Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik,
misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi
cair
berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin. Karena itu
persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara lain :
mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian
minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari
rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon.
Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang dapat
dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon.
Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus
yang tinggi. Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan seperti ditunjukkan pada Gb. 3.6
Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan auto-transformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum
saat terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya locatan bunga api. Locatan
bunga api dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat
dari Voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi (karena
setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol.
Tegangan temus nominal minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu
Sumber : http://myblogiyanpratama.blogspot.co.id/2011/03/bahan-isolasi-cair-
bahan-isolasi-cair.html
Isolator Cair
Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan
juga sebagai pendingin Sehingga banyak digunakan pada peralatan seperti transformator,
Pemutus Tenaga, switch gear.
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama adalah isolasi
cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga
memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair
akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses
konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung
dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge).
Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:
– Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak
petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan
hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan
permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai
dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.
– Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi
akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi
dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting
bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi yang
bervariasi antara 10-4 pada 20oC dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.
– Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih
besar dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk material
isolasi adalah 1016 W-m atau lebih. (W=ohm) Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh
ASTM yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus memiliki
tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata
lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar
ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 28 kV untuk
suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan standar yang diterima
secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai suatu
bahan isolasi.
Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi ketidakmurnian di
dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat, uap air dan gelembung
gas.
Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori
kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum
didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar
sesuai antara keadaan secara teoritis dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi
cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut:
Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya proses kegagalan yang
terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. Oleh karena itu supaya
terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal
inilah yang akan memulai proses kegagalan.
Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan zat cair yang disebabkan
oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.
Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain, maka dapat terjadi
kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan
menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan
dan pada medan yang kritis tetesan inimenjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar
dari ujung tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.
Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran zat
padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi kegagalan.
Minyak transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam
transformator akan timbul hidrokarbon.
Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula dibuat dari bahan
organic, misalnya: minyak trafo piranol, silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak
transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi.
• penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak
dapat mengendap dengan cepat
• viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media pendingin
antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak trafo berfungsi
dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan standar kebutuhan, ditunjukkan pada tabel
1.
Tabel 1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.
Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau
bertegangan >30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan menggunakan
auto transformator sehingga dapat diketahui tengan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi
yaitu terjadinya loncatan bunga api. Loncatan bunga api dapat dilihat lewat lubang yang
diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya
kegagalan isolasi (karena setelah terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan
harga nol).
Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya: kertas, kayu, tekstil),
dammar dsb. Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak transformator. Bentuk dari
pengotoran dapat bermacam-macam yaitu: meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang
digunakan di dalam transformator, partikel-partikel yang mengendap di dasar tangki, pada
belitan atau pada intinya. Dengan adanya pengotoran maka tegangan tembus minyakakan
menurun dan ini berarti mengurangi atau menurunnya umur pemakaian minyak.
Cara lain untuk memperpanjang umur minyak transformator adalah dengan mencampurkan
senyawa tertentu antara lain: paraoksi diphenilamin. Senyawa tersebut dimasukan ke dalam
minyak transformtor yang telah dipanasi 80˚ hingga 85˚C. campuran tersebut konsentrasinya
dibuat 0,1% dan selanjutnya didinginkan. Minyak transformator yang sudah diberi senyawa
paraoksi dipenilamin akan berwarna kemerah-merahan.
a. Pemanasan
Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada perangkat khusus
yang disebut Penggodok minyak (Oil Boiler). Air yang yang terkandung di dalam minyak
akan menguap.
Cara ini dianggap sebagai cara yag paling sederhana dalam hal pemurnian minyak
transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya: fiber, jelaga: akan
tetap tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut mendekati titik penguapan
minyak, akan menyebabkan umur minyak berkurang. Namun hal ini dapat diiatasi dengan
cara memanaskan minyak di tempat pakem, sehingga air akan menguap pada suhu yang
relative rendah. Namun demikian pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak.
b. Penyaringan
Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang tercemar. Untuk
mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang terkandung dalam ninyak
transformator diserap dengan kertas higriskopis. Dengan cara ini baik air maupun partikel-
partikel pencemar lainnya akan tersaring sekaligus.
Untuk menambah output mesin penyaring, minyak dipanasi 40˚ hingga 45˚C sehingga
viskositas minyak menurun dan dengan demikian makin memudahkan penyaringan.
Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring dengan tekanan
3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring diganti setelah digunakan selama 4 jam, tetapi bila
minyaknya sangat kotor, penggantiannya dilakukan setiap 0,5 hingga 1 jam.
c. Pemusingan
Pencemaran minyak transformator misalnya: fiber, karbon maupun lumpur adalah lebih besar
daripada minyak transformator sehingga kotoran-kotoran tersebut suatu saat mengendap dan
mudah dipisahkan secara kasar. Untuk mempercepat proses pemisahan, maka minyak
dipanaskan 45˚ hingga 55˚ di dalam suatu tabung dan kemudian diputar atau dipusing dengan
cepat. Karena gaya sentrifugal, maka subtansi yang lebih berat akan berada di bagian pinggir
bejana dan minyaknya sendiri yang relative lebih ringan akan berada di tengah bejana.
Bagian utama dari pemutar adalah sebuah silinder yang memiliki lempengan-lempengan
(hingga 50 buah). Lempengan-lempengan tersebut berputar bersama-sama dengan poros.
d. Regenerasi
Pencemaran minyak transformtor seperti yang dijelaskan sebelumnya. Pencemaran akan lebih
dapat dihilangkan dengan pemurnian khusus yaitu regenerasi.
Cara ini mengunakan absorben untuk regenarasi minyak transformator. Dalam praktek, cara
ini banyak digunakan pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan gardu-gardu induk.
Absorben adalah subtansi yang siap menyerap produk yang diakibatkan oleh pemakaian dan
kelembaban pada minyak transformator. Regenerasi dengan absorben dapat lebih baik
hasilnya jika dilakukan setelah minyak ditambah dengan H2SO4. Selanjutnya jika terjadi
kelebihan asam dapat dinetralisir dengan kalium hidroksida (KOH) dan kemudian minyaknya
dicuci dengan air yang dialirkan, ditambah dengan absorben dan kemudian disaring.
– Minyak dipanaskan dan dicampur dengan absorben yang dipadatkan dan kemudian
disaring. Cara atau metode ini disebut Metode Sentuhan (Contact Method).
– Minyak yang telah dipanasi dialikan melalui lapisan tipis dari absorben yang disebut
Metode Filtrasi.
Filtrasi penyerap untuk regenerasi minyak transfortor terdiri dari sebuah silinder yang dilas
dengan sebuah kawat kasa di dasarnya, di sini penyerap dimasukkan ke dalam minyak
kemudian dialirkan melalui kawat kasa tersebut.
Lama kelamaan kawat kasa akan tersumbat partikel-partikel halus dari absorben. Untuk
membersihkan absorben yang tersaring dan sisa-sisa minyak, silinder dapat dibalikkan atau
diputar 180˚.
Instalasi ini akan lebih efisien jika 10% sampai 20% absorben dibuang dari dasar absorber
dan ditambahkan absorben baru.
Dapat digunakan 2 absorber yang dikopel secara seri sehingga minyak mengalir pada awal
melalui absorber yang mash baru, kemudian minyak dialirkan ke absorber yang berikutnya.
Absorber yang digunakan untuk regenerasi kebanyakan produk buatan misalnya: silikagel,
alumina atau tanah liat khusus.
ü Perbandingan Tegangan Tembus Media Isolasi Minyak Baru dan Minyak Bekas
Tegangan tembus pada isolasi minyak baru lebih besar dibandingkan dengan isolasi minyak
bekas. Hal ini disebabkan karena pada minyak bekas terdapat kandungan partikel-partikel dan
uap air yang menyebabkan ketidakmurnian pada minyak.
Apabila jumlah partikel yang melayang pada minyak sangat banyak, partikel-partikel tersebut
akan embentuk semacam jembatan yang menghubungkan kedua elektroda sehingga
mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan. Namun bila hanya terdapat sebuah partikel,
partikel tersebut akan membuat perluasan area medan (local field enhancement) yang luasnya
ditentukan oleh bentuk partikel itu sendiri. Jika perluasan area medan ini melebihi ketahanan
benda cair, maka terjadilah peristiwa kegagalan setempat (local breakdown) yaitu terjadi di
dekat
Pada minyak bekas cenderung memiliki kadar uap air yang lebih besar daripada minyak baru.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap
air yang terlarut memisah dari minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika jumlah
molekul-molekul uap air benyak, maka akan terbentuk kanal peluahan. Kanal ini akan
merambat dan memanjang sampai menghasilkan tembus listrik.
Ketidakmurnian ini sangat berpengaruh dalam kegagalan isolasi sehingga pada minyak bekas
akan lebih mudah terjadi discharge dibandingkan dengan minyak baru karena kekuatan
isolasi minyak bekas sudah tidak sebagus minyak baru.
Minyak Sintetis
Isolasi cairan sintetis yang banyak digunakan adalah cairan yang berisi Chloor (hidrokarbon
seperti difenil C10 H12) dimana 3 sampai 5 atom hydrogen diganti dengan atom Chloor.
Bahan-bahan ini di antaranya adalah: Sovol, Askarel, Araclor, Pyralen, Shibanol.
Sovol
Sovol adalah cairan yang agak kental, tidak berwarna. Massa jenisnya jauh lebih besar dari
minyak transformator yaitu 1,5 g/cm3. Tegangan tembus sovol kurang lebih sama dengan
minyak transformator yaitu ± 20 kV/cm, sedangkan permitivitasnya lebih tinggi.
Salah satu manfaat penggunaan sovol dan sovtol adalah karena pencampuran uapnya dengan
udara tidak terbakar dan tidak menyebabkan ledakan. Karena itu transformator yang diisi
dengan sovtol tidak mempunyai resiko kebakaran dan dapat dipasang di dalam ruangan jika
transformator minyak biasa tidak memungkinkan dipasang.
Sovol dan sovtol tidak dapat digunakanuntuk bahan isolasi pemutus, karena akibat adanya
busur api pada waktu terjadinya pemutusan akan menghasilkan karbon. Kekurangannya yang
lian, bahan ini adalah beracun, karena itu jika mengunakan bahan ini harus diimbangi dengan
ventilasi yang baik.
Minyak Silikon
Bahan ini lebih mahal harga daripada minyak transformator. Tetapi mempunyai kelebihan
antara lain sudut kerugian dielektrik kecil, higroskopisitasnya dapat diabaikan dan resistivitas
panasnya relative tinggi. Massa jenis ±1 g/cm3, permitivitas relatifnya 2,5; tan 0,OOO2
PADA 1000Hz, titik nyala tidak kurang dari 145˚C, titik beku tidak lebih rendah dari -60˚C.
Sumber : https://ancharyu.wordpress.com/2010/02/27/isolator-cair/