sebagai penyokongnya.

4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu


sumbu bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak interface
menyebabkan pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya harus diketahui
dengan jelas sebelum menggunakan isolator polimer, sebab dapat menimbulkan
korosi atau retakan apabila formulasinya tidak sesuai.

Karakteristik isolator
Karakteristik elektrik isolator
Karakteristik elektrik dari isolator yang dimaksud adalah kemampuan
menahanflashoverdan arus bocor.Isolator yang terpasang pada jaringan udara (terutama
jaringan outdoor) sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan kondisi lingkungan udara
sekitar. Perubahan-perubahan tersebut dapat mempengaruhi kinerja dari isolator, yaitu
kemampuan isolator menahan tegangan. Apabila di permukaan isolator terbentuk lapisan
polutan akan mempengaruhi kinerja dari isolator tersebut. Kinerja isolator juga akan
berbeda apabila permukaan isolator dalam kondisi basah dan dalam kondisi kering.
Karakteristik mekanis isolator
Karakteristik mekanis suatu isolator ditandai dengan kekuatan mekanisnya, yaitu
beban mekanis terendah yang mengakibatkan isolator tersebut rusak. Kekuatan mekanis ini
ditentukan dengan membebani isolator dengan beban yang bertambah secara bertahap
hingga isolator terlihat rusak. Kekuatan mekanis suatu isolator dinyatakan dalam tiga
keadaan beban, yaitu kekuatan mekanis tarik, kekuatan mekanis tekan dan kekuatan
mekanis tekuk.

7
Desain isolator polimer
Pada gambar dibawah memperlihatkan susunan dasar isolator polimer, yang terdiri
dari inti (core)dan pembungkus (shed) yang kedua ujungnya dihubungkan dengan fitting
yang terbuat dari logam.

Fitting pada sebuah isolator polimer dirancang untuk mampu menahan beban yang
berasal dari isolator. Sebuah fitting terbuat dari bahan logam tuang atau tempaan antara
lain aluminium, tembaga, baja. Fitting pada isolator polimer berguna sebagai pemegang
dari inti, dimana pada desainnya inti diletakkan pada posisi terjepit di dalam fitting.
Inti (core) pada isolator polimer berguna untuk memperkuat atau menambah
kekuatan mekanik dari isolator polimer. Inti (core) terbuat dari bahanfiberglass, resin
epoksi yang kemudian dibungkus shed.
Resin epoksi sebagai salah satu bahan polimer
Cairan resin epoksi merupakan cairan yang memiiki sifat kekentalan yang rendah
sehingga mudah bercampur (masuk tahap termoset) didalam pembuatannya. Cairan resin
yang lain diantaranya :phenolic, polyester, acrylics dibuat dalam proses yang sama, tetapi
resin epoksi mempunyai kombinasi antara lain : Sifat kekentalan rendah, mudah dibentuk,
penyusutan rendah, kerekatan tinggi, sifat mekanis tinggi, isolasi listrik yang tinggi,
ketahanan kimia baik.

Bahan pengisi isolator


Penggunaan bahan pengisi pada suatu produk tuangan mengandung dua tujuan
secara teknis dan secara ekonomis. Secara teknis, penggunaan bahan pengisi dimaksudkan
sebagai upaya memodifikasi kinerja polimer tersebut seperti untuk meningkatkan sifat
mekanis dan untuk menurunkan sifat absorbsi air. Bahan pengisi yang digunakan adalah
silicone rubber dan pasir silika. Bahan campuran ini digunakan untuk memperbaiki

8
karakteristik dari isolator polimer tersebut. Dan perbandingan komposisi dari bahan
pengisi antara karet silikon dan pasir silika adalah 1:1.

Mekanisme arus bocor


Pengamatan arus bocor ini memerlukan osiloskop sebagai alat bantu. Input
tegangan yang masuk ke dalam
osiloskop harus sesuai dengan karakteristik kemampuan osiloskop tersebut. Piranti
pengamanan dan perlindungan bagi osiloskop diperlukan untuk membatasi tegangan besar
yang masuk ke dalam osiloskop dengan cara memasang rangkaian pembagi tegangan dan
sela jarum[6].

Flashover pada isolator


Flashover yang terjadi pada permukaan isolator padat disebabkan oleh
teganganyang harus ditahan oleh
permukaan isolator melebihi kemampuannya.Kemampuan permukaan isolator
menahan tegangan ditentukan oleh besarnya resistans permukaan bahan dan jenis bahan,
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : adanya kontaminasi pada permukaan isolator,
kelembaban udara, suhu udara dan tekanan udara[1]. Berhubung tegangan flashover
dipengaruhi oleh kondisi udara sekitar, maka data pengujian harus dikoreksi dengan
kondisi udara standar, yang mengacu pada standar IEC 60 – 1 (1989) dengan persamaan
berikut :
dengan :
Vs : tegangan lompatan dalam keadaan
standar
Vb : tegangan lompatan yang diukur pada
Keadaan sebenarnya
d : kepadatan udara relatif
tB : suhu sekeliling pada saat pengujian
(oC)
bB : tekanan udara pada saat pengujian
(mbar)

Sudut kontak
Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan bahan uji dengan
air destilasi yang diteteskan ke permukaan bahan uji. Pengukuran sudut kontak pada suatu

9
bahan isolasi dilakukan untuk mengetahui sifat permukaan bahan, hidofobik atau
hidrofilik. Sifat hidrofobik merupakan suatu karakteristik bahan isolasi, bahan masih
mampu bersifat menolak air yang jatuh di permukaannya. Sifat hidrofobik berguna untuk
isolasi pasangan luar karena dalam keadaan basah atau lembab tidak akan terbentuk lapisan
air
yang kontinu pada permukaan isolator, sehingga permukaan isolator tetap memiliki
konduktivitas yang rendah, akibatnya arus bocor sangat kecil.

Perhitungan sudut kontak sudut kontak

= 0.5 x (sudut kanan+sudut kiri)

METODOLOGI
Bahan Isolator
Bahan isolator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan dasar polimer resin epoksi jenis DGEBA (Diglycidyl Ether Of Bisphenol –
A), bahan pematang atau pengeras MPDA (Metaphenylene-diamine).
2. Bahan pengisi yaitu Silicone rubberatau Silane atau biasa disebut lem kaca,
dipasaran dikenal dengan Sealant.
3. Bahan pengisi pasir silica Dengan urutan pencampuran bahan dimulai dari Epoxy
resin dilanjutkan Pasir silika kemudian Lem kaca (sealant) yang terakhir adalah
Epoxy hardener.

Isolator uji
Dalam pengujian ini, isolator yang digunakan adalah isolator dengan variasi tiga
sirip, yaitu variasi sirip besar besar besar (BBB) dan sirip besar kecil besar (BKB).Berikut
adalah bentuk isolator yang diuji.
Variasi isolator BKB dan BBB yang diuji masing – masing dibedakan menjadi
BKB asli ( belum dilapisi ) dan BKB sesudah dilapisi resin
epoksi silane, demikian juga dengan variasi BBB dibedakan
menjadi BBB asli ( belum dilapisi ) dan BBB sesudah dilapisi
resin epoksi silane.

10
Gambar sketsa isolator 3 sirip BBB dan BKB

Peralatan pengujian
1. Peralatan pengujian tegangan tinggi Perlatan pengujian tegangan tinggi terdiri dari
trafo uji dan panel pengendali.
2. Chamber pengujian Merupakan tempat pengujian isolator.
3. Thermometer, barometer, dan hygrometer Digunakan untuk mengetahui kondisi
lingkungan saat pengujian.
4. Seperangkat alat pembasahan Menggunakan sprayer, kompresor dan alat pembantu
penyemprotan.
5. PembagiTeganganYang berfungsimembagitegangan agarteganganyang masuk sesuai
dengan kemampuan osiloskop.
6. Sela jarum untuk melindungi pembagi tegangan dan osiloskop apabila terjadi
flashover.
7. Osiloskop untuk melihat gelombang tegangan yang menunjukkan adanya arus bocor
melalui sampel uji.
8. Peralatan pengukuran sudut kontak Kotak sumber cahaya, pipet, aquades, dan gelas.

Pengujian sudut kontak


Langkah pengujian sudut kontak yaitu sebagai berikut:
1. Meletakkan isolator dan menghidupkan kamera, keduanya diposisikan sedemikian
rupa sehingga pada layar kamera, permukaan isolator tampak seperti garis lurus.
2. Meneteskan air sebanyak 50 µl. Air yang diteteskan ini berupa aquades.
3. Menghidupkan sumber cahaya agar ketika diambil foto, titik air pada permukaan
sampel tampak jelas.
4. Memfoto dengan kamera digital, sehingga hasilnya dapat langsung dimasukkan ke
dalam komputer untuk mendapatkan besar sudut kontak yang terukur.

11
Rangkaian pengujian sudut kontak

Pengujian tegangan flashover


Pengujian tegangan lewat denyar dilakukan dengan memberikan tegangan yang
secara terus-menerus dinaikkan sampai pada akhirnya terjadi flashover.
Berikut adalah rangkaian pengujian tegangan flashover :

Rangkaian pengujian tegangan


Flashover

Pengujian arus bocor


Pada pengujian arus bocor ini bertujuan untuk mengetahui besarnya arus bocor
yang terjadi pada isolator saat diberi tegangan yang bervariasi. Variasi tegangan yang
diterapkan dalam pengujian adalah 4.66 kV, 9.32 kV, 13.98 kV, 18.64 kV, 23,3 kV, 27.96
kV. Rangkaian pengujian arus bocor diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Rangkaian pengujian arus bocor

HASIL DAN ANALISA


Hasil pengujian dan pembahasan tegangan flashover
1. Tegangan flashover kondisi kering
Kondisi kering disini adalah kondisi dimanapengujian dilakukan pada kondisi

12
kelembaban yang normal (58%-67%), kondisi ini menggambarkan kondisi normal ketika
isolator gantung dipasang di lapangan dan keadaan cuaca dalam keadaan cerah.

Grafik tegangan flashover pada kondisi kering

Dari grafik terlihat bahwa isolator dengan variasi sirip BKB kecenderungan
memiliki nilai flashover lebih tinggi dibandingkan dengan isolator variasi sirip BBB.Hal
ini salah satunya disebabkan karena isolator dengan variasi sirip BKB jarak flashovernya
lebih panjang daripada variasi BBB. Semakin panjang jarak yang dilewati oleh loncatan
api akan semakin besar tegangan flashovernya.

Tegangan flashover kondisi basah


Pada pengujian ini yang dimaksud basah adalah kondisi dimana permukaan isolator
basah (berembun), bukan kondisi basah karena hujan yang besar.Pengkondisian kondisi
basah dilakukan dengan menyemprotkan aquades sebanyak 1 liter.Setelah dilakukan
penyemprotan segera dilakukan pengujian sebelum permukaan isolator kembali kering.

Kondisi tegangan flashover pada kondisi basah

Dari grafik terlihat bahwa isolator dengan variasi sirip BKB kecenderungan
memiliki nilai flashover lebih tinggi dibandingkan dengan isolator variasi sirip BBB.Hal
ini salah satunya disebabkan karena isolator dengan variasi sirip BKB jarak flashovernya

13
lebih panjang daripada variasi BBB. Namun, dalam kondisi basah (berembun)
kemungkinan nilai flashover variasi BBB lebih besar dari variasi BKB bias terjadi, hal ini
dikarenakan dalam kondisi basah kelembabannya akan tinggi jadi loncatan api saat terjadi
flashover bias melewati jarak rambat isolator. Lintasan jarak rambat yang dilaui variasi
BBB lebih panjang dibandingkan dengan variasi BKB.

Hasil pengujian dan pembahasan arus bocor


Arus bocor kondisi kering
kondisi ini menggambarkan kondisi normal ketika isolator gantung dipasang di
lapangan dan keadaan cuaca dalam keadaan cerah. Berikut merupakan data hasil pengujian
arus bocor pada kondisi kering:

Grafik nilai arus bocor kondisi kering

Arus bocor kondisi basah


Pengujian arus bocor pada kondisi basah dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
arus bocor pada kondisi basah (berembun).

Grafik nilai arus bocor kondisi basah


Dari kedua gambar diatas, terlihat bahwa nilai arus bocor mempunyai

14
kecenderungan meningkat seiring dengan meningkatnya variasi tegangan yang diberikan
pada isolator uji. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan
maka arus bocor yang terjadi akan semakin besar. Dari grafik diatas juga dapat dilihat arus
bocor antara varisi BKB dan BBB, nilai arus bocor variasi BKB lebih besar dibandingkan
dengan variasi BBB.Hal ini disebabkan karena jarak lintasan variasi BKB lebih pendek
dari variasi BBB, maka nilai arus bocornya lebih besar.Semakin panjang jarak lintas/jarak
rayap dan semakin besar luas penampang isolator semakin kecil nilai arus bocornya.
Sementara dilihat dari pengaruh pelapisan pada permukaan isolator, untuk arus bocor
kondisi kering isolator dengan lapisan resin silane memiliki nilai lebih kecil dibandingkan
dengan tanpa lapisan (asli). Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelapisan resin silane pada
isolator meningkatkan resistifitas pada permukaan isolator, sehingga apabila resistifitas
meningkat maka akan lebih sulit untuk dialiri arus atau arus bocornya lebih kecil.

Karakteristik Elektrik

Isolator terdiri dari bahan isolasi yang diapit oleh elektroda-elektroda. Dengan
demikian, maka isolator terdiri dari sejumlah kapasitansi. Karena kapasitansi ini, maka
distribusi tegangan pada sebuah rentengan isolator menjadi tidak seragam. Potensial pada
ujung yang terkena tegangan (ujung yang memegang kawat penghantar) adalah paling
besar.

Karakteristik elektrik suatu isolator dinilai dari tegangan lewat-denyar yang terdiri
dari tegangan-tegangan lewat-denyar frekuensi rendah, impuls dan tembus merusak
(puncture).

· Tegangan lewat-denyar frekuensi rendah kering (dry power frequency flashover


voltage) adalah tegangan lewat-denyar yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara
kedua elektroda isolator yang bersih dan kering permukaannya, nilainya konstan serta
merupakan nilai dasar dari karakteristik isolator.

· Tegangan lewat-denyar frekuensi rendah basah (wet power frequency flashover


voltage) adalah tegangan lewat-denyar yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara dua
elektroda isolator yang basah karena hujan atau sengaja dibasahi.

15
· Tegangan lewat-denyar impuls (impuls flashover voltage) adalah tegangan lewat-
denyar yang terjadi bila tegangan impuls dengan gelombang standar diterapkan. Menurut
standar IEC besarnya gelombang impuls standar adalah 1,2 x 50ms. Karakteristik impuls
terbagi atas polaritas positif dan negatif. Biasanya, tegangan dengan polaritas positif yang
dipakai (memberikan nilai lewat-denyar lebih rendah). Untuk polaritas positif, tegangan
lewat-denyar badah dan kering sama.

· Tegangan tembus (puncture) merupakan tembus yang menyebabkan perusakan


bahan isolasinya. Sedangkan perusakan bagian isolator yang disebabkan oleh pemanasan
lebih tidak dikategorikan sebagai puncture.

Karakteristik Mekanis

Isolator harus memiliki kekuatan mekanis guna memikul beban mekanis


penghantar yang diisolasikannya. Bahan isolasi, sebagai bagian utama sebuah isolator,
mempunyai sifat sebagai besi cor, dengan kuat tekan (compressive strength) yang besar
dan kuat tarik (tensile strength) yang lebih kecil, Untuk porselin, kuat 400-900 kg/cm2,
sedangkan kuat tekannya 10 kali lebih besar.

Gaya tarik terhadap isolator yang telah dipasang relatif besar, sehingga kekuatan
bahan isolasi dan gaian-bagian yang disemenkan padanya harus dibuat lebih besar dari
kekuatan bagian-bagian logamnya.

Kegagalan Isolator

Secara garis besar isolator tegangan tinggi mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
mekanik dan elektrik. Secara mekanik, isolator berfungsi untuk mendukung atau menahan
konduktor pada tegangan tinggi, sedangkan secara elektrik isolator berfungsi sebagai
pemisah, yaitu untuk mencegah mengalirnya arus dari penghantar ke tanah atau ke menara
penopang saluran udara. Pada saluran transimisi atau distribusi kegagalan isolasi dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

16
· Isolator pecah, disebabkan pemuaian yang tidak merata dan konstraksi yang
terjadi di dalam semen, baja, dan bahan porselin. Kegagalan ini juga bisa disebabkan
pergantian musim yang mencolok dan pemanasan lebih.

· Bahan isolasi berlubang-lubang. Lubang terjadi karena bahan porselin diproses


pada suhu rendah hingga mudah menyerap air. Kejadian ini menurunkan kekuatan isolasi
dan arus merembes melalui isolator.

· Ketidakmurnian bahan isolasi. Di tempat yang mengalami ketidakmurnian bahan


isolasi pun akan terjadi kebocoran.

· Bahan tidak dapat mengkilap, sehingga air akan tetap tinggal padanya, lalu
menyebabkan penimbunan debu dan kotoran membentuk lapisan yang bersifat menghantar
dan memperpendek jarak rayap (creepage-distance).

· Tekanan secara mekanis, misalnya karena penumpukkan isolator. Jika bahannya


kurang kuat dapat menyebabkan isolator pecah.

· Tembus dan lewat-denyar (flashover). Lewat-denyar, yaitu pelepasan muatan


destruktif (bersifat merusak) yang melintasi pada seluruh bagian permukaan isolator.
Pelepasan muatan ini disebabkan pembebanan medan listrik pada permukaan isolator
melebihi harga ketahanan elektriknya. Lewat-denyar menimbulkan pemanasan dan ini
dapat merusak isolator. Penyebabnya: pengotoran permukaan isolator, surja hubung dan
surja petir. Sedangkan tembus (puncture) adalah pelepasan muatan disruptif pada bagian
isolasi isolator, khusus terjadi pada isolasi padat saja.

5 Parameter Isolator

Parameter isolator merupakan parameter-parameter yang terdapat pada isolator itu


sendiri yang mempengaruhi sifat kerjanya, apabila dipasang pada daerah yang berpolusi.

Dalam kondisi berpolusi, nilai tahanan permukaan sangat dipengaruhi oleh


resistivitas timbunan kotoran yang menempel pada permukaan isolator, sehingga untuk
menjaga agar nilai tahanan permukaan tetap tinggi dengan memperpanjang jarak rayap
tidak cukup. Bangunan isolator akan mempengaruhi laju penimbunan kotoran, kapasitas
penyimpanan air pada permukaan dan mempengaruhi laju pencucian sendiri oleh hujan.

17
Jenis Isolator Jaringan
Isolator yang digunakan untuk saluran distribusi tenaga listrik berdasarkan fungsi
dan konstruksinya dapat dibedakan dalam 4 macam, yaitu :
Beberapa jenis isolator yang digunakan untuk jaringan distribusi
primer maupun sekunder adalah :
1. solator Jenis Pasak (pin type insulator).
Isolator jenis pasak (pin type insulator), digunakan pada tiang- tiang lurus (tangent
pole) dan tiang sudur (angle pole) untuk sudut 5° sampai 30°.
Banyak terbuat dari bahan porselin maupun bahan gelas yang dibentuk dalam
bentuk kepingan dan bagian bawahnya diberi suatu pasak (pin) yang terbuat dari bahan
besi atau baja tempaan. Tiap kepingan diikatkan oleh suatu bahan semen yang berkualitas
baik.
Bentuk kepingan dibuat mengembang ke bawah seperti payung, untuk
menghindarkan air hujan yang menimpa permukaan kepingan secara mudah. Banyaknya
kepingan tergantung pada kekuatan elektris bahan kepingan. Biasanya jumlah kepingan ini
maksimum lima buah.
Isolator pasak yang mempunyai satu keping, biasanya digunakan untuk jaringan
distribusi sekunder pada tegangan 6 kV ke bawah yang terbuat dari bahan gelas atau
porselin. Untuk jaringan distribusi primer biasanya terdiri dari dua keping yang terbuat dari
bahan porselin.
Isolator jenis pasak ini banyak digunakan pada tiang-tiang lurus (tangent pole)
dengan kekuatan tarikan sudut (angle tensile strenght) hingga 10°. Kawat penghantar
jaringan diletakkan di bagian atas untuk posisi jaringan lurus, sedangkan untuk jaringan
dengan sudut di bawah 10° kawat penghantarnya diikatkan pada bagian samping agar
dapat memikul tarikan kawat.

Isolator jenis pasak

Kekuatan tarik isolator jenis pasak ini lebih rendah bila dibandingkan dengan

18
isolator jenis gantung, karena kekuatan isolator jenis pasak ini ditentukan oleh kekuatan
pasaknya terhadap gaya tarikan kawat penghantar.
Pemasangan isolator jenis pasak ini direncanakan pada puncak tiang maupun pada
palang kayu (cross-arm) yang disekrupkan pada isolator tersebut. Pemasangan isolator
jenis pasak pada tiang kayu saluran satu fasa yang memiliki sudut : 0° sampai 5°, dan sudut
5° sampai 30°, serta untuk saluran tiga fasa dengan sudut 0° sampai 5°, dan untuk sudut 5°
sampai 30°. Isolator jenis pasak banyak digunakan karena :
a. lebih banyak jaringan dibuat lurus
b. sudut saluran dibuat kurang dari 15°
c. isolator jenis gantung lebih mahal dari isolator jenis pasak
d. konstruksi tiang dibuat dengan cross-arm (travers) lebih menonjolkan ke
laur sudut.
2. Isolator Jenis Pos (post type insulator).
Isolator jenis pos (post type insulator) , digunakan pada tiang- tiang lurus (tangent pole)
dan tiang sudur (angle pole) untuk sudut 5° sampai 15°. Dibandingkan dengan isolator
jenis pasak, isolator jenis pos ini lebih sederhana perencanaannya. Diameternya lebih kecil
dan tak menggunakan kepingan-kepingan seperti isolator jenis pasak. Terdapat lekukan-
lekukan pada permukaannya untuk mengurangi hantaran yang terjadi pada isolator. Makin
tinggi tegangan isolasinya makin banyak lekukan-lekukan tersebut.
Isolator jenis pos ini bagian atasnya diberi tutup (cap) dan bagian bawah diberi pasak yang
terbuat dari bahan besi atau baja tempaan. Bahan yang digunakan untuk isolator jenis pos
ini terbuat dari bahan porselin basah yang murah harganya.

Isolator jenis pos


Kekuatan mekanis isolator jenis pos ini lebih tinggi dibandingkan isolator jenis
pasak dan penggunaannya hanya pada jaringan ditribusi primer untuk tiang lurus (tangent
pole) pada sudut 5 ° sampai 15°. Isolator jenis pos yang digunakan untuk jaringan
distribusi 20 kV, memiliki tegangan tembus sebesar 35 kV dengan kekuatan tarik (tensile
strenght) sebesar 5000 pon.

19
3. Isolator Jenis Gantung (suspension type insulator).
Isolator jenis gantung (suspension type insulator), digunakan pada tiang-tiang sudur
(angle pole) untuk sudut 30° sampai 90°, tiang belokan tajam, dan tiang ujung (deadend
pole).
Isolator jenis clevis lebih banyak digunakan karena lebih kokoh dan kuat dalam
penggandengannya, serta tidak ada kemungkinan lepas dari gandengannya, karena pada ujungnya
digunakan mur baut untuk mengikatnya.

Isolator gantung (suspension insulator) terdiri dari sebuah piringan yang terbuat
dari bahan porselin, dengan tutup (cap) dari bahan besi tempaan (melleable iron) dan
pasaknya terbuat dari bahan baja yang diikatkan dengan semen yang berkualitas, sehingga
membentuk satu unit isolator yang berkualitas tinggi.
Dibandingkan isolator jenis pasak, isolator gantung ini hanya mempunyai satu
piringan yang terbuat dari bahan porselin atau bahan gelas biru kelabu (blue gray glaze).
Dengan menggunakan bahan gelas biru kelabu ini harga isolator dapat ditekan lebih murah
dan dapat digunakan untuk beberapa gandengan.
Umumnya isolator gantung dengan bahan gelas ini digunakan untuk jaringan
distribusi primer, sedangkan isolator gentung dari bahan porselin banyak digunakan untuk
gandengan-gandengan pada jaringan transmisi tegangan tinggi.

Isolator gantung jenis clevis dan jenis ball and socket

Dilihat dari konstruksinya, isolator gantung ini dikenal dalam dua jenis, yaitu jenis
clevis dan jenis ball and socket.
Jenis clevis ini memiliki bentuk tutup (cap) dan pasaknya (pin) berbentuk pipih
dengan lubang ditengahnya, yang digunakan untuk keperluan penggandengan dari
beberapa isolator gantung dengan mengikatnya dengan mur baut sehingga bisa lebih kuat
penggan-dengannya.
Jenis ball and socket memiliki bentuk tutup (cap) berlubang (socket) untuk

20
menyangkut-kan pasak (pin) yang berbentuk bulat (ball), sehingga penggandengan dari
bebarapa isolator gantung tidak menggunakan baut (bolt) lagi.
Kedua jenis ini yang paling banyak dipakai adalah jenis clevis, karena
dibandingkan dengan jenis ball and socket maka jenis clevis ini lebih kokoh dan kuat serta
tidak ada kemungkinan lepas. Isolator gantung mempunyai kualitas tegangan isolasi tidak
begitu tinggi dibandingkan isolator jenis pasak, karena isolator gantung hanya memiliki
satu piringan untuk setiap unit isolator. Oleh sebab itu agar memenuhi kebutuhannya maka
isolator gantung ini digandeng-gandengkan satu unit dengan unit yang lain agar
memdapatkan kualitas tegangan isolasi yang tinggi. Bila digandengkan isolator gandeng
mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari isolator jenis pasak. Makin banyak
gandengannya makin tinggi kualitas tegangan isolasinya.
Saluran transmisi banyak sekali menggunakan isolator gantung ini. Karena kekuatan
mekanis isolator gantung ini lebih tinggi bila digandengkan, maka banyak digunakan untuk
menahan besarnya tarikan atau ketegangan kawat pada tiang-tiang sudut (angle pole), tiang
belokan tajam, dan tiang ujung (deadend pole).
4. Isolator Jenis Cincin (spool type insulator).
Isolator jenis cincin (spool type insulator), digunakan pada tiang- tiang lurus
(tangent pole) dengan sudut 0° sampai 10°, yang dipasang secara horizontal maupun
vertikal.
Isolator cincin bentuknya bulat berlubang ditengahnya seperti cincin yang hanya
terdapat satu atau dua lekukan saja yang seluruhnya terbuat dari bahan porselin.

Isolator jenis cincin


Isolator cincin ini tidak menggunakan pasak (pin) sehingga isolator cincin memiliki
kualitas tegangannya lebih rendah. Biasanya tak lebih dari 3 kV. Isolator cincin ini
besarnya tidak lebih dari 7,5 cm tinggi maupun diameternya, yang dipasangkan pada
jaringan distribusi sekunder serta saluran pelayanan ke rumah-rumah.
Isolator ini dipasang pada sebuah clamp (pengapit) dengan sebuah pasak yang
dimasukkan ke dalam lubang ditengahnya. Pemasangan secara horizontal digunakan untuk
jaringan lurus (tangent line) dengan sudut antara 0° sampai 10°. Untuk jaringan lurus

21
(angle line) untuk sudut lebih dari 10° dipasang pada kedudukan vertikal. Kesemuanya dipasang
pada tiang penyangga dengan jarak satu meter dari tiang atau 60 cm dari palang kayu (cross arm).

Karaktristik Isolator Jaringan


Karakteristik Isolator
a. Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi agar dapat menahan beban kawat
penghantar
b. Memiliki konstanta dielektrikum (relative permittivity) yang tinggi, agar
memberikan kekuatan dielektrik (dielectric strength) tinggi juga.
c. Mempunyai tahanan isolasi (insulation resistance) yang tinggi agar dapat
menghindari kebocoran arus ke tanah.
d. Mempunyai perbandingan (ratio) yang tinggi antara kekuatan pecah dengan
tegangan loncatan api (flashover voltage).
e. Menggunakan bahan yang tidak berpori-pori dan tidak terpengaruh oleh perubahan
temperature
f. Bebas dari kotoran dari luar dan tidak retak maupun tergores, agar dapat dilewati
oleh air atau gas di atmosfir
g. Mempunyai kekuatan dielektrik (dielectric strenght) dan kekuatan mekanis
(mechanis strenght) yang tinggi
h. Bahan yang mampu mengisolir atau menahan tegangan yang mengenainya.
i. Harganya murah
j. Tidak terlalu berat

Karakteristik Elektris
Isolator memiliki dari dua elektroda yang terbuat dari bahan logam berupa besi atau
baja campuran sebagai tutup (cap) dan pasak (pin) yang dipisahkan oleh bahan isolasi.
Dimana tiap bahan isolasi mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan yang
mengenainya tanpa menjadi rusak, yang disebut dengan kekuatan dielektrikum.
Apabila tegangan diterapkan pada isolator yang ideal di kedua elektroda tersebut,
maka dalam waktu singkat arusnya yang mengalir terhenti dan didalam bahan isolasi
terjadi suatu muatan (Q). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan tegangan (V) diantara
kedua elektroda. Besarnya muatan itu adalah :
Q = C.V

22
Dimana nilai kapasitas C tergantung pada nilai konstanta dielektrik dari suatu
bahan uang terdapat diantara kedua elektroda tersebut. Makin tinggi nilai konstanta
dielektrikum suatu bahan isolasi makin besar kapasitansi isolasi tersebut.
Untuk bahan isolasi porselin dan gelas nilai konstante dielektriknya lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan-bahan isolasi yang lain. Bandingkan konstante dielektrik
bahan-bahan di bawah ini.
Nilai Konstante Dilektrikum Beberapa Bahan
Macam bahan ε Macam bahan ε
Ebinit 2,8 Paraffin 2,1-2,5
Fiber 2,5-5 Kertas 2,0-2,6
Gelas 5,4-9,9 Porselin 5,7-6,8
Mika 2,5-6,6 Air 2,0-3,5
Minyak 2,2-6,6 Kayu 2,5-7,7

Selain nilai konstante dielektrik yang mempengaruhi nilai kapasitansi, luas dan
tebalnya suatu bahan mempengaruhi juga nilai kapitansi tersebut. Makin besar volume
suatu bahan makin bertambah tinggi muatannya, dan makin besar nilai kapasitansinya yang
ditentukan dengan persamaan.

A
C=ε 4πd

Dimana :
C= kapasitansi suatu bahan (Farad)
ε= konstanta dilektrikum
A= luas permukaan bahan (m 2 )
d= diameter atau tebal bahan (m)

Nilai kapasitansi ini akan diperbesar lagi karena kelembaban udara, debu, panas
udara, kerusakan mekanis, proses kimia serta tegangan lebih yang mempengaruhi
permukaan dari bahan isolasi tersebut.
Oleh karena itu pendistribusian tegangan pada bahan isolasi tidak seragam, dan
lebih besar pada bagian yang terkena tegangan. Hal ini disebabkan terjadinya arus
kebocoran (leakage current) yang melalui permukaan bahan tersebut. Arus kebocoran ini
kecil kalau dibandingkan dangan arus yang mengalir pada bahan isolasi tersebut, yang
besarnya adalah :

23
I=V/R
Dimana:
I = Arus bocor
V = tegangan
R = besar isolasi

Hal tersebut diatas membuat isolator manjadi tidak ideal, yang seharusnya arus
mengalir berhenti dalam waktu yang singkat, akan tetapi turun perlahan-lahan. Lihat
gambar grafik dibawah ini.
Akan tidak ideal lagi isolator tersebut apabila terjadi tegangan yang diterapkan
diantara kedua elektroda isolator tersebut mengalami tegangan loncatan api (flash over
voltage) atau tegangan tembus pada isolator ini.
Dalam sistim tenaga listrik tegangan loncatan api ini biasa dikatakan sebagai
tegangan lebih (over voltage) yang ditimbulkan dari dua sumber. Pertama sumber berasal
dari sistim itu sendiri yang berupa hubungan singkat (short circuit), sedang yang kedua
sumber dari luar sistim biasa disebut gangguan sambaran petir.
Tegangan tembus inilah yang terutama menentukan nilai suatu isolator sebagai
penyekat dan menunjukkan kekuatan dielektrik dari isolator yang besarnya untuk tiap-tiap
isolator berbeda-beda seperti yang terlihat pada tabel-tabel dibawah ini.
Isolator terdiri dari bahan porselin yang diapit oleh elektroda- elektroda. Dengan
demikian isolator terdiri dari sejumlah kapasistansi. Kapasistansi ini diperbesar oleh
terjadinya lapisan yang menghantarkan listrik, karena kelembaban udara, debu dan bahan-
bahan lainnya pada permukaan isolator tersebut. Karena kapasistansi ini maka distribusi
tegangan pada saluran gandengan isolator tidak seragam. Potensial pada bagain yang
terkena tegangan (ujung saluran) adalah paling besar dengan memasang tanduk busur api
(arcing horn), maka distribusi tegangan diperbaiki.
Tegangan lompatan api (flashover voltage) pada isolator terdiri atas tegangan-
tegangan lompatan api frekuensi rendah (bolak0balik), impuls dan tembus dalam minyak
(bolak-balik frekuensi rendah). Tegangan lompatan api frekuensi rendah kering adalah
tegangan lompatan apai yang terjadi bila tegangan diterapkan diantara kedua elektroda
isolator yang bersih dan kering permukaanya, nilai konstanta serta nilai dasar karakteristik
isolator. Tegangan lompatan api basah adalah tegangan lompatan api yang terjadi bila
tegangan diterapkan diantara tegangan kedua elektroda isolator yang basah karena hujan,

24
atau dibasahi untuk menirukan hujan.
Tegangan lompatan api impuls adalah tegangan lompatan api yang terjadi bila
tegangan impuls dengan gelombang standar diterapkan. Karakteristik impuls terbagi atas
polaritas positif dan negative. Biasanya tegangan dengan polaritas positif (yang
memberikan nilai loncatan api yang rendah) yang dipakai. Untuk polaritas positif tegangan
loncatan api basah dan kering sama.
Tegangan tembus (puncture) frekuensi rendah menunjukan kekuatan dielektrik dari
isolator, dan terjadi bila tegangan frekuensi rendah diterpkan antara kedua elektroda
isolator yang dicelupkan pada minyak sampai isolator tembus. Untuk isolator dalam
keadaan baik tegangan tembus ini lebih tinggi dari tegangan loncatan api frekuensi rendah,
dan nilainya kira-kira 140 kV untuk isolator gantung 250 mm.

Karakteristik Mekanis
Kecuali harus memenuhi persyaratan listrik, isolator harus memiliki kekuatan
mekanis guna memikul beban mekanis penghantar yang diisolasikannya. Porselin sebagai
bagian utama isolator, mempunyai sifat sebagai besi cor, dengan tekanan-tekanan yang
besar dan kuat-tarik yang lebih kecil. Kuat tariknya biasanya 400-900 kg/cm2 , sedangkan
kuat tekanannya 10 kali lebih besar.
Porselin harus bebas dari lubang-lubang (blowholes) goresan- goresan, keretakan-
keretakan, serta mempunyaia ketahanan terhadap perubahan suhu yang mendadak
tumbukan-tumbukan dari luar.
Gaya tarik isolator yang telah dipasang relatif besar, sehingga kekuatan porselin
dan bagian-bagian yang disemenkan padanya harus dibuat besar dari kekuatan bagian-
bagian logamnya.
Kekuatan mekanis dari isolator gantung dan isolator batang panjang harus diuji
untuk mengetahui kemampuan mekanis dan keseragamannya. Kekuatan jenis ini dan line
post ditentukan oleh kekuatan pasaknya (pin) terhadap moment tekukan (bending momen)
oleh penghantar. Pengkajian kekuatannya karena itu dilakukan dengan memberikan beban
kawat secara lateral terhadap pasak.
Dalam perencanaan saluran transmisi udara, tegangan lebih pada isolator
merupakan factor penting. Ditempat-tempat dimanan pengotoraqn udara tidak
mengkhawatirkan, surja-hubung (switching-surge) merupakan factor penting dalam

25
penentuan jumlah isolator dan jarak isolator. Karakteristik lompatan api dari surja-hubung
lain dari karakteristik frekuensi rendah dan impuls.

Penggunaan Isolator Pada Jaringan Distribusi


Ditinjau dari segi penggunaan isolator pada jaringan distribusi dapat dibedakan
menjadi besar kecil tegangan, yaitu tegangan rendah (SUTR) dan tegangan
menengah/tinggi (SUTM).
1. Pada Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Isolator SUTR adalah suatu alat untuk mengisolasi kawat penghantar dengan tiang
dan traves. Isolator yang baik harus memiliki cirri-ciri, yaitu sudut dan lekukkan yang licin
dan tidak tajam, guna menghindari kerusakan kawat penghantar akibat tekanan mekanis
pada saat pemasangan. Disamping itu isolator SUTR harus memenuhi persamaan mekanis,
elektris, dan thermis, mempunyai ketahanan terhadap tembusan dan loncatan arus rambat
listrik. Juga tahanan terhadap gaya mekanis, perubahan suhu, dan cuaca sesuai dengan
keadaan kerja setempat.
Pada pemasangan SUTR pemakaian jenis isolator dibedakan sesuai dengan lokasi
berdiri tiang. Untuk tiang yang berdiri ditengah-tengah jaringan yang lurus digunakan
isolator pasak type “RM”.
Lokasi tiang yang berdiri pada akhir atau ditikungan jaringan SUTR digunakan
isolator pasak jenis Spool Isolator dan Isolator pasak Type “A”, dan isolator line-post.
Sedangkan untuk tiang penegangan dipergunakan isolator gantung.
Sebelum isolator dipasang pada SUTR terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
secara visual mengenai bentuk ukuran, dan keadaan isolator itu sendiri.
Disamping itu isolator harus terbuat dari bahan porselen yang diglasir, mempunyai
kualitas isolator arus listrik tinggi, tidak berlapis-lapis, tidak berlubang, dan tidak cacat.
Bahan pin isolator harus diglavanis sehingga tidak mudah berkarat. Pemasangan
pin pada poros isolator harus lurus. Pemasangan pin pada poros idolator dilakukan dengan
coran timah hitam.

2. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

26
Isolator yang digunakan untuk jaringan SUTM, karakteristiknya dan konstruksi
dapat dilihat dibawah ini :
Temperature maksimum: 40O
Temperature normal: 28 O
Temperature minimal: 16 O
Dalam jaringan SUTM ini mempergunakan isolator jenis sangga dan isolator
suspension (isolator gantung).
Didalam pemasangan isolator suspension maupun isolator sangga, diperiksa baut
dan mur yang ada harus dikunci dengan kuat. Isolator itu dipasang pada traves dengan
mengunci mur dan baut yang terdapat pada plat penegang. Didalam memasang isolator
suspension dilakukan setiap satu persatuan unit. Setiap satu jaringan SUTM yang terdapat
sambungan saluran udara pada tiang, dibutuhkan senam unit isolator suspension dan satu
isolator sangga. Isolator sangga berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar yang
ditengah jaringan melintasi traves. Sebagai pengunci kawat penghantar dibutuhkan enam
buah klem penyambung yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan penghantar.
Pada traves diakhiri saluran SUTM dipakai tiga unit isolator suspension.

KONDUKTOR

27
Jenis Bahan Konduktor
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:


1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang
diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk
menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

Klasifikasi Konduktor
Klasifikasi konduktor menurut bahannya:
1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).

2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:


a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga
(Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad
Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau
lebih,
contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit

28
menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis tengah luar yang besar.

Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:


1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY

Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:
1. karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang
menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, C, maka
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30untuk konduktor 70 mm kemampuan
maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus
listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu kebalikan
dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis penghantar tersebut
didefinisikan sebagai:
ρ = R.A/L
dimana;

29
A : luas penampang (m2)
l : Panjang penghantar (m)
Ώ : tahanan jenis penghantar (ohm.m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas

Menyatakan kemudahan – kemudahan suatu material untuk meneruskan arus


listrik. Satuan konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat listrik
yang diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga listrik dan
mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau material yang merupakan
penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 107 (ohm.meter) -
1 dan sebaliknya material isolator memiliki konduktivitas yang sangat rendah, yaitu antara
10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada material
semi konduktor yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-
1. Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada kabel tegangan menengah untuk pemenuhan
fungsi penghantar dan pengaman terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat
konduktivitas tersebut diatas digunakan semuanya.

------------------------------------------------------------------------------------------
Logam Konduktivitas listrik ohm meter
Perak ( Ag ) 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) 6,0 x 107
Emas ( Au ) 4,3 x 107
Alumunium ( Ac ) 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu – 30% Zn ) 1,6 x 107
Besi ( Fe ) 1,0 x 107
Baja karbon ( Ffe – C ) 0,6 x 107
Baja tahan karat ( Ffe – Cr ) 0,2 x 107

Kriteria mutu penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan
dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur – unsur pemandu selain

30
mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika
lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih
rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan
penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat
ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi
antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai
kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada
saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga merupakan
penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh
International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang
menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International
Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat
tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang 1m
dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari
0.017241 ohm pada suhu

20ºC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.

Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa
ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika
dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa
mencapai diatas 100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap
standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis
EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8%
IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar
dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan

31
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini
biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor
(AAAC).

Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya
yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat – sifat atau kondisi
berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.
b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

KONDUKTOR II
Konduktor (penghantar) : suatu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Sifat terpenting konduktor:
- sifat daya hantar listrik (electrical conductivity) yang tinggi, atau
- tahanan jenis (resistivity) yang rendah
Konduktivitas maupun resistivitas besarnya tergantung pada struktur internal dari bahan
penghantar tersebut.
Sifat-sifat lain yang harus dimiliki oleh konduktor :
- daya hantar panas (thermal conductivity) atau sifat-sifat termis dan sifat-sifat
mekanis lain seperti kekuatan tarik/tekan atau kemampuannya dalam menahan
tegangan tarik dan sebagainya.

Tahanan jenis beberapa bahan listrik


Nama bahan Tahanan jenis pada 0o C Tahanan jenis pada 20o C
( Ω mm2/m) ( Ω mm2/m)
Aluminium 0,026 0,0287
Tembaga Lunak 0,01589 0,01742
Tembaga Keras 0,016 0,0177
Emas 0,0222 0,0236

32
Besi Murni 0,0885 0,0995
Perak 0,0151 0,01629
Timah 0,105 0,115

I. Pengaruh perubahan temperatur terhadap nilai tahanan (resistansi).


a. Bahan Murni

dimana:
Rt2 = tahanan dari bahan pada temperatur t2 (Ω)
Rt1 = tahanan dari bahan pada temperatur t1 (Ω)
t1 = temperatur permulaan yang rendah (oC)
t2 = temperatur yang lebih tinggi (oC)
α = koefisien suhu tahanan pada masa konstan (Ω/oC)

Untuk perhitungan yang lebih teliti, harga α, bisa digunakan persamaan berikut :

dimana:
α = koefisien suhu tahanan pada temperatur standar 20o C
α1 = koefisien suhu tahanan pada temperatur to C

33
R

R1

0
a
a
R0 T(0C)

y
x
0

f
Pertambahan harga tahanan listrik sebagai fungsi dari temperatur

b. Bahan campuran
Pertambahan harga/nilai tahanan listrik pada bahan campuran apabila suhu dinaikkan
adalah relatif kecil dan tidak teratur. Contohnya pada bahan Eureka (konstantan), yaitu
campuran 60% Cu dan 40% Ni), karena pertambahan nilai resistansi yang kecil, maka α
sering diabaikan.

II. Efek Kulit (Skin Effect)


Skin Effect adalah gejala ketidaksama-rataan arus yang mengalir dalam suatu
pengantar yang dialiri arus bolak-balik. Hal ini disebabkan karena adanya frekuensi pada
arus yang mengalir tersebut.

2
2

1111

Kerapatan arus pada suatu penghantar


dialiri arus AC

Arus bolak-balik (AC) yang mengalir pada penghantar, akan menimbulkan fluksi (ф).
Fluksi ini akan menimbulkan induktansi diri (self inductance) dan akan membangkitkan
tegangan :

dan

34
Didapat :
ф1< ф2 dan L1>L2, dari sini didapat hubungan; i akan sebanding dengan ф
sehingga :
i1<i2 dan ф1< ф2.
Menurut Maxwell dan Rayleight, perbandingan antara tahanan skin effect (Rs) terhadap
tahanan arus searah (R) adalah :

Sedangkan perbandingan antara reaktansi skin effect (As) terhadap reaktansi arus searah
(A) adalah :

dimana :

f = frekuensi (Hz)
l = panjang saluran (m)

Di dalam pemakaian praktisnya rumus-rumus di atas menjadi :

Sedangkan rumus Rs secara empiris adalah :

, untuk m = 0 s/d 3

, untuk m diatas 3

Cara mengatasi Skin Effect :


 Frekuensi kerja diturunkan
 Diameter penghantar diperkecil atau menggunakan penghantar serabut

III. Jenis-jenis penampang bahan penghantar

35
Penampang bahan penghantar umumnya dibuat dalam berbagai bentuk. Sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Berdasarkan bentuknya, bahan penghantar dibedakan
antara lain

(a) (b) (c) (d) (e)


Penampang bahan penghantar
(a) bulat
(b) segi empat tipis
(c) segi empat tebal
(d) kanal
(e) stranded (berlilit atau serabut)

Berdasarkan susunan kawat/penampang, dibedakan antara lain :


 Kawat pejal  Kawat berongga
 Kawat berlilit  Kawat
serabut

Berdasarkan susunan/struktur material :


 Kawat/ bahan dari logam murni
 Kawat/ bahan dari logam campuran (alloy)
 Kawat/ bahan dari logam paduan

IV. Klasifikasi Bahan Konduktor


Menurut bentuknya/wujudnya, bahan konduktor dapat dibagi dalam 3 jenis, yakni:
a. Bahan konduktor berbentuk padat
b. Bahan konduktor berbentuk cair
c. Bahan konduktor berbentuk gas

36
1. Tembaga (Cu)
Sifat-sifat elektris bahan tembaga dapat dilihat pada tabel 1.
Daya hantar panasnya 0,93 kal/cm sec oC.
Daya tahan tembaga terhadap korosi sangat besar.
Titik leburnya 1080 0C.
Kekuatan menahan gaya tarik/tekan cukup tinggi, yaitu sekitar 40-50 kgf/mm2
Tidak rapuh (artinya dapat dibengkokan tetapi tidak mudah putus/patah).
Penggunaan tembaga antara lain:
 sebagai bahan penghantar pada inti kabel, kumparan-kumparan trafo, generator dan
motor, serta jaringan listrik karena bahan tembaga mempunyai konduktifitas yang
cukup tinggi.
 sebagai alat/bahan pengukur temperatur (pada termokopel)
 Tembaga keras (hard drawn copper), digunakan apabila diperlukan untuk menahan
tegangan tarik/tekan yang tinggi dan tahan terhadap medan keras.
 Tembaga lunak (analed copper), digunakan apabila dipentingkan sifat lenturnya.
 Dicampur dengan bahan lain (banyak kita jumpai di pasaran )
- tahanan jenisnya akan turun,
- supaya sifat-sifat mekanisnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan atau
untuk keperluan tertentu.

2. Aluminium (Al)
Sifat elektris : lihat tabel 1.
Sifat-sifat fisik yang lain :
 Daya hantar panasnya = 0,5 kal/cm sec oC
 Daya tahan terhadap korosi lebih besar daripada tembaga.
 Massa jenisnya ± 3 kali lebih kecil daripada masa jenis tembaga.
 Aluminium tidak baik untuk dipatri, akan tetapi dapat dilas.
 Titik leburnya 660o C
Sifat-sifat mekanis :
 kekuatan menahan tegangan tarik/tekan lebih rendah daripada tembaga yaitu ±15-
23 kgf/mm2 akan tetapi aluminium mudah dikerjakan, dibengkokkan atau dipress.
Sehingga aluminium banyak dipakai antara lain :

37
 Sebagai penutup pada transistor, karena mempunyai daya hantar panas yang cukup
tinggi.
 Sebagai bahan pelindung pada bagian-bagian peralatan yang tidak boleh terkena
gelombang elektromagnetik, karena aluminium termasuk bahan yang magnetis.
 Sebagai bahan yang digunakan pada kumparan transformator arus, rotor dsb. karena
pengerjaannya mudah.
Karena kemampuan menahan tegangan tariknya tidak terlalu besar, maka bila diperkuat
atau dipadukan dengan bahan/kawat baja (baja mempunyai tegangan tarik ±46 s/d 380
kgf/mm2) akan diperoleh kawat atau bahan yang disebut dengan istilah ACSR (Aluminium
Cable Stell Reinforce).

3. Bahan campuran

a. Kuningan (Brass)

Campuran antara tembaga (Cu) dan seng (Zn).

Warnanya kuning,

Tegangan tarik maksimum : 23 s/d 40 kgf/mm2

Harganya lebih murah dibandingkan dengan bahan tembaga murni

Mudah dikerjakan walaupun dalam keadaan dingin

Kurang cocok bila dipakai dalam udara terbuka

Titik leburya 900o C.

Kurang tepat dipakai sebagai konduktor karena konduktivitasnya rendah, tetapi
cocok dipergunakan sebagai media gelombang UHF (microwave).

b. Perunggu (Bronze)

Campuran antara tembaga (Cu) dan timah (Sn).

Tahanan jenisnya lebih besar daripada bahan kuningan

Titik leburnya 10400 C, tegangan tariknya 20 s/d 40 kgf/mm2

Mempunyai daya tahan yang baik terhadap korosi.

Sebagai penghantar/konduktor biasanya dipakai untuk hantaran-hantaran yang
halus, misalnya untuk kawat telegraf, telepon, dan sebagainya.

38
V. Bahan tahanan (resistor)
Bahan tahanan (resistor) adalah suatu bahan listrik yang dapat menyalurkan arus listrik,
akan tetapi mempunyai tahanan listrik (resistivitas) yang tinggi atau konduktivitasnya
rendah.

Contoh bahan tahanan adalah sebagai berikut:


1. Wolfram
Wolfram termasuk jenis logam yang sangat berat
Berwarna putih keabu-abuan
Mempunyai titik cair tertinggi diantara logam-logam padat
Sifat-sifatnya :

Sifat mekanis: tegangan tarik maksimum : 590.000 psi

Modulus elastisitas : 10.106 psi

Titik cair : 3.390o C

Titik didih : 5.930o C

Konduktivitas termis : 0,4 cal/cm sec oC

Koefisien muai panjang : 4,5x10-6

Sifat kimia : pada suhu 20000 C, 1001 gram wolfram murni dapat bersenyawa
dengan O2 membentuk WO2 dan WO3.

Sifat elektris : tahanan jenisnya mendekati linier terhadap perubahan temperatur.

Magnetic susceptibility, Xm, : 6,8x10-5 (termasuk bahan magnetik)

Penggunaan wolfram :
sebagai filament lampu pijar, campuran bahan kontak, elektroda gas mulia, dan bagian-
bagian dari tabung elektroda.

2. Timbel/timah hitam (Pb)


Di pasaran banyak dijumpai sebagai timbel dan berupa lempengan 3x1,5 m atau 10x2,5 m
dengan tebal kira-kira 0,3-12 mm.
Sifat-sifatnya antara lain :

39
 Sangat lunak dan mudah dikerjakan
 Mempunyai berat jenis/ massa jenis yang tinggi
 Titik leburnya rendah ± 300o C
 Tahanan jenisnya ± 7%-nya tahanan jenis tembaga
 Tegangan tariknya rendah
Penggunaannya antara lain sebagai elektroda akumulator, pembungkus kabel, campuran
solder, dan untuk bahan pembuat sekering.

VI. Thermistor
 “Thermistor” berasal dari kata thermally sensitive resistor.
 Thermistor adalah suatu jenis tahanan yang peka terhadap perubahan temperatur
atau memiliki harga koefisien suhu tahanan (α) yang tinggi
 Ditemukan oleh Michael Faraday berdasarkan (α) negatif dari silver sulfida pada
tahun 1833.

(a) (b)
Gambar 4. Simbol dari Thermistor
(a) Thermistor dengan pemanas langsung
(b) Thermistor dengan pemanas tidak langsung

Thermistor pada umumnya didasarkan pada “a negative temperature coefisien (NTC)”,


atau ada pula yang berdasarkan pada “a positive temperature coefisien (PTC)”.

Penggunaannya :

40
 Basic Thermistor Circuit  Gas Analyzer
 Half Bridge Thermometer  Thermal Protection For
 Basic Four Arm Bridge Motor
Type Thermometer  Pilot Or Flame Alarm
 Two Thermistor Control
Thermometer  Voltage Regulation
 Temperature Measurement  Remote Control
 Anemometer  Audio Compressor
 Flow Meter (Umeter)
 Vacuum Gauge  Audio Expander
 Altimeter  Pilot Lamp Protection
 Rf Power Meter  Crystal Oscillator
 Measuring Micro Wave Stabilization
Meter

VII. Corona
 Gejala corona, yang dapat mengakibatkan gangguan pada komunikasi radio (radio
interference) dan daya hilang (power losses) corona.
 Masalah isolasi pada kawat penghantar.
 Masalah isolasi pada peralatan listrik.
 Masalah keamanan terhadap manusia, hewan atau barang.

1. Proses terjadinya corona


Bila ada 2 kawat penghantar yang sejajar (berpenampang kecil bila dibandingkan
dengan jarak antara kedua kawat tersebut) diberi tegangan listrik bolak-balik, maka corona
dapat terjadi dan bila tegangan listrik tersebut dinaikkan secara bertahap, maka corona pun
akan naik secara bertahap.
a. Secara visual
Pertama-tama kawat kelihatan bercahaya, mengeluarkan suara yang mendesis
(hissing) dan berbau ozon (O3). Warna cahaya tersebut makin lama makin jelas kelihatan,
cahaya semakin bertambah terang apabila tegangan listriknya dinaikkan terus dan akhirnya

41
akan terjadi busur api. Corona mengeluarkan panas dengan terjadinya power losses dan hal
ini dapat diukur dengan Watt-meter.
Bila udara disekitar konduktor tersebut dalam keadaan lembab, maka corona ini
dapat menghasilkan asam nitrogin (Nitrous Acid), hal ini akan mempengaruhi power
losses, atau dengan perkataan lain kehilangan dayanya lebih besar.
Apabila tegangan listriknya merupakan tegangan searah, pada kawat positip pada
jaringan, akan kelihatan dalam bentuk cahaya yang uniform (seragam) pada seluruh kawat,
sedangkan untuk kawat nolnya (ground), corona hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu
saja (Spooty).

b. Secara fisis
Corona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara disekitar konduktor, selain itu
molekul udara disekitar penghantar/konduktor tersebut kehilangan elektron. Dengan
lepasnya elektron dan ionisasi ini dan disertai adanya medan listrik, maka elektron -
elektron bebas tersebut akan mengalami gaya, sehingga gerakannya dipercepat. Akibatnya
elektron ini akan mengalami tabrakan dengan molekul lain sehingga akan menimbulkan
ion-ion dan elektron -elektron baru.
Proses ini berjalan terus-menerus, sehingga jumlah ion dan elektron bebas menjadi
berlipat ganda (bila gradien potensialnya cukup besar). Ionisasi udara dapat mengakibatkan
redistribusi tegangan dan bila redistribusi ini besarnya sedemikian rupa sehingga gradien
udara (tegangan listrik) diantara dua kawat lebih besar daripada gradien udara normal,
maka akan terjadi loncatan bunga api.
Bila hanya sebagian saja dari udara antara dua kawat yang terionisasikan, maka
corona merupakan sampul yang mengelilingi kawat tersebut. Gradien tegangan listrik
seragam yang dapat menimbulkan ionisasi kumulatif di udara normal (25 oC, 760 mmHg)
adalah 30 kV/cm.

2. Kerugian daya corona


Kerugian daya corona menurut PEEK dinyatakan sebagai berikut:

kWatt/km

dimana:

42
D = jarak antar kawat (cm)
f = frekuensi (Hz) V = tegangan fasa (kV rms)
r = jari-jari kawat (cm) Vd = tegangan distribusi kritis (kV rms)

43
Rumus di atas berlaku untuk satu konduktor saja. Penerapan secara praktisnya, umumnya
digunakan rumus sebagai berikut:

dimana :
mo = factor tak tentu (irregular factor)
= 1,00 untuk konduktor yang permukaannya halus
= 0,93-0,98 untuk penghantar kasar
= 0,83-0,87 untuk kawat berlilit 7
= 0,80-0,85 untuk kawat berlilit 15, 37 dan 61

Untuk mengurangi masalah corona, maka perlu diperhitungkan masalah:


 Jari-jari konduktor
 Perbandingan antara jarak konduktor dengan jari-jari konduktor
Faktor permukaan
MAGNET

Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat digolongkan


menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan
ferrimagnetik (ferri). Parameter–parameter dari bahan magnetik tersebut adalah
permeabilitas dan susceptibilitas magneti, momen magnetik, dan magnetasi.
Ada beberapa cara untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk menjadi baja
kelistrikan, namun cara yang paling praktis adalah dengan menambah silikon ke dalam
komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam
karena relativitasnya bertambah Bahan magnetik lunak lain yang banyak digunakan
adalah paduan anatara besi dan nikel. Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi,
umumnya secara fisik akan terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut
magnetostriksi. Namun pengaruh dari magnetostriksi sangatlah terbatas yaitu pada
penggunaan bahan-bahan yang relatif tinggi magnetotriksinya harus rendah.

Bahan Magnetik

Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam
komponen pembentuknya. Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan
dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri). Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit
menyalurkan garis gaya magnet (ggm). Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat
menyalurkan ggm tetapi tidak banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari
1, susunan dua kutubnya tidak beraturan. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan
ggm. Permeabilitasnya jauh di atas 1. Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas
positif yang kecil pada segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu adalah
keadaan yang sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar tetapi berlawanan arah.
Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding bahan
ferromagnet.
Resisitivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Hal ini yang menyebabkan pemakaian
ferromagnet terbatas pada frekuensi rendah. Sedangkan pada bahan ferrimagnetik
resisitivitasnya jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena itu ferrimagnet (ferrit)
layak digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy
yang terjadi padanya kecil.

Gambaran dwikutub bahan-bahan magnet seperti gambar.

(a) (b)

(c) (d)
Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik
a. paramagnetic
b. ferromagnetic
c. antiferromagnetik
d. ferrimagnetik

Bahan-bahan Ferromagnetik

Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

1. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak.
Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator,
rele, peralatan sonar atau radar.
2. Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet
tidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini
digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik. Momen
atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama dengan momen
dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet seperti halnya polarisasi
pada bahan dielektrik.
Setiap bahan magnetik memiliki parameter-parameter magnetik di antaranya
Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik, momen magnetik, magnetisasi.
Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu
-5 -3
untuk Xm negatif 10 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10 pada suhu
kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk Xm
yang besar adalah ferromagnetik .

Penggolongan Bahan-bahan Magnetik

Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat digolongkan


menjadi 5 yaitu: diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan
ferrimagnetik (ferri).
1. Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnet
(ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari 1 dan tidak mempunyai dwikutub
yang permanen. Bahan-bahan diamagnetik antara lain: Bi, Cu, Au, Al2O3, Ni SO4.
2. Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat menyalurkan ggm tetapi tidak
banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1, susunan dwikutubnya tidak
beraturan. Bahan-bahan paramagnetik antara lain: Al, Pb, Fe2SO4, FeSO4,
FeCl2, Mo, W, Ta, Pt, dan Ag.
3. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm. Permeabilitasnya jauh di atas 1.
Bahan ferromagnetik antara lain: Fe, Co, Ni, Gd, Dy. Resisitivitas bahan ferromagnet
adalah rendah. Hal ini yang menyebabkan pemakaian ferromagnet terbatas pada
frekuensi rendah.
4. Teori anti ferromagnetik dikembangkan oleh Neel seorang ilmuwan Perancis.
Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas positif yang kecil pada
segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu adalah keadaan yang sangat
khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar tetapi berlawanan arah. Bahan anti
ferromagnetik antara lain: MnO2, MnO, FeO, dan CoO.
Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi disbanding
bahan ferromagnet. Karena itu ferrimagnet (ferrit) layak digunakan pada peralatan yang
menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy yang terjadi. padanya kecil. Rumus
bahan ferrimagnetik adalah MO. Fe2O3 (M adalah logam bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni,
Cu, Co, Zn, Cd). Contoh: ferrit, seng, nikel rumusnya adalah αNiO, βZnO, Fe2O3 dimana
α+β =1
Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik. Momen
atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama dengan momen
dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet seperti halnya polarisasi
pada bahan dielektrik.

Parameter – Parameter Magnetik


1. Permeabilitas dan susceptibilitas magnetic
Pada perhitungan – perhitungan tentang magnet, terdapat hubungan antara fluxi
2
(B) dengan satuan Wb/m atau tesla dengan kuat medan (H) dengan satuan A lilit/ m
sebagai berikut :
B=μ H

μ = μr . μo

sehingga :

B = μr . μo . H

μ adalah permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian permeabilitas absolut


-7
(μo) dengan permeabilitas relatif (μr) . Besarnya μo = 4. π . 10 H/m. Kuantitas
yang diekspresikan (μr – 1) disebut magnetisasi per unit dari intensitas maka demikian
pula dengan μr- 1. Besarnya μ untuk bahan ferromagnetik adalah tidak konstan. Jika arus
I dialirkan melalui kumparan dengan inti adalah bertambah dari nol bertahap sehingga
medan magnet dan rapat fluksi bertambah. Pada gambar
4.2 kurva OP mula – mula naik dengan tajam , kemudian setelah mencapai tahapan tertentu
kurvanya mendatar, hal ini karena B telah mencapai kejenuhan (saturasi). Pada gambar
4.2 setelah titik P dicapai , kemudian I diturunkan secara bertahap, maka diperoleh
kurva PQ yaitu pada saat I sama dengan nol, masih terdapat sisa kemagnetan (Br) . Daya
Koersip (coersive force) yaitu apabila besar H akan bertambah sehingga B menjadi nol
dititik R dan diperoleh Hc . Selanjutnya prosedur diatas diulang maka didapat kurva
PQRSCTP yang disebut Jerat Histerisis magnetik yang luasnya sebanding dengan volume
bahan magnetic yang dimagnetisasi , dan kalau inti diberi arus bolak – balik akan
menimbulkan eddy current yang disebut arus pusar atau arus focoult.

+B

P
Q

Br
R
-H +H
0 T
He

C
q
S

-B

Jerat histerisis bahan ferro

2. Momen magnetic
Jika sebuah yang dilewati arus (I) diletakan pada rapat fluksi yang merata akan
menimbulkan torsi , besar torsi akan tergantung pada : Luas kumparan , arus dan rapat fluksi
yang terpotong bidang kumparan.
Momen dwikutub magnetik hubungan dengan torsi adalah :

pm = I . A kumparan

Pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan vektor yang arahnya tegak lurus
terhadap kumparan. Apabila batang magnet permanen diletakan didalam medan yang merata
akan menyebabkan torsi . Jika magnet mendapatkan kutub – kutub bebas yang berlawanan,
dikatakan sebagai momen dwikutub sebagai produk dari kuat kutub dan jarak antara kutub-
kutub.

3. Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetik , dari itu secara
eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini per unit volume
disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau A/m .
Induksi magnetik (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari effek pada keadaan fakem suatu
bahan, besar rapat fluksi (B) menjadi :
B = μo . H + μo . M M =( μ – 1) . H
= Xm . H

Xm adalah susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan


2 2
sebagai momen dwikutub magnetik (pm) dengan satuan C. m / dt atau A/m dimana
M = N . pm
N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume.

Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu


-5 -3
untuk Xm negatif 10 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10 pada suhu
kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk Xm
yang besar adalah ferromagnetik .
Laminasi Baja Kelistrikan
Cara yang paling praktis untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk menjadi
baja kelistrikan adalah dengan menambah silikon ke dalam komposisinya. Cara ini akan
mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam karena relativitasnya bertambah.
Paduan baja dengan tambahan silikon sekarang ini merupakan bahan yang sangat penting
untuk bahan megnetik lunak pada teknik listrik. Namun perlu diingat bahwa penambahan
silikon akan menyebabkan bahan menjadi rapuh.
Tabel berikut memberikan data campuran silikon pada baja sehubungan dengan
relativitas dan massa jenisnya.
Campuran Si pengaruhnya terhadap relativitas & masa jenis Baja.
Kandungan Si (%) 2 3
Resistivitas ohm.mm /m Masa Jenis g/cm
0,8 – 1,8 1,25 7,8
1,8 – 2,8 0,4 7,75
2,8 – 4,0 0,5 7,65
4,0 – 4,8 0,75 7,75

Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%, sedangkan


untuk jangkar motor listrik kandungan Si-nya 1 – 2 %. Namun hal ini dapat diubah-ubah
berdasarkan standar masing-masing negara penghasil mesin-mesin tersebut. Selanjutnya
periksa Tabel 10.2. Ketebalan laminasi baja transformator untuk inti peralatan listrik adalah
0,1 hingga 1 mm dan yang bisa dipasarkan adalah 0,35 mm dan 0,5 mm dalam bentuk
lembaran 2 x 1 m; 1,5 x 0,75 m.
Kurva magnetisasi baja transformator seperti ditunjukan pada Gambar. Berikut
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
B (tesla) 0.6
0.4
0.2
0

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

H (A/m)
Kurva B – H baja transformator
Baja listrik jenis lain adalah baja listrik dengan proses dingin. Kemampuan baja
listrik sangat tinggi terutama jika fluksi magnetiknya searah dengan panjang laminasi.
Karena kristal baja ini dibuat searah dengan proses dingin dan aniling pada ruang yang diisi
hidrogen. Baja ini digunakan pada pembuatan inti transformator dengan lilitan jenis ribbon
(misalnya : transformator arus). Baja ini memungkinkan mengurangi berat dan dimensi
transformator 20 hingga 25% dan untuk transformator radio, hal tersebut dapat mencapai
40%.

Bahan Magnetik Lunak Lain


Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel. Kurva pada
Gambar.diatas menunjukkan hubungan permeabilitas dengan komposisi antara besi dan
nikel. Pada komposisi nikel 20% paduan menjadi non-magnetis dan permeabilitas
maksimum dicapai pada komposisi nikel 21,5% . Paduan yang terdiri dari besi-nikel dengan
tambahan molybdenum, chromium atau tembaga dinamakan permalloy.
Permalloy dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya, permalloy nikel rendah
yaitu permalloy yang mengandung nikel 40-50% dan permalloy nikel tinggi yaitu permalloy
yang mengandung nikel 72-80 %. Permalloy nikel rendah mempunyai permeabilitas yang
lebih rendah disbanding permalloy nikel tinggi, namun induksinya lebih tinggi pada
keadaan jenuh.
Permeabillitas permalloy berbanding terbalik dengan frekuensinya, seperti yang
ditunjukkan Gambar.4.4. Permalloy yang mengandung Ni sangat tinggi akan mempunyai
permeabilitas yang tinggi (hingga 800.000) setelah diadakan tritmen termal. Daya
koersipnya rendah yaitu 0,32 hingga 0,4 ampere lilit/m. Permalloy difabrikasi pada
lembaran tipis hingga sampai 3 mikron. Permalloy sensitif terhadap benturan dan
kemagnetannya sangat dipengaruhi tekanan.
20000

µo 15000

10000

5000

0
Hz
frekuensi
µµo = f (f) pada permalloy
Permeabilitas absolut dari paduan alfiser yang komposisinya 9.5% Si, 5,6% Al dan
sisanya besi, berkisar antara 10.000 hingga 35.000, daya koersip 1,59 Ampere lilit/m dan
2
resitivitasnya 0,81 Ohm mm /m Alfiser sangat regas, sehingga sangat mudah dijadikan bubuk
untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya lebih murah daripada permalloy karena
kompsisinya tidak tergantung Ni.
Camalloy termasuk bahan magnetik lunak yang komposisinya 66,5% Ni, 30% Cu,
3,5% Fe. Yang menarik dari bahan ini adalah bahan akan kehilangan sifat ferromagntiknya
(titik Curie) pada suhu yang relative rendah yaitu 100 C (titik Curie untuk Fe adalah 768 C).
Bahan-bahan ferromagnetik yang berubah ukurannya pada medan magnet diantaranya
Ni, beberapa paduan antara Fe, Cr, Co dengan Al. Gejala perubahan ukuran tersebut
dinamakan magnetostriksi. Dielektrikmagnet digunakan untuk inti peralatan rangkaian
rangkaian magnetik yang bekerja pada frekuensi yang sangat tinggi dengan kerugian arus
pusar yang rendah.
Sekarang banyak digunakan Ferrit pada peralatan yang bekerja pada frekuensi tinggi.
Bahan ini adalah kompon keramik yang mempunyai rumus umum MOFeO3. M adalah
logam diantara Fe, Cu, Mn, Zn, danNi. Ferrit dibuat dengan campuran
senyawa-senyawa Oksidanya dengan perbandingan yang tepat dalam bentuk bubuk,
dengan tambahan sebikit bahan-bahan organik untuk mengikat atau merekatkan, ditekan dan
o
dipanasi 1100 – 1400 C di ruang yang berisi oksida.
2 7
Ferrit adalah semikonduktor yang mempunyai resitifitas antara 10 hingga 10

Ω cm. Karena Resitivitas yang tinggi tersebut, maka sangat tepat digunakan pada frekuensi
tinggi karena rugi daya yang disebabkan arus pusar adalah kecil. Ferrit mempunyai massa
3 o o
jenis 3 - 5 g/cm kapasitas termal 0,17 kalori/g C, konduktivitas panas 5.10 W/cm C,
5 o
muai panjang 10 / C.
Bahan-bahan magnetik lunak
Klasifikasi Komposisi Hc Br
(sisanya % Fe) Ampere lilit/m Wb/m^2
1 2 3 4
I. Besi murni untuk baja
listrik 0,01 % C 6,32 - 31,6 2,1 - 2,15

II. Besi tuang 2 – 3,5 %C 126,4 >1,5

III. Dinamo dan Transformator


Baja trafo I 0,7 % Si 158 2,1
Baja trafo II 1% Si 252,8 2
Baja trafo III 1,7 - 2,7 % Si 63,2 - 79 1,95
Baja trafo IV 3,4 - 4,3 % Si 23,7 - 47,7 1,9

IV. Bahan-bahan yang


mengandung Ni Permenorm
3601K1 (it)
Nikkel murni
36 %Si 7,9 1,3
Hyperm 99% Ni; 0,2 % Cu 1,2 0,6
Memetal 50% Ni 4,74 - 1,9 1,5
Supermalloy 76 % Ni; 5 % Cu 1,2 0,8
79 % Ni; 55 Mo; 0,47 0,78
0,5% Mn

V Bahan-bahan yang
mengandung Al
Sendust 5.4 %Al; 9,6 % Si 1,74 1,1
Vacadur 16 Al 3,95 0,9
VI Bahan-bahan yang
mengandung Co
Vacaflux 50 49% C0; 1,8 V 110,6 2,35
Cobal murni 99 % Co 790 7,8

VII.Paduan Termo 30 Ni induksinya sangat tergantung pada suku, misalnya : H


Termofluks 65/1000 = 7900
Ampere lilit/m
t = 0o C t = 20o C t = 60o C
B = 0,41 B = 0,3 B = 0,065

Keterangan :
it adalah inti toroida
1 A lilit /m = 0,0126 Oersted
1Wb/m2 = 104 Gauss

Bahan-bahan yang mempunyai jerat histerisis persegi seperti yang ditunjukkan pada
gambar digunakkan pada komputer sebagai perangkat memory atau komponen opersi logic,
sebagai alat switching dan penyimpan informasi.

+B

-H +H

-B

Jerat histerisis ferrit


Bahan Magnet Permanen

Magnet permanen digunakan pada instrumen pengindraan, rele, mesin-mesin


listrik yang kecil dan banyak lagi. Baja karbon yaitu baja dengan komposisikarbon
0,4 hingga 1,7 % merupakan bahan dasar pembuatan magnet permanen. Walaupun
bahan ini tergolong harganya murah tetapi kualitas kemagnetannya tidak terlalu
tinggi. Kemagnetan bahan ini relatif lebih mudah untuk hilang terutama disebabkan
oleh pukulan atau vibrasi. Untuk menaikkan mutu kemagnetannya, mka baja karbon
ditambah wolfram, kromium atau kobal.

Magnet yang dibuat dari karbon murni, wolfram, kromium, dan baja kobal
harus dikeraskan di dalam air atau minyak mineral sebelum dimagnetisasi.

4000
μ0
3000

2000

1000

0 50 100 150 200


0
T( C)
μ0 = f(T) beberapa ferrit

Bahan paduan alni terdiri dari aluminium, nikel dan besi . Jika bahan tersebut
ditambah lagi dengan Si, maka paduan disebut alnisi. Sedangkan alnico adalah bahan
paduan yang terdiri dari aluminium, nikel dan kobal. Bahan-bahan tersebut
mempunyai sifat kemagnetan yang tinggi dan lebih murah dibanding baja kobal
kualitas tinggi.
Vectolit adalah bahan paduan yang terdiri dari besi, kobal oksida sedangkan
ferroxdure adalah bahan paduan yang terdiri dari besi oksida dan barium, bahan ini
juga disebut barium ferrit dan di pasaran dengan nama arnox, indox atau ferroba,
pembuatannya adalah dari bubuk bahan yang akan dipadukan pada suhu yang tinggi.
Penggunaanya antara lain : magnet pada pengeras suara,perangkat
penggandeng magnetik. Beberapa sifat kemagnetan dari bahan magnet permanen
paduan seperti terlihat pada tabel berikut:

Beberapa Bahan Magnet Keras


Nama Komposisi Hc Br (BH)
2
A-lilit/m Wb/m Maks
3
J/m
Baja wolfram 93,3% Fe, 0,7%C, 6%W 4.800 1,05 2.400
Baja chrom 96%Fe, 1%C, 3%Cr 4.800 0,9 2.200
Baja kobal 59%Fe, 1%C, 5%Cr, 17.500 0,9 7.440
5%W, 30%Co
Alni 57%Fe, 4%Cu, 25%Ni, 43.800 0,55 4.400
14%Al
Alnisi 51%Fe, 1%Si, 34%Ni, 63.700 0,4 11.20
14%Al 0
Alnico II 55%Fe, 17%Ni, 12%Co, 50.000 0,7 17.00
10%Al 0
Alnico V 51%Fe, 24%Co, 14%Ni, 50.000 1,2 45.00
8%Al 0
Vektolit 44%Fe3O4, 30%Fe2O3, 70.000 0,6 4.000
26%Co2O3
Platina kobal 77%Pt, 23%Co 200.000 0,45 16.00
0

Magnetostriksi

Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara fisik


akan terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi.
Terdapat tiga jenis magnetostriksi, yaitu :
a. Magnetostriksi longitudinal, yaitu perubahan panjang searah dengan
magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah panjang atau berkurang.
b. Magnetostriksi transversal, yaitu perubahan dimensi tegak lurus dengan arah
magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume, yaitu perubahan volume sebagai akibat dari kedua
efek diatas.
Perubahan panjang atau ( ∆ℓl) searah induksi magnetisasi disebut Efek joule.
Magnetostriksi joule (τ ) adalah perbandingan antara perubahan panjang (∆ℓ) dengan
-6
panjang semula (ℓ). Umumnya harga tidak lebih dari 30.10 . magnetostriksi beberapa
bahan ditunjukan pada gambar.

+Ve
36% Ni + 64% Fe

H
0
Fe

Co

Ni
-Ve

Magnetostriksi joule sebagai fungsi dari medan magnet (H)

Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan permeabilitas kearah


perubahan panjang tersebut. Hal ini disebut Efek Villari. Secara umum dapat
dikatakan bahwa permeabilitas akan naik karena penurunan perubahan atau kenaikan
tegangan tarik. Sebaliknya untuk bahan dengan τ negatif, tekanan yang digunakan
akan mengurangi permeabilitas.
Secara praktis pengaruh dari penggunaan magnetostriksi adalah sangat terbatas. Beberapa
pemakaian yang memperhatikan magnetostriksi antara lain : Oscilator frekuensi tinggi dan
Generator super sound, Proyektor suara bawah air, Detektor-detektor suara. Karena
permeabilitas adalah berhubungan dengan magnetostriksi, maka untuk penggunaan bahan-
bahan yang permeabilitasnya tinggi harus diusahakan megnetostriksinya serendah mungkin.
SUPER KONDUKTOR
SEJARAH SUPERKONDUKTOR
Superkonduktor ditemukan pada tahun 1911 oleh Heike Kamerlingh Onnes (Gambar
1) saat ia mempelajari sifat-sifat logam pada suhu rendah. Beberapa tahun sebelumnya ia
telah menjadi orang pertama untuk mencairkan helium, yang memiliki titik didih 4.2 K pada
tekanan atmosfer, dan ini telah membuka kisaran baru suhu penyelidikan eksperimental.

Heike Kamerlingh Onnes (kiri) dan


Van der Waals Johannes samping
kondensor
helium (1908).

Pada saat mengukur ketahanan suatu tabung kecil diisi dengan air raksa, ia heran untuk
mengamati bahwa perlawanan yang jatuh dari ~ 0,1 pada suhu 4,3º K untuk kurang dari
3x10-6 pada 4,1º K.
Di bawah 4.1 K, merkuri dikatakan superkonduktor, dan tidak ada eksperimen belum
terdeteksi perlawanan terhadap aliran arus yang stabil dalam bahan superkonduktor. Suhu di
bawah ini yang menjadi superkonduktor merkuri dikenal sebagai Tc suhu kritis. Kamerlingh
Onnes dianugerahi Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1913 'untuk penyelidikan tentang
sifat materi pada temperatur rendah yang menyebabkan, antara lain, untuk produksi helium
cair' (Nobel Prize).

Grafik menunjukkan ketahanan suatu spesimen


merkuri versus suhu absolute

Karena ini penemuan awal, lebih banyak unsur telah ditemukan untuk menjadi
superkonduktor. Memang, superkonduktor ini tidak berarti sebuah fenomena yang langka,

62
sebagai tabel periodik pada Gambar 3 menunjukkan. Blok merah muda gelap menunjukkan
unsur-unsur yang menjadi superkonduktor pada tekanan atmosfer, dan angka di bagian
bawah sel temperatur kritis mereka, yang berkisar dari 9,3 K untuk niobium (Nb, Z = 41)
sampai dengan 3 x 10 K untuk rhodium (Rh, Z = 45). Blok orange adalah unsur yang menjadi
superkonduktor hanya di bawah tekanan tinggi. Keempat blok pink pucat adalah elemen
yang superkonduktor dalam bentuk tertentu: karbon (C, Z = 6) dalam bentuk nanotube,
kromium (Cr, Z = 24) sebagai film tipis, paladium (Pd, Z = 46) setelah iradiasi dengan
partikel alpha, dan platinum (Pt, Z = 78) sebagai bubuk dipadatkan. Perlu dicatat bahwa
tembaga (Cu, Z = 29), perak (Ag, Z = 47) dan emas (Au, Z = 79), tiga elemen yang
merupakan konduktor yang sangat baik pada suhu kamar, jangan menjadi superkonduktor
bahkan pada suhu terendah yang dicapai.

Tabel Periodik superkonduktor menampilkan semua elemen yang


dikenal dan suhu kritis mereka.

Sebuah kemajuan besar dalam pemahaman tentang superkonduktivitas datang pada


tahun 1933, ketika Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa
superkonduktor lebih dari konduktor listrik sempurna. Mereka juga memiliki sifat penting

63
tidak termasuk medan magnet dari interior mereka. Namun, bidang ini dikecualikan hanya
jika berada di bawah suatu kekuatan kritis bidang tertentu, yang tergantung pada bahan, suhu
dan geometri spesimen. Di atas ini kuat medan kritis superkonduktivitas menghilang.
Brothers Fritz dan Heinz Fritz London mengusulkan sebuah model yang menggambarkan
pengecualian lapangan pada tahun 1935, tetapi itu merupakan 20 tahun sebelum penjelasan
mikroskopis dikembangkan. Teori kuantum lama ditunggu superkonduktivitas diterbitkan
pada 1957 oleh tiga fisikawan AS, John Bardeen, Leon Cooper dan John Schrieffer, dan
mereka dianugerahi Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1972 'untuk teori mereka
bersama-sama dikembangkan superkonduktivitas, biasanya disebut teori BCS '(Nobel Prize
kutipan). Menurut teori mereka, di negara superkonduktor ada interaksi tarik menarik antara
elektron yang dimediasi oleh getaran kisi ion. Sebagai konsekuensi dari interaksi ini adalah
bahwa pasangan elektron yang digabungkan bersama-sama, dan semua pasangan elektron
mengembun menjadi negara kuantum makroskopik, yang disebut kondensat, yang meluas
melalui superkonduktor. Tidak semua elektron bebas dalam sebuah superkonduktor berada di
kondensat, mereka yang berada dalam keadaan ini disebut electron superkonduktor, dan
yang lainnya disebut sebagai elektron normal. Pada suhu yang sangat jauh lebih rendah dari
temperatur kritis, ada elektron normal sangat sedikit, tetapi kenaikan proporsi normal
elektron dengan naiknya suhu, sampai pada suhu kritis semua elektron adalah normal.
Karena elektron superkonduktor dihubungkan dalam keadaan makroskopik, mereka
berperilaku koheren, dan konsekuensi dari hal ini adalah bahwa ada jarak karakteristik
dimana kepadatan jumlah mereka bisa berubah, dikenal sebagai panjang koherensi (dengan
huruf kecil xi Yunani, diucapkan 'ksye'). Dibutuhkan sejumlah besar energi untuk
menyebarkan sebuah electron dari kondensat - lebih dari energi termal yang tersedia untuk
sebuah elektron di bawah temperatur kritis - sehingga elektron superkonduktor dapat
mengalir tanpa tersebar, yaitu, tanpa perlawanan. Teori BCS berhasil menjelaskan banyak
sifat superkonduktor diketahui, tetapi diperkirakan merupakan batas atas dari sekitar 30 K
untuk temperatur kritis. Penemuan lainnya teoritis penting dibuat pada tahun 1957. Alexei
Abrikosov memprediksi keberadaan jenis kedua superkonduktor yang berperilaku dengan
cara yang berbeda dari unsur-unsur seperti timah dan timah. Jenis baru ini superkonduktor
akan mengusir lapangan dari interior bila kuat medan diterapkan rendah, tetapi melalui
berbagai kekuatan medan listrik superkonduktor akan threaded oleh daerah logam normal
melalui medan magnet yang bisa lulus. Penetrasi lapangan berarti bahwa superkonduktivitas
64
bisa ada dalam kekuatan medan magnet sampai 10 T atau lebih, yang membuka
kemungkinan banyak aplikasi. Untuk pekerjaan ini, dan penelitian berikutnya, Abrikosov
menerima Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 2003 "untuk sumbangan pionir pada teori
superkonduktor dan superfluids '(Nobel Prize) Pada awal 1960-an sudah ada kemajuan besar
dalam teknologi superkonduktor, dengan penemuan paduan yang superkonduktor pada suhu
yang lebih tinggi daripada suhu kritis superkonduktor unsur. Secara khusus, paduan dari
niobium dan titanium (NbTi, T c = 9 K. 8) dan niobium dan timah (Nb 3 Sn, Tº = 18K.1)
yang menjadi banyak digunakan untuk menghasilkan magnet tinggi lapangan, dan dorongan
utama untuk pengembangan ini adalah persyaratan untuk magnet yang kuat untuk akselerator
partikel, seperti Tevatron di Fermilab di Amerika Serikat. Pada waktu yang sama, Brian
Josephson membuat prediksi teoritis penting yang memiliki konsekuensi besar bagi
penerapan superkonduktivitas pada skala yang sangat kecil. Dia memperkirakan bahwa arus
dapat mengalir antara dua superkonduktor yang dipisahkan oleh lapisan isolasi sangat tipis.
Efek Josephson tunneling disebut demikian telah banyak digunakan untuk melakukan
pengukuran berbagai sensitif, termasuk penentuan konstanta fisik fundamental dan
pengukuran medan magnet yang merupakan miliar (10 9) kali lebih lemah dari medan
magnetic Bumi. Pentingnya karyanya diakui pada saat ia dianugerahi Hadiah Nobel untuk
Fisika pada tahun 1973 'untuk prediksi teoretis tentang sifat supercurrent melalui pembatas
terowongan, khususnya fenomena yang secara umum dikenal sebagai efek Josephson' (Nobel
Prize).
Perburuan superkonduktor dengan suhu kritis yang lebih tinggi terus berlanjut di
dekade berikutnya publikasi teori BCS, meskipun prediksi yang bahwa batas atas untuk Tc
kurang dari 30 K. Grail suci bagi para ilmuwan yang bekerja di wilayah ini adalah materi
yang superkonduktor pada suhu nitrogen cair (77 K), atau, bahkan lebih baik, pada suhu
kamar. Ini berarti bahwa semua teknologi dan biaya yang terkait dengan penggunaan helium
cair untuk pendinginan dapat ditiadakan, dan aplikasi superkonduktivitas segera akan
menjadi jauh lebih ekonomis berharga. Terobosan itu datang pada tahun 1986, ketika Georg
Bednorz dan Alex Muller menemukan bahwa keramik terbuat dari barium, tembaga
lantanum, dan oksigen menjadi superkonduktor pada 30 K, suhu tertinggi kritis diketahui
pada waktu itu. Penemuan itu sangat mengejutkan karena bahan ini merupakan isolator pada
suhu kamar. Tahun berikutnya mereka menerima Hadiah Nobel untuk Fisika 'untuk
terobosan penting mereka dalam penemuan superkonduktivitas pada bahan keramik' (Nobel
65
Prize), dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan hadiah diikuti publikasi
hasil mereka mencerminkan pentingnya melekat pada pekerjaan mereka .
Sebagai hasil dari terobosan ini, banyak ilmuwan lain mulai memeriksa bahan serupa.
Pada tahun 1987, Paulus Chu menghasilkan bahan keramik baru dengan mengganti lantanum
oleh yttrium, dan menemukan bahwa mereka memiliki temperatur kritis 90 K. Ini lompatan
besar pada suhu kritis memungkinkan untuk menggunakan nitrogen cair sebagai pendingin,
dan dengan janji kelayakan komersial untuk material baru, berebut seorang pun terjadi untuk
menemukan superkonduktor suhu tinggi baru dan untuk menjelaskan mengapa mereka
superconduct pada temperatur tinggi seperti . Pada saat penulisan (2005), suhu kritis tertinggi
138 K, untuk talium-doped-cuprate merkuri, Hg 0,8 Tl 0. 2 Ba 2 Ca2 Cu3 O

suhu kritis Tc berbagai superkonduktor diplot terhadap tanggal


penemuan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada bahan dengan suhu kritis yang lebih tinggi
telah ditemukan, namun penemuan lain sama pentingnya telah dibuat. Ini termasuk
penemuan bahwa, terhadap kebijaksanaan konvensional, beberapa bahan pameran
koeksistensi ferromagnetism dan superkonduktivitas. Penemuan mengejutkan seperti ini
menuntut bahwa para ilmuwan terus menerus memeriksa kembali teori lama berdiri di
superkonduktivitas dan mempertimbangkan kombinasi baru dari elemen. Sayangnya, tidak
ada superkonduktor tersebut belum ditemukan dengan suhu kritis di atas suhu kamar,
sehingga pendinginan cryogenic masih menjadi bagian penting dari aplikasi superkonduktor.

66
Kesulitan dengan fabrikasi bahan keramik ke kabel melakukan atau strip juga memperlambat
pengembangan aplikasi baru superkonduktor temperatur tinggi. Namun, meskipun
kekurangan ini, penggunaan komersial superkonduktor terus meningkat.

Perbandingan Superkonduktor dengan Konduktor biasa


Hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penggunaan penghantar konvensional
yang sering digunakan ( penghantar tembaga maupun aluminium) adalah :
1. Hambatan jenis suatu penhantar yang tidak disukai, karena dengan adanya hambatan
maka arus akan terbuang menjadi panas.
2. Dengan memperbesar diameter penghantar akan menyebabkan hambatan pada suatu
penghantar akan menurun. Tetapi dengan memperbesar diameter penghantar,
otomatis akan membuat masa penhantar tersebut menjadi lebih berat dan
dimensinyapun akan menjadi labih besar

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa, penghantar konvensioanal yang sampai saat
ini masih diaplikasikan, khususnya tembaga dan aluminium, masih mempunyai hambatan
jenis yang bisa menyebabkan kerugian daya. Sebagai contoh :

Bahan Aluminium.
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, ? -nya 1,4. 105, titik leleh
6580C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira-kira 61, 4
67
% daya hantar tembaga. Aluminium murni dibentuik karena lunak, kekuatan tariknya hanya
9 kg/mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup
besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian mis
alnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor
Alloy Reinforced).

Bahan Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 ? mm2/m pada suhu
200C. Koefisien suhu (? ) tembaga 0,004 per 0C. Kurva resistivitas tembaga terhadap suhu
adalah tidak linier seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Kurva resistivitas tembaga terhadap suhu

Dari kedua contoh diatas dapat dilihat bahwa, kedua jenis bahan penghantar tersebut
masih mempunyai hambatan jenis. Besar hambatan jenis suatu bahan penghantar, akan
mempengaruhi dari pada tegangan maupun daya yang dikirimkannya dari sisi sumber ke sisi
beban. Karena semakin besar hambatan jenis dari bahan penghantar tersebut, maka semakin
berkurang kemampuan daya hantar dari penghantar tersebut.
Di bawah ini contoh dari berbagai macam hambatan jenis logam yang salah satunya
digunakan sebagai bahan utama dari penghantar.

68
Tabel bahan-bahan utama penghantar
Apabila sebuah transmisi pendistribusian jaringan listrik menggunakan bahan
superkonduktor, maka kerugian drop tegangan dan drop daya dapat dihindari. Mengapa bisa
demikian? Karena bahan superkonduktor dapat menghantarkan arus listrik tanpa hambatan
dibawah suatu nilai suhu tertentu. Artinya, bahan superkonduktor apabila sudah mencapai
nilai suhu kritisnya, hambatan jenis bahan tersebut akan menurun atau bahkan hilang sama
sekali. Tetapi apabila suhu dari bahan superkonduktor tersebut sudah diatas nilai suhu
kritisnya ataupun diatas kuat medan magnetnya, maka secara otomatis bahan tesebut akan
menjadi konduktor biasa.

69
grafik medan magnet superkonduktor lebih kecil dari medan kritis

Perkembangan bahan superkonduktor dari saat pertama kali ditemukan sampai


sekarang dapat diikuti pada tabel di bawah ini.

Superkonduktor Keramik
Bahan superkonduktor suhu tinggi yang memiliki bahan dasar keramik secara teoritis
belum dapat dijelaskan tuntas. Ia tidak bisa digolongkan ke dalam tipe I maupun II karena
ada beberapa sifatnya yang unik.
Bentuk kristalnya termasuk golongan perovskite, suatu bentuk kristal kubus yang
cukup populer. Rumus umum molekul perovskite adalah ABX3 , dimana A dan B adalah
kaiton logam dan X adalah anion non logam. Banyak bahan elektronis yang memiliki bentuk
perovskite ini, misalnya PbTiO3 dan PbZrO3 yang bersifat piezoelektrik kuat sehingga baik

70
digunakan untuk pressure-gauge.
Superkonduktor suhu tinggi ini ternyata berupa perovskite yang cacat. Misalnya
YBCO yang ditemukan oleh Chu Chingwu cs. dari Universitas Houston berbentuk 3 kubus
perovskite dengan rumus molekul YBa2Cu3O6,5 , yang menunjukkan defisiensi atom
oksigen sebagai anionnya (mestinya ada 9 atom). Nama lain untuk YBCO ini adalah 1-2-3,
menunjukkan perbandingan cacah atom Y, Ba dan Cu di dalam kristalnya. Atom-atom
tembaganya terletak pada suatu lapisan inilah arus listrik lewat dalam bahan YBCO. Struktur
yang demikian memiliki andil yang besar bagi sifat superkonduktivitas suhu tinggi, terbukti
senyawa barium-kalium - bismuth-oksida buatan AT & T Bell Laboratoies (1988) cuma
memiliki Tc = 30 K, senyawa ini tentu saja tidak memiliki atom tembaga sebagai lapisan
penghantar elektron.
Elektron-elektron juga dalam keadaan berpasangan, hal ini telah dibuktikan dengan
dijumpainya flukson yang merembes di dalamnya. Flukson adalah kuantum fluks magnetik
dalam superkonduktor, besarnya kira-kira 2 x 10-15 weber, dalam perhitungan besarnya ini
bersesuaian dengan kehadiran partikel bermuatan listrik dua kali muatan elektron.
Watak-wataknya yang masih perlu penjelasan teoritis adalah tarikan antar electron
dalam pasangan Cooper yang ternyata masih cukup kuat walaupun suhu transisinya tinggi.
Padahal suhu yang tinggi menyebabkan bertambahnya cacah phonon, sehingga ikatan
elektron itu seharusnya akan hancur karenanya. Dalam kaitan ini peranan kerangka kristal
harus kembali dipertanyakan. Mungkin saja kotoran di dalamnya yang justru mampu
meredam interaksi phonon atau gangguan-gangguan lain termasuk medan magnet yang besar
agar ia tetap stabil sebagai superkonduktor.

Sifat lain yang tidak menguntungkan dari YBCO adalah mudahnya ia melepaskan
oksigen ke lingkungannya, padahal dengan berkurangnya atom oksigen sifat
superkonduktornya akan hilang. Lagi pula ia terlalu rapuh untuk dibentuk menjadi kawat.
Lebih jauh lagi Philip W. Anderson (pemenang hadiah Nobel 1977 bidang Fisika)
mengemukakan peranan besaran spin dalam fenomena superkonduktor suhu tinggi ini,
pernyataan ini telah didukung oleh data percobaan MIT oleh RJ Birgeneau.

Aplikasi Superkonduktor
71
Memang sampai saat ini aplikasi superkonduktor masih belum diproduksi dan di
aplikasi secara luas, tetapi masih pada tahap penelitian. Karena superkonduktor sampai saat
ini masih membutuhkan pendinginan agar mencapai suhu kritis dari bahan tersebut. Dari
penelitian para ahli tentang superkonduktor yang sudah dilakukan, ada beberapa yang sudah
digunakan secara permanen dan ada pula yang masih dalam pengembangan pada
laboratorium-laboratorium tertentu.

Efisiensi dan Desain yang Dinamis


Manfaat yang terbesar dengan ditemukannya bahan superkonduktor adalah jelas
terasa pada bidang kelistrikan. Andai saja jika pada generatr konvensional efisiensinya
terletak antara 98,5 sampai 99,0 persen, maka pada pada generator superkonduktor
efisiensinya mencapai 99,6 persen. Peningkatan yang cukup signifikan ini disebabkan karena
superkonduktor dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat.
Misalkan ada konduktor berupa kabel sepanjang 1000 km dipakai untuk
menyalurkan daya listrik sebesar 100 watt dari ujung yang satu ke ujung yang lain, maka
resistensi kabel itu akan mengkorupsi sebagian daya yang disalurkannya, akibatnya di ujung
kabel itu daya yang sampai tidak sampai 100 watt, mungkin hanya 90 watt atau bahkan
hanya 10 watt. Nah superkonduktor diharapkan memiliki resistensi yang kecil sehingga bila
menggunakan kabel dengan bahan tersebut diujung kabel kita masih mendapat daya sebesar
100 watt. Manfaat lainnya, penggunaan superkonduktor memungkinkan pembuatan generator
listrik dengan ukuran yang jauh lebih kecildibandingkan dengan ukuran genaratr
konvensional yang masih menggunakan kawat tembaga. Dari segi berat, generator
konvensional 500 MW dari bahan konduktor mempunyai berat hingga 400 ton, sementara
dengan menggunakan bahan superknduktor beratnya hanya 210 ton.
Tak heran desain yang ramping dan dinamis dengan berat lebih ringan ini
menyebabkan banyak oerusahaan yang mempelajari dan memproduksi generator berbahan
superkonduktr. Antara lain, Westinghouse serta EPRI (Electric Power Research Institute)
bekerja sama membuat generator terpasang 300 MVA, Electric de France (EdF) di Perancis
juga sedang mempelajari desain generator superkonduktor 600 MW, sedangkan Central
Electric Research Laboratory di Inggris mempelajari desai generator superkonduktor 500
MW.
Manfaat lain yang tidak kalah pentingnya dari bahan superkonduktor adalah peluang
72
menggunakan kawat superkonduktor dalam sistem transmisi tenaga listrik. Brookaven
National Laboratory telah menguji saluran transmisi sepanjang115,5 meter dengan tegangan
138 kV sejak tahun 1982. bahkan untuk transmisi listrik, pemerintah Amerika Serikat dan
Jepang berencana memanfaatkan kabel superkonduktor berpendingin netrogen cair sebagai
pengganti kabel bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Penggantian ini dapat menaikkan
efisiensi sebesar 7.000 persen dari segi tempat, karena 18.000 pon kabel tembaga dapat
digantikan oleh 250 pon kabel superkonduktor. Arus yang ditransmisikan dengan kabel
superkonduktor jauh lebih besar

Penyimpan Energi Listrik


Banyak cara yang dilakukan untuk menyimpan energi listrik. Salah satunya adalah
dengan cara elektrokimia yang menggunakan bantuan baterai. Teknik ini memungkinkan
penyimpanan energi listrik secara efisien antara 50 hingga 90 persen.
Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah memaksimalkan penggunaan
superkonduktor. Superkonduktor bisa digunakan sebagai alat penyimpan energi listrik atau
sering disebut dengan nama Superconducting Magnetic Energy Storage (SMES). Efisiensi
penyimpanan denga teknolgi ini mencapai 95 persen. Meski penyimpanan dengan sistem
SMES untuk kondisi saat ini masih dinilai mahal, namun dengan penemuan superkonduktr
suhu tinggi diharapakan persoalan biaya tersebut dapat diturunkan.
SMES biasanya dipakai antara lain untuk stabilisasi frekuensi dan tegangan serta
unutk peredaman osilasi dalam sistem penyediaan tenaga listrik. Dengan demikian apabila
dalam sistem pembangkit energi terdapat kelebihan daya, maka kelebihan daya tersebut dapat
disimpan dengan teknik SMES ini.

Banyak sudah negara-negara maju yang menggunakan teknik penstabilan listrik ini
dengan menggunakan bantuan superkonduktor. American Superconductor Corporation,
sebuh perusahaan ketenagalistrikan di AS, telah diminta untuk memasang satu sistem
penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic Energy Storage
System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 juta Watt
yang dapat digunakan unutk menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan. Juga di Jepang
yang memulai suatu percobaan untuk membuat SMES dengan ukuran 100 kWh.

73
Elektromagnet
Karena konduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan membuat selenoide dengan super konduktor tanpa kerugian yang
menimbulkan panas. Selenoide dengan arus yang sangat kecil pada medan magnet nol untuk
kawat yang digunakan memungkinkan membangkitkan sebuah medan magnet tipis dari
lilitan. Karena dengan bahan super konduktor memungkinkan membuat elektromagnet yang
kuat dengan ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet dengan super konduktor antara
lain : komponen Magneto Hidro Dinamik.

Elemen Penghubung
Karena super konduktor mempunyai Hc dan Tc, maka dalam pemakaian super
konduktor sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu besaran di
atas. Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakan super konduktor akan dapat
berubah sifatnya dari super konduktor menjadi konduktor biasa karena pengubahan suhu atau
medan magnet di atas nilai kritisnya. Pemutus arus yang bekerja dipengaruhi oleh magnetik
dielektrik Cryotron, misalnya digunakan pada pemutus komputer.

Bidang Transportasi
Penggunaan superkonduktor dibidang transportasi memanfaatkan efek Meissner,
yaitu pengangkatan magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada kereta api
supercepat di Jepang yang diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev train. Kereta api ini
melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda
dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, 343
mph atau sekitar 550 km/jam.
Kereta terbang? Kereta api yang begitu berat dan panjang bisa terbang? Apa
mungkin?

74
Kenapa tidak? Pesawat saja bisa terbang, bahkan mobil-mobil terbang pun kini
sedang dikembangkan teknologinya. Sekarang giliran alat transportasi lain yang ikut-ikutan
bosan menyentuh daratan sebagai landasannya. Tetapi kereta api yang bisa terbang ini
memiliki konsep dan teknologi yang sangat jauh berbeda dengan pesawat terbang dan mobil
terbang. Ini karena pesawat terbang menjelajahi angkasa pada ketinggian yang sangat besar
dan melibatkan konsep-konsep aerodinamika. Kereta api terbang yang dikenal sebagai
Magnetically Levitated Train (Maglev Train) ini hanya akan melayang setinggi beberapa
sentimeter di atas rel kereta. Hanya beberapa sentimeter, tetapi kereta itu benarbenar terbang
karena sama sekali tidak bersentuhan dengan rel kereta. Kereta ini juga tidak akan memiliki
sayap seperti pesawat terbang (dalam aerodinamika, sayap merupakan bagian paling penting
untuk terbang). Dan selain bisa terbang, kereta ini juga bias meluncur dengan kecepatan
sangat tinggi.
Sesuai dari namanya: Magnetically Levitated Train. Ini berarti kereta bias terangkat
karena adanya gaya-gaya magnet. Kita tahu bahwa magnet itu memiliki dua kutub, Utara (U)
dan Selatan (S). Kita juga tahu bahwa kutub Utara dan kutub Selatan selalu tarik-menarik,
sedangkan kutub-kutub sejenis (Utara dengan Utara atau Selatan dengan Selatan) selalu
tolak-menolak. Prinsip dasar yang sederhana inilah yang diaplikasikan untuk menjalankan
dan ‘menerbangkan’ Maglev Train.
Kereta api ini memiliki rel (lintasan) kereta yang berbeda dengan rel kereta yang
sudah kita kenal selama ini. Pada kedua sisi lintasan Rel kereta terbang ini terdapat dinding-
dinding yang dilengkapi dengan kumparan-kumparan kawat. Oleh prinsip induksi
elektromagnet, kumparan-kumparan kawat ini dapat menjadi magnet. Kereta bisa bergerak

75
maju karena adanya interaksi antara magnet-magnet pada dinding-dinding itu dengan
magnet-magnet pada kereta.

Pada Gambar A kita bisa melihat jajaran magnet di sepanjang dinding dan di
sepanjang kereta (huruf-huruf U menunjukkan kutub Utara, dan S menunjukkan kutub
Selatan). Jajaran magnet di sepanjang dinding ini dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik dari
stasiun-stasiun terdekat. Kutub Utara (U) di gerbong kereta paling depan ditarik oleh kutub
Selatan dan ditolak oleh kutub Utara dinding lintasan. Hal yang sama terjadi pada sisi kereta
yang lain. Pada gambar, panah berwarna hijau menunjukkan gaya tarik antara kutub Utara
dan Selatan yang menarik maju kereta. Panah kecil berwarna biru menunjukkan gaya tolak
antar kutub sejenis (Utara dengan Utara, Selatan dengan Selatan). Gaya tarik dan gaya tolak
yang bekerja bersamaan ini membuat kereta bergerak maju dengan mulus. Tetapi ini baru
prinsip yang digunakan untuk bergerak maju. Apa prinsip yang digunakan untuk mengangkat
kereta sehingga bisa ‘terbang’?
Prinsipnya tetap sama! Gaya tarik dan gaya tolak kutub-kutub magnet! Pada Gambar
B kita melihat adanya magnet pada dinding lintasan. Magnet ini dihasilkan oleh induksi
elektromagnet akibat gerakan kereta. Ketika posisi kereta beberapa sentimeter dibawah pusat
magnet dinding ini, maka kutub Selatan dinding akan menarik kereta ke atas dan kutub
Utaranya akan mendorong kereta juga ke atas. Gaya tarik dan gaya dorong ini membuat
kereta melayang , tidak menyentuh rel sama sekali.
Dinding yang memagari lintasan kereta ini tidak hanya berfungsi untuk menarik dan
mendorong kereta supaya bergerak maju dan mengangkat kereta sehingga bisa melayang.
Ada satu fungsi lainnya yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai pengendali arah laju
kereta (guidance). Maksudnya adalah supaya kereta tidak pernah keluar jalur dan tetap

76
berada di tengah-tengah lintasan setiap saat. Prinsip magnet kembali digunakan sebagai
pengendali. Ketika kereta oleng ke kiri, gerakan kereta ini mengakibatkan kumparan kawat
dinding kiri dan kanan menjadi magnet. Magnet pada dinding kiri dan dinding kanan
diusahakan memiliki kutub yang sama, misalnya kutub Utara. Misalnya gerbong kereta yang
berhadapan dengan dinding di sisi kiri memiliki kutub Utara juga, dan gerbong kereta yang
berhadapan dengan dinding di sisi kanan memiliki kutub Selatan.
Pada sisi kiri akan terjadi tolak-menolak antara kutub Utara dari dinding dan kutub
Utara gerbong kereta. Pada sisi kanan terjadi tarik-menarik antara kutub Utara dinding dan
kutub Selatan kereta. Gaya-gaya ini akan mengembalikan kereta pada posisi sebelum oleng.
Demikian juga jika kereta oleng ke kanan, kereta akan dikembalikan ke posisi semula oleh
gaya magnet ini. Jadi gaya magnet ini akan mempertahankan kereta supaya tetap berada di
lintasannya (stabil di tengah-tengah lintasan), tidak akan keluar jalur.
Kereta api Maglev yang super cepat ini juga memiliki kelebihan lain yang sudah pasti
tidak dimiliki oleh kereta api lainnya. Satu hal yang selalu menjadi ciri khas kereta api adalah
suaranya. Kereta api selalu menghasilkan suara ribut dan bising yang mengganggu telinga.
Kereta Maglev justru hampir tidak bersuara sama sekali! Ini karena kereta tidak bersentuhan
(tidak mengalami gesekan) dengan permukaan apa pun sehingga tidak ada suara yang
tercipta akibat gesekan.
Teknologi kereta terbang ini semakin maju dengan aplikasi konsep superkonduktor.
Bahan superkonduktor ini dapat menolak medan magnet. Ini berarti magnet yang diletakkan
di atas bahan superkonduktor akan melayang (terbang) karena tidak bisa mendekati bahan
superkonduktor itu (mengalami gaya tolak).
Dari penemuan-penemuan yang telah dicapai, begitu banyak manfaat yang dapat
diraih dari penggunaan superkonduktor. Dari beberapa uji coba hingga saat ini, menimbulkan
banyak harapan, bahwa kelak di kemudian hari, superkonduktor suhu tinggi akan mewarnai
peralatan-peralatan maupun prduk-produk kelistrikan mutakhir yang memberikan berbagai
keuntungan. Yang pasti, dengan kehadiran alat-alat listrik superkonduktor sangat
mengefisienkan konsumsi energi listrik yang demikian tinggi. Penghematan yang sangat luar
biasa dalam pemakaian energi listrik ini jelas mengurangi biaya yang harus dikeluarkan.

Sungguh merupakan sebuah tantangan besar bagi para ahli dari berbagai bidang untuk
memahami lebih jauh fenomena superkonduktor jenis baru ini. Tampaknya bahan ini akan
77
semakin merajai teknologi pada masa yang akan datang, yaitu abad XXI.

SUPER KONDUKTER II
Pengertian Superkonduktor
Bahan superkonduktor adalah bahan yang pada suhu tertentu (sangat rendah)
tahanannya mendekati nol sehingga apabila dialiri arus listrik arus akan terus mengalir
dengan tidak usah ditambah tenaga lagi. Menurut percobaan Dr. Palmer N. Peters, ahli fisika
antariksa NASA, USA (1988) superkonduktor dibawah pengaruh medan magnet ternyata
dapat mengembang di udara (efek suspensi). Sebaliknya apabila besi magnetnya dalam posisi
bebas dan berada di dekat superkonduktor besi magnet juga dapat mengambang di udara
(efek levitasi).
Pada bahan konduktor yang sering dijumpai sehari-hari selalu mempunyai tahanan
yang disebabkan oleh resistivitas yang dimiliki oleh konduktor itu sendiri. resistivitas akan
mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc). Sedangkan pada superkonduktor saat ini sedang
dikembangkan usaha untuk mencapai suhu kritis pada bahan-bahan yang akan dijadikan
superkonduktor. Sehingga dapat dikatakan bahan superkonduktor merupakan bahan yang
masih memerlukan penelitian untuk penyempurnaan lebih lanjut. Selain itu bahan
superkonduktor memiliki medan magnet yang lebih kecil dibandingkan dengan medan
kritisnya (Hc). Seperti gambar dibawah ini :

Medan magnet B

Bc

0
Suhu
Tc T

Daerah superkonduktor pada bidang medan magnet dan suhu

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa suatu superkonduktor akan hilang
superkonduktivitasnya jika suhu dan medannya diatas titik kritis. Superkonduktor ini

78
melukiskan gejala resistansi sangat rendah (hampir tidak ada sama sekali) dalam
konduktivitas listrik pada suhu rendah. Salah satu cara yang sudah kita ketahui untuk
menurunkan resistansi kawat dan konduktor lain terhadap arus listrik adalah dengan
menggunakan kawat dan kabel yang lebih besar. Itulah sebabnya mengapa, misalnya dalam
perangkat stereo kita gunakan kawat pengeras suara yang besar untuk memperkecil kerugian
daya pada dalam kawat itu sendiri.
Untuk alasan yang sama (mengurangi kerugian resistansi) kita gunakan kawat ukuran
besar dalam pengawatan peralatan rumah yang membutuhkan arus tinggi, seperti alat-alat
rumah tangga, mesin cuci, pengering rambut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
superkonduktivitas berhubungan dengan mengalirkan listrik melalui konduktor dengan
kerugian daya yang sangat kecil yang idealnya tanpa kerugian sama sekali.
Ada sekitar 30 unsur dan 100 senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan
superkonduktor. Suhu kritis tertinggi superkonduktor adalah 18,1 derajat Kelvin, yaitu
senyawa Nb3 Sn. Dibawah ini merupakan tabel suhu kritis dari beberapa bahan
superkonduktor :
0 0
Unsur Tc ( K) Senyawa Tc ( K)
Ti 0,49 Na Bi 2,2
Zn 0,82 Ba Ba3 6,0
Al 1,20 Nb2 Zn 10,8
Tl 2,38 Mo N 12,0
In 3,40 Mo Re 12,6
Sn 3,73 V2,95 Ga 14,4
Hg 4,16 Nb N 15,2
Ta 4,39 V3 Si 17,1
V 5,1 Nb3Al 18,0
Pb 7,22 Nb3Sn 18,1
Nb 8,00
Tc 11,2
Th 1,3 Cu S 1,6
U 0,68 Pb Sb 1,5

Suhu kritis (Tc) beberapa bahan superkonduktor

Namun hal itu (suhu kritis) tidak selalu terjadi pada bahan yang pada suhu kamar
merupakan konduktor yang baik (misalnya : Cu, Ag, Au). Bahan itu akan menjadi
superkonduktor pada kondisi yang lebih mudah dibandingkan bahan lain yang pada suhu
kamar konduktivitasnya lebih jelek. Dari tabel diatas dapat diambil beberapa kesimpulan
bahwa:

79
a. Logam-logam menovalen adalah bukan
superkonduktor.
b. Logam-logam ferromagnetic dan anti ferromagnetic
adalah bukan superkonduktor.
c. Konduktor yang baik pada suhu kamar adalah bukan
superkonduktor dan logam superkonduktor sebagai logam normal adalah bukan
konduktor yang baik pada suhu kamar.
d. Film tipis dari Be, Bi dan Fe adalah superkonduktor.
e. Bismut, Pb dan Fe menjadi superkonduktor jika
mendapat tekanan yang tinggi.

Bahan superkonduktor dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :


a) Jenis I
Yang termasuk jenis bahan superkonduktor I yaitu Pb, Ag dan Sn yang menyalurkan
arus pada permuakaannya sampai kedalaman 10 – 4 mm pada medan magnet hingga
setinggi-tingginya adalah kuat medan magnet Nb dan paduan Pb. Pada bahan superkonduktor
jenis I yang menghantarkan arus tetap akan menimbulkan medan magnet tanpa kerugian
karena medan listriknya di semua tempat adalah nol.

b) Jenis II
Pada superkonduktor jenis II, jika medan magnetnya mencapai medan kritis dan suhu
kritisnya relatif (kondisi tersebut lebih tinggi dari jenis I), keadaan superkonduktor tidak
langsung berubah menjadi konduktor normal, tetapi menjadi bahan yang merupakan
peralihan atau dari kondisi superkonduktor menjadi konduktor normal. Pada jenis ini yang
menghantarkan arus tetap akan menimbulkan medan magnet dengan kerugian yang sangat
kecil dan dapat diabaikan.
Sampai saat ini superkonduktor belum dipabrikasi dalam skala yang besar. Mesin-
mesin listrik, transformator dan kabel sedang dikembangkan dengan menggunakan
superkonduktor. Karena dengan menggunakan superkonduktor, efisiensi dapat dicapai 99,99
%. Kabel superkonduktor berdiameter beberapa centimeter dapat digunakan untuk
menyalurkan semua daya yang dihasilkan semua pembangkit listrik di Indonesia.
Perangkat-perangkat yang sudah umum menggunakan superkonduktor yaitu:
80
1. Elektromagnet
Karena konduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan solenoid dengan superkonduktor tanpa kerugian yang menyebabkan panas.
Solenoid dengan arus yang sangat kecil pada medan magnet nol untuk kawat yang digunakan
adalah memungkinkan untuk membangkitkan sebuah medan magnet kritis dari lilitan.
Karena dengan bahan superkonduktor dimungkinkan untuk membuat bahan elektromagnet
yang kuat dengan ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet dengan superkonduktor
antara lain pada komponen magneto Hidro Dinamik.

2. Elemen penghubung
Karena superkonduktor mempunyai Hc dan To, maka dalam pemakaian
superkonduktor sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu
besaran diatas. Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakan superkonduktor akan
dapat berubah sifatnya dari superkonduktor menjadi konduktor biasa karena pengubahan
suhu atau medan magnet diatas nilai kritisnya. Pemutus arus yang kerjanya dipengaruhi oleh
magnetic dielektrik Cryotron, misalnya digunakan pada pemutus computer.

Aplikasi Superkonduktor
Sejak ditemukannya superkonduktor sampai saat ini, pemakaian superkonduktor
dalam beberapa bidang telah menjadi demikian popular. Aplikasi superkonduktor dipelopori
dari bidang industri, terutama elektronik, yaitu sejak berkembangnya teknologi komputer dan
mikroprosesor.

Aplikasi Superkonduktor di Bidang Komputer


Kemajuan teknologi dan mikroprosesor dimotori oleh kemajuan miniaturisasi dan
kecepatan pemrosesan. Dalam suatu chip komputer, yang besarnya tidak lebih dari ukuran
lubang jarum, terdapat juataan komponen aktif yang bila diuraikan lagi akan menjadi juataan
switch yang biasanya dibuat dari bahan metal film ataupun emas. Efisiensi dan efektivitas
makin ditingkatkan dengan membuat switch dari bahan superkonduktor. Hal yang sama
terjadi juga dalam pembuatan sel-sel memori komputer. Keunggulan superkonduktor
dibandingkan material-material lainnya menyebabkan perkembangan teknologi komputer
dan mikroprosesor makin cepat. Aplikasi dari superkonduktor dalam teknologi komputer
81
biasa disebut dengan istilah cryotrons.

Aplikasi Superkonduktor di Bidang Fisika


Dalam bidang fisika, yaitu yang melahirkan superkonduktor, kemajuan aplikasi
superkonduktor juga pesat. Salah satu bidang yang telah mengaplikasikan superkonduktor
adalah bidang fusilaser. Teknologi kriogenik telah menjadi suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses fusilaser, yaitu suatu proses penghasil energi harapan di masa yang
akan datang. Dalam proses tersebut suatu energi dalam jumlah yang sangat besar akan
dihasilkan sebagai akibat reaksi fusi antara isotop hidrogen. Kontruksi reaktor tempat reaksi
berlangsung sebagian besar dibangun dengan teknologi superkoduktor.

Aplikasi Superkonduktor di Bidang Kedokteran


Bidang kedokteran ternyata juga memanfaatkan teknologi dari superkonduktor.
Berbagai penelitian menunjukkan, dalam temperature yang cukup rendah sekitar 170 0K
operasi terhadap pasien akan dapat berhasil dengan baik, misalnya untuk operasi saraf,
pengobatan terhadap tumor serta operasi mata.

Aplikasi Superkonduktor di Bidang Industri Tenaga Listrik


Bagi sekian banyak bidang yang memanfaatkan teknologi superkonduktor tersebut,
bidang industrilah yang paling terlibat atau yang paling banyak menggunakan. Percepatan
perkembangan industri seolah-olah makin besar seiring dengan perkembangan teknologi
kriogenika dan superkonduktor. Bidang teknik tenaga listrik saat ini khususnya di negara
maju telah memanfaatkan teknologi superkonduktor. Dengan teknologi supercanggih ini
transmisi dan distribusi tenaga dapat dilakukan dengan sempurna. Dengan menggunakan
superkonduktor dapat dicapai hasil guna yang hampir 100 %. Sebelum superkonduktor
ditemukan, penghilangan kerugian dari energi yang disalurkan tersebut dianggap suatu hal
yang mustahil. Karena setiap konduktor selalu memiliki hambatan listrik berapun kecilnya.
Bila ada arus mengalir melalui konduktor tersebut, akan terjadi rugi tenaga yang sebanding
dengan kuadrat arus dan sebanding dengan besarnya hambatan. Dapat dibayangkan berapa
besarnya tenaga yang terbuang bila arus yang mengalir mempunyai beberapa arus amper.
Belum lagi bila terjadi kenaikan temperatur, baik dari luar maupun dari rugi-rugi itu, yang
82
akan menyebabkan kenaikan hambatan penghantar, yang berarti juga tenaga yang hilang
akan makin besar. Tetapi itu semua dapat teratasi dengan adanya penemuan superkonduktor,
dengan kelebihan-kelebihannya, efisiensi seratus persen bukan hal yang tidak mungkin dapat
dilakukan. Karena bila hambatan superkonduktor menjadi semakin kecil atau mendekati nol,
maka rugi tenaga akan menjadi kecil juga. Bahkan seperti telah disebutkan sebelumnya rugi
tenaga tidak mustahil juga akan menjadi nol.

Aplikasi Superkonduktor di Bidang Telekomunikasi


Dalam bidang telekomunikasi unsur superkonduktif memungkinkan penerapannya di
kemudian hari pada pen-switch-an telekomunikasi kecepatan tinggi, guna menyediakan
pentransmisian denyut dalam pikodetik tanpa cacat. Penerapan superkonduktor dalam piranti
praktik akan sangat bergantung pada apakah mereka dapat diadakan dalam bentuk yang
bermanfaat dengan sifat-sifat yang diperlukan. Kini superkonduktor A15 konvensional
banyak digunakan dalam fisika tenaga tinggi, dan dalam terapan biomedik, sebagai hasil dari
program penelitian dan pengembangan (R&D) yang sangat berhasil selama tahun 1970-an
untuk menghasilkan kawat. Penerapan material bersuhu operasi nitrogen cair dalam lapangan
telekomunikasi, masalah teknis pendinginan dapat diadakan dengan mudah dan murah.
Karena itu sifat-sifat menswitch cepat pada peranti penemuan Josephson akan dapat
diterapkan dalam sakelar-sakelar jaringan utama, namun rupa-rupanya tidak akan diterapkan
dalam jaringan lokal mengingat masalah-masalah perawatannya.
Jika pengoperasian material dapat ditingkatkan sampai suhu lingkungan ataupun lebih
tinggi lagi, maka lingkungan terapan yang berpotensi sangatlah luas. Saluran transmisi
superkonduktor akan mudah menjadi saingan serat optic dalam hal pengoperasian lebar jalur
dan dalam hal biaya pemakaian dalam jarak pendek, terutama kalau isyarat dikirim secara
listrik dan tidak memerlukan pngubahan ke cahaya untuk dipancarkan. Antena
superkonduktor akan mungkin digunakan pada telepon sel kecil. Sakelar superkonduktor
mungkin banyak digunakan dalam jaringan telekomunikasi. Detektor superkonduktif tidak
saja akan dapat digunakan dalam komunikasi radio tunggal melainkan juga sebagai detektor
opto-elektronik akhiran. Salah satu aspek yang memukau pada superkonduktor ialah bahwa
merupakan rumpun baru sama sekali, dengan sederetan sifat-sifat yang belum diteliti
keseluruhannya. Maka tidak disanksikan superkonduktor yang baru akan besar dampaknya
dalam teknologi.
83
SERAT OPTIK

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis


kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus
dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya
adalah laser atau LED[1]. Kabel ini berdiameter lebih
kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat
optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai
spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat
optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan
sebagai saluran komunikasi.

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan
(attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar
sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat
cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi[2]. Pada prinsipnya serat
optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Sejarah serat optic

Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan


sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen
untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga

84
masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan,
namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan
selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe
serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus
oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu
ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu
mentransmisikan gambar.

Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas
(serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil
ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar
1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.

Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan.
Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum
terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk
mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba
di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.

Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang
dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan
tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu
semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-
lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.

Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.
Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau
berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu
cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam
teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan
tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

85
Kronologi perkembangan serat optic
 1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada
atom dalam tingkatan energi tinggi
 1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia
USA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran
terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan
gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide
Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi
molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada
gelombang radio.
 1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan
penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada
daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
 1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr.,
dan Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan
dari laser helium-neon.
 1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes
Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal
batu rubi sintesis sebagai medium.
 1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser
yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut
cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi
banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi
rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
 1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di
Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian
Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation
menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada
retina pasien.
86
 1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln
Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang
mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan
perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player
serta penggunaan pencetak laser.
 1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi
dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan
energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures
ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
 1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard
Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang
kemampuan serat optik dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-
ruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini,
kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat
kaca tersebut.
 1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert
Maurer melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas
gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang
dari 20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas
dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970,
Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical
Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat
dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan
dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
 1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan
proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian
menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi
secara masal.

87
Proses pengendapan uap kimia untuk memodifikasi serat optik
 1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser
komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
 1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas
telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang
menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada
sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan
2 switching station.
 1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada
di kota kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal jaringan serat
optik yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian
dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-
raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami
riset-riset serat optik.
 1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiers
yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya
tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.

88
 1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang sangat
transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
 1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears
dari Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi
dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa
informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic
amplifier).
 1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat
optik. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke
Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu
untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
 1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG)
menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur
untuk generasi internet terbaru.

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :

Generasi kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode
tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan
sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang
dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas
transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

Generasi ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser
berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga
transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm.
Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

89
Generasi keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai


bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah
intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas
transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas
sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi
piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat
disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang
akan datang.

Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi
repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode
laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping
erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di
dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah
masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi
yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah
melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan
penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan
sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya
seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi
melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi
setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

Generasi keenam

Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton
adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-
komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi
dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa
komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan
90
informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing).
Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-
masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali
lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua
polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.

Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang
gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika
intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir
efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini
sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan
dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik
akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang
memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-
kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan
dirajai oleh teknologi serat optik.

Kelebihan Serat Optik

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain[3] :

1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat
kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-
per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih
tinggi
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
6. Tidak berkarat

91
Kabel Serat Optik

Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan
core . Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih
[4]

rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core
kembali kedalam core lagi.

Bagian-bagian serat optik jenis single mode

Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut
dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel
serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik
pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat
juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi[2].

Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan mode yang dirambatkan[5] :

 Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar
8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya
yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong (cladding). Bahagian
inti serat optik single-mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca
Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya. Untuk mendapatkan performa yang
baik pada kabel ini, biasanya untuk ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari ukuran

92
inti (sekitar 125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi memiliki pelemahan
(kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkinkan kecepatan yang sangat tinggi
dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan
G.657[6].
 Multi mode  : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang
membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat
menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

2. Berdasarkan indeks bias core[3] :

 Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen.
 Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin
kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat
graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena
pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

Pelemahan

Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat penting diketahui terutama dalam merancang


sistem telekomunikasi serat optik itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah
adanya penurunan rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam
decibel (dB) tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada
pelemahan cahaya pada serat optik[7]:

1. Penyerapan (Absorption) Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran


dalam serat optik.
2. Penyebaran (Scattering)
3. Kehilangan radiasi (radiative losses)

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan


satuan BER (Bit error rate). Salah satu ujung serat
optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain
mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang
93
rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan
kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan
diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang
berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Kode warna pada kabel serat optik

Selubung luar

Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat optik jenis
Patch Cord adalah sebagai berikut:

Warna selubung luar Artinya


Kuning serat optik single-mode
Jingga serat optik multi-mode
Aqua Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer serat optik multi-mode
Abu – abu Kode warna serat optik multi-mode, yang tidak digunakan lagi
Biru Kadang masih digunakan dalam model perancangan

Konektor

Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor,
biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:

1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang
sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver.
Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga
ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem
dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara
manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor
BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode.
Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.

94
4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik.
Saat ini sangat jarang digunakan.
5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja.
Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama
menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST
konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
7. E200

Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:

1. LC
2. SMU
3. SC-DC

Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan
maksud sebagai berikut:

Warna konektor Arti Keterangan


Biru Physical Contact (PC), 0° yang paling umum digunkan untuk serat
optik single-mode.
Hijau Angle Polished (APC), 8° sudah tidak digunakan lagi untuk serat
optik multi-mode
Hitam Physical Contact (PC), 0°
Abu – abu, krem Physical Contact (PC), 0° serat optik multi-mode
Putih Physical Contact (PC), 0°
Merah Penggunaan khusus

95
SEMIKONDUKTOR
1. PENGERTIAN
a. Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator dan konduktor. Bahan – bahan logam
seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki
susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
 
b. Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada
temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor
(K. Muller 1986).

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk


menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung
sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik.
Konduktivitas listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat medan
listrik :

Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik yang


anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau biasa disebut
sebagai resistivitas saja, yaitu ;

Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas, ataupun muatan
listrik. Lawan dari insulator, adalah konduktor, yaitu materi yang dapat menghantar panas
Untuk sejenis polimer, silikone.

96
2. SUSUNAN ATOM SEMIKONDUKTOR
Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si),
Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-
satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan, silikon
menjadi popular  setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon
merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen (O2).
Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4
elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga
4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom
tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0°K). Struktur atom silikon divisualisasikan
seperti pada gambar berikut.

gb 1.struktur dua dimensi kristal Silikon.

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti
atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak
ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada
beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron
terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga
tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba
memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan untuk
mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang
diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.

97
3. PROSES SEMIKONDUKTOR
Doping semikonduktor

gb 2. diagram doping semikonduktor.


Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah
kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya
dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya,
polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam (J.G.
Bednarz 1986).
Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang bertujuan
menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat murni (juga disebut
intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya. Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis
semikonduktor. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas
dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan
listrik.

Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan, memberikan


setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk membedakan unsur sirkuit, wilayah
terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithografi) didop lebih lanjut dengan Proses difusi atau
implantasi ion, metode kedua lebih populer dalam produksi skala besar karena kemudahan
pengontrolannya.

98
Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah perbedaan dalam
kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah kecil atom dopant
ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping ini disebut rendah atau ringan.
Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan (dalam order 10.000) doping ini disebut
sebagai berat atau tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n+ untuk dopant tipe-n atau p+ untuk
doping tipe-p.

4. BAHAN SEMIKONDUKTOR
a. Persiapan Bahan semikonduktor

Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal


diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi
karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek
besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga
diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan retak
tumpukan) menganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan
penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit
mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot
(bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang
ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.

Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal


untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi
termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang
dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona.
Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung
berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal
kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit
kesalahan.

99
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara
bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal
yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.
No Nama SemiKonduktor Penggunaannya
1 Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)
2 Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik
3 Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif
4 Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
generator gelombang
Mikro
5 Germanium (Ge) Diode, transistor
6 Indium antimonida (In Sb) Magnetoresistor, piezoresistor,
detektor
radiasi inframerah
7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8 Silikon (Si) Diode, transistor, IC
9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
11 Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
12 Selenium (Se) Rectifier
13 Aluminium Stibium (Al Sb) Diode penerangan
14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan
15 Indium pospor (In P) Filter inframerah
16 Tembaga Oksida Rectifier
17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel
18 Plumbun Selenium (Pb Se) Foto sel
19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter
inframerah,
generator Hall

100
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan
nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat
paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh (Jons Jakob Berzelius 1923) silikon hampir
25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon
sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk
mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon.

5. CARA KERJA SEMIKONDUKTOR

Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai contoh dari cara
kerja semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang
serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah
tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada
arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air
murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi
arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion)
terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak.
Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak
bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan,
seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup
kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan
electron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena
Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi
karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik).
Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah
elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.

101
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor
tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan
yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata
letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi
thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung
hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak
menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan
terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor
bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor
tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah
ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena
tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari
materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah
transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar
dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis
adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari
transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran
satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor.
Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan
untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan
harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat
tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan
yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor
dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible

102
(tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat
seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi
isolator, sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu


elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa
muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk
karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di
antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang
disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua
diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal
silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

6. PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR

Semikonduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang elektronika dan


penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah. Hal penting dalam semi konduktor adalah
memahami susunan pita dan atom konduksi elektroniknya baik pada bahan konduktor
maupun pada semi konduktor. Pada bahan tersebut terdapat pita konduksi maupun pita
valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk, dan pada isolator jarak keduanya
cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan
terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi : panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup
tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi.
Berbagai penelitian celah energi pada intan 6 ev dan intan merupakan bahan isolator
dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan semikonduktor mempunyai celah energi lebih
sempit daripada isolator 0,12 – 5,3 ev seperti Si sebagai salah satu bahan semikonduktor
dengan celah energi 1,1 ev.
Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan-bahan intan, semikonduktor,
konduktor terlihat bahwa untuk menjadikan bahan semikonduktor agar menghantar listrik
diperlukan energi yang tidak besar. Silikon dan germanium murni disebut semi konduktor
intrinsik jika belum mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang sudah mendapatkan

103
bahan tambahan disebut ekstrinsik. Bahan tambahan yang dimaksud arsenikum (As) atau
boron (B). Bahan semikonduktor yang mendapatkan tambahan As akan menjadi semi
konduktor jenis N, sedangkan yang mendapatkan tambahan B akan menjadi semi konduktor
jenis P.
Beberapa bahan tambahan untuk semikonduktor dapat dilihat pada tabel Enegi Ionisasi
di bawah ini ;
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)
(Tipe – N)
Pospor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013
Antimon 0,039 0,010

Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)


(Tipe – P)
Boron 0,045 0,010
Aluminium 0,057 0,010
Gallium 0,065 0,011
Indium 0,16 0,011

Semikonduktor dikelompokkan menjadi dua yaitu ;

a. Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-atom lain


(atom pengotor). Untuk menjadikan pita valensi bertumpang tindih dengan pita konduksi
diantaranya diperlukan medan. Sebagai contoh : Si mempunyai celah energi 1 ev. Ini
diperkirakan beda energi antara dua inti ion yang terdekat dengan jarak .
Maka dari itu diperlukan gradien medan untuk menggerakan elektron dari
bagian atas pita valensi ke bagian bawah pita konduksi. Namun gradien sebesar itu kurang
praktis. Kemungkinan lain untuk keadaan transisi yaitu tumpang tindih kedua pita dapat
diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar ada juga beberapa elektron yang melintasi
celah energi dan hal ini menyebabkanterjadinya semi konduksi. Pada semikonduktor

104
intrinsik, konduksi tersebut disebabkan proses intrinsik dari bahan tanpa adanya pengaruh
tambahan. Kristal Si dan Ge murni adalah semikonduktor intrinsik.

Elektron-elektron yang dikeluarkan dari bagian teratas pita valensi ke bagian pita
konduksi karena energi termal adalah penyeban konduksi. Banyaknya elektron yang terkuat
untuk bergerak melintasi celah energi dapat dihitung dengan distribusi kemungkinan
Fermi – Dirac ;

Dimana Ef : tingkat fermi, K : konstanta boltzman = 8,64.10 –5 ev /0K, E-Ef : Eg/2, Eg :


besaran celah energi termal KT pada suhu kamar (0,026 ev). Karena nilai 1 pada penyebut dapat
diabaikan, maka persamaan di atas dapat ditulis :

P(E) ? e(? Eg / 2KT )

Karena perpindahan elektron dari pita valensi, maka pada pita valensi terjadi lubang
di setiap tempat yang ditinggalkan elektron tersebut. Suatu semi konduktor intrinsik
mempunyai lubang yang sama pada pita valensi dan elektron pada pita konduksi. Pada
pemakaian elektron yang lari ke pita konduksi dari pita valensi, misalnya karena panas dapat
dipercepat menggunakan keadaan kosong yang memungkinkan pada pita konduksi. Pada
waktu yang sama lubang pita valensi juga bergerak tetapi berlawanan arah dengan gerakan
elektron. Konduktivitas dari semi konduktor intrinsik tergantung konsentrasi muatan
pembawa tersebut yaitu ne dan nh.

b. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit
ketidakmurnian (doping) atau pengotoran dari luar (ekstraneous inqurities). Akibat doping ini
maka hambatan jenis semikonduktor mengalami penurunan Semikonduktor jenis ini terdiri
dari dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan elektron) dan semikonduktor tipe-P
(pembawa muatan hole).
105
1)TIPE – N

Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen
yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi. Dengan doping, Silikon
yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan elektron.
Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut juga
donor yang siap melepaskan elektron.

gb 3. struktur stom semikonduktor type – n.

2) TIPE – P

Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan trivalent yaitu unsur
dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4
elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan
sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan elektron
menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.

gb 4. struktur stom semikonduktor type – p.


106
7. ALAT SEMIKONDUKTOR
a. Alat Semikonduktor

Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen elektronik


yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu Silikon, Germanium, dan
Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor jaman sekarang telah menggantikan alat
thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi
elektronik dalam bentuk padat (solid state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau
bentuk gas (gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk
dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk
terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam satu keping Silikon yang
dinamakan Sirkuit terpadu (IC). adapun jenis IC yang bertegangan tinggi (High Voltage IC)
adalah IC berdaya monolitik bertegangan tinggi dengan menggunakan struktur bebas-
pengancing dielektrik yang unik. Penggerak motor chip tunggal (single chip motor driver),
gate driver dan IC pencitraan ultrasound untuk aplikasi industri, konsumen dan medis.

b. Dasar alat semikonduktor

Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah input seperti
medan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecil arus listrik untuk berada dalam
dirinya, dan ia merupakan sebuah insulator. Alasan utama mengapa semikonduktor begitu
berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan menambahkan
ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan listrik, dikenai cahaya, atau
dengan cara lain. CCD, sebagai contoh, unit utama dalam kamera digital, bergantung pada
kenyataan bahwa konduktivitas semikonduktor meningkat dengan terkenanya sinar. Operasi
transistor tergantung konduktivitas semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya
sebuah medan listrik.

Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui elektron yang dapat
bergerak atau bebas dan lubang. Lubang bukan partikel asli; dalam keadaan yang
membutuhkan pengetahuan fisika semikonduktor untuk dapat mengerti: sebuah lubang
adalah ketiadaan sebuah elektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini, dapat diperlakukan sebagai
muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron yang bermuatan-negatif. Untuk

107
mudahnya penjelasan "elektron bebas" disebut "elektron", tetapi harus dimengerti bahwa
mayoritas elektron dalam benda padat, tidak bebas, tidak menyumbang kepada konduktivitas.

Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa ketidakmurnian, dan ditaruh
di suhu yang mendekati nol mutlak dengan tanpa "eksitasi" (yaitu, medan listrik atau
cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas dan tidak ada lubang, dan oleh karena itu akan
menjadi sebuah insulator sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi panas memproduksi
beberapa elektron bebas dan lubang dalam pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan
semikonduktor pada suhu ruangan adalah insulator untuk kegunaan praktikum.

Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu ; dioda dan transistor.

DIODA

Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkan–pakai lem barangkali ya :), maka
akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya
memang material tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah, melainkan dari satu
bahan (monolithic) dengan memberi doping (impurity material) yang berbeda.

gb 5. simbol sambungan p-n

Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P lebih besar dari sisi
N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N mengisi kekosongan elektron (hole) di
sisi P.

gb 6. forward bias.

108
Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat dipahami tidak ada
elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di
sisi N lebih tinggi. Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai
untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED, dan Varactor.

Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes)

Menyediakan jajaran produk dioda daya yang serbaguna termasuk tipe dioda kaca
dengan keandalan yang tinggi, perangkat pelindung tekanan tegangan (surge suppression)
untuk melindungi peralatan elektronik (terutama dalam aplikasi otomotif) dan jenis
bertegangan tinggi untuk pengoperasian tampilan pada frekuensi tinggi. Tersedia dalam
bentuk axial lead, press-fit dan paket pemasangan permukaan (surface mount).

TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.

GB 7. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter).

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu


membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut
emitor, base dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor.
Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari
perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di kutup positif.

109
bi=2 dan polar = kutup. (William Schockley pada tahun 1951) adalah seseorang yang
pertama kali menemukan transistor bipolar.

GB 7.Transistor NPN dan PNP

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor
adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian – rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga
dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.

Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET),
yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya


menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus
listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas
dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama
mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya
(dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik
110
utama). Ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

BAHAN ORGANIK DAN SINTETIS

Bahan organik adalah bahan – bahan yang dihasilkan oleh alam. Sedangkan bahan
sintetis adalah bahan tiruan yang diciptakan oleh manusia.

Bahan Tambang
Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari penggalian dalam tanah
dalam bentuk bijih (seperti besi, seng, bongkahan batu : pualam, batu tulis, dll.) yang harus
diproses dahulu untuk mendapatkan bahan yang dikehendaki. Beberapa macam bahan
tambang tersebut antara lain :
a. Batu pualam, yaitu batu kapur (CaCo3) atau dolomit merupakan bongkahan
batu besar yang dipotong-potong menjadi lempengan tebal dengan ukuran
tertentu.
b. Asbes, yaitu bahan berserat, tidak kuat dan mudah putus, dan sebenarnya kuat
baik digunakan untuk penyekat listrik..
c. Mika. Mika ini mempunyai sifat-sifat teknis yang baik, sehingga banyak
digunakan sebagai bahan penyekat.
d. Mikanit. Yaitu Mika yang telah mendapat perubahan bentuk maupun susunan
bahannya sesuai kebutuhan. Tujuan melapis mika dan terkadang dengan
tambahan kain, kertas atau pita adalah untuk memperoleh tebal yang
dikehendaki agar dapat mempertinggi daya sekat listrik, dan untuk menanbah
kekuatan mekanis agar tidak retak jika digulung atau dilipat.
e. Mikafolium. Yaitu sejenis mikanit dan sebagai bahan menggunakan mika
yang ditaburkan di atas lapisan kertas tipis dengan perekat pernis dan bahan
sintetis lain. Mikafolium mudah dibengkokan dengan cara pemanasan, dan
bahan ini digunakan sebagai penyekat untuk pembungkus kawat atau batang
lilitan pada mesin-mesin listrik tegangan tinggi.

111
f. Mikalek . Yaitu dengan menggunakan gelas dan plastik sebagai bahan dasar,
bubuk mika sebagai pengisi dan ditambah perekat pernis kemudian dicetak.
Pengepresan cetakan membutuhkan suhu yang tinggi untuk dapat melunakan
gelas, sehingga bahan ini mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
g. Batu tulis. Yaitu merupakan bahan penyekat dengan bentuk berlapis -lapis
dan mudah dibelah-belah dengan pahat atau martil. Batu tulis ini tidak dapat
digosok halus seperti pualam, mempunyai mekanis kuat sebagai penyekat,
tetapi kurang menarik dan dapat menyerap air. Walaupun lebih tahan terhadap
asam dan panas tetapi bahan ini sudah jarang dipakai.
h. Phlogopite. Yaitu batu ambar mika yang mengandung kalium, silikat
magnesium aluminium yang berasal dari kanada dan madagaskar. Sedangkan
Muscivite adalah mika putih yang mengandung kalium, silikat aluminium
yang merupakan salah satu bahan penyekat terbaik karena lebih kuat, lebih
keras, lebih fleksibel daripada Phlogopite dan juga tahan terhadap asam dan
zat alkali.

Bahan Berserat
Bahan dasar yang dipergunakan untuk bahan berserat berasal dari tiga mac am, yaitu
tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis). Sebenarnya bahan ini kurang baik
sebagai bahan penyekat listrik karena sifatnya sangat menyerap cairan, sedangkan cairan itu
dapat merusak penyekat yang menyebabkan daya sekatnya menurun. Tetapi karena faktor-
faktor lain seperti : bahan berlimpah sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat
dan fleksibel; dan dengan disusun berlapis-lapis dan dicampur dengan zat-zat tertentu untuk
meningkatkan daya sekat, daya mekanis dan daya tahan panas, sehingga bahan berserat ini
banyak dipakai sebagai penyekat listrik.
Beberapa bahan yang termasuk bahan berserat, antara lain :
a. Benang
Benang merupakan hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang berserat cukup
panjang, setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih dahulu. Dari kumpulan
benang ini dapat dibuat tali, pita, dan kain tenun, yang selanjutnya disebut dengan tekstil.
Dalam bidang kelistrikan banyak digunakan sebagai penyekat kawat. benang banyak dipakai
untuk penyek at kawat halus yang digunakan dalam pembuatan pesawat-pesawat cermat
112
seperti pengukuran listrik. Sekarang banyak digunakan benang sintetis dari bahan plastik,
gelas, dan sebagainya karena lebih kuat dan tahan panas.
b. Tekstil
Dengan menenun benang menjadi tekstil (pita dan kain dengan berbagai macam
corak, ukuran dan kualitas) maksudnya adalah untuk memperoleh penyekat yang lebih baik,
yaitu pertama lebih kuat, dan kedua dalam beberapa hal mempermudah teknis pelaksanaan
(membalut lilitan penyekat kawat). Selain tekstil dari kapas, ada juga dari serat yumbuh-
yumbuhan yang dikenal dengan nama lena (linnen). Bahan ini lebih kuat daripada kertas.
Pada tekstil ini ada yang terbuat dari bahan tiruan (sintetis), dimana bahan ini digunakan
dalam bidang kelistrikan sebagai penyekat kawat-kawat lilitan mesin listrik, pengikat, dan
sebagainya. Karena sifat tekstil ini dapat menyerap cairan, maka untuk memperbaiki daya
sekatnya dilapisi atau dicelup ke dalam cairan lak penyekat.
c. Kertas
Bahan dasar kertas adalah selulosa, dimana bahan ini adalah zat sel tumbuh tumbuhan
yang terdapat antara kulit dan batangnya. Selulosa ini berserat, fleksibel, lunak dan menyerap
air, sedangkan bahan pembuat kertasnyadiambil dari kayu, merang, rami, majun (sisa bahan
tekstil), dan lain-lain. Kertas yang terlalu kering atau lembab, kekuatan penyekatnya
berkurang karena kertas sangat menyerap cairan, sehingga untuk mengatasinya kertas dilapisi
lak penyekat. Penggunaan kertas untuk penyekat selain sebagai pembalut lilitan kawat dan
kumparan, juga untuk penyekat kabel dan kondensator kertas. Untuk memenuhi tebal yang
diharapkan kertas dibuat berlapis -lapis.
d. Prespan
Prespan juga sebetulnya kertas, karena bahan dasarnya sama hanya berbeda
sifatsifatnya saja. Dibandingkan dengan kertas, prespan lebih padat sehingga kurang
menyerap air. Padat karena pembuatannya ditekan dengan tegangan tinggi sehingga lebih
keras dan lebih kuat, tetapi dapat dibengkokan dengan tidak retak-retak sehingga baik sekali
untuk penyekat alur stator atau rotor mes in listrik, juga pada transformator sebagai penyekat
lilitan dan kawatnya. Prespan ini di pasaran berbentuk lembaran atau gulungan dengan
ukuran tebal antara 0,1 sampai 5 mm, warnanya kekuning-kuningan, coklat muda atau abu.
Karena daya menyerap air masih ada, maka dalam pelaksanaannya selalu masih perlu dilapisi
lak penyekat.
e. Kayu
113
Pada tahun-tahun yang silam, kayu banyak digunakan sebagai penyekat misalnya
untuk tiang listrik, karena terdapat dimana-mana dan harganya murah. Sekarang kayu banyak
terdesak oleh besi, beton, dan bahan sintetis. Kelebihan kayu adalah kekuatan mekanisnya
cukup tinggi tergantung dari macam dan kerasnya kayu, tetapi kelemahannya adalah
menyerap air, dapat rusak karena hama dan penyakit serangga sehingga mudah rapuh.
Supaya day a tahan lama, maka kayu harus diawetkan lebih dahulu.
f. Fiber Pulkanisir
Proses pembuatan bahan ini sebelum digulung pada silinder baja, kertas dilewatkan
melalui larutan chlorida seng (ZnCl2) yang panas. Tiap lapisan direkatkan dengan perekat
sampai mencapai tebal lapisan yang dikehendaki pada gulungan tersebut. Pembersihan
kembali zat chlorida seng dilakukan dengan air bersih, kemudian di pres menjadi lembaran,
papan, atau dibuat pipa dengan tebal antara 0,5 sampai 25 mm. Bahan ini kuat sekali, tetapi
menyerap air sehingga sebelumnya dilapis dahulu dengan parapin, minyak transformator atau
zat lain serupa.
g. Kain Pernis
Bahan kain yang telah dipernis sering disebut dengan cambric. Kelebihan bahan ini
adalah fleksibel, kekuatan mekanisnya tinggi sedangkan lapisan pernisnya merupakan
penyekat listrik yang baik. Sehingga daya penyekat semacam ini sangat luas digunakan pada
pekerjaan mesin listrik, peralatan, serta kabel listrik selain dijadikan pita dan pembalut.
Macam penyekat ini dapat digunakan untuk suhu sekitar 1000C, dengan bahan sintetis
seperti polyester dan polyamid. Kain pernisan dijual dalam gulungan dengan lebar kira-kira 1
yard dan panjang antara 45 yard sampai 90 yard.
h. Pita Penyekat
Bahan ini banyak digunakan dalam bidang instalasi listrik, yang merupakan pita
penyekat dengan campuran karet dalam gulungan kecil antara 1 dan 5 cm lebar dan garis
tengah luar kira-kira 15 cm. Tebal pita kira-kira 0,25 mm. Sekarang banyak pita perekat
terbuat dari bahan sintetis kuat dan tidak menyerap air, tetapi tidak untuk suhu yang tinggi.
Gelas dan Keramik
a. Gelas
Gelar merupakan penyekat yang baik untuk arus listrik, tetapi kekuatan mekanisnya
kecil dan sangat rapuh tidak seperti bahan keramik. Pemakaian dalam teknik listrik antara
lain untuk pembuatan bola lampu pijar, termometer-kontak (untuk mengontrol suhu tertentu
114
suatu tenpat seperti tempat penetasan telur), dan lain-lain. Untuk hiasan penerangan listrik
banyak dipakai ornamen kaca yang dibuat dari kaca susu, kaca kabur (matglas) dan kaca
opal, yang dalam perdagangan terdapat bermacam-macam bahan gelas seperti gelas kristal,
gelas kali, gelas natron, dan gelas flint. Bahan baku pembuatan gelas adalah kuarsa dan
kapur yang dicairkan bersama-sama dengan bahan lainnya. Paduan kuarsa dengan oksida
timbel menghasilkan gelas kristal, bahan baku ditambah dengan potas menghasilkan gelas
kali, dan penambahan soda menghasilkan gelas natron. Pengerjaan bahan baku di atas
biasanya dipanaskan sampai + 20000C, sehingga menjadi encer dan baru dikerjakan.
b. Keramik
Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan, kemudian
dijadikan barang keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik digunakan untuk
penyekat loceng dan mantal. Keramik yang digunakan untuk keperluan teknik listrik harus
mempunyai daya sekat yang besar dan dapat menahan gaya mekanis yang besar seperti
porselin dan steatit. Bahan penyekat dari porselin seperti : penyekat lonceng, penyekat
mantel, penyekat cincin, penyekat tegangan tinggi, sekering pipa porselin, dan lain-lain.
Sedangkan bahan penyekat terbuat dari steatit, antara lain : sakelar, kontak tusuk, manik-
manik penyekat kawat penghubung yang dapat melentur (fleksibel) dan letaknya berdekatan
dengan alat pemanas listrik, untuk pembuatan bumbung penerus (tube), pena-kontak -baut,
badan alat-alat pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-lain.

Plastik
Plastik merupakan paduan dari dua bahan yaitu bahan perekat (seperti damar atau
resin) dan bitumin dengan bahan pengisi serbuk batu, serbuk kayu dan katun. Menurut
paduannya, ada bermacam-macam bahan plastik, diantaranya bakelit. Ada dua jenis plastik
yang perlu kita ketahui, yaitu :
a. Thermoplastik. Bahan ini pada suhu 600C sudah menjadi lunak, dan pemanasan
sampai mencair tidak merubah struktur kimiawi
b. Thermosetting plastik. Bahan ini setelah mengalami proses pencairan dan cicetak
menjadi barang akan mengalami perubahan struktur kimiawi, hingga tidak dapat lunak lagi
walaupun dipanaskan. Beberapa bahan pengisi paduan dalam pembuatan plastik selain yang
telah disebutkan di atas, antara lain : mika, alpha selulosa, kain kapas, kertas, asbes, grafit,
karbon, dan kanvas.
115
Karet, Ebonit dan Bakelit
a. Karet
Karet merupakan bahan penting untuk penyekat dalam teknik listrik yang terbuat dari
getah bermacam-macam pohon karet, salah satu diantaranya : Hevea Braziliensis yang
menghasilkan karet terbanyak dengan kualitas tinggi. Proses penyampuran karet kasar
dengan belerang dan bahan tambahan lainnya dibeut vulkanisasi. Untuk mendapatkan
vulkanisasi yang baik dengan cara pemanasan uap, karena tekanan uap dpat mencegah
terjadinya pori dalam masa yang divulkanisir, sedang pemanasannya dapat berjalan teratur.
Bahan perekat untuk kulit, karet dan sebagainya dapat dibuat dari karet kasar dicampur
dengan bensin atau bensol. Karet kasar juga merupakan bahan untuk pembuatan pita
penyekat (dibuat dari bahan katun, dicelupkan dalam larutan karet kasar untuk memberi gaya
perekat pada pita tersebut. Pita penyekat ini dapat dipakai untuk menyekat tempat
sambungan kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota, serta dalam industri mobil. Dalam
teknik listrik karet sebagai penyekat hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas pemasangan
instakasi kistrik, dll.
b. Ebonit
Bahan dasar ebonit adalah karet dan untuk mendapatkan kekerasan dicampur dengan
belerang dan bahan tambahan lainnya sekitar 30 sampai 50 % dengan melalui proses
vulkanisasi yang lama. Dalam perdagangan ebonit berbentuk lempeng, batang atau pipa
dengan bermacam-macam ukuran.
c. Bakelit
Bakelit adalah bahan paduan secara kimia bermacam -macam zat yang pertama
dibuat oleh perusahaan Bakelit Co., yang kemudian dibuat oleh perusahaan lain dengan nama
sendiri-sendiri, seperti perusahaan Philips dari Belanda dengan nama philite, perusahaan
Hasemeir dengan nama hajalite yang dikenal dengan nama bakelit.

116

Anda mungkin juga menyukai