Anda di halaman 1dari 10

BAHAN ISOLASI CAIR

Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik,
misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi
cair
berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin. Karena itu
persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara lain :
mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.

1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian
minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari
rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon.
Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang dapat
dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon.
Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus
yang tinggi. Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan seperti ditunjukkan pada Gb. 3.6

Gambar 3.6 Alat pengujian tegangan tembus minyak transformator

Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan auto-transformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum
saat terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya locatan bunga api. Locatan
bunga api dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat
dari Voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi (karena
setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol.
Tegangan temus nominal minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu

Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator ketahanan


listriknya memenuhi persyaratan yang berlaku. Ketahanan listrik minyak
transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan dapat pula karena
kandungan air.
Keasaman minyak transformator dapat dinetralisir dengan menggunakan potas
hidroksida (KOH). Sedangkan kandungan air di dalam minyka transformator
dapat dihilangkan dengan memakai bahan higroskopis yaitu Silikagel. Agar
minyak transformator berfungsi sebagai pendingin yang baik, maka
kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersirkulasi di dalam tangki
sehingga dapat mendinginkan transformator dengan lebih baik. Kekentalan
relatif minyak transformator tidak boleh lebih dari 4,2 0 pada suhu 200C dan
1,80, hingga 1,850. Maksimum 20
pada suhu 500C. 
Minyak transformator sebagai pendingin perlu diperhatikan kekentalannya tidak
terlalu
tinggi dan titik nyata cukup tinggi. Titik nyala untuk minyak transformator
tidak boleh lebih rendah dari 1350 C untuk minyak yang masih baru dan 1300 C
untuk minyak yang sedang digunakan. Titik nyala dapat diukur dengan alat
seperti ditunjukkan pada Gb.3.7 Cara pengujian titik nyala adalah sebagai
berikut : Minyak yang akan diuji dituangkan ke dalam cangkir hingga
permukaannya setinggi tanda tertentu yang ada di dalam cangkir, kemudian
penutup 1 dipasang dan pemanasan dimulai. Minyak kemudian diaduk secara
terus menerus dengan pengaduk 6. Suhu dibuat naik 2 derajat setiap menit.
Mulai suhu 1000 C pengujian titik nyala dilakukan setiap kenaikan 1 derajat
dengan cara menghentikan pencampuran yaitu memutar kepala sekrup 3
sehingga menggerakkan tutup 1. Nyala dari pembakar 4 didekatkan
kepermukaan minyak sehingga suhu pada permukaan minyak naik dan uapnya
terbakar oleh nyala api tersebut.

Sumber : http://myblogiyanpratama.blogspot.co.id/2011/03/bahan-isolasi-cair-
bahan-isolasi-cair.html
Isolator Cair

Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan
juga sebagai pendingin  Sehingga banyak digunakan pada peralatan seperti transformator,
Pemutus Tenaga, switch gear.

Mekanisme Ketembusan Isolasi Cair

Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi
cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga
memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair
akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses
konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung
dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge).
Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.

Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi ketembusan minyak transformator


seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum
pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator
yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga
mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.

Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa


hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan
karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator
merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator
itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus. Dalam struktur molekul material isolasi,
elektronelektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan
terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu
tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan
tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya
sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila
material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau
kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan tembus.

Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi

Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:

– Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi


tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi.

– Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak
petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan
hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan
permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai
dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.
– Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi
akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi
dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting
bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi yang

bervariasi antara 10-4 pada 20oC dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.

– Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih
besar dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk material
isolasi adalah 1016 W-m atau lebih. (W=ohm) Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh
ASTM yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus memiliki
tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata
lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar
ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 28 kV untuk
suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan standar yang diterima
secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai suatu
bahan isolasi.

Kegagalan Pada Isolasi Cair (Minyak)

Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi ketidakmurnian di
dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat, uap air dan gelembung
gas.

ü  Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair

Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori
kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum
didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar
sesuai antara keadaan secara teoritis dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi
cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut:

a. Teori Kegagalan Elektronik

Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya proses kegagalan yang
terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. Oleh karena itu supaya
terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal
inilah yang akan memulai proses kegagalan.

b. Teori Kegagalan Gelembung

Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan zat cair yang disebabkan
oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.

c. Teori Kegagalan Bola Cair

Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain, maka dapat terjadi
kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan
menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan
dan pada medan yang kritis tetesan inimenjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar
dari ujung tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.

d. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat

Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran zat
padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi kegagalan.

Macam-Macam Isolator Cair

 Minyak transformator

Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam
transformator akan timbul hidrokarbon.

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya


direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga
yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media
pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan
tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula dibuat dari bahan
organic, misalnya: minyak  trafo piranol, silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak
transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi.

Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:

• kekuatan isolasi tinggi

• penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak
dapat mengendap dengan cepat

• viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik

• titik nyala yang tinggi dan tidak mudah

• tidak merusak bahan isolasi padat

• sifat kimia yang stabil

Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media pendingin
antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak trafo berfungsi
dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan standar kebutuhan, ditunjukkan pada tabel
1.
Tabel 1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.

Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau
bertegangan >30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai.

Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan menggunakan
auto transformator sehingga dapat diketahui tengan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi
yaitu terjadinya loncatan bunga api. Loncatan bunga api dapat dilihat lewat lubang yang
diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya
kegagalan isolasi (karena setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan
harga nol).

ü  Proses pemurnian minyak transformator

Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya: kertas, kayu, tekstil),
dammar dsb. Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak transformator. Bentuk dari
pengotoran dapat bermacam-macam yaitu: meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang
digunakan di dalam transformator, partikel-partikel yang mengendap di dasar tangki, pada
belitan atau pada intinya. Dengan adanya pengotoran maka tegangan tembus minyakakan
menurun dan ini berarti mengurangi atau menurunnya umur pemakaian minyak.

Akhir-akhir ini usaha memperlambat terjadinya penurunan tegangan tembus minyak


transformator untuk pemakaian pada transformator yang bertegangan kerja tinggi dan
dayanya besar, ruangan yang terdapat di atas permukaan minyak diisi bdengan gas murni
(biasanya nitrogen).

Cara lain untuk memperpanjang umur minyak transformator adalah dengan mencampurkan
senyawa tertentu antara lain: paraoksi diphenilamin. Senyawa tersebut dimasukan ke dalam
minyak transformtor yang telah dipanasi 80˚ hingga 85˚C. campuran tersebut konsentrasinya
dibuat 0,1% dan selanjutnya didinginkan. Minyak transformator yang sudah diberi senyawa
paraoksi dipenilamin akan berwarna kemerah-merahan.

a. Pemanasan

Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada perangkat khusus
yang disebut Penggodok minyak (Oil Boiler). Air yang yang terkandung di dalam minyak
akan menguap.

Cara ini dianggap sebagai cara yag paling sederhana dalam hal pemurnian minyak
transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya: fiber, jelaga: akan
tetap tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut mendekati titik penguapan
minyak, akan menyebabkan umur minyak berkurang. Namun hal ini dapat diiatasi dengan
cara memanaskan minyak di tempat pakem, sehingga air akan menguap pada suhu yang
relative rendah. Namun demikian pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak.

b. Penyaringan

Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang tercemar. Untuk
mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang terkandung dalam ninyak
transformator diserap dengan kertas higriskopis. Dengan cara ini baik air maupun partikel-
partikel pencemar lainnya akan tersaring sekaligus.

Untuk menambah output mesin penyaring, minyak dipanasi 40˚ hingga 45˚C sehingga
viskositas minyak menurun dan dengan demikian makin memudahkan penyaringan.
Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring dengan tekanan
3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring diganti setelah digunakan selama 4 jam, tetapi bila
minyaknya sangat kotor, penggantiannya dilakukan setiap 0,5 hingga 1 jam.

c. Pemusingan

Pencemaran minyak transformator misalnya: fiber, karbon maupun lumpur adalah lebih besar
daripada minyak transformator sehingga kotoran-kotoran tersebut suatu saat mengendap dan
mudah dipisahkan secara kasar. Untuk mempercepat proses pemisahan, maka minyak
dipanaskan 45˚ hingga 55˚ di dalam suatu tabung dan kemudian diputar atau dipusing dengan
cepat. Karena gaya  sentrifugal, maka subtansi yang lebih berat akan berada di bagian pinggir
bejana dan minyaknya sendiri yang relative lebih ringan akan berada di tengah bejana.

Bagian utama dari pemutar adalah sebuah silinder yang memiliki lempengan-lempengan
(hingga 50 buah). Lempengan-lempengan tersebut berputar bersama-sama dengan poros.

d. Regenerasi

Pencemaran minyak transformtor seperti yang dijelaskan sebelumnya. Pencemaran akan lebih
dapat dihilangkan dengan pemurnian khusus yaitu regenerasi.

Cara ini mengunakan absorben untuk regenarasi minyak transformator. Dalam praktek, cara
ini banyak digunakan pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan gardu-gardu induk.

Absorben adalah subtansi yang siap menyerap produk yang diakibatkan oleh pemakaian dan
kelembaban pada minyak transformator. Regenerasi dengan absorben dapat lebih baik
hasilnya jika dilakukan setelah minyak ditambah dengan H2SO4. Selanjutnya jika terjadi
kelebihan asam dapat dinetralisir dengan kalium hidroksida (KOH) dan kemudian minyaknya
dicuci dengan air yang dialirkan, ditambah dengan absorben dan kemudian disaring.

Terdapat 2 cara untuk menambahjan absorben ke dalam minyak transformator, yaitu:

–          Minyak dipanaskan dan dicampur dengan absorben yang dipadatkan dan kemudian
disaring. Cara atau metode ini disebut Metode Sentuhan (Contact Method).

–          Minyak yang telah dipanasi dialikan melalui lapisan tipis dari absorben yang disebut
Metode Filtrasi.

Filtrasi penyerap untuk regenerasi minyak transfortor terdiri dari sebuah silinder yang dilas
dengan sebuah kawat kasa di dasarnya, di sini penyerap dimasukkan ke dalam minyak
kemudian dialirkan melalui kawat kasa tersebut.

Lama kelamaan kawat kasa akan tersumbat partikel-partikel halus dari absorben. Untuk
membersihkan absorben yang tersaring dan sisa-sisa minyak, silinder dapat dibalikkan atau
diputar 180˚.

Instalasi ini akan lebih efisien jika 10% sampai 20% absorben dibuang dari dasar absorber
dan ditambahkan absorben baru.
Dapat digunakan 2 absorber yang dikopel secara seri sehingga minyak mengalir pada awal
melalui absorber yang mash baru, kemudian minyak dialirkan ke absorber yang berikutnya.

Absorber yang digunakan untuk regenerasi kebanyakan produk buatan misalnya: silikagel,
alumina atau tanah liat khusus.

ü  Perbandingan Tegangan Tembus Media Isolasi Minyak Baru dan Minyak Bekas

Tegangan tembus pada isolasi minyak baru lebih besar dibandingkan dengan isolasi minyak
bekas. Hal ini disebabkan karena pada minyak bekas terdapat kandungan partikel-partikel dan
uap air yang menyebabkan ketidakmurnian pada minyak.

Apabila jumlah partikel yang melayang pada minyak sangat banyak, partikel-partikel tersebut
akan  embentuk semacam jembatan yang menghubungkan kedua elektroda sehingga
mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan. Namun bila hanya terdapat sebuah partikel,
partikel tersebut akan membuat perluasan area medan (local field enhancement) yang luasnya
ditentukan oleh bentuk partikel itu sendiri. Jika perluasan area medan ini melebihi ketahanan
benda cair, maka terjadilah peristiwa kegagalan setempat (local breakdown) yaitu terjadi di
dekat

partikel-partikel asing tersebut. Hal ini akan membuat terbentuknya gelembung-gelembung


gas yang pada akhirnya juga menyebabkan peristiwa kegagalan pada minyak tersebut.

Pada minyak bekas cenderung memiliki kadar uap air yang lebih besar daripada minyak baru.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap
air yang terlarut memisah dari minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika jumlah
molekul-molekul uap air benyak, maka akan terbentuk kanal peluahan. Kanal ini akan
merambat dan memanjang sampai menghasilkan tembus listrik.

Ketidakmurnian ini sangat berpengaruh dalam kegagalan isolasi sehingga pada minyak bekas
akan lebih mudah terjadi discharge dibandingkan dengan minyak baru karena kekuatan
isolasi minyak bekas sudah tidak sebagus minyak baru.

 Minyak Sintetis

Isolasi cairan sintetis yang banyak digunakan adalah cairan yang berisi Chloor (hidrokarbon
seperti difenil C10 H12) dimana 3 sampai 5 atom hydrogen diganti dengan atom Chloor.
Bahan-bahan ini di antaranya adalah: Sovol, Askarel, Araclor, Pyralen, Shibanol.

 Sovol

Sovol adalah cairan yang agak kental, tidak berwarna. Massa jenisnya jauh lebih besar dari
minyak transformator yaitu 1,5 g/cm3. Tegangan tembus sovol kurang lebih sama dengan
minyak transformator yaitu ± 20 kV/cm, sedangkan permitivitasnya lebih tinggi.

Bahan sovol ditambah sedikit dengan Trichlorobenzena (C8H3L3) untuk mengurangi


kekentalannya diperoleh bahan baru dengan nama Sovtol.

Salah satu manfaat penggunaan sovol dan sovtol adalah karena pencampuran uapnya dengan
udara tidak terbakar dan tidak menyebabkan ledakan. Karena itu transformator yang diisi
dengan sovtol tidak mempunyai resiko kebakaran dan dapat dipasang di dalam ruangan jika
transformator minyak biasa tidak memungkinkan dipasang.

Sovol dan sovtol tidak dapat digunakanuntuk bahan isolasi pemutus, karena akibat adanya
busur api pada waktu terjadinya pemutusan akan menghasilkan karbon. Kekurangannya yang
lian, bahan ini adalah beracun, karena itu jika mengunakan bahan ini harus diimbangi dengan
ventilasi yang baik.

 Minyak Silikon

Bahan ini lebih mahal harga daripada minyak transformator. Tetapi mempunyai kelebihan
antara lain sudut kerugian dielektrik kecil, higroskopisitasnya dapat diabaikan dan resistivitas
panasnya relative tinggi. Massa jenis ±1 g/cm3, permitivitas relatifnya 2,5; tan  0,OOO2
PADA 1000Hz, titik nyala tidak kurang dari 145˚C, titik beku tidak lebih rendah dari -60˚C.

Sumber : https://ancharyu.wordpress.com/2010/02/27/isolator-cair/

Anda mungkin juga menyukai